Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahendra Dev, S.
New Delhi: Oxford University Press, 2008
338.951 MAH i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mudjahirin Thohir
Abstrak :
ABSTRAK
Desa Sukodono, Jepara (87 km sebelah timur laut kota Semarang) luas wilayahnya 182 ha. Tahun 1990, berpenduduk 3879 jiwa, dengan kepadatan rata-rata per km2 2131 jiwa.

Sebagai daerah pesisir, masyarakat desa Sukodono ini bersikap terbuka, dalam bertutur kata nampak kasar, serta memiliki etos kerja yang tinggi. Sedang dalam hal religi (kepercayaan), masyarakat desa ini lebih cocok sebagai masyarakat Kejawen. Jenis agama yang dipilih, menunjukkan keragaman, yaitu sebagian Islam, Kristen, dan sebagian Budha, di samping masih banyak yang menjadi penganut kepercayaan lokal (agami Kodono).

Masyarakat yang berciri demikian ini, mata pencahariannya secara umum bergerak di bidang industri kerajinan mebel ukir, baik sebagai pengrajin, pengusaha, maupun sebagai tukang.

Industri kerajinan ukir yang diusahakannya itu, mengalami perkembangan pesat mulai sekitar awal tahun 1980-an, yaitu sejak barang-barang mebel ukir dijadikan salah satu komoditi ekspor ke luar negeri.

Kegiatan ekonomi pengrajin desa ini memiliki hubung-kait dengan sistem sosio-budayanya. Oleh karena itu, untuk memahami seberapa jauh peranan wong pinter dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi masyarakat ini, diperlukan data-data etnografis, data-data yang berkaitan langsung dengan industri kerajinan, serta data-data tentang wong pinter menyangkut pandangan hidup dan kontribusinya terhadap pengrajin.

Setelah sekitar setengah tahun penulis melakukan studi lapangan, dapat dijelaskan temuan-temuan berikut:

1. Ketrampilan membuat perabot rumahtangga dari bahan kayu sudah dijadikan identitas masyarakat Jepara. Pengakuan ini bisa bersumber dari cerita rakyat setempat,dan dari kenyataan empiris yaitu banyaknya usaha mebelair yang dikembangkan oleh orang-orang Jepara.

2. Dalam rangka pengembangan usaha tersebut, rata-rata pengrajin setempat, membutuhkan bantuan yang bersifat spiritual dari wong pinter seperti pengujub kyai dan dukun. Bantuan yang diminta dari mereka bersifat berjenjang, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan tuntutan yang dikehandaki .

3. Untuk menjalankan perannya itu, pengujub umumnya memberi sarana berupa penentuan waktu yang dianggap paling cocok untuk memulai membuka usaha serta memimpin upacara Selamatan Rasulan; para kyai memberi sarana berupa doa, rajah dan semisalnya; dan dukun memberikan sarana-sarana yang beragam menurut keahlian dukun sendiri atau atas permintaan kliennya.

4. Bantuan spiritual dari wong pinter seperti itu, penilaiannya tidak selalu diukur dari peningkatan ekonomi. Keberhasilan dalam kegiatan ekonomi perseorangan, banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti motivasi, modal, dan ketrampilan, baik dalam aspek teknologis, manajerial, sampai pemasaran. Padahal ciri-ciri umum pengrajin industri di desa Sukodono ini, justru faktor-faktor penentu itu yang masih lemah.

Oleh karena itu, pemerintah daerah seharusnya secara moral merasa terpanggil untuk ikut membantu pengembangan kegiatan ekonomi mereka secara lebih konkrit.

1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wijaya Kusuma
Abstrak :
Media massa telah diakui memiliki pengaruh terhadap publik. Salah satu bukti potensi media massa mempengaruhi publik adalah kemampuan media massa untuk menyusun atau mengagendakan berita-berita apa yang dipersepsikan publik sebagai berita yang paling penting atau paling menonjol pada kurun waktu tertentu. Kemampuan tersebut dirangkum dalam suatu pendekatan yang khusus mengkaji efek media massa yaitu teori fungsi agenda-setting. Teori fungsi agenda-setting akhir-akhir ini menjadi populer dalam studi-studi komunikasi massa terutama komunikasi politik. Dengan menggunakan pendekatan teori fungsi agenda-setting pulalah penulis melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan dan asosiasi antara agenda surat kabar dengan agenda publik atau pembacanya.

Media massa yang menjadi obyek studi penelitian ini adalah media cetak yaitu surat kabar nasional Kompas yang terbit di Jakarta, dan surat kabar daerah Akcaya yang terbit di Pontianak. Sedangkan publik sasaran yang dilakukan dengan metode survei adalah anggota DPRD tingkat I Propinsi Kalimantan Barat. Isu-isu yang diambil adalah isu-isu nasional dan daerah. Sampel penelitian terdiri atas 45 responden yang diambil secara "total" (keseluruhan).

Penelitian ini sendiri berlangsung selama 1 bulan khusus untuk menganalisis isi surat kabar, dan kerangka waktu analisis ini dibagi dalam 2 tahap, masing-masing tahap selama waktu 2 minggu. Untuk survei agenda publik dilakukan selama jangka waktu 3 hari selesai analisis surat kabar. Dalam penelitian ini, agenda surat kabar Kompas dan Akcaya diukur berdasarkan ukuran pemuatan, waktu pemuatan, dan variasi berita. Sedangkan agenda publik diukur berdasarkan respon (urutan/rangking) mereka mengenai isu-isu nasional dan daerah yang mereka nilai sebagai isu yang paling panting secara intrapribadi.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan statistik (Spearmen's Rho dan Chi-Square) atau hubungannya sangat kecil antara agenda SK Kompas dan Akcaya dengan agenda anggota DPRD tentang prioritas isu nasional dan daerah, baik pada saat pengukuran pertama (pre) dan kedua (post). Tidak signifikannya hubungan dan asosiasi yang diperoleh dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain, baik yang berasal dari media maupun dari publik. Antara lain homogenitas responden, jumlah pajanan pada media yang rendah, kuatnya orientasi pada asal golongan politik, dan kedekatan (proximity) isu dengan bidang tugas publik, serta kecenderungan untuk berpendapat sama (konsensus). Di samping itu asosiasi agenda media dengan variabel perantara yang diduga antara lain asal fraksi, frekuensi diskusi antar pribadi, dan lama pajanan pada surat kabar, juga tidak signifikan, kendati telah penulis kelompokkan lebih ketat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soenyoto Rais
Abstrak :
Pelaksanaan tugas pengawasan dewasa ini merupakan harapan masyarakat Indonesia yang pada saat ini sedang melaksanakan pembangunan dalam rangka peningkatan pendapatan negara sebagai usaha untuk kesejahteraan masyarakat seperti yang tertuang didalam GBHN dan Undang-Undang Dasar 1945.

Kalau kita meninjau sejarah pengawasan di negara kita sejak dimulainya pelaksanaan pembangunan yang dikenal dengan REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) maka sejak itu pula kita mulai melaksanakan dasar-dasar manajemen dalam Administrasi Negara yaitu adanya siklus perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan kernbali ke perencanaan. Dalam siklus manajemen itu, perencanaan harus merupakan batasan-batasan bagi pelaksanaan, selanjutnya pelaksanaan perlu diawasi agar sesuai dengan rencana, akhirnya hasil pengawasan merupakan masukan untuk perencanaan selanjutnya. Dengan demikian, ketiga unsur manajemen tersebut merupakan satu kesatuan dan sama pentingnya untuk melakukan pengawasan.

Oleh karena itu, mulai Repelita II dan III pelaksanaan tugas pengawasan secara bertahap telah dikembangkan dengan diadakannya penugasan secara bertahap, khususnya kepada Wakil Presiden untuk menangani pengawasan. Secara kronologis tugas pengawasan itu dituangkan dalam berbagai peraturan yaitu dimulai dari Keputusan Presiden No. 31 tahun 1974 sebagai pengganti Keputusan Presiden No. 15 tahun 1966 yang telah mengharuskan adanya Inspektorat Jenderal pada setiap departemen. Kemudian dikeluarkan lagi keputusan Presiden No. 25 tahun 1974 yang membentuk Irjenbang. Dan Instruksi Presiden No. 9 tahun 1977 tentang Pembentukan Operasi Tertib dipusat dan di daerah.

Kemudian oleh pemerintah diangkatlah seorang menteri yaitu, Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup pada Kabinet Pembangunan III, dan Keputusan Presiden No. 20 tahun 1984 yang membentuk Tim Koordinasi Pengendalian dan Pengawasan Proyek Pembangunan di Daerah, serta demikian juga dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 29-30 tahun 1984 tentang pedoman pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pada periode kabinet Pembangunan IV pengawasan diharapkan lebih ditingkatkan lagi, karena bertambahnya dana dalam Repelita IV dan makin tumbuhnya kehidupan Konstitusional demokratis serta pengembangan stabilitas yang sehat dan dinamis bagi terwujudnya pembangunan tahun-tahun berikutnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnaniah B. Sukiman
Abstrak :
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan terutama di negara berkembang. Di Indonesia dari hasil survei morbiditas Departemen Kesehatan tahun 1982, didapatkan angka kebutaan pada kedua mata sebanyak 1,2%, dimana 0,76% disebabkan oleh katarak, 0,13% kekeruhan kornea, 0,10% glaukoma, 0,06% refraksi, 0,03% retina dan 0,02% kekurangan giz (1). Dari kenyataan ini dapat dimengerti mengapa hampir setiap dokter mata lebih sering melakukan bedah katarak dibandingkan dengan bedah mata lainnya.(2) Penderita katarak datang kepada dokter mata bukan dengan maksud untuk mengangkat kataraknya melainkan dengan tujuan untuk dapat melihat lagi. Hal ini membuat dokter mata berkewajiban untuk lebih menyempurnakan prosedur operasinya dalam mengurangi risiko komplikasi (2). Salah satu komplikasi yang paling ditakuti adalah endoftalmitis pasca bedah. Meskipun dengan diagnosis yang cepat serta pengobatan yang agresif, mata yang telah terinfeksi ini sukar kembali normal.(3,4) Berbagai sumber infeksi dapat mencemari isi bola mata sewaktu dilakukan bedah katarak, salah satunya adalah flora normal dari jaringan mata penderita sendiri.(3,5,6,7) Locatcher-Khorazo, Seegal, Goodner (dikutip oleh Forster) dan Indrakesuma di Bagian Mata FKUI/RSCM, mendapatkan bahwa Stafilokokus epidermidis merupakan flora normal yang terbanyak terdapat pada jaringan mata penderita pra bedah katarak, disamping Stafilokokus aureus.(5,8) Forster dan Valenton menemukan Stafilokokus epidermidis dari isolasi kuman sebagai penyebab endoftalmitis pasca bedah katarak, sedangkan Allen menemukan Stafilokokus aureus disamping Pseudomonas aeruginosa dan miselaneus.(5,9,10) Dari keadaan tersebut diatas jelas tergambar bahwa flora normal pada jaringan mata penderita dapat mencemari isi bola mata sewaktu dilakukan bedah katarak. Dikatakan bahwa penggunaan antibiotika topikal pra bedah katarak .masih merupakan kontroversi. Hal ini karena efek toksis, resistensi kuman dan reaksi alergi, terutama bila antibiotika tersebut nantinya juga dipakai secara sistemik.(11, 12) Pemakaian povidon yodium sebagai antiseptik topikal merupakan pilihan lain untuk mencegah pertumbuhan kuman pra bedah katarak. Selain harganya yang cukup murah, yodium yang dilepas akan bekerja sebagai bakterisid berspektrum luas yang membunuh semua bakteri dalam waktu kurang dari satu menit, kecuali yang berbentuk spora akan lebih lambat dipengaruhi. Belum pernah dilaporkan adanya resistensi kuman terhadap povidon yodium, disamping itu penggunaannya tidak menyebabkan toksik terhadap kornea dan konjungtiva.(13,14,15,18)
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugaan Y.W.S Usman Bharat
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bermula dari pemikiran tentang diperlukannya alat ukur seleksi masuk perguruan tinggi yang "adil", artinya tidak merugikan kelompok-kelompok tertentu. Beragamnya kualitas asal sekolah dan kondisi perguruan tinggi menyebabkan perlunya dipikirkan alat ukur seleksi masuk yang tidak merugikan kelompok tertentu. Kelompok yang dimaksud adalah calon mahasiswa dari sekolah yang kualitasnya rendah, dan sejumlah perguruan tinggi yang termasuk dalam kelompok sedang atau kurang. Berdasarkan pandangan tersebut kiranya perlu dipertimbangkan alat ukur yang "adil" (tidak merugikan kelompok tertentu). Alat ukur yang dimaksud adalah tes potensi belajar.

Penelitian ini telah menguji hubungan tes potensi belajar dengan hasil belajar, serta beberapa variabel yang diperkirakan mempengaruhi hasil belajar.

Penelitian ini dilaksanakan di empat perguruan tinggi yang dianggap mencerminkan populasi perguruan tinggi di Indonesia, yaitu: UI, UGM. UNILA, dan UNRAM. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester IV.

Melalui kajian teoretis tentang hasil belajar, serta variabel yang diperkirakan mempengaruhi hasil belajar, yaitu potensi belajar, motivasi berprestasi, sikap dan kebiasaan belajar, dan kualitas asal sekolah, maka diajukan lima hipotesis penelitian yang diuji kebenarannya pada 480 mahasiswa.

Dari lima hipotesis yang diajukan ada tiga hipotesis yang dinyatakan diterima atau terbukti. Sedangkan dua hipotesis lainnya ditolak atau tidak terbukti.

Hipotesis-hipotesis yang diterima atau terbukti adalah sebagai berikut:

1. Ada hubungan potensi belajar, motivasi prestasi, sikap dan kebiasaan belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar.

2. Ada hubungan potensi belajar dengan hasil prestasi, setelah pengaruh motivasi prestasi, sikap dan kebiasaan belajar, kualitas asal sekolah dikontrol
3. Ada hubungan kualitas asal sekolah dengan hasil belajar, setelah pengaruh potensi belajar, motivasi prestasi, dan sikap dan kebiasaan belajar dikontrol.

Hipotesis-hipotesis yang tidak diterima atau tidak terbukti adalah sebagai berikut:

1. Ada hubungan motivasi prestasi dengan hasil belajar, setelah pengaruh potensi belajar. sikap dan kebiasaan belajar, dan kualitas asal sekolah dikontrol

2. Ada hubungan sikap dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar, setelah pengaruh potensi belajar, motivasi prestasi, kualitas asal sekolah dikontrol

Untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini penulis menyarankan untuk memperluas sampel penelitian, memisahkan sampel penelitian dalam kelopok IPA, dan IPS. Apabila tes potensi belajar dipertimbangkan sebagai alat ukur seleksi masuk perguruan tinggi, maka kiranya perlu dikembangkan bank soal tes potensi. Penambahan pernyataan skala motivasi berprestasi, pengujian validitas eksternal, serta menguji reliabilitas alat ukur dengan menggunakan teknik yang lain. Akhirnya penulis menyarankan agar hasil penelitian ini dimanfaatkan oleh Puslitbangsisjian Balitbangdikbud untuk pengembangan Tes Potensi Belajar di perguruan Tinggi.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesdanina Damly
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini meneliti Buku Cerita Bergambar (BCB) anak di RFJ tahun 1970-1990 dilihat dari segi pedagogis dan sosial politis masyarakatnya. Buku-buku yang dipilih yaitu yang mendapat hadiah tahunan dan nominasi Deutscher Jugendbuch--preis (DJP) antara tahun 1970 sampai 1990 dan berjumlah 38 buah.

Penelaahan dalam tesis dilihat dari metode kritik ideologi (dalam perkembangan terakhir teori ini desebut Teori Kritis) yang dikembangkan oleh Malta Dahrendorf. Kritik tersebut berasal dari teori Wissenssoziologie. Teori ini berasal dari Sosiologi Sastra yang terbagi atas dua aliran yaitu aliran Marxistis dan Wissenssoziologi. Karl Mannheim dari aliran Wissenssoziologie berpendapat bahwa suatu konsep akan muncul sebagai ide/ gagasan jika diamati dari dalam dan sebagai ideologi sejauh ia diamati dari luar.

Tujuan kritik ideologi/ teori kritis adalah membuat suatu teks transparan yang berarti bahwa minat, tujuan pengarang harus dibuat menjadi jelas.

Dengan demikian kritik ideologi/ teori kritis berupaya untuk membuka tabir ideologi (ide, gagasan) dalam suatu teks, harus menerangkan motivasi dan penyebab adanya ideologi tersebut.

Harus pula diterangkan mengapa suatu ide dianggap wajar atau tabu.

Untuk mengetahui penyebab dan motivasi tersebut dan untuk lebih mengerti sastra anak dan remaja (SAR) tahun 1970-an maka harus diketahui latar belakang politik dan sosial budaya RFJ tahun 60-an sampai 90-an.

Demonstrasi mahasiswa pada tahun 70-an sangat berperan bagi kesusteraan anak dan remaja pada kurun waktu itu. Bersamaan dengan itu filsafat Kritische Theorie(Teori Kritis) dari aliran Frankfurter Schule yang dikembangkan oleh Horkheimer dan Adorno yang lebih dikenal sebagai aliran Neue Linke (aliran Kiri Baru ) atau Dialektik.

Bertitik tolak dari perdebatan antara golongan Dialektik dan Positivismus (para ahli psikologi sosial) mengenai pendidikan, pada tahun 70-an timbullah dua aliran dalam Kesusasteraan Anak dan Remaja yaitu : 1) aliran yang politis-revolusioner atau disebut juga aliran sosiologis-marxistis dan 2) aliran antiotoriter atau aliran reformeris-emansipatoris.

Da1am tesis ini juga diuraikan apa yang dimaksud dengan buku cerita bergambar (BCB), pembagian jenis (genre), sedikit sejarah perkembangannya, penilaian dan fungsi SAR yang sering berbeda-beda menurut kebutuhan jaman (umpamanya fungsi dan tujuan BCB dalam zaman Nazi berbeda dengan BCB sesudah perang dunia kedua)

Analisis BCB secara tematis dan kritik ideologis terhadap 38 karya--karya pilihan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1) 35% dari BCB yang diteliti dapat dikategorikan ke dalam BCB yang baik menurut kriteria Dahrendorf, Haas dan Freund. Termasuk ke dalam golongan ini yaitu BCB yang termasuk butir 5.2, 5.3 dan 5.4 dalam tesis.

2) 65% dari BCB yang diteliti adalah BCB yang mempunyai misi dari suatu golongan tertentu dengan ide-ide, gagasan, tujuan-tujuan tertentu, tidak murni untuk anak, melainkan lebih sesuai untuk konsumsi orang dewasa, karena sukar ditangkap daya pikir anak 3-8 tahun. Dengan kata lain BCB tersebut dipolitisasi atau dimanipulasi demi kepentingan kelompok tertentu. Termasuk ke dalam golongan ini yaitu butir-butir 5.1, 5.5, 5.6 dan 5.7.

Akan tetapi pada akhirnya BCB anak tak mungkin luput dari suatu ide, gagasan maupun ideologi tertentu, karena seperti kata Kluckhohn yang dikutip oleh Mussen, seorang ahli psikologi anak, adalah bahwa setiap masyarakat akan mendidik generasi mudanya menurut apa yang diinginkan oleh lingkungannya. Selanjutnya ia mengatakan bahwa setiap masyarakat mempunyai warisan leluhurnya berupa adat sopan santun, ajaran hidup, pengetahuan, kebudayaan dan cara berpikir masyarakat tersebut.

Selain itu Malta Dahrendorf menyatakan bahwa pemikiran atau cara berpikir seseorang tak dapat dihindari dari sifat ideologis, karena orang itu tak dapat berdiri di luar perdebatan politis, sebab ia harus mengambil sikap.

Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam BCB di RFJ yang mendapat hadiah DJP antara tahun 1970 sampai 1990 ini terdapat kritik terhadap teknologi modern, beserta dampaknya. Teknologi yang telah menghasilkan masyarakat industri membawa dilema yaitu kesejahteraan dan sekaligus malapetaka.

Jalan keluar satu-satunya adalah menyadarkan generasi muda akan hal itu dan berupaya mengurangi dampak buruk teknologi seringan mungkin. Para pengarang melakukan tugas mereka dengan menulis BCB untuk anak umur 3-8 tahun, karena pendidikan harus di mulai sedini mungkin, walaupun dalam penelitian ini terbukti bahwa 65% BCB yang diberi penghargaan yang bergengsi di RFJ itu dikategorikan sebagai buku yang lebih cocok untuk orang dewasa.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Ernawati
Abstrak :
Salah satu masalah dalam pengobatan dan pencegahan kanker adalah kenyataan bahwa kanker hampir tidak pernah ditemukan pada keadaan dini. Kebanyakan diagnosis ditegakkan pada saat kanker sudah mencapai stadium yang cukup lanjut, sehingga pengobatan pun menjadi sukar. Dengan demikian peluang kesembuhan menjadi kecil. Hal ini antara lain disebabkan oleh belum ditemukannya senyawa yang secara dini dapat memberi isyarat bahwa seseorang mungkin mulai dijangkiti kanker. Adanya suatu pertanda kanker yang dapat dideteksi kehadirannya sejak dini akan meningkatkan kewaspadaan, baik pada dokter yang memeriksa maupun pada penderita sendiri. Dengan demikian usaha pengobatan yang lebih terarah dapat dilakukan. Beberapa tahun terakhir ini para ahli telah melakukan banyak penelitian dalam usaha menemukan pertanda kanker. Pertanda kanker adalah senyawa-senyawa yang keberadaannya secara kualitatif atau kuantitatif, dapat menjadi pertanda adanya kanker dalam tubuh seseorang. Beberapa senyawa diperkirakan mempunyai potensi tersebut, salah satu di antaranya adalah asam sialat. Asam sialat merupakan senyawa karbohidrat yang banyak terdapat pada permukaan sel. Asam sialat tidak terdapat dalam bentuk bebas. Senyawa ini selalu terikat dalam posisi terminal sebagai glikosfingolipid atau glikoprotein. Sampai saat ini fungsi asam sialat yang pasti belum jelas. Namun, senyawa-senyawa glikosfingolipid dan glikoprotein yang terdapat pada permukaan sel diketahui mempunyai peran penting dalam interaksi antar sel dan interaksi antara sel dengan lingkungan abiotiknya. Pada transformasi neoplastik terjadi berbagai perubahan pada sel, antara lain yang menyangkut sifat sosial sel. Sehubungan dengan hal itu telah diungkapkan berbagai perubahan yang terjadi pada permukaan sel. Perubahan tersebut ditemukan antara lain pada senyawa-senyawa glikosfingolipid dan glikoprotein yang berada di permukaan sel yang mengalami transformasi neoplastik. Banyak hasil penelitian mengungkapkan bahwa kadar asam sialat dalam serum penderita kanker umumnya lebih tinggi dari pada normal. Kenaikan tersebut dijumpai pada berbagai jenis kanker, antara lain melanoma ganas, kanker payudara, kanker ovarium, kanker mulut rahim, kanker saluran urogenital, kanker saluran pencernaan, kanker paru, kanker hati, kanker urea dan leukemia. Dari beberapa penelitian terungkap pula bahwa kenaikan kadar asam sialat serum sejalan dengan tingkat keparahan kanker dan besarnya tumor. Namun belum lagi diketahui apakah kenaikan kadar asam sialat dalam serum tersebut sudah terjadi sejak dini, yaitu pada stadium ketika neoplasma tersebut masih berukuran kecil dan belum melakukan invasi terhadap jaringan di sekitarnya, kalau dapat bahkan pada keadaan pra kanker. Kadar asam sialat yang tinggi pada serum penderita kanker dapat dimanfaatkan sebagai salah satu petunjuk akan adanya kanker pada seseorang. Akan tetapi kegunaannya akan lebih besar apabila kenaikan kadar tersebut sudah dapat diketahui pada tingkat yang dini. Dengan perkataan lain asam sialat akan menjadi lebih bermanfaat jika dapat berfungsi sebagai pertanda dini kanker. Yang dimaksud dengan pertanda dini kanker adalah pertanda kanker yang sudah muncul dan dapat dideteksi kehadirannya sejak dini. Dengan demikian pertanda dini kanker adalah senyawa-senyawa yang dapat menjadi isyarat bahwa dalam tubuh seseorang sudah mulai terjadi proses perubahan sel ke arah keganasan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T6724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi S. Widjojo
Abstrak :
ABSTRAK P.T. AdvanBank International, adalah suatu nama suatu bank yang disamarkan dan merupakan suatu Bank Umum yang diiniliki oleh beberapa pengusaha swasta nasional. Nama Bank tersebut dirasa perlu disainarkan, khususnya didalam rangka menjaga kerahasiaan bank dimaksud. Hal mi merupakan suatu kelaziman terjadi dibanyak usaha, demikian juga dibidang perbankan. P.T. AdvanBank International merupakan bank yang beroperasi pada pertengahan tahun 1990 yakni setelah adanya kebijaksanaan Paket Oktober 1988 atau sering dikenal dengan "Pakto 1988". Paket kebijaksanaan Oktober 1988 merupakan kebijaksanaan deregulasi dibidang keuangan, moneter dan perbankan. Kebijaksanaan mi mentbawa pengaruh yang besar terhadap industri perbankan baik peningkatan jumlah bank baru, perluasan jaringan kantor maupun peningkatan usaha dan jenis jasa dan produk yang ditawarkan. Pesatnya perkembangan jumlah bank dan juxnlah kantor bank tersebut telah inengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan tenaga perbankan yang potensial, terjadinya kebutuhan dukungan teknologi dalam operasional bank, serta pola pikir dan sikap yang lebih bertanggung jawab dalam mengainankan kepentingan masyarakat. Para pendiri dan pemegang saham AdvanBank International adalah beberapa pengusaha inuda dari beberapa kelonipok usaha yang cukup terkenal. Sebagai bank umum komersil, bank mi cukup cepat perkembangannya, bahkan dianggap terlalu cepat bagi sebuah bank yang baru. Terlalu cepatnya perkeinbangan bank mi inenimbulkan inasalah pula, baik itu inasalah organisasi, teknologi, operasi, organisasi dan pengawasan. Dengan dikeluarkannya kebijaksanaan moneter dibidang keuangan dan perbankan pada bulan Februari 1991 atau yang dikenal dengan istilah Paket Februari 1991 ("Paktni 1991"), maka perbankan mengalami perubahan mendasar karena perbankan dituntut untuk mementingkan sikap kehati-hatian didalam menjalankan usahanya. Paket kebijaksanaan Februari 1991 tersebut dilaksanakan pemenintah berdasarkan berbagai pertimbangan antara lain dengan adanya globalisasi perbankan secara interna tional, seperti masalah peninodalan harus sesuai dengan ketentuan dari Bank for International Settlement (BIS). Kebijaksanaan tersebut merupakan penyempurnaaafl dari ketentuan yang telah ada, antara lain: (a) Pengawasan inaupun Pembinaan bank dilakukan dalam rangka inewujudkan sistem perbankan yang sehat dan effisien dalaxa arti - dapat memelihara kepentingan masyarakat banyak - berkembang dengan wajar - berxnanfaat bagi perkembangan ekonomi Indonesia (b) Pola pendekatan yang digunakan adalah bahwa sebagai leinbaga kepercayaan,"kesehatan" suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, balk peinilik dan pengelola bank, masyarakat sebagai pengguna jasa maupun Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina bank. (c) Untuk inencapai tujuan tersebut pada butir (a) dan dengan menggunakan pendekatan pada butir (b) maka terdapat dua hal yang perlu dilakukan - perubahan pola pikir pihak yang terkait dengari upaya peningkatan usaha bank. - Penyesuaian sisteni pengawasan dan pembinaan bank dalain deregulasi dan globalisasi (d) Penyesuaian sistem pengawasan dan pembinaan bank (e) Sentralisasi dalarn pelaksanaan kegiatan pengawasan dan penthinaan perbankan. Dengan adanya kebijaksanaan tersebut inaka AdvanBank International menghadapi masalah strategis yang mempengaruhi rencana dan kebijaksanaan jangka panjang, khususnya didalam pengembangannya. Tingkat kesehatan dari bank tersebut pada saat mi sangat mempengaruhi keberhasilan didalam melaksanakan rencana pengeiribangan bank khususnya didalairt perluasan jaringan cabang maupun peningkatan status rnenjadi sebuah bank devisa. Sesuai kebijaksanaan Paktri 1991 tersebut maka sejauh mi untuk membuka cabang ataupun peningkatan status inenjadi bank devisa adalah sebagai berikut 1.Pembukaan Kantor Cabang dengan status dibawah kantor cabang - tingkat kesehatan dan permodalan bank dalam 12 bulan terakhir sekurang-kurarigflya dalain 10 bulan tergolong sehat dan 2 bulan selebihnya cukup sehat. 2. Pembukaan Kantor Cabang dengan status Kantor Cabang diluar negeri - telah inenjadi bank devisa sekurang-kurangnya 1 tahun - tingkat kesehatan serta permodalan dalam 24 bulan terakhir sekurang-kurangflya 20 bulan tergolong sehat dan 4 bulan selebihnya cukup sehat. Syarat menjadi Bank Devisa - Bank yang bersangkutan dalam 24 bulan terakhir minimal 20 bulan tergolong sehat dan inempunyai perinodalan yang cukup dan 4 bulan selebihnya cukup sehat. - Volume usaha sekurang-kurangflya sebesar Rp 100 milyard. - Dana pihak III sekurang-kUrangflya Rp 80 milyard. - Pinjaman yang diberikan sekurang-kuraflgflya sebesar Rp 75 inilyard. Dengan adanya berbagai kebijaksanaan tersebut inaka didalam pengembanganflya rnaupun pertumbuhan baik dilihat dari segi total aktiva, jumlah jaringan cabang dan status bank, tidak saja dilihat dari jumlah dana yang dapat dihimpun dan disalurkan. Sesuai dengan ketentuan tensebut maka nilai tingkat kesehatan bank tersebut sangat menentukan pengembangannya. Sedangkan tingkat kesehatan bank ditentukan oleh berbagai faktor yang ada didalam bank, termasuk pegawai, pengelola dan pemilik bank itu sendiri. Walaupun faktor internal tersebut dipengaruhi pula oleh faktor eksternal yang merupakan lingkungan usaha secara global. Menghadapi situasi, lingkungan usaha dan kondisi tersebut maka AdvanBank International perlu menetapkan kebijaksanaan dan strategi yang efektip agar berbagai kendala didalam pengembangannYa dapat diatasi dengan baik, sehingga berhasil dalam mencapai sasaran untuk menjadi bank yang sehat, dapat berkembang dengan baik, bermanfaat bagi perkembangan ekonoini nasional serta dapat membantu meningkatkan tarap hidup masyarakat banyak.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmi Darushan
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T27323
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>