Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safri
"Karya Ilmiah Akhir ini merupakan laporan dari rangkaian kegiatan praktik residensi Ners Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, dengan penerapan Teori Virginia Henderson pada proses keperawatan pasien gangguan sistem kardiovaskular, penerapan praktik keperawatan berdasarkan pembuktian, dan melakukan inovasi keperawatan. Pengkajian pasien dengan teori Virginia Henderson berfokus pada 14 kebutuhan dasar pasien. Dimana kebutuhan pasien sama dengan kebutuhan pada manusia sehat umumnya. Asumsi utama dalam teori Orlando sesuai dengan konsep utama yaitu person (manusia), kesehatan dan keperawatan dan lingkungan. Kebutuhan untuk dibantu (diagnosis keperawatan) yang umum terjadi pada pasien antara lain : penurunan curah jantung, gangguan pertukaran gas, inefektif bersihan jalan napas, risiko perdarahan, nyeri akut dan risiko infeksi. Pelaksanaan praktik keperawatan berdasarkan pembuktian, dilakukan untuk pengelolaan kecemasan pada pasien ACS. Intervensi dilakukan dengan memberikan stimulasi murottal Al-Qur`an dengan durasi 30 menit. Pelaksanaan inovasi keperawatan berupa optimalisasi pemberian asuhan keperawatan dimensi spiritual pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular di ICVCU RSJPDHK.

This scientific work is report from series of practice residency Nurse Medical Surgical Nursing Specialist, by implementing The Virginia Henderson`s Theory at nursing process with cardiovascular disorder, implementation of nursing practical based on evidence and making innovation in nursing. Assessment to patient with Virgini Henderson`s Theory was focusing fourteen  basic patient  needs. Where are same basic need of patients with healthy human needs. The assumption in Virginia Henderson`s theory according with the main concept, i.e person (human), environment, health and nurse. The need to get help (diagnostic of nursing) generally happened to patient, i.e.: decreased of cardiac output, impaired gas exchange, ineffective airway clearance, risk of hemorrhage, acute pain, and risk for infection. Implementation of nursing practical based on evidence, has to done to reducing patient anxiety Acute Coronary Syndrome. Intervention was done Al-Qur`an stimulation up to 30 minutes. Implementation of nursing innovation in form of optimization of the spiritual dimension of nursing care at patient with Cardiovascular`s system disorder in cardiovascular Hospital Harapan Kita Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Aprilia
"Berduka dapat dirasakan oleh pasien SKA yang kehilangan kondisi sehatnya secara tiba-tiba. Berduka bisa menjadi rumit sehingga dapat menurunkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan meningkatkan resiko kejadian infark berulang dan rehospitalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan berduka pada pasien yang dirawat pasca SKA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik, menggunakan pendekatan cross sectional yang melibatkan 132 responden. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji chi square dan regresi logistik berganda. Karakteristik sosiodemografik responden menunjukkan bahwa sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan tinggi, aktif bekerja, dan berstatus menikah. Responden dengan usia ≤ 60 tahun dan > 60 tahun memiliki proporsi yang sama. Berdasarkan karakteristik klinis, sebagian besar responden menjalani rawat inap ≤ 5 hari, tidak memiliki riwayat SKA, memiliki ko-morbid, dan memiliki keterbatasan mobilitas fisik. Sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga baik, kecerdasan spiritual baik dan persepsi terhadap penyakit negatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami berduka yang tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara ko-morbid (p=0.028), keterbatasan mobilitas fisik (p=0.031), kecerdasan spiritual (p=0.022), dan persepsi terhadap penyakit (p=0.004), dimana persepsi terhadap penyakit adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan berduka, dengan OR 3.362 (CI 95% 1.389-8.134). Pentingnya intervensi keperawatan untuk meningkatkan persepsi terhadap penyakit dan mencegah terjadinya berduka tinggi yang memanjang dan rumit pada pasien SKA.

Grief can occur in ACS patients who suddenly lose their healthy condition. Grieving can be complicated and can reduce patient compliance with treatment and increase the risk of recurrent infarction and rehospitalization. This study aims to determine factors associated with grieving among hospitalized patients after ACS event. This research is a quantitative research with a descriptive analytical design, using cross sectional approach involving 132 respondents. Data analysis used descriptive analysis, chi-square test and multiple logistic regression. The sociodemographic characteristics of the respondents showed that the majority were men, highly educated, actively working, and married. Respondents aged ≤ 60 years and > 60 years have the same proportion. In clinical characteristics, most of the respondents were hospitalized for ≤ 5 days, had no history of ACS, had co-morbidities, and had limited physical mobility. Most respondents had good family support, good spiritual intelligence and negative perceptions of illness. The results of this research show that the majority of respondents experienced high levels of griving. There is a significant relationship between co-morbidity (p= 0.028), limited physical mobility (p=0.031), spiritual intelligence (p=0.022) and perception of illness (p=0.004), where perception of the illness is the most dominant factor related to grief, with OR 3.362 (CI 95% 1.389-8.134). It is important to provide nursing interventions to improve perceptions of illness and prevent prolonged and complicated grief in ACS patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq
"Latar Belakang: Studi epidemiologi menunjukkan bahwa DM merupakan salah satu faktor dalam proses terjadinya aterosklerosis dan mempengaruhi secara nyata kesaldtan dan kematian akibat PIK. Dibandingkan dengan penderita bukan DM, penderita DM 2-4 kali lebih banyak menderita P3K dan 2-4 kali lebih banyak mengalami kematian jangka pendek setelah menderita serangan infark miokard akut Dewabrata mendapati 23,2% penderita infark miokard akut yang di rawat di RSCM selama periode 1994-1999. Data di Indonesia tersebut belum banyak menggambarkan bagaimana karakteristik penderita DM tersebut saat terbukti menderita infark miokard akut. Dengan demildan, gambaran penderita DM yang mengalami sindrom koroner akut merupakan ha! yang renting untuk diketahui, baik karakteristik klinis maupun komplikasi yang muncul akibat S1CA tersebut.
Tujuan. Penelitian ini ingin mengetahui prevalensi SKA pada penderita DM tipe-2. Penelitian ini juga ingin mengetahui karakteristik klinis dan komplikasi SKA pada penderita DM tipe-2 serta perbandingannya dengan penderita bukan DM. Metodologi. Studi potong lintang retrospektif untuk mengetahui prevalensi dan karakteristik klinis serta studi kohort retrospektif untuk mengetahui perbandingan komplikasi SKA pads penderita DM tipe-2 dan penderita bukan DM, terhadap penderita yang dirawat di ICCU RSCM periode 1 Januari 2001 s.d. 31 Desember 2005.
Hasil. Didapatkan data: Prevalensi SKA penderita DM tipe-2: 34,2%. Awitan nyeri penderita DM lebih lama, 70,7% vs 53,4%, p=0,001; 1K 95%; DR=2,259 (1,372-3,719). Nyeri dada tidak khas, didapati penderita DM lebih banyak, 17,3% vs 9,8% p~ 0,041; 1K 95%; OR=1,713 (1,019-2,881)_ Komplikasi: Gagal jantung: penderita DM tipe-2 Iebih banyak: 39,35% vs 16,8%, p=0,001; 11(95%; RR-3,213 (1,992-5,182). Untuk komplikasi syok kardiogenik, didapati penderita DM tipe-2 Iebih banyak, 16,2% vs 8,9%, p= 0,031; IK 95%; RR==1,983 (1,057-3,721). Sedangkan komplikasi kematian didapati penderita DM tipe-2 lebih banyak, 17,3% vs 6,3%, dengan p= 0,001; 1K 95%; RR= 3,116 (1,556-6,239).
Simpulan. Didapatkan perbedaan karakteristik klinis SKA antara penderita DM tipe-2 dengan penderita SKA bukan DM. Awitan nyeri lebih lama dan keluhan nyeri dada yang tidak khan, Iebih banyak didapati Dada penderita DM tipe-2. Didapatkan juga perbedaan dalam hat komplikasi SKA. Kejadian gagal jantung, syok kardiogenik dan kematian didapatkan lebih tinggi pada penderita DM tipe-2.

Background. Epidemiologic studies revealed diabetes mellitus (DM) as one of the factors involved in atherosclerosis process. DM also influence morbidity and mortality-related to coronary artery disease (CAD). Compared to non diabetic patients, type -2 DM patients suffer CAD 2-4 times more often and had increased short term mortality rate due to acute myocardial infarction 2-4 times more likely. During 1994-1999, Dewabrata found 23.2% of all acute myocardial infarction patients was diabetic patients treated in ICCU Cipto Mangunkusumo hospital. Unfortunately these data did not describe the clinical characteristic and complication ACS in type -2 DM patients. Therefore it is important to know the clinical characteristics and ACS related complications in type-2 DM patients.
Objectives. To know the prevalence of type-2 DM among ACS patients, to learn clinical characteristics and ACS related complications in type-2 DM compared to non diabetic patients.
Methods. A cross sectional retrospective study was performed to know the prevalence of ACS in type -2 DM patients and their clinical characteristics_ A retrospective cohort study was performed to compare the differences in ACS related complications in type -2 DM and non diabetic patients who were hospitalized in ICCU Cipto Mangunkusumo hospital during 5 years period (January 1st, 200I December 31st, 2005).
Results. Prevalence of Type-2 DM among ACS patients : 34.2%. The onset of chest pain in type-2 DM patients was longer, 70.7% vs 53.4%, p=0.40l; CI 95%; OR=2.259 (1.372-3.719). Aypical chest pain were often in type-2 DM patients, 17.3% vs 9.8%; p= 0.041; CI 95%; OR 1.713 (L019 2.881). Heart failure as complications were more often found in type-2 DM patients, 39.35% vs 16.8%, p=0.001; CI 95%; RR=3.213 (1.992-5.182), cardiogenic shock were more often found in type-2 DM patients, 16.2% vs 8.9%, p= 0.031; CI 95%; RR 1.983 (1.057-3.721), and death were more often found in type-2 DM patients, 17.3% vs 6.3%, p= 0.001; CI 95%; RR= 3.116 (L556-6.239).
Conclusions. There are differences in clinical characteristics of ACS between type-2 DM patients and non diabetic patients; which are longer onset of chestpain and atypical chestpain more often in type-2 DM patients. There are also differences in complications related ACS between Type-2 DM patients and non diabetic patients; heart failure, cardiogenic shock, and death more often in Type-2 DM patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library