Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ikhsan Mokoagow
"Latar Belakang: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) berkontribusi terhadap masalah kesehatan yang bermakna selama penyelenggaraan haji. Kementerian Kesehatan RI mendokumentasikan PPOK sebagai penyebab ketiga terbesar perawatan jemaah haji yaitu sebesar 7,2% pada tahun 2010. Identifikasi individu yang berisiko lebih tinggi untuk mengalami eksaserbasi akut PPOK selama pelaksanaan haji menjadi penting. Oleh karenanya, penggunaan skor CAT dalam memprediksi risiko eksaserbasi akut pada populasi khusus ini perlu diteliti lebih lanjut.
Tujuan: Mengevaluasi skor CAT sebagai prediktor kejadian eksaserbasi akut pada jemaah haji dengan PPOK.
Metode: Penelitian kohort prospektif ini dilakukan pada jemaah haji Embarkasi Provinsi DKI Jakarta tahun 2012. Sebelum keberangkatan, subyek diminta mengisi CAT dan diberikan kartu pencatatan harian untuk mencatat gejala eksaserbasi akut selama pelaksanaan haji. Kartu serupa juga diberikan pada dokter kelompok terbang (kloter) mereka. Saat kedatangan di tempat disembarkasi, subyek diwawancarai dan dilakukan pemeriksaan kesehatan serta pengumpulan kartu pencatatan harian dari pasien maupun dokter kloter. Eksaserbasi akut ditentukan dari kartu pencatatan harian dan buku kesehatan haji yang dibawa oleh tiap jemaah.
Hasil: Sebanyak 61 pasien PPOK direkrut dengan subyek laki-laki sejumlah 57 orang (93,4%) dan rerata usia 58,8±8,5 tahun. Eksaserbasi akut terjadi pada 35 pasien (57,4%). Skor CAT berkisar antara 0–25 dengan rerata 8,2±5,5. Persentase kelompok kategori CAT rendah (skor<10) sebesar 63,9% sementara 36,1% memiliki kategori CAT sedang-berat (skor CAT 10-30). Didapatkan Risiko Relatif sebesar 1,33 (IK95% 0,875–2,020), Nilai Duga Positif: 0,68 (IK95% 0,47–0,84), dan AUC 0,773 (IK95% 0,647-0,898). Median skor CAT 9 (nilai minimum 1; maksimum 25) untuk kelompok eksaserbasi akut dan median 4 (nilai minimum 0; maksimum 17) untuk kelompok tidak eksaserbasi akut yang bermakna secara statistik (p<0.0001, Uji Mann-Whitney).
Simpulan: Terdapat peningkatan kejadian eksaserbasi akut pada jemaah haji dengan CAT kategori sedang-berat dibandingkan kelompok CAT kategori ringan namun belum terlihat perbedaan risiko yang bermakna pada penelitian ini dan skor CAT memiliki kemampuan untuk memprediksi terjadinya eksaserbasi akut.

Background: COPD contributes to significant health problems during pilgrimage for moslems. Indonesian Ministry of Health COPD as the third leading causes of hospitalization pilgrims with percentage of 7.2% in 2010. Identifying individuals with higher risk to have acute exacerbation during the pilgrimage is essential. Therefore, the use of CAT scores in predicting the risk of acute exacerbation in this special population merits further investigation.
Objective: To evaluate CAT score as predictor of acute exacerbation event in pilgrims with COPD.
Methods: This propective cohort study was conducted to pilgrims from DKI Jakarta Province in 2012. Prior to departure, subjects were asked to complete CAT and given diary card to record any symptoms of exacerbation during pilgrimage. Similar observation card were also given to their pilgrims groups’ doctors. On arrival at disembarkation point, subjects underwent interview and health examination while diary cards were collected from both patients and their doctors. Acute exacerbation were determined from the diary cards and individual health record book carried by every pilgrim.
Results: Sixty one COPD patients were recruited comprising 57 male subjects (93.4%) and mean age for this study is 58.8 ± 8.5 years. Acute exacerbation occurred in 35 patients (57.4%). CAT scores range from 0–25 with a mean of 8.2±5.5. Percentage of low CAT category group (score <10) was 63.9% while the 36.1% of subjects were in medium to high CAT category group (score 10-30). Relative Risk for acute exacerbation was 1.33 (95% CI 0.875 – 2.020), Positive Predivetive Value: 0.68 (95%CI 0.47–0.84), and AUC 0.773 (95% CI 0.647-0.898) and median CAT scores were 9 (minimum value 1; maximum 25) for acute exacerbation group and 4 (minimum value 0; maximum 17) for and non acute exacerbation group which was statistically significant (p<0.0001, Mann-Whitney U test).
Conclusion: An increasead numbers of acute exacerbation was observed in moderate-severe category CAT score compared to those in mild category nevertheless a significant risk difference was not demonstrated in this study and CAT score has the ability to predict acute exacerbation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Pemantauan terapi obat (PTO) adalah rangkaian proses kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat (MTO). Risiko MTO meningkat pada pasien lanjut usia dengan banyak penyakit penyerta (komorbid) akibat polifarmasi yang diterimanya. Pada penelitian ini, dilakukan kegiatan PTO terhadap pasien rawat inap atas nama Tn. B dengan diagnosis Pneumonia, PPOK Eksaserbasi Akut, Unstable Angina Pectoris, dan Hipertensi. Pasien yang dipilih termasuk dalam kalangan yang rentan terhadap penyakit di atas, yaitu berusia di atas 65 tahun, memiliki riwayat kebiasaan merokok, disertai riwayat penyakit PPOK dan Hipertensi. Data yang diperoleh selama kegiatan PTO dianalisa dan dikaji berdasarkan kategori MTO menurut Hepler dan Strand menggunakan metode SOAP. Ditemukan dua MTO yang diidentifikasi pada terapi pasien selama periode PTO, yaitu masalah terkait pemilihan obat, dan interaksi obat dengan obat. Tindak lanjut yang direncanakan terkait MTO yaitu dengan memberikan rekomendasi pilihan terapi alternatif, dan dilakukannya monitoring untuk memantau keberhasilan terapi pada pasien. Selain itu, kegiatan PTO terhadap Tn. B menunjukkan bahwa terapi yang diberikan kepada pasien sudah sesuai dengan pedoman pengobatan tatalaksana terapi Pneumonia, PPOK Eksaserbasi Akut, Unstable Angina Pectoris, dan Hipertensi.

Drug therapy monitoring (DTM) ensures safe, effective, and rational drug therapy for patients. Patients who receive drug therapy are at risk of experiencing drug-related problems (DRP). The risk of DRP increases in elderly patients with many comorbidities due to the polypharmacy they receive. In this study, DTM activities were carried out for inpatients on behalf of Mr. B with a diagnosis of Pneumonia, Acute Exacerbation of COPD, Unstable Angina Pectoris, and Hypertension. The selected patients are among those susceptible to the above diseases, namely those aged over 65 years who have a history of smoking habits accompanied by a history of COPD and hypertension. The data obtained during the DTM activities were analyzed and reviewed based on the DRP category according to Hepler and Strand using the SOAP method. Two DRPs were identified in the patient's therapy during the DTM period: problems related to drug selection and drug-drug interactions. Planned follow-up related to DRP is by providing recommendations for alternative therapy options and monitoring the success of therapy in patients. In addition, DTM activities towards Mr. B indicate that the therapy given to the patient already follows the guidelines for treating Pneumonia, Acute Exacerbation of COPD, Unstable Angina Pectoris, and Hypertension."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library