Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachel Erika Gloria
"Perkembangan teknologi komunikasi bermanfaat untuk memproses dan menyampaikan informasi dengan cara yang semakin modern. Salah satu bentuk penyiaran dapat dilakukan melalui siaran televisi. Dalam skripsi ini membahas mengenai putusan pengadilan dalam Perjanjian Penunjukan Pelaksana Siaran Televisi Swasta Umum antara TVRI dan Indosiar. Perjanjian tersebut dimulai dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2014, dalam perjanjian tersebut menyatakan bahwa TVRI sebagai pihak pertama menunjuk Indosiar untuk menjadi siaran televisi swasta umum, kemudian Indosiar berjanji untuk memberikan 12,5% dari seluruh penghasilannya kepada TVRI selama 20 tahun. Pada tahun 2000, pemerintah mengesahkan peraturan baru yang mengubah status TVRI dari Yayasan ke Perusahaan Jawatan. Hal tersebut membuat pihak Indosiar merasa tidak perlu lagi melaksanakan prestasinya. Kemudian TVRI mengajukan permohonan gugatan kepada Indosiar karena Indosiar tidak melakukan prestasinya sampai dengan tahun 2000. Namun sampai dengan putusan akhir, hakim menolak permohonan dari TVRI tersebut dan menyatakan bahwa Indosiar tidak melakukan wanprestasi.

Development of communication technology is useful to process and convey information in a way that the more modern. One form of broadcasting can be done via television broadcasts. This thesis concerning judgment of a court in agreement appointment of execution private television broadcast common between TVRI and Indosiar. The deal is started from 1994 until 2014, in the treaty states that TVRI as the first party constitute Indosiar to become a television broadcast of public, then Indosiar promised to give 12.5% of all income is to TVRI for 20 years. In 2000, the government adopt new rules that change the status TVRI from the foundation into the company jawatan. It makes Indosiar feel no longer have to carry out the performance. Then TVRI submit the application for a lawsuit to Indosiar because Indosiar did not do the performance until the end of year 2000. But until the end of the court, with a verdict the judge refused the request of TVRI and expressed that Indosiar not doing the tort."
2014
S54344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Jasmine
"Persaingan yang ketat dalam industri televisi Indonesia akan semakin menajam dengan akan mulai mengudaranya 4 stasiun televisi baru, dengan tenggat waktu 25 Oktober 2001 ini. Belanja iklan yang pada tahun ini masih dinikmati oleh 6 stasiun televisi, mulai akhir tahun akan dibagi kepada 10 stasiun televisi.
Untuk berusaha bertahan dalam situasi ini, hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah pendapatan, mengingat biaya operasional stasiun televisi yang sangat tinggi. Salah satu penentu utama dari pendapatan adalah penentuan harga spot iklan di stasiun televisi swasta, sehingga penentuan harga tersebut dapat dioptimalkan, namun juga sesuai dengan persepsi kualitas dan program tersebut dari sisi pemasang ikian.
Dengan dasar pemikiran diatas, maka penelilian ini dilakukan untuk mengidentifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi pemasang iklan dalam pengambilan keputusan pembelian
spot iklan di stasiun televisi, kinerja masing-masing stasiun televisi, posisi relatif, dan pengaruh dari faktor-faktor tersebut pada penetapan harga yang sesuai untuk program-program di masing-masing stasiun televisi.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 30 responden yang bekerja di perusahaan periklanan pada bagian media planner atau media buyer, melalui pengisian kuesioner dengan metode self-administered. Data Sekunder diperoleh dari hasil riset AC Nielsen dan berbagai medìa cetak. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut-atnbut yang mempengaruhi pemasang iklan dalam memutuskan pembelian spot iklan di stasiun televisi tertentu berdasarkan peringkat adalah Cost Per Rating Point murah, rating tinggi, audience share tinggi, kecocokan profil pemirsa dengan target market produk, harga spot iklan, program yang menarik, jam tayang yang tepat, bonus spot, kemudahan dalam membeli spot iklan,
kepastian perolehan spot iklan, nama stasiun televisi, harga spot iklan pada stasiun televisi kompetitor, informasi yang cepat mengenai program baru kemudahan menyerahkan copy iklan, dan rumah produksi yang melakukan produksi program. Hasil analisa terhadap kinerja atribut ?harga sesuai kualitas? menunjukkan bahwa Indosiar paling memberikan value bagi pemasang iklan, diikuti dengan SCTV dan RCTI. Kekuatan brand name stasiun televisi palìng tinggi dimiliki oleb RCTI, diikuti dengan Indosiar dan SCTV.
Untuk atribut program, Indosiar kuat pada program Quiz, sementara RCTI kuat pada program Film Lepas, program Infotaiment dan program Anak-anak, sementara SCTV kuat pada program berita.
Berkaitan dengan posisi antar stasiun televisi swasta, RCTI dan IVM telah melakukan positioning dengan baik, sementara SCTV terhhat belum jelas positìoningnya.
Untuk atribut pelayanan yaitu kemudahan dalam melakukan pembelian spot iklan, kemudahan perolehan konfirmasi atas spot iklan, informasi mengenai program baru dengan cepat, serta kemudahan menyerahkan copy iklan dalam waktu dekat dengan penayangannya, diketahui bahwa SCTV paling unggul dalam 4 atribut pelayanan ini, Indosiar berada ditengah-tengah, sementara RCTI adalah yang paling buruk.
Hasil dari analisa penentuan rentang harga menunjukkan bahwa untuk program tertentu seperti film lepas, anak-anak, ternyata kekuatan program yang dimiliki oeh stasiun televsì tidak cukup untuk memberikan diferensiasi sehingga rentang harga yang ditetapkannya tidak berbeda dengan kompetitor terdekatnya. Akan tetapi untuk program infotainment dan quiz, ternyata keunggulan yang dimiliki oleh stasiun televisi dapat dimanfaatkannya dalam menetapkan rentang harga yang lebih tinggi.
Temuan-temuan pada penelitan ini mengarahkan pada hal-hal yang seyogyanya dilakukan oleh stasiun televisi swasta, yaitu: (1) memperkuat positioningnya sehingga memberinya kekuatan dan keleluasaan dalam menetapkan harga spot iklan (2) memperbaiki kinerja pelayanan yang akan sangat berpengaruh pada saat diferensiasi program tidak terasa
(3) Dengan semakin tingginya perhatian pemasang iklan terhadap kecocokan profil pemirsa dengan target market produk atau jasa, stasìun televisi dapat mulai membuat program-program yang relatif lebih segmented (4) Dengan diperolehnya rentang harga yang optimal bagi masing-masing stasiun televisi, stasiun televisi sebaiknya menetapkan barga sesuai dengan rentang harga tersebut, sehingga tidak terjadi perubahan persepsi pemasang ikian terhadap kesesuaían harga dengan kualitas dan program tersebut dan tidak ada perubahan demand yang mencolok.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Cita Wardhani
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5397
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Armando
"ABSTRAK
Penelitian ini berusaha mengkaji basis ekonomi eksternal dan internal dari perkembangan pertelevisian swasta yang secara pesat berkembang sekitar empat tahun terakhir ini di Indonesia. Studi ini menunjukkan bukti-bukti yang mengkonfirmasi thesis bahwa televisi swasta memberi kemungkinan luas bagi berlangsungnya dominasi budaya dan komunikasi yang pada gilirannya membawa pada dominasi ekonomi negara-negara maju, terutama Amerika Serikat, terhadap masyarakat Indonesia. Berbeda dengan stasiun televisi pemerintah, stasiun swasta- karena serangkaian karakteristiknya sebagai lembaga bisnis yang sangat tergantung pada iklan. Hampir-hampir secara kodrati menggantungkan dari pada impor program televisi di Barat.
Namun, studi ini juga menunjukkan bahwa lahirnya kebutuhan akan tv swasta bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba. Ia justru menjadi mata-rantai, penting (bila bukan terpenting) dari sebuah proses panjang sejak awal Orde Baru."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vincentia Irmayanti Meliono
"This study reveals that some models of comercial breaks appeared at the indonesian private television program, e.g. shampoo and soap advertisement, could invite some interpretation and functions. Their appearance could reflect women's surrender facing the action of violence. These article discusses about the metaphor of the women's body and how it beceomes a medium that is constructed by two aspects, the power and the beauty. The result shows that the messages of comercial break have meaningfulness of the pragmatical values, the persuasive or ideological statement and the dialectically communicative process. Keywords appeared in the comercial breaks show the women's action of violence, pragmatical value, ideological value, dialectically communicate process."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Drita Arivita
"Strategi untuk mempromosikan perusahaan memang akan sangat membantu dalam membesarkan suatLf produk/service yang akan dikeluarkan oleh suatu perusahaan tersebut. Image masyarakat akan tertanam terhadap perusahaan tersebut setelah melihat iklan perusahaan tersebut- Promosi yang unik dan menarik dan tetap sesuai dengan anggaran dari perusahaan tersebut adalah harus seimbang antara kualitas produk dengan promosi yang drlakukan. Gambaran ini dapat dilihat dari dari semakin maraknya promosi perusahaan/produk yang berbentuk "promotainment" di televisi terutama di televisi-televisi swasta di Indonesia, seperti beberapa diantaranya yang dapat langsung disaksikan oleh konsumen di media televisi, yang beberapa diantaranya dapat dilihat seperti "Gebyar BCA di Indosiar", "Layar BN1 di SCTV", "Semarak Bukopin beberapa waktu lalu di SCTV", "Telkomania di RCTI" atau yang baru-baai ini muncul yaitu "Pesta Federal Oil di Indosiar" dan beberapa promotainment lainnya di beberapa televisi swasta lainnya. Bentuk-bentuk promosi perusahaan seperti dalam bentuk promotainment tersebut juga merupakan sarana bagi perusahaan-perusahaan untuk melakukan "marketing public relation" kepada seluruh target market yang ingin dituju.
Latar belakang ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan selalu berusaha agar dapat terus berkomunikasi dengan konsumennya, Hal tersebut dilakukan agar perusahaan mereka tersebut selalu terpositioning dalam benak konsumen. Salah cara perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumennya adalah dengan cara melalui tayangan promotainment. Dalam kaitannya dengan hal ini permasalahan yang muncul adalah apakah promotainment yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut dapat dianggap sebagai salah satu cara yang paling efektif untuk mengkomunikasikan produk / service yang ditawarkan karena mengingat dana promotainment tersebut yang cukup besar. Dan berdasarkan kondisi persaingan yang ada apakah promotainment tersebut merupakan pilihan yang tepat dan dapat diterima oleh konsumen yang dituju sebagai suatu bentuk acara promosi dan tidak hanya dianggap sebagai sekedar bisnis hiburan semata.
Pemilihan media komunikasi melalui "promotainment" ini adalah terutama untuk kegiatan promosi atau "public relation" bagi perusahaan tersebut dapat dianggap sebagai suatu kegiatan yang akan memberikan pemasukan bagi perusahaan yang tidak dapat dilihat secara fisik saja, tetapi kegiatan ini diharapkan akan "menancapkan" awareness dalam benak konsumen terhadap suatu merek atau jasa yang akan ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada konsumen.
Penelitian ini sendiri dilakukan untuk mengetahui sampai sejauhmana efektifas promotainment dalam membentuk persepsi konsumen dan pada akhtrnya dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk komunikasi yang paling tepat antara perusahaan dengan konsumennya yang dalam hal ini analisa persepsi dilakukan dari mulai tahap exposure sampai dengan tahap* retention terhadap ke-2 tayangan promotainment (Gebyar BCA dan Telkomania) sebagai contoh kasus yang akan diteliti dalam karya akhir ini.
"
2001
T795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Juwarno
"To those who run the private television station business, news program is marked as company flag carrier. This program has become a determination to know whether this station being operated seriously or not. Therefore, every private television station makes serious efforts to present the program attractively, actual and exclusively as well, to be placed in accordance with each airtime.
One of the news programs that have been evaluated to be successful based on rating, informative and the most favorite, being chosen by the viewers, is ?Seputar Indonesia? produced by RCTI. The result of research finding indicated that people are, with many reasons, are fond of this news program. It has actual news, the journalistic comes to fulfill the wish of public, and the news presenter really understand to keep the profession properly.
Despite the news program with high rating and the most favorite to viewers, yet, there are many things they must put into attention. This is in reference with the research finding that the more people watch certain program, it is not always to say that people are fond to this program. It is ?Patroli? produced by Indosiar and ?Liputan 6? produced by SCTV appeared to be potential competitors to ?Seputar Indonesia?. Therefore, the management of ?Seputar Indonesia? must take innovation in presenting information to the public aiming to the wish and the need of people to get information.
This research provided by second data analyze, from where all survey being done by Asia market Intelligence (AMI) in accordance with the outline of positioning all RCTI program. By changing the presentation of quantitative to qualitative, it can be described why people watch ?Seputar Indonesia? news program and how people evaluate that news program to fulfill the need of information.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Riswanto Mateka
"Skripsi ini memiliki sebuah pertanyaan penelitian, yakni bagaimana peran Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) dalam proses perumusan RUU Revisi UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran? Pada akhir kesimpulan skripsi ini, jawaban pertanyaan penelitian tersebut terjawab bahwa ATVSI memiliki peran langsung dan aktif terhadap proses perumusan RUU Revisi atas UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Kesimpulantersebut diperoleh dengan melakukan penelitian kualitatif dengan data yang diperoleh melalui wawancara dan studi literatur. Teori dan konsep yang digunakan sebagai pisau analisisdalam skripsi ini ialah konsep peran dari Soerjono Soekanto (1986), konsep elitedari Yamokoski dan Dubrow (2008), taktik media oleh Cooper (2002). Terdapat tiga temuan pendukung yang memperkuat kesimpulan penelitian skripsi diatas. Temuan pertama menunjukkan bahwa terdapat pemusatan kepemilikan lembaga penyiaran swasta. Pemusatan kekuasaan ini menjadikan beberapa pemilik Lembaga Penyiaran Swasta sebagai aktor elitedalam lembaga penyiaran swasta di Indonesia. Temuan kedua menunjukkan peran langsung dan aktif ATVSI terhadap RUU dapat dilihat pada pasal-pasal yang dimaksudkan untukmemperketat pengawasan terhadap LPS. Temuan ketiga menunjukkan peran langsung dan aktif yang dilakukan oleh ATVSI menyebabkan terjadi relasi kuasa antara ATVSI dan Panja Penyiaran, ATVSI dan Baleg, serta Baleg dan Panja Penyiaran. Diantara ketiga relasi tersebut, relasi antara ATVSI dan baleglah yang kemudian membuat kepentingan ATVSI terakomodir dan tertuang dalam naskah RUU."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Rahmawati
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25663
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>