Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bucharest: Piata Scinteii, 1958
709.498 ART
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S24437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Serlyanti
"Pondok Pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelenggarakan pembelajaran kitab klasik kepada para santrinya. Artikel ini membahas salah satu pondok pesantren di Amuntai, Kalimantan Selatan yaitu Pondok Pesantren Ar-Raudhah yang sampai saat ini masih mempertahankan ke salafiyahannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara baik secara langsung maupun daring dan observasi. Teori yang digunakan adalah teori lima elemen dasar sebuah pesantren dari Dhofier dan teori tipe pondok pesantren menurut Apipudin. Fokus pembahasan artikel ini terletak pada sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren Ar-Raudhah, bagaimana kondisi pesantren saat ini, dan program pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Ar-Raudhah. Temuan dari penelitian ini adalah Pondok Pesantren Ar-Raudhah dibangun atas dasar inisiatif dari masyarakat. Pondok Pesantren Ar-Raudhah memiliki ke lima aspek dasar yaitu tersedianya pondok, memiliki masjid, terdapat 883 santri, diasuh oleh seorang kyai yang dibantu oleh sejumlah ustadz, dan menggunakan kitab klasik sebagai bahan ajar utamanya. Program pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Ar-Raudhah dapat digolongkan dalam dua hal yaitu program sekolah dan program luar sekolah. Program sekolah terdiri dari Madrasah Diniyah Awaliyah Takmiliyah, Wustha, dan Ulya. Adapun program luar sekolah yaitu terdapat TPA dan Balai Latihan Kerja (BLK).

Pondok Pesantren salafiyah is a boarding school that organizes classical book learning for its students. This article discusses one of the Islamic boarding schools in Amuntai, South Kalimantan, namely the Pondok Pesantren Ar-Raudhah which until now still maintains its salafiyah. This study uses a qualitative method with interview techniques both in-person and online and observation. The theory used is the theory of the five basic elements of a pesantren from Dhofier and the theory of the type of boarding school according to Apipudin. The focus of the discussion of this article lies on the history and development of the Pondok Pesantren Ar-Raudhah, how the current condition of Pondok Pesantren is, and the educational programs that exist at the Pondok Pesantren Ar-Raudhah. The finding of this research is that the Pondok Pesantren Ar-Raudhah was built based on an initiative from the community. Pondok Pesantren Ar-Raudhah has five basic aspects, namely the availability of cottages, having a mosque, there are 883 students, being cared for by a kyai who is assisted by several ustadz, and using classical books as the main teaching material. Educational programs organized by Pondok Pesantren Ar-Raudhah can be classified into two things, namely school programs and out-of-school programs. The school program consists of Madrasah Diniyah Awaliyah Takmiliyah, Wustha, and Ulya. The out-of-school programs include a TPA and a Job Training Center (BLK)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Karim
"Ratib ar-Rifa_i sering dihubungkan dengan tarekat Rifa_iyyah dan debusnya di Banten yang mempertunjukkan ke_ajaiban-keajaiban, seperti: kebal terhadap senjata tajam, tidak hangus terbakar api, mampu menjinakkan binatang buas dan sebagainya. Skripsi ini mencoba menelusuri hubungan tersebut dengan cara menetapkan sebuah naskah Ratib ar-Ri_fa_i, kemudian membuat terjemahan dan mengungkapkan isinya. Dari terjemahan naskah dapat diketahui bahwa isi nas_kah Ratib ar-Rifa_i berbentuk doa dan zikir, di dalamnya disebutkan pula beberapa nama tokoh, seperti: Syekh 'Abd al-Qadir al-Jilani, Syekh Ahmad al-Kabir ar- Rifa_i, Syekh Safi ad-Din Ahmad ibn _Alwan, Syekh Ahmad al-Badawi ar-Ri_fa_i, Syekh Ibrahim Ahmad ad-Dasuqi, Syekh Abu Bakar Abdul_lah al-Aydarus, Syekh Musa ibn Sayyid_Abdullah al-Qadir ar-Rifa_i, Sultan Muhammad al-Arif Zain al-Asyiqin, Sultan Abu Mafakhir Muhammad _Na ad-Din dan Maulana Hasanud_din (Hasan ad-Din) ibn Maulana Mahdum. Secara garis besar isi naskah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: bagian pembukaan dan bagian isi pokok naskah. Bagian pembukaan berbentuk doa yang diawali dengan kalimat basmallah dan diakhiri dengan salawat ke_pada Nabi saw. dan puji-pujian kepada Allah. Sedangkan isi pokok naskah dikelompokkan menjadi: Hadiah al-Fatiha, Munajat Rifa_i, Salawat Nabi, Managib, Doa pujian, Zikir, Kutipan ayat-ayat al-Qur'an dan bagian penutup naskah. Penyebutan nama tiga orang sultan Banten, Yakni: Sultan Muhammad al-_Arif Zain al-Aisyiqin, Sultan Abu Mafa_khir Muhammad _Ala ad-Din dan Maulana Hasanuddin menunjuk_kan bahwa tarekat Rifa_iyyah telah diakui keberadaannya di Kesultanan Banten. Keberadaannya ini kemudian dimanifesta_sikan ke dalam seni debus, sebagaimana tercermin dalam doa munajat Rifa_i. Teks naskah Ratib ar-Rifa'i sering menyebutkan nama Syekh _Abd al-Qadir aJ-Jilani, penyebutan nama pendiri tarekat Qadiriyyah ini menunjukkan pula keberadaan tarekat Qadiriyyah dan pengaruhnya terhadap keberadaan dan perkembangan tarekat Rifa_iyyah di Kesultanan Banten. Dengan de_mikian dapat disimpulkan bahwa di Kesultanan Banten pada waktu itu berkembang di aliran tarekat yakni : tarekat Qadiriyyah dan tarekat Rifa_iyyah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaifiyatul H.
"[ABSTRAK
Latar belakang: Pematangan sperma di epididimis terjadi melalui interaksi
antara protein yang disekresikan oleh epitel dengan spermatozoa. Proses tersebut
diregulasi oleh androgen dan lingkungan spesifik di region epididimis. Androgendependent
gene yang hanya terekspresi di region tertentu namun tidak terekspresi
di region lain menimbulkan dugaan peran androgent reseptor (AR) koregulator.
Gelsolin (Gsn) adalah AR koregulator ditemukan predominan di epididimis
Holstein, namun perannya masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkarakterisasi Gsn pada epididimis mencit.
Metode: In silico untuk memprediksi struktur gen dan domain fungional.
Quantitative Real Time RT-PCR untuk menganalisa sebaran jaringan,
ketergantungan terhadap faktor endokrin dan faktor testikular, dan regulasi
postnatal.
Hasil: Gsn merupakan protein yang mengandung signal peptide. Ekspresi Gsn
tidak spesifik di epididimis. Gsn dipengaruhi oleh androgen dan faktor testikular.
Pasca gonadektomi, ekspresi Gsn menurun setelah 3 hari dan injeksi T eksogen
meningkatkan ekspresi Gsn. Hasil ini diperkuat dengan pemberian flutamide yang
menurunkan ekspresi Gsn. Ekspresi Gsn pada perkembangan individu konstan
postnatal 5 hari.
Kesimpulan: Gsn adalah protein yang disekresikan oleh epitel epididimis,
diregulasi oleh androgen dan faktor testikular. Ekspresi Gsn yang tidak spesifik
pada region tertentu di epididimis, diperlukan penelitian lanjut untuk mengetahui
peran Gsn dalam menentukan ekspresi gen-gen yang terlibat dalam pematangan
sperma.

ABSTRACT
Background: Sperm maturation in epididymis occurs through interaction
between proteins secreted by epithels with spermatozoa. The process is regulated
by androgen and specific environment in epididimal region. The androgendependent
gene that is only expressed in a particular region, but not expressed in
other regions led to allegations of androgen receptor (AR) coregulator action.
Gelsolin (Gsn) is AR coregulator found predominant in epididimal Holstein, but
its role still unknown. The aim is to characterize Gsn in mouse epididymis.
Methods: In silico analyses to predict gene strucure and functional domain.
Quantitative Real Time RT-PCR to analyse tissue distribution, androgen
dependent, testicular factor and postnatal regulation.
Results: Gsn is protein that contains signal peptide. Gsn is not spesific expressed
in epididymis. It is regulated by androgen and testicular factor. Post gonadectomy,
Gsn expression decrease in 3 days while injected by T exogen increasing Gsn
expression. This expression confirmed by flutamide that decreasing Gsn
expression. Gsn expression was constant at day 5 in postnatal development.
Conclusions: Gsn is protein that secreted by epididymal epitels and regulated by
androgen and testicular factor. Gsn expression was not spesific in epididymal
region. It is needed to do future research to know the role of Gsn in determining
genes expression that related to sperm maturation, Background: Sperm maturation in epididymis occurs through interaction
between proteins secreted by epithels with spermatozoa. The process is regulated
by androgen and specific environment in epididimal region. The androgendependent
gene that is only expressed in a particular region, but not expressed in
other regions led to allegations of androgen receptor (AR) coregulator action.
Gelsolin (Gsn) is AR coregulator found predominant in epididimal Holstein, but
its role still unknown. The aim is to characterize Gsn in mouse epididymis.
Methods: In silico analyses to predict gene strucure and functional domain.
Quantitative Real Time RT-PCR to analyse tissue distribution, androgen
dependent, testicular factor and postnatal regulation.
Results: Gsn is protein that contains signal peptide. Gsn is not spesific expressed
in epididymis. It is regulated by androgen and testicular factor. Post gonadectomy,
Gsn expression decrease in 3 days while injected by T exogen increasing Gsn
expression. This expression confirmed by flutamide that decreasing Gsn
expression. Gsn expression was constant at day 5 in postnatal development.
Conclusions: Gsn is protein that secreted by epididymal epitels and regulated by
androgen and testicular factor. Gsn expression was not spesific in epididymal
region. It is needed to do future research to know the role of Gsn in determining
genes expression that related to sperm maturation]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhfy Kanzan Ilahiyah
"Penelitian ini membahas tentang makna revolusi dua esai Amin Ar-Rayhani dalam buku Ar-Ar-Rayhaniyyāt (The Ar-Rayhani Essays) yang berjudul Ats-Tsauratu Al-Ifransiyyatu (French Revolution) dan Ats-Tsauratu Al-Ḥaqīqiyyatu (The Real Revolution). Kedua esai tersebut akan dibahas peneliti dalam penelitian ini dengan pendekatan teori revolusi. Tujuan penelitian dilakukan untuk menjelaskan makna revolusi pada dua esainya. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan historis dan data yang diperoleh dari studi pustaka dengan sumber data dari buku, artikel, jurnal, skripsi, dan karya ilmiah yang lainnya. Teori yang digunakan bersumber dari enam jenis revolusi yang dikemukakan Chalmers Johnson. Berdasarkan hasil penelitian, esai pertama yang berjudul Ats-Tsauratu Al-Ifransiyyatu (French Revolution) termasuk ke dalam esai argumentasi dan esai kedua, Ats-Tsauratu Al-Ḥaqīqiyyatu (The Real Revolution) termasuk ke dalam esai narasi, dan keduanya dikategorikan dalam jenis revolusi Conspirational Coup de'Etat.

This research discusses the meaning of the revolution of Amin Ar-Rayhani's two essays in the books Ar-Rayhaniyyāt (The Ar-Rayhani Essays) entitled Ats-Tsauratu Al-Ifransiyyatu (French Revolution) and Ats-Tsauratu Al-Ḥaqīqiyyatu (The Real Revolution). The two essays will be discussed by researchers in this study with a revolution theory approach. The purpose of the study was to explain the meaning of revolution in his two essays. The research method used by researchers is a qualitative research method with a historical approach and data obtained from literature studies with data sources from books, articles, journals, theses, and other scientific works. The theory used is derived from the six types of revolutions proposed by Chalmers Johnson. Based on the results of the study, the first essay entitled Ats-Tsauratu Al-Ifransiyyatu (French Revolution) is included in the argumentation essay and the second essay, Ats-Tsauratu Al-Ḥaqīqiyyatu (The Real Revolution) is included in the narrative essay, and both are categorized in the Conspirational Coup de'Etat type of revolution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The application of envisat/ASAR to support land use change and forestry (LULUCF) of the Kyoto protocol will be discussed in this paper. The activity is supportted by the European space agency (ESA) through envisat AO 869 research sceheme...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhamad Syaripuddin
"Dampak negatif pengunaan narkoba suntik adalah meningkatnya kasus HIV/AIDS. Terapi rumatan metadon bertujuan untuk mengurangi dampak buruk penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik. Sampai saat ini di Indonesia belum diketahui clinical pathway terapi rumatan metadon, sehingga belum adanya jaminan mutu layanan yang diberikan. Disamping itu belum diketahui besarnya biaya akibat sakit apabila seseorang menjalan terapi rumatan metadon.
Metode:Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya akibat sakit pada pasien yang menjalani terapi rumatan metadon. Biaya langsung adalah cost of treatment yang dihitung melalui clinical pathway dan biaya tak langsung meliputi biaya transportasi, konsumsi, produktifitas, tunggu dan biaya pendamping.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi rumatan metadon merupakan terapi rawat jalan dengan penyakit penyulit atau penyerta TBC, hepatits dan HIV/AIDS. Kebanyakan pasien adalah laki-laki dengan usia rata-rata 30,9 tahun, berpendidikan SMA dan bekerja di sektor nonformal. Sebagian pasien telah berobat lebih dari 2 tahun dengan transportasi motor. Biaya langsung untuk terapi rumatan metadon antara Rp.76.128.408 hingga Rp. 246.962.625. Biaya tak langsung untuk terapi rumatan metadon sebesar Rp.34.135.709.
Kesimpulan: Biaya akibat sakit pasien terapi rumatan metadon berkisar antara Rp.110.264.117 hingga Rp.281.098.334. Biaya langsung merupakan biaya yang cukup besar dibandingkan dengan biaya tak langsung. Produk layanan RSKO yang berkaitan dengan layanan terapi rumatan metadon yang memiliki CRR lebih dari 100% diantaranya USG dan HBV-DNA. Hasil sensitivity analysis terhadap biaya investasi, biaya pemeliharaan dan biaya tak langsung rumah sakit menghasilkan biaya terapi rumatan metadon sebesar Rp.44.597 perhari.

The raising of HIV AIDS cases is negative impact of injection drug use (IDU). Methadone therapy is aimed to reduce the negative impact of HIV AIDS transmission through IDU. Up to this moment, Indonesia has not had clinical pathway for methadone therapy. Thus, the service quality assurance has not existed yet. In addition, cost of illness in methadone therapy has not been explored.
Method: This research aimed to analyze cost of illness for patients in methadone therapy. Direct cost related with therapy is the cost of treatment counted by clinical pathway. Indirect costs emerge in therapy including transportation cost, consumption, productivity, waiting cost and attendant cost.
Result: Result showed that methadone therapy is an outpatient therapy with TBC, Hepatitis, and HIV AIDS as complicated diseases. Most patients who were ongoing methadone therapy were male with average age of 30.9 years, high school educated and working in informal sector. More of them had been in therapy for two years using motorcycle as a means of transportation. The amount of direct cost methadone therapy was beetwen 76,128,408 IDR to 246,962,625 IDR. The amount of indirect cost was 34,135,709 IDR.
Conclusion: Cost of illness for patient in methadone therapy ranged from 110,264,117 to 281,098,334 IDR. Direct cost was higher than indirect cost. RSKO's service products related with methadone therapy having CRR more than 100% were USG and HBV-DNA. Sensitivity analysis of hospital investment, maintenance, and indirect cost resulted in daily methadone therapy of 44,597 IDR.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31100
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>