Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Philadelphia: American Society for Testing Meaterials, 1958
620.1 AST
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarjianto, auhtor
Abstrak :
Kualitas pengelasan dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain material induk, heat input, jenis sambungan, jenis fluks, komposisi atau jenis bahan tambahan (elektroda) serta keahlian operator las. Komposisi kimia dari kawat las (filer) berpengaruh besar terhadap kualitas logam las (weldment), karena akan mempengaruhi struktur mikro logam las dan sifat mekaniknya.
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 22:4 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Kusumo
Abstrak :
Heat Exchanger sering mengalami kegagalan yang disebabkan karena kurang tepat sambungan antara tube budle dan Tube Sheet. Terjadi karena berlebih nya nilai expansion yang terjadi pada tube bundle. Selama proses fabrikasi yang sering terjadi adalah berlebihnya nilai dari expnasi tube bundle. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahu kegagalan yang sering terjadi akibat korosi dan crack pada dinding pipa pada tube bundle heat exchanger. Analisa dilakukan pada tube dengan membandingkan nilai expansion rate sebesar 0%, 10%, 13%, 16% dan kemudian di observasi pada dinding tube badian luar dan dalam. Hasil dari penelitian dilakukan Analisa dengan Visual dan dimensi, Hardness, Polarisasi, Metallography. Strukture mikro material setelah di expansi nerubah bentuk menjadi lebih memanjang yang mempengaruhi nilai kekerasan, semakin tinggi nilai kekerasan maka laju korosi nya semakin meningkat. Microstructure of the material after expansion changes shape to be more elongated which affects the hardness value, the higher the hardness value, the corrosion rate increases. ......Heat Exchanger often fails due to improper joint tube to tube sheet joint expansion. Among them is the excessive expansion rate on the tube. Based on common during the fabrication process, it can be found several cases related to excess tube expansion compared to international standards. The aim of this study was to analyst the failure of corrosion and tube wall cracks in the tube bundle heat exchanger. The analysis was carried out on the tube by comparing the expansion rate values of 0%, 10%, 13%, 16% and then observing the condition of the inner and outer walls of the tube. The experimental result were characterized using Visual Dimensional, Hardness test, Polarization, Metallography.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Oktadinata
Abstrak :
Proses pembentukan logam dikenal luas di bidang manufaktur. Salah satu produk pembentukan adalah welded eye bolt yang dibentuk pada temperatur tinggi. Beberapa masalah ditemui pada welded eye bolt dimana terjadi kegagalan berupa retak maupun ukuran penampang yang tidak merata sepanjang daerah pembentukan panas. Pada penelitian ini diuji keuletan temperatur tinggi baja karbon batangan ASTM A36 sebagai bahan dasar welded eye bolt, agar diperoleh hubungan antara temperatur terhadap mampu bentuk material sebagai bahan masukan dalam .proses pembentukan panas berikutnya. Metode penelitian meliputi karakterisasi material melalui analisis kimia dan pengujian tarik pada temperatur ruang dan temperatur tinggi (T600, T700, T800). Kemudian dilakukan pembentukan welded eye bolt berdiameter 16, 20, 24 mm pada T600, T700, T800- Sampel proses pembentukan kemudian diuji kekerasan dan dilakukan pengamatan struktur mikro dengan menggunakan SEM. Hasil pengujian tarik bahan dasar welded eye bolt pada temperatur ruang, Tsoo, T700, Tsoo memperlihatkan bahwa kekuatan tarik dan luluh turun dengan naiknya temperatur. Pengamatan struktur mikro menunjukkan bahwa ukuran butir pada Teoo dan T700 relatif sama, namun pada T800 ukuran butir lebih besar. Pengamatan struktur mikro juga menunjukkan terdapatnya inklusi. Hasil optimal pembentukan menunjukkan bahwa T600 dan T700 lebih baik dibandingkan pada T800,- Sedangkan keuletan T700 lebih baik daripada T600- Jadi pembentukan komponen welded eye bolt pada T700 lebih direkomendasikan. ......Metal forming is applied widely in the field of manufacturing. One forming component is the welded eye bolt which is formed at a high temperature. Some problems have been found during forming which include cracks and the cross section not being uniform along the forming area. This research investigated the high temperature ducility of round bar carbon Steel ASTM A36, which will be formed into welded eye bolts, so that we can establish the relationship between the forming temperature and formability of the material as an input in next hot forming process. The method of this research consist of characterizing the material by Chemical analysis and conducting the tensile test at room temperature and high temperatures (T600, T700, T800)- The forming process was then continued for the welded eye bolt components which have 16, 20, and 24 mm diameter at T600, T700, T800- Samples of the forming process were hardness tested and microstructure was observed by using SEM. The tensile testing results of the welded eye bolt material at room temperature and T600, T700, T800 showed that the tensile strength and yield strength decreased at higher temperatures. Microstructure analysis showed that the grain size at Tsoo and T700 are similar, but the grain size at Tgoo is bigger. Inclusions were also observed. Optimum result show forming at T600 and T700 are better than T800, and ductility of T700 is better than T800- From these results T700 is recommended for the forming process of welded eye bolt components.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25872
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Swastika
Abstrak :
Geopolimer memiliki peluang pemanfaataan sebagai bahan bangunan yang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan semen Portland. Penelitian ini menyelidiki dan membandingkan ketahanan beberapa material (beton Portland, geopolimer berbahan abu terbang, dan geopolimer berbahan metakaolin) pada berbagai lingkungan perendaman (kering, aquades, dan air laut ASTM). Kedua prekursor geopolimer, yaitu abu terbang dan metakaolin, masing-masing bersifat amorf (XRD) dan diuji komposisinya (XRF). Parameter ketahanan material dilihat dari perubahan kuat tekan (compressive strength) berdasarkan umur perendaman (7, 28, 56, dan 90 hari). Geopolimer abu terbang (GA) menunjukkan kuat tekan awal yang sama seperti beton Portland, kemudian sifat yang stabil selama umur perendaman dalam air laut ASTM. Sedangkan Geopolimer metakaolin (GM) menunjukkan kuat tekan awal yang lebih rendah daripada beton Portland maupun geopolimer abu terbang. Namun kuat tekan geopolimer metakaolin cenderung terus mengalami kenaikan selama waktu perendaman dalam air laut ASTM. Geopolimer yang direndam dalam aquades dapat melepaskan unsur yang tersisa dari reaksi geopolimerisasi. Geopolimer metakaolin mempunyai rendaman lebih keruh karena reaksi geopolimerisasinya kurang sempurna. Selain itu, geopolimer yang direndam dalam air laut menunjukkan unsur dari beton lebih sedikit larut daripada rendaman aquades. Ditemukan endapan putih pada geopolimer yang direndam air laut, yang kemungkinan besar adalah (CaSO4.2H2O), karena puncak gypsum ditemukan bersama kuarsa pada pola XRD dari geopolymer yang direndam dalam air laut. Secara keseluruhan dapat disimpulkan geopolimer memeiliki ketahanan air laut yang lebih unggul daripada beton Portland, geopolimer abu terbang memiliki kuat tekan lebih unggul, dan geopolimer metakaolin menunjukkan ketahanan paling baik.
Having superior properties compared to Portland Cement, Geopolymers as building material is beneficial. This research investigates and compares the durability of materials (Portland concrete, fly ash based- and metakaolin basedgeopolymer) in dry environment, aquadest and ASTM seawater. Two types of precursor, i.e. fly ash and metakaolin, areused and XRF has been performed to analysed chemical compositions of both precursor. It was found that fly ash based- geopolymer (GA) did not show a decrease in compressive strength during immersion in ASTM seawater. Whereas metakaolin geopolymer showed lower early strength than Portland and fly ash based- geopolymer, even though compressive strength of metakaolin based- geopolymer tend to rise during seawater immersion. Geopolymer immersed in aquadest released remnant component from geopolimerisation reaction. Metakolin based- geopolymer was muddy because insufficient geopolymerisation reaction. Besides, geopolymer immersed in seawater dissolved less than when immersed in aquadest. White precipitant found in geopolymer immersed in seawater was suspected to be gypsum (CaSO4.2H2O), as peaks of gypsum could be identified together with quartz in XRD pattern of geopolymer immersed in seawater. It can be concluded geopolymer has higher seawater durability than Portland concrete and metakaolin based- geopolymer has excellent seawater durability.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27632
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeny Pusvyta
Abstrak :
Perancangan dan pengembangan mesin uji tarik prototip-3 dilakukan untuk menyempurnakan mesin uji tarik prototip-2 yang perancangannya masih belum sesuai standar. Berdasarkan studi literatur menurut standar ASTM E-8M tentang kecepatan pembebanan pengujian tarik dan ukuran spesimen dilakukan perubahan atau chuck dan sistem pembebanan pada mesin uji tarik prototip-2. Untuk memenuhi target desain industri, dilakukan survey mengenai kenyamanan penggunaan mesin uji tarik yang menjadi masukan perancangan penyempurnaan mesin. Performa mesin dilihat dari pengujian penarikan putusnya beberapa spesimen silindris dan lembaran di daerah gage length, serta bentuk grafik yang mirip dengan spesimen yang diuji dengan mesin uji tarik standar.
Design and develop tensile test machine prototype-3 held for perfecting tensile test machine prototype-2 not in accordance with the standard. According to ASTM E-8M about load speed of tensile testing by changing the specimen size or chuck and loading system in tensile machine prototype-2. Survey conducted in order to achieve industrial design target, focusing on the comfort in using the tensile machine which became consideration in re-dsign the tensile machine. The engine performance can be seen from frcture of some round tension and sheet specimen in gage length area and chart from similar from specimen which retested with standard tensile machine.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27597
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anugerah Widigdo
Abstrak :
Pada proses cold rolling diperlukan pelumas yang baik untuk menurunkan temperatur proses. Ada dun jenis pelumas yang digunakan, yaitu oli mineral yang persediaannya di alam terbatas dan oli nabati. Sebelum digunakan sebagai oli rolling, oli nabati harus dicampur dengan air. Karena air dan oli dapat beraksi menimbulkan senyawa yang korosit, perlu dikembangkan oli rolling dari nabati yang dapat menghambat terjadinya korosi. Dalam pengembangan pelumas ini perlu dilakukan pengujian, salah salunya adalah menggunakan metode ASTM D665-92. Pada metode ASTM D665-92, pengujian yang dilakukan adalah pencelupan spesimen logam ke dalam oli yang bertemperatur 60°C. Pada oli tersebut dilakukan pemutaran dengan kecepatan 1000 putaran per menit (rpm). Waktu pengujian adalah 24 jam. Apabila pada spesimen logam tidak timbul tanda-tanda korosi maka oli tersebut dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk dapat dipakai pada proses pengerjaan logam yang diuji. Untuk elisiensi waktu pengujian, dibuat alat hasil modifikasi dan ASTM D665-92. Modifikasi tersebut berupa penambahan jumlah wadah oli hingga memungkinkan pengujian sepuluh sampel oli pada saat yang bersamaan dan perubahan kecepatan putaran pengadukan oli. Setelah dilakukan pengujian pada kecepatan putar 1000, 1100, dan 2000 rpm, ternyata kecepatan putar yang dapat memberikan hasil signifikan adalah 1100 rpm.
2000
S41575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Abdurrakhman Saleh
Abstrak :
Kombinasi antara sensor temperatur DS18B20 Waterproof dengan Arduino telah sering dimanfaatkan sebagai sistem data acquisition DAQ pada pengukuran temperatur karena penggunaannya yang mudah dan harga perangkat yang relatif murah. Arduino dapat menjadi perangkat data acquisition yang valid jika sensor yang digunakan terkalibrasi dengan baik. Pada penelitian ini, diusulkan metode kalibrasi sensor suhu DS18H20 Waterproof berbasiskan Arduino Uno menggunakan kalibrator Termometer ASTM 117C yang dapat ditelusur nilai kalibrasinya menggunakan media kalibrasi Oli di bejana terbuka. Pemilihan media oli bertujuan untuk mengurangi ketidakstabilan kondisi media sehingga kalibrasi dapat dilakukan. Sensor DS18B20 Waterproof yang akan dikalibrasi berjumlah 12 sensor disusun sedemikian rupa bersama kalibrator ASTM 117C agar titik-titik pengukuran memiliki kondisi yang sama. Rekayasa yang dilakukan adalah dengan mencari karakteristik penyimpangan temperatur media kalibrasi oli yang terukur pada sensor DS18B20 Waterproof terhadap termometer air raksa ASTM 117C. Karakteristik penyimpangan berupa persamaan garis yang didapatkan dengan metode regresi linier. Kalibrasi dilakukan dengan memanfaatkan temperatur lingkungan sebagai energi untuk mengalibrasi sensor. Sebelum proses kalibrasi didapatkan rata-rata error Sedangkan setelah dilakukan kalibrasi dengan metode kalibrasi yang diusulkan, sensor DS18B20 memiliki rata-rata error yang lebih kecil yaitu sehingga didapatkan sensor yang lebih akurat untuk selanjutnya dimanfaatkan untuk pengujian inkubator grashoff yang dikembangkan oleh Universitas Indonesia.
The combination between DS18B20 Waterproof temperature sensor and Arduino has been recently used as a data acquisition DAQ system on a temperature measurement for its easily used property and relatively affordable price. Arduino can be a valid data acquisition device if only the sensor is perfectly calibrated. This research proposed a calibration method for a temperature sensor DS18H20 Waterproof based on Arduino Uno using a thermometer calibrator ASTM 117C which value could be traced by a calibration medium of oil in an open surface bath. The election of oil as the medium is aimed to reduce its conditional instability so that the calibration could be done. There are 12 arranged DS18B20 waterproof sensors that will be calibrated alongside the ASTM 117C calibrator so that all the measurement points have the exact identical conditions. The engineering proses done to the system is to look for the small deviation characteristics of the oil temperature measured on the DS18B20 Waterproof sensor to the ASTM 117C mercury thermometer. The small deviation characteristics that presented as a linear equation is obtained by using a linear regression method. Calibration is done by using the ambient temperature as the energy to calibrate the sensors. The movement of ambient temperature will cause as temperature changing response on the medium oil and resulted a measurement points. DS18B20 waterproof sensors resulted a mean error of before any calibration begun. Meanwhile after the calibration using the proposed method, the DS18B20 sensor has a smaller mean error of , so that obtained a more accurate sensor to be used in testing of Grashof Portable Incubator made by University of Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Aqila
Abstrak :
Dalam dunia industri, metode perlindungan dilakukan untuk memperpanjang umur pemakaian material dengan tujuan memperlambat laju korosi pada material. Adapun metode perlindungan yang sering digunakan adalah metode pelapisan(coating). Metode pelapisan merupakan metode perlindungan dengan melapisi material substrat menggunakan material pelapis guna mencegah terjadinya kontak antara material substrat dengan lingkungan. Pada penelitian ini, material substrat yang digunakan adalah Baja ASTM A36 dan material pelapis yang digunakan adalah cat Surface Tolerant Epoxy. Adapun variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini terletak pada metode preparasi permukaan yang terdiri atas : solvent cleaning, hand tool cleaning, power tool cleaning, power tool to bare metal cleaning, dan abrasive blast cleaning. Perbedaan metode preparasi menghasilkan perbedaan kekasaran dan juga tingkat kebersihan dari permukaaan. Hal tersebut dapat mempengaruhi perubahan sifat mekanis dari material pelapis, seperti ketahanan terhadap korosi dan kekuatan adhesi. Berdasarkan uji ketahanan korosi didapatkan hasil metode abrasive blast cleaning dan power tool to bare metal cleaning menghasilkan sifat tahan korosi tertinggi dikarenakan keduanya memiliki rating number 8 pada hasil pengujian salt spray. Berdasarkan uji kekuatan adhesi didapatkan hasil bahwa metode abrasive blast cleaning juga menghasilkan kekuatan adhesi tertinggi. Kesimpulan ini mengacu pada hasil pengujian tape x-cut dimana sampel tersebut menghasilkan rating number 5A dimana sampel tidak mengalami pengelupasan usai dilakukan pengujian. Selain itu, metode abrasive blast cleaning menghasilkan kekuatan adhesi tertinggi pada pengujian pull-off, yakni 7,16 Mpa. Dengan begitu, metode abrasive blast cleaning menjadi metode preparasi permukaan paling efektif bagi baja ASTM A36 sebelum dilapisi dengan material pelapis. Selain itu, dapat disimpulkan pula bahwa semakin tinggi kekasaran permukaan sampel maka ketahanan korosi maupun kekuatan adhesi yang dihasilkan juga semakin baik. ......In the industrial world, to extend the service life of materials, protection methods are carried out to slow down the material's corrosion rate. The protection method that is often used is the coating method. The coating method is a protection method by coating the substrate material using a coating material to prevent contact between the substrate material and the environment. In this research, the substrate material used is ASTM A36 steel and the coating material used is Surface Tolerant Epoxy paint. The independent variable used in this study lies in the surface preparation method which consists of: solvent cleaning, hand tool cleaning, power tool cleaning, power tool to bare metal cleaning, and abrasive blast cleaning. Different preparation methods result in different roughness and cleanliness of the surface. This can affect changes in the mechanical properties of the coating material, such as corrosion resistance and adhesion strength. Based on the corrosion resistance test, it is found that the abrasive blast cleaning and power tool to bare metal cleaning methods produce the highest corrosion resistance properties because both have a rating number of 8 in the salt spray test results. Based on the adhesion strength test, it is found that the abrasive blast cleaning method also produces the highest adhesion strength. This conclusion refers to the results of the tape x-cut test where the sample produces a rating number 5A where the sample does not experience peeling after testing. In addition, the abrasive blast cleaning method produced the highest adhesion strength in the pull-off test, which was 7.16 Mpa. Thus, the abrasive blast cleaning method is the most effective surface preparation method for ASTM A36 steel before being coated with the coating material. In addition, it can also be concluded that the higher the surface roughness of the sample, the better the corrosion resistance and adhesion strength.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>