Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arifin Djauhari
Abstrak :
Penyederhanaan jaringan telekomunikasi nasional adalah suatu upaya dalam mengelola jaringan secara efisiensi untuk memberikan pelayanan telekomunikasi nasional dimasa mendatang yang cenderung meningkat dan semakin beragam menuju pelayanan multimedia. Upaya penyederhanaan jaringan masa datang dilakukan dengan menerapkan konfigurasi jaringan nasional dengan hirarki lebih sederhana dan memperbesar kapasitas sentral-sentral penyambungan yang berorientasi pada penerapan jaringan pita lebar. Sental-sentral dengan kapasitas besar yang disusun secara lebih sederhana akan berpengaruh pada kemudahan pengoperasian di lapangan.
National Network Simplification is an efficiently network management effort in order to offer national telecommunication services according to development of services in the future. The future services would tend more varity which need more bandwidth facilities and to be run by broadband network. The future network simplification effort is guided by implementing new national network configuration so that one could find simple hierarchy as well as high switching capacity. By having several high capacity switching equipment and putting them in national network will keep management doing much better.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Kushartomo
Abstrak :
ABSTRAK
Kerusakan yang terjadi pada lantai beton di sekitar mesin produksi PT. FNG ( First National Glass Ware ), sangat menggangu kegiatan produksi yang dilakukan. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan mengenai sebab-sebab terjadinya kerusakan untuk didapat pemecahan mengenai masalah tersebut.

Penelitian ini hanya bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh oli (pelumas) yang dipakai pada mesin produksi di PT. FNG terhadap kemampuan ikat semen pada agregat kasar dan halus (kuat tekan beton). Metoda yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara membandingkan hasil pengujian kuat tekan sampel beton yang dicampur oli pada temperatur 100 -- 115°C melalui proses hidrolisa, dengan beton normal yang tidak dicampur oli. Untuk pemeriksaan pengaruh di terhadap kuat tekan sampel beton dilakukan dengan difraksi sinar-x dan FTIR ( Fourier Transform Infrared ). Proses hidrolisa, pengujian kuat tekan, pemeriksaan dengan difraksi sinar-x dan FTIR masing-masing dilakukan di Laboratorium Kimia dan Bahan Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jakarta, Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok, Pusat Penelitian Teknologi Mineral Bandung dan Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Depok.

Pengamatan yang dilakukan pada beton yang dicampur dengan oli melalui pengujian kuat tekan sampel beton menunjukkan adanya penurunan kuat tekan dari beton tersebut. Untuk beton yang dicampur dengan oli jenis Meditrans SAE40 terjadi penurunan sebesar 40 %, sedangkan jika oli yang digunakan adalah ELF Competition STX 15W50 terjadi penurunan sekitar 46%, dan jika oli yang di gunakan adalah Mesran 20W SAE20 terjadi penurunan sebesar 10%, dibandingkan dengan beton normal. Semua jenis di tersebut digunakan pada mesin diesel dan mesin produksi di PT. FNG.

Pengamatan dengan difraksi sinar - x menunjukkan bahwa berkurangnya kekuatan dari beton tersebut karena adanya komponen kimia yang hilang dalam beton tersebut yaitu kalsium hidroksida, sehingga berakibat putusnya ikatan antara pasta semen dengan agregat. Pengamatan dengan FTIR juga menunjukkan bahwa oli yang digunakan setelah tercampur dengan beton pada temperatur 100 - 115 °C, tersebut terurai. Sehingga disimpulkan ada reaksi antara komponen kimia dalam beton dengan oli.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, 1999
320.095 98 NEG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Bakhri
Abstrak :
Pidana denda adalah jenis pidana yang tergolong tua dalam pelaksanaannya di berbagai negara, dan secara umum bermula dari hubungan keperdataan, yakni berupa ganti kerugian, seterusnya ikut campurnya pemerintah dalam hal ganti kerugian itu. Dalam perkembangannya, sekurangnya ada empat fase sejarah pertumbuhannya yakni pada awal abad pertengahan hingga akhir abad pertengahan. Pada tahun 1600 sampai abad kedelapan belas dengan ditandai berkembangnya aliran klasik. Perubahan pemikiran dalam hukum pidana diwarnai oleh berbagai aliran, terutama aliran klasik, aliran modern dan aliran kontrol sosial, dan perkembangan yang terakhir ini ialah, memandang hukum pidana sebagai suatu konsep pengendalian sosial. Sehubungan dengan tujuan dari pelaksanaan pemidanaan maka pidana penjara mendapatkan sorotan, terutama oleh gerakan Abolisionis yakni suatu gerakan yang berkeinginan untuk menghapuskan pidana penjara dengan suatu alternatif baru dari pidana perampasan kemerdekaan. Salah satu alternatif perampasan kemerdekaan itu ialah penggunaan lebih maksimal dari pidana denda dengan tujuan pemidanaannya, melalui pemikiran atau prinsip menghukum menjadi membina dan menjadikan terpidana sebagai subjek dari manusia seutuhnya. Perkembangan pemikiran ini dibarengi pula oleh pembaharuan hukum pidana kita dewasa ini melalui serangkaian politik kriminal, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap pelaksanaan dan sistem peradilan pidana Indonesia dewasa ini. Kecenderungan dan perkembangan pidana denda mengalami kemajuan pesat, melalui serangkaian Undang-Undang di bidang Administratif dimana rumusan pidana dendanya sangat tinggi, hingga mencapai lima belas milyar rupiah, dalam Undang-Undang Pasar Modal. Namun demikian dalam hal penerapannya perlu mendapatkan perhatian, terutama dalam sistem penerapan serta batas waktu pembayaran denda, demikian pula mengenai tindakan paksaan serta pedoman atau kriteria penjatuhan pidana denda tersebut. Antisipasi terhadap ini, telah dilakukan oleh Tim Rancangan KUM Pidana dengan rumusan sistem pemidanaan melalui pedoman, yakni mencantumkan pidana mati sebagai pidana khusus dan lebih banyak menggunakan pidana denda dengan sistem kategori serta membatasi dan mengganti ancaman pidana jangka pendek dengan pidana denda.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dahlan
Abstrak :
Masalah pokok yang ingin dibahas dalam tesis ini adalah bagaimana respons Mochtar Buchori terhadap situasi yang berkembang di dunia pendidikan - khususnya yang terjadi di Indonesia selama pemerintahan Orde Baru- dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir ini, serta wacana apa yang digulirkan di dalamnya. Untuk maksud tersebut terlebih dahulu dijelaskan permasalahan yang menjadi kecenderungan umum di dunia pendidikan_ Dalam pendidikan, tujuan utama yang ingin dicapai adalah mengembangkan potensi diri manusia. Namun hal itu sering tidak terwujud karena terhalang oleh dua faktor: pendidik di satu sisi, dan sisi lain, sistem pendidikan yang diselenggarakan serta bagaimana ia berinteraksi dengan sub-sub sistem lainnya. Dua hal ini tidak jarang terlupakan dalam pembicaraan tentang pendidikan. Karena itu masalah kegagalan tujuan pendidikan tidak bisa dibicarakan semata-mata karena faktor pendidik, tetapi harus juga dipertimbangkan bahwa hal itu terjadi sebagai akibat yang tak terniatkan (unintended consequence) dari sistem pendidikan yang ada. Terhadap dunia pendidikan, cara berpikir yang terfokuskan pada quality teaching hanya akan menyentuh hal-hal mikro di dalamnya. Tanpa memperhatikan faktor-faktor makro yang mempengaruhi eksistensinya, kita tidak akan menyentuh masalah besar yang sifatnya mendasar. Dalam konteks pemikiran Dewantara persoalan makro yang dimaksud adalah sistem pendidikan yang diselenggarakan pemerintah kolonial Belanda tidak terorientasi pada kepentingan rakyat Indonesia. Sementara dalam konteks pemikiran Freire masalah makro tersebut berhubungan dengan upaya untuk menjinakkan kesadaran manusia sekaligus membenamkannya dalam "kebudayaan bisu" (submerged in the culture of silence). Di negara kita, persoalan makro yang mempengaruhi dunia pendidikan, ironisnya, kurang disadari oleh mereka yang sehari-harinya terlibat di dalamnya. Padahal selama pemerintahan Orde Baru berkuasa, adanya pengaruh tersebut sangat mencolok mata. Setidaknya ada dua hal yang bisa disebut di sini. Pertama, karena pengaruh kekuatan ekonomi, berkembang kecenderungan komersialisasi pendidikan dan dijadikannya pendidikan sebagai "pabrik pencetak robot siap pakai". Kedua, dan ini sangat memprihatinkan, karena pengaruh kekuatan politik, pendidikan hanya menjadi perpanjangan tangan kepentingan kekuasaan. Hal ini terlihat terutama untuk jenjang perguruan tinggi. Carut-marut dunia pendidikan kita di atas, dalam pandangan Mochtar Buchori, terjadi karena tidak adanya kekuatan pendidikan, baik bersifat individual maupun institusional. Di sisi lain, perspektif kita terhadap pendidikan juga sempit. Untuk mengatasi hal itu, jalan keluar yang harus ditempuh adalah melakukan transformasi pendidikan, baik dalam bentuk watak maupun wujudnya. Dengan rancang bangun area of concern yang baru inilah misi dan tujuan utama pendidikan masih bisa diharapkan. Tujuan utama pendidikan untuk mengembangkan potensi diri manusia dan menghadapinya dalam bentuknya yang terus-menerus mengalami proses menjadi, serta menempatkan pendidikan dalam hubungannya dengan kebudayaan yang berkembang di sekitarnya, merupakan tema besar pemikiran Mochtar Buchori. Fokus perhatiannya pada masalah tersebut menempatkan dirinya dalam kedudukan yang (hampir) setara dengan dewantara dan Freire. Benang merah yang menghubungkan pemikiran ketiga orang tersebut adalah semangat eksistensialisme dalam memandang manusia. Sebagai penutup dalam abstraksi ini di sini dipandang perlu untuk melihat relevansi pemikiran Mochtar Buchori dalam konteks arah perkembangan pendidikan kita sekarang. Jalinan makna yang terbangun dalam dunia pendidikan kita, dan agenda yang ditawarkan Buchori untuk merancang bangun genre baru pendidikan, merupakan masalah yang tidak mudah diwujudkan. Hai ini terjadi karena wilayah perhatian pendidikan yang terpaku pada persoalan sekolah, dengan meminjam pemikiran Antonio Gramsci, sedang menempati historical block dan menduduki posisi hegemoniknya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kembaren, Liartha S.
Abstrak :
ABSTRAK
LMII (Lembaga Manajemen Imanuel Indonesia) adalah lembaga yang memberikan bimbingan tutorial tingkat Bachelor, Master dan Doktoral bagi para mahasiswa yang menempuh sistem belajar jarak jauh, sebagai salah satu alternatif yang memungkinkan para mahasiswa yang mempunyai waktu sangat terbatas untuk belajar meningkatkan "pengetahuannya". Untuk itu LMII dituntut untuk dapat mengakomodasi keinginan dan kebutuhan para mahasiswa di atas dengan memberikan pelayanan yang sesuai atau melebihi apa yang diharapkan oleh para mahasiswa.

Dalam kerangka inilah maka topik Kepuasan Mahasiswa dan Alumni terhadap Pelayanan LMII, diangkat oleh penulis sebagai suatu proyek studi dan tesis di mana Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan bagi sebuah bimbingan tutorial.

Kepuasan Pelanggan Lembaga Pendidikan LMII dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal lembaga. Faktor internal menggarnbarkan kekuatan dan kelemahan lembaga untuk menghadapi faktor eksternal, yaitu memanfaatkan peluang maupun menghindari ancaman kelangsungan hidup lembaga. Faktor internal terdiri dari Struktur Organisasi lembaga dan Sumber Daya Manusia yang ada dalam lembaga.

Dari hasil analisis kualitatif, baik faktor internal maupun eksternal, didapat bahwa LMII berada pada posisi bisnis yang menguntungkan, artinya kesempatan yang ada dapat dimanfaatkan oleh kekuatan yang dimiliki oleh LMII. Hal ini didukung oleh analisis kuantitatif, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal, dinilai para ahli bisnis pendidikan dengan nilai rata-rata 0,91. Sedangkan faktor eksternal, yang didapat dari hasil jawaban kuesioner konsumen (mahasiswa dan alumni) menunjukkan kesempatan yang dimiliki LMII sebesar 1,51, Dengan score ini, LMII berada pada posisi di Kuadran I dalam analisis SWOT, artinya bahwa LMII berada pada posisi pertumbuhan.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusumasto Subagjo
Abstrak :
Peranan penerimaan cukai dalam menyumbang penerimaan pajak tetap penting, yaitu bila pada Tahun Anggaran 1969/1970 penerimaan cukai merupakan 18,8% dari penerimaan pajak maka pada Tahun Anggaran 1997/1998 turun menjadi 8,2% dan pada Tahun Anggaran 1998/1999 diharapkan naik menjadi 10,6%, atau terus meningkat dari Rp 32,5 milyar pada Tahun Anggaran 1969/1970 menjadi Rp 5.335,8 milyar pada Tahun Anggaran 1997/1998 dan pada Tahun Anggaran 1998/1999 ditargetkan Rp 7.755,9 milyar. Dari jumlah tersebut ternyata penerimaan cukai hasil tembakau memegang peranan sangat penting yaitu pada Tahun Anggaran 1997/1998 Rp 5.138,6 milyar atau 96,3% penerimaan cukai adalah dari cukai hasil tembakau. Pada Tahun Anggaran 1998/1999 ditargetkan 94% penerimaan cukai atau Rp 7.290,5 milyar dari cukai hasil tembakau. Dari jumlah ini 79,3% berasal dari cukai sigaret kretek buatan mesin (SKM).

Cukai atas hasil tembakau dipungut berdasarkan tarif cukai dan harga jual eceran yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Dua unsur ini dipakai sebagai dasar perencanaan dan penetapan target penerimaan cukai hasil tembakau. Untuk mencapai target penerimaan cukai hasil tembakau pada setiap tahun anggaran maka dua unsur tersebut dipakai sebagai dasar perhitungan, ditambah dengan unsur data produksi tahun sebelumnya. Dalam realisasinya ternyata produksi SKM selalu naik sehingga target penerimaan cukai tercapai meskipun ada kenaikan pembebanan (tarif dan/atau harga jual eceran) cukai.

Permasalahannya bagaimana menetapkan tarif dan harga jual eceran SKM dalam usaha meningkatkan penerimaan negara di sektor cukai dengan tetap memelihara insentif bagi pengusaha untuk menaikkan produksi. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana proses kebijakan penetapan tarif cukai dan harga jual eceran SKM dilakukan dan berapa sumbangan penerimaan cukai SKM kepada penerimaan negara.

Ternyata 90% penerimaan cukai hasil tembakau berasal dari SKM hasil produksi 4 pabrik besar yaitu PT. Gudang Garam, PT. Djarum, PT. Bentoel dan PT. H.M. Sampoerna. Berdasarkan hal tersebut sampel yang diambil dalam penelitian adalah secara purposive yaitu 4 pabrik ini ditambah dengan satu pabrik golongan kecil PT. Menara Kartika Buana serta 5 Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang membawahi 5 pabrik tersebut ditambah dengan Direktorat Cukai pada Kantor Pusat DJBC sebagai perumus kebijakan di bidang cukai. Dari hasil penelitian terbukti bahwa meskipun ada kenaikan beban cukai, produksi SKM selalu meningkat sehingga penerimaan cukai juga meningkat. Peningkatan produksi SKM secara keseluruhan terutama terjadi pada 3 dari 4 pabrik golongan besar tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka disarankan untuk memperluas tax base dengan cara memberi insentif kepada pabrik-pabrik hasil tembakau lainnya berupa beban cukai yang lebih ringan sehingga mereka dapat meningkatkan produksi dan menaikkan beban cukai pada SKM produksi. PT. Gudang Garam. Tujuannya agar setiap pabrik hasil tembakau penghasil SKM dapat meningkatkan produksi SKM dan kontribusinya dalam penerimaan cukai.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soekisno Hadikoemoro
Jakarta: Universitas Trisakti, 1999
320.959 8 SOE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Akio Alfiano Tamala
Abstrak :
Pada bulan Mei 1998, India melakukan uji coba nuklirnya yang kemudian diikuti dengan uji coba yang sama oleh Pakistan pada Juni 1998. Terjadinya uji coba nuklir tersebut, tidak terlepas dan konflik yang berkepanjangan antara India dan Pakistan, sejak pembagian kedua negara tersebut sehingga menjadi dua negara merdeka pada tahun 1947. Uji coba nuklir ini merupakan suatu perwujudan penggentaran dari masing-masing pihak terhadap lawan, dalam upayanya untuk menghindari serangan nuklir lawan. Dalam pembahasan tesis ini, akan dikemukakan tiga faktor utama yang dianggap mempengaruhi terjadinya uji coba nuklir tersebut. Pertama, adanya konflik primordial yang merupakan latar belakang atau akar konflik antara India dan Pakistan. Kedua, adanya rasa keterancaman Pakistan dari India, karena kepemilikan nuklirnya, yang sebenamya hal tersebut ditujukan untuk menangkal nuklir Cina. Rasa keterancaman tersebut, memotivasi Pakistan untuk mengembangkan nuklirnya juga. Ketiga, adanya persaingan India dan Cina dalam kepemilikan nuklir yang timbul karena adanya rasa keterancaman India dari Cina terutama dalam kemampuan nuklirnya. Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tesis ini adalah pertama, bagaimana konflik primordial antara India dan Pakistan memotivasi kedua negara untuk mengembangkan nuklir, hingga terjadinya uji coba nuklir taun 1998?; Kedua, bagaimana konflik yang belum terselesaikan antara India dan Pakistan, mempengaruhi ketegangan baru antara kedua negara yang diwujudkan dalam uji coba nuklir?; Ketiga, bagaimanakah persaingan antara India dan Cina dalam kepemilikan nuklir mengakibatkan terjadinya uji coba nuklir India - Pakistan di tahun 1998? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana sampai terjadinya uji coba nuklir India - Pakistan pada tahun 1998, terutama menyangkut faktor-faktor yang menyebabkan uji coba tersebut. Kerangka pemikiran yang digunakan untuk membahas masalah tersebut, adalah pemikiran Thomas Donaldson dan Thomas Schelling mengenai penggentaran nuklir, serta pemikiran dari Clifford Geertz mengenai primordial.Metode penelitian tesis ini bersifat deskriptif analistis dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan. Pada bagian akhir penulisan diuraikan kesimpulan yang dihasilkan, yang memperlihatkan temuan-temuan yang diperoleh dari analisis-analisis yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Amin
Abstrak :
Interaksi antara guna lahan dan transportasi merupakan interaksi yang berjalan terus dan membentuk suatu siklus dalam sistem Land Use Transportasi yang akan selalu menuju keseimbangan. Dalam Konteks menuju keseimbangan, perlu dipahami interaksi Land Use dan Transportasi. Pemahaman dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi guna lahan dan tranportasi, yaitu harga lahan, aksesibilitas, populasi dan sistem aktivitas. Hubungan sebab akibat antar faktor-faktor di atas, diterjemahkan ke dalam model simulasi dinamika sistem interaksi Land Use dan Transportasi. Bila terjadi perubahan pada salah satu faktor akan mengakibatkan perubahan faktor lainnya. Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskaa model interaksi Land Use dan Transportasi dengan menggunakan motode dinamika sistem. Karya tulis ini juga bertujuan merumuskan dominasi penggunaan lahan dan kebijakan pengembangan lahan pada setiap zona, berdasarkan model interaksi tersebut. Sebagai aplikasi dari model interaksi Land Use dan Transportasi, dipilih empat kecamatan di Kodya Bekasi sebagai wilayah studi yaitu Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Utara, Bekasi Timur dan Bekasi Selatan. Analisis interaksi di dasarkan pada.adanya pengaruh aksesibilitas, harga lahan dan jumlah tenaga kerja persektor kegiatan (yang merupakan dampak dari sistem aktivitas kota) pada setiap zona, terhadap "Land Attractiveness" dan Land Availability". Melalui perhitungan Land Attractiveness, ditentukan besaran luas lahan yang dapat menampung aktivitas pada zona dimaksud, sedangkan perhitungan Land Availability untuk merumuskan besaran luas lahan yang masih tersedia untuk menampung suatu aktivitas kota pada masa yang akan datang. Hasil simulasi sistem dinamis interaksi Land Use dan Transportasi di wilayah studi Bekasi memperlihatkan bahwa aktivitas utama kecamatan Bekasi Timur (zona III) adalah commercial, aktivitas utama Kecamatan Bekasi Barat (zona I) adalah industri, aktivitas di Kecamatan Bekasi Utara (zona II) commercial dan aktivitas utama di Kecamatan Bekasi Selatan (zona IV) adalah tourism/jasa. Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa peningkatan sistem aktivitas pada seluruh wilayah studi, menyebabkan indeks aksesibilitas pada Kecamatan Bekasi Timur meningkat, sedangkan pada kecamatan lain indeks aksesibilitas menurun. Hal tersebut memberikan bahwa Kecamatan Bekasi Utara, Barat dan Selatan perlu meningkatkan sistem sarana dan prasarana transportasi. Hasil simulasi dinamik interaksi Land Use dan transportasi ini, selanjutnya akan merupakan input bagi perhitungan terhadap besarnya tip generation, trip attraction dan trip distribution.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>