Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
Felisa Fitriani
"
ABSTRAKTeknologi pembayaran non tunai terus dikembangkan dari waktu ke waktu untuk pencapaian transaksi yang efisien, termasuk salah satunya dengan pengembangan teknologi uang elektronik yang saat ini merambah ke media telepon selular dengan instrumen NFC. Agar tercapainya transaksi non tunai yang dapat digunakan seluruh kalangan masyarakat, maka transaksi dengan uang elektronik melalui telepon selular dengan NFC dinilai tepat untuk dapat menjangkau baik masyarakat yang tergolong banked maupun unbanked. Penelitian ini berfokus untuk menguji adopsi teknologi pembayaran uang elektronik melalui telepon selular dengan NFC menggunakan model UTAUT berdasarkan metodologi SEM, dengan studi kasus Telkomsel TCASH. Penelitian dilakukan pada masyarakat Jabodetabek yang tergolong banked maupun unbanked. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dimana bagi masyarakat banked, TCASH bermanfaat dan memudahkan bagi hidupnya sedangkan bagi masyarakat unbanked, hal ini belum dirasakan dan penggunaan TCASH bagi mereka masih membutuhkan dorongan yang besar dari luar. Oleh karena itu, sebaiknya pihak Telkomsel membuat strategi inovasi yang tepat untuk mempertahankan posisinya di kalangan masyarakat banked dan membuat pengembangan bisnis yang lebih sesuai untuk masyarakat unbanked.
ABSTRACTTeknologi pembayaran non tunai terus dikembangkan dari waktu ke waktu untuk pencapaian transaksi yang efisien, termasuk salah satunya dengan pengembangan teknologi uang elektronik yang saat ini merambah ke media telepon selular dengan instrumen NFC. Agar tercapainya transaksi non tunai yang dapat digunakan seluruh kalangan masyarakat, maka transaksi dengan uang elektronik melalui telepon selular dengan NFC dinilai tepat untuk dapat menjangkau baik masyarakat yang tergolong banked maupun unbanked. Penelitian ini berfokus untuk menguji adopsi teknologi pembayaran uang elektronik melalui telepon selular dengan NFC menggunakan model UTAUT berdasarkan metodologi SEM, dengan studi kasus Telkomsel TCASH. Penelitian dilakukan pada masyarakat Jabodetabek yang tergolong banked maupun unbanked. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dimana bagi masyarakat banked, TCASH bermanfaat dan memudahkan bagi hidupnya sedangkan bagi masyarakat unbanked, hal ini belum dirasakan dan penggunaan TCASH bagi mereka masih membutuhkan dorongan yang besar dari luar. Oleh karena itu, sebaiknya pihak Telkomsel membuat strategi inovasi yang tepat untuk mempertahankan posisinya di kalangan masyarakat banked dan membuat pengembangan bisnis yang lebih sesuai untuk masyarakat unbanked."
2017
S68597
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Harun Al Rasyid
"Kepopuleran smartphone dan perangkat digital lainnya membuat fungsi navigasi online berbasis aplikasi menjelma menjadi sebuah win-win solution bagi pihak pengguna, pemilik bisnis lokal, dan pemerintah. Meskipun begitu, kesulitan-kesulitan yang masih dirasakan pengguna dalam menggunakan fungsi navigasi online disinyalir dapat mengancam keberlanjutan pemakaian dan menghentikan kebermanfaatan yang dirasakan. Penelitian ini berfokus menguji adopsi teknologi pada fungsi navigasi online menggunakan kombinasi TAM, TPB, DIT, dan TRA berdasarkan metodologi SEM. Penelitian ini mengambil studi kasus di Indonesia, khususnya di Jabodetabek, untuk dua bahan kajian, yaitu Google Maps dan Waze, atas dasar diakuisisinya Waze oleh Google pada tahun 2013.
Hasil penelitian menunjukkan tingginya kesan positif yang dirasakan perihal kebermanfaatan dan kemudahan yang dirasakan baik untuk Google Maps dan Waze. Analisis usefulness/EOU, technology adoption lifecycle, dan technology lifecycle menunjukkan bahwa Google Maps dan Waze telah diadopsi oleh early majority dan berada di ujung kurva. Hal ini mengindikasikan tahap mature di dalam product life cycle dan karena itu, pihak pengembang aplikasi seyogyanya mulai berfokus pada pengembangan bisnis daripada pengembangan teknis dan spesifik mengingat kedua aplikasi ini telah memiliki bargaining power yang tinggi. Selain itu pihak pengembang juga seyogyanya mulai berfokus pada inovasi radikal agar tidak tergeser oleh teknologi baru yang diusung pesaing.
The proliferation of smartphones and other digital devices contributed to the rising of online navigation services as a win-win solution for users, local business owners, and the government. Despite the enormous advantage, difficulties perceived during usage could threaten the sustainability of usage and hinder the advantage. This research is focused on studying online navigation services technology adoption using a combination of TAM, TPB, DIT, and TRA within the framework of SEM. This research uses a study case in Indonesia, particularly in Greater Jakarta Area, on two objects, Google Maps and Waze, based on the acquizition of Waze by Google in 2013. Result found a highly positive impression on usefulness an ease of use for the two applications. Analyses of usefulness/EOU, technology adoption lifecycle, and technology lifecycle found out that Google Maps and Waze have been adopted by the "early majority" and that the two applications are then positioned on the edge of the technology lifecycle curve. This indicates a "mature" stage in the product life cycle and therefore, the developer of the two applications is ought to be more focused on business development rather than on technical and specific aspects considering that they already have a strong "bargaining powers" within users eyes. Also, the developer is ought to start focusing on radical innovation to secure current position on the market should any new technology be developed by competitors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63326
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Zainal Arifin
"
ABSTRAKMeskipun sudah banyak teori tentang adopsi teknologi yang dirumuskan namun masih langka studi yang menunjukkan hubungan antara model-model tersebut dalam kaitannya dengan kinerja perusahaan dalam lingkungan yang dinamis. Penelitian ini menginvestigasi faktor-faktor penentu adopsi teknologi dengan menghubungkan model ldquo;TOE rdquo; dengan faktor ldquo;Dynamic capability rdquo;. Studi ini menganalisa 9 hipotesis dan mengusulkan adopsi teknologi sebagai suatu kompetensi atau kapabilitas fungsional yang menghubungkan kapabilitas dinamik dengan kinerja perusahaan pada lingkungan dinamis. PLN dipilih berdasarkan konteks penelitian; 1 perusahaan berorientasi ldquo;RBV rdquo; 2 Intensif teknologi dimana 87 asset berupa asset teknologi 3 proses adopsi teknologi terjadi baik ldquo;top-down rdquo; maupun ldquo;bottop-up rdquo; 4 perusahaan nasional dengan lebih dari 40.000 karyawan tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Keseluruhan terdapat 62 item dengan 6 skala Lykert yang digunakan untuk menganlisa 5 variabel laten. Data yang terkumpul dianalisa secara statistik menggunakan SEM dengan dua tahap pendekatan memakai software LISREL. Empat faktor penentu diidentifikasi yaitu externalities, entrepreneurial leadership, resources readiness, dan absorptive capability. Menggunakan 518 responden mewakili 222 unit bisnis PT PLN Persero , studi ini menemukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara faktor-faktor penentu tersebut dan adopsi teknologi terbukti sebagai faktor penghubung antara absorptive capability dengan kinerja unit bisnis. Kemudian 2 dari 9 hipotesis ditolak dan model empiris menunjukkan ada 3 jalan adopsi teknologi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Ketiga jalan tersbut menyimpulkan bahwa hanya absorptive capability yang berdampak signifikan langsung terjadap adopsi teknologi. Itu berarti keberhasilan adopsi teknologi hanya akan tercapai jika suatu perusahaan mempunyai absorptive capability yang ekselen dengan didukung oleh ketiga faktor penentu lainnya. Tanpa kapabilitas dinamik seperti itu untuk mengelola sumber daya, adopsi teknologi tidak akan efektif dan tidak signifikan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini juga menemukan tipologi organisasi dalam adopsi teknologi yang menjelaskan status adopsi teknologi dalam suatu organisasi akan dipengaruhi oleh 3 faktor penentu; absorptive capability, entrepreneurial leadership dan resource readiness. Menggunakan pengukuran matriks, studi ini mengidentifikasi 8 status teknologi adopsi di organisasi. Temuan lainnya adalah 4 tipe absorptive capability di organisasi. Berdasarkan tipologi tersebut, untuk mencapai adopsi teknologi yang berhasil mka organisasi harus berubah dari status ldquo;optimum rdquo; menuju ldquo;proactive rdquo; dengan nilai kinerja perusahaan paling tinggi. Berdasarkan kedua tipologi tersebut, penelitian ini menunjukkan bahwa kebanyakan unit bisnis PLN berada pada status teknologi adoption ldquo;innovative rdquo; dan status absorptive capability ldquo;bottom up rdquo.
ABSTRACTAlthough many technology adoption theories have been formulated there is still lacking any studies that show a correlation between the particular models in relation to firm rsquo s performance in dynamic circumstances. This study investigated antecedent of technology adoption by connecting ldquo TOE rdquo with Dynamic capability factors. This study has examined nine hypotheses and proposed technology adoption as a functional competence or capability which mediate relationship between dynamic capabilities with firm rsquo s performance. PLN is chosen due to the context of the research issues 1 ldquo RBV perspective rdquo company 2 ldquo Technology intensive rdquo where 87 of assets is in the form of technological things 3 Technology adoption flow which cover both ldquo Top down rdquo and ldquo Bottom up rdquo process 4 ldquo National company rdquo within 40,000s employees spread out among all the areas of Indonesia. Overall, 62 items using 6 Likert type scale are used to measure six latent variables. The collected data is analyzed statistically using SEM with ldquo two stage approach rdquo by LISREL tool. The four determinant factors has been identified are externalities, entrepreneurial leadership, resources readiness, and absorptive capability. Using 518 respondent represent 222 business unit of PLN this study found that there is positively significance relation among the determinant factors and the technology adoption is proven for a mediating factor of absorptive capability to the business unit rsquo s performance. Two of nine hypotheses are rejected and the empirical model shows the three path ways of technology adoption for improving firm rsquo s performance. However all those ways show that absorptive capability has direct significant effect to technology adoption. It means the successful technology adoption in firm can be only achieved by excellent absorptive capability with supporting from other three determinant factors. Without such dynamic capability for managing the resource, technology adoption will be less effective and not significant to enhance firm rsquo s performance. The study also found that there is technology adoption organization typology explaining that the status of technology adoption in organization is affected by three determinant factors absorptive capability, entrepreneurial leadership and resource readiness. Using matrix measurement, this study identified 8 eight technology adoption organization. Another finding is the absorptive capability organization typology explaining that there are 4 four status of absorptive capability in organization. Referring to those typologies, to achieve a successful technology adoption, the organization should be transformed to ldquo optimum rdquo status and ldquo pro active rdquo level of organization which has the highest score of firm rsquo s performance. Based on two organization typologies this study found that most of PLN business unit is at ldquo innovative rdquo technology adoption status and ldquo bottom up rdquo absorptive capability organization."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
D2240
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Katrina Permassari
"Tantangan utama penerapan m-Government yang banyak terjadi hingga saat ini adalah pemanfaatannya oleh masyarakat. Sehingga penting untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi niat masyarakat dalam mengadopsi layanan ini. Penelitian ini mengkaji adopsi m-Government dengan fokus pada aplikasi Digitalent, yang diluncurkan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia untuk mendukung program Digital Talent Scholarship (DTS). Studi ini memvalidasi dan mengembangkan The Unified Model of M-Gov Adoption yang diusulkan oleh Creutzberg et al. (2023) dengan penambahan variabel perilaku penggunaan (use behavior) dan kepuasan (satisfaction) pengguna, serta variabel kontrol yang meliputi bentuk akses internet, biaya koneksi internet, dan lokasi pengguna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei eksplanatif untuk mengumpulkan data dari 1.144 responden pengguna aplikasi Digitalent. Teknik analisis data menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa asumsi model dasar yang dirancang sepenuhnya menjelaskan hubungan antar variabel laten eksogen dan endogen (fully fit), sedangkan setelah ditambahkan dengan variabel kontrol, model tidak sepenuhnya menjelaskan asumsi teoritis yang dirancang (partial fit) karena terdapat beberapa pengaruh variabel kontrol yang tidak signifikan. Variabel Perceived Usefulness, Social Influence, Facilitating Conditions, Perceived Security, dan Convenience of Access terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap niat perilaku untuk mengadopsi aplikasi. Selain itu, variabel Social Influence, Facilitating Conditions, dan Behavior Intention memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku penggunaan yang selanjutnya berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna.
The primary challenge in implementing m-Government to date lies in its utilization by the public. Therefore, it is crucial to examine the factors influencing public intention and behavior in adopting these services. This study investigates the adoption of m-Government, focusing on the Digitalent application launched by Indonesia's Ministry of Communication and Digital to support the Digital Talent Scholarship (DTS) program. The study validates and extends The Unified Model of M-Gov Adoption proposed by Creutzberg et al. (2023) by incorporating additional variables, namely use behavior and user satisfaction, along with control variables including the type of internet access, internet connection costs, and user location. This research employs a quantitative approach with an explanatory survey method to collect data from 1,144 respondents who use the Digitalent application. Data analysis is conducted using Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM). The findings reveal that the basic assumptions of the designed model fully explain the relationships among exogenous and endogenous latent variables (fully fit), whereas the addition of control variables results in a model that partially aligns with the theoretical assumptions (partial fit), as some control variables show no significant influence. The variables Perceived Usefulness, Social Influence, Facilitating Conditions, Perceived Security, and Convenience of Access are found to significantly influence the behavioral intention to adopt the application. Additionally, the variables Social Influence, Facilitating Conditions, and Behavioral Intention significantly impact use behavior, which, in turn, significantly influences user satisfaction."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sylvia Christina
"
ABSTRAKSetelah kejatuhan Uni Soviet, bangsa Rusia dikatakan mengalami krisis identitas nasional akibat hilangnya nilai-nilai tradisional budaya bangsa yakni Gereja Kristen Ortodoks. Banyak bangunan Gereja dihancurkan dan penganut agama Kristen Ortodoks yang dibunuh dan bermigrasi keluar Rusia pada rezim Soviet menyebabkan terjadi penurunan drastis jumlah penganut Kristen Ortodoks di Rusia. Pada masa Federasi Rusia, Vladimir Putin dan rohaniawan berusaha membangkitkan kembali kekuasaan Kristen Ortodoks dengan melakukan modernisasi pada bidang organisasi sosial dan teknologi, yaitu pada organisasi Gereja Kristen Ortodoks, sistem keuangan gereja, bangunan gereja, musik dan lagu-lagu gereja, serta keterbukaan terhadap teknologi dan internet. Modernisasi tersebut berdampak positif seperti terbukti pada persentase penganut Kristen Ortodoks di Federasi Rusia yang terus meningkat sejak tahun 1991 hingga saat ini.
ABSTRACTAfter the fall of the Soviet Union, the Russian nation is said to experience a national identity crisis due to the loss of traditional cultural values of the nation, the Orthodox Christian Church. Many Church buildings were destroyed and Orthodox Christians who were murdered and migrated out of Russia in the Soviet regime led to a dramatic decline in the number of Orthodox Christians in Russia. At the time of the Russian Federation, Vladimir Putin and the priest tried to revive the Orthodox Christian rule by modernizing the social and technological organization of the Orthodox Church organization, the church 39 s financial system, church building, music and church songs, and openness to technology and internet. The modernization has had a positive impact as evidenced by the percentage of Orthodox Christians in the Russian Federation that has been on the rise since 1991 to the present."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Desi Likman Daniyasti
"
Memimpin pasar mobil di kawasan ASEAN dan Asia Tenggara, industri otomotif Indonesia menjadi salah satu pilar penting sektor manufaktur yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Seiring dengan kehadiran revolusi industri baru, Industri 4.0 telah menciptakan katalis bagi pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur otomotif dalam meningkatkan kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Namun, kompleksitas proses yang terdapat di industri manufaktur otomotif telah menimbulkan pertanyaan, aspek atau faktor apa yang bisa mempercepat upaya adopsi teknologi Industri 4.0? Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak kebijakan pemerintah Indonesia terhadap upaya akselerasi adopsi teknologi Industri 4.0 di industri otomotif Indonesia. Eksplorasi kebijakan dilakukan melalui perancangan model konseptual kualitatif, yang dikembangkan dengan pendekatan pemodelan sistem dinamis, untuk memberikan pemahaman tentang dinamika hubungan antara faktor-faktor yang terlibat di dalam penciptaan ekosistem Industri 4.0 di Indonesia.
Leading the car market in ASEAN and Southeast Asia region, the Indonesian automotive industry is being considered as one of the manufacturing sector important pillars that significantly contributes to national economic growth. Along with the presence of the next wave industrial revolution, Industry 4.0 creates the catalyst for the Indonesian government to stimulate the growth of the automotive manufacturing industry to boost its contribution on further national economic growth. However, the complexity or process that exists in automotive manufacturing industry has raised a question, what aspects or factors that could accelerate the Industry 4.0 technology adoption process? Hence, this research aims to explore the policy impact towards the growth of Industry 4.0 technology adoption in Indonesian automotive industry. The policy exploration will be done through a qualitative conceptual model, developed within system dynamics modeling approach, to provide an understanding of the relationship dynamics between factors included in the fourth industrial ecosystem creation in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sabrina Salsabila
"
Telemedicine merupakan salah satu komponen penting dalam transformasi digital kesehatan di Indonesia. Penggunaan telemedicine dapat meningkatkan pemerataan akses kesehatan masyarakat Indonesia. Namun, 58,2% masyarakat Indonesia masih belum mengetahui mengenai telemedicine. Faktor yang memengaruhi minat penggunaan telemedicine setelah pandemi COVID-19 berakhir juga masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh faktor-faktor yang memengaruhi adopsi telemedicine di Indonesia serta merancang rekomendasi strategi untuk meningkatkan adopsi teknologi telemedicine masyarakat Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian adalah model adopsi teknologi UTAUT2. Penelitian ini menggunakan PLS-SEM (Partial Least Square-Structural Equation Modeling) untuk menganalisis 350 data responden. Kemudian, pemilihan rekomendasi didasarkan pada hasil penelitian menggunakan metode Complex Proportional Assessment (COPRAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Price Value (PV), Social Influence (SI), Facilitating Conditions (FC), Geographical Location (GL), dan Performance Expectancy (PE) berpengaruh terhadap adopsi telemedicine di Indonesia, sedangkan sosialisasi kepada masyarakat merupakan prioritas strategi untuk meningkatkan adopsi telemedicine masyarakat Indonesia.
Telemedicine is an important component in the digital transformation of health in Indonesia. The use of telemedicine can increase equity in access to public health in Indonesia. However, 58.2% of Indonesian people are not aware of the existence of telemedicine. Factors that influence telemedicine acceptance after the COVID-19 pandemic ends are also unclear. This study aims to obtain the factors that influence the adoption of telemedicine in Indonesia and to recommend the best strategy to increase the adoption of telemedicine technology in Indonesia. The model used in this research is the UTAUT2 technology adoption model. This study uses PLS-SEM (Partial Least Square-Structural Equation Modeling) to analyze the data from 350 respondents. The selection of recommendations is based on research results using the Complex Proportional Assessment (COPRAS) method. The findings of the study indicate that Price Value (PV), Social Influence (SI), Facilitating Conditions (FC), Geographical Location (GL), and Performance Expectancy (PE) have significant effects on telemedicine adoption in Indonesia, while telemedicine socialization program is a strategic priority to increase adoption of telemedicine in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hermawanto Tjoa
"Penggelaran jaringan 5G perdana menjadi wujud percepatan transformasi digital di Indonesia yang sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo terkait Akselerasi Transformasi Digital Nasional serta termasuk ke dalam lima prioritas kerja dari Presiden. Melalui Kementerian Kominfo, pemerintah merumuskan Peta Jalan (Roadmap) kebijakan implementasi 5G di Indonesia untuk menghasilkan strategi kebijakan implementasi teknologi 5G yang komprehensif. Serta dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, kebijakan terkait spectrum sharing yang berupa skema kerja sama penggunaan spektrum frekuensi radio dapat dilakuakn. Pemutakhiran regulasi ini diharapkan semakin mendorong efisiensi dan percepatan implementasi 5G di Indonesia. Penelitian ini bertujuan membangun model ilustrasi adopsi jaringan 5G menggunakan metode sistem dinamis, sehingga dapat diketahui stretagi kebijakan yang telah dibuat apakah dapat mempercepat implementasi 5G. Model ini juga dikembangkan untuk melihat keterkaitan antar faktor-faktor dan faktor kunci yang berdampak pada proses implementasi jaringan 5G di Indonesia. Hasil dari penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa kebijakan spectrum sharing dan kebijakan penetapan harga paket 5G di frekuensi middle band dapat mempercepat implementasi jaringan 5G di Indonesia.
The deployment of a 5G network is a form of accelerating digital transformation in Indonesia following President Joko Widodo's directives regarding the Acceleration of National Digital Transformation and is included in the five priorities of the President's work. Through the Ministry of Communication and Informatics, the government formulated a Roadmap for 5G implementation policies in Indonesia to produce a comprehensive 5G technology implementation policy strategy. Furthermore, with the enactment of Undang-Undang No.11 Tahun 2020 about Cipta Kerja, policies related to spectrum sharing in the form of a cooperation scheme for the use of radiofrequency spectrum can be implemented. This regulation update is expected to encourage further the efficiency and acceleration of 5G implementation in Indonesia. This study aims to build an illustrative model of 5G network adoption using the dynamic system method to see whether the policy strategy that has been made can accelerate 5G implementation. This model was also developed to see the interrelationships between critical factors and factors that impact the 5G network implementation process in Indonesia. The research results show that the spectrum sharing policy and the policy of pricing 5G packages at the middle band frequency can accelerate the implementation of 5G networks in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Achmad Fauzan Alfansuri
"Penelitian ini mengusulkan model konseptual yang memperluas Theory of Planned Behavior (TPB) dengan dimensi kepercayaan dalam menjelaskan niat guru di Indonesia untuk menggunakan e-wallet dalam praktik sehari-hari. Sebanyak 148 responden mengisi kuesioner survei untuk mengukur tanggapan mereka terhadap sembilan konstruk TPB yang diperluas. Dengan menggunakan pemodelan persamaan struktural, hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruk TPB yang diperluas berpengaruh signifikan dalam menjelaskan niat guru untuk menggunakan e-wallet. Di antara konstruk-konstruk TPB, variabel sikap memiliki pengaruh positif terbesar terhadap niat menggunakan teknologi, diikuti oleh norma subjektif dan kontrol perilaku yang dirasakan. Dimasukkannya variabel anteseden dari dimensi kepercayaan memperkuat model TPB yang diperluas, terutama untuk menjelaskan niat dalam lingkungan yang tidak pasti dan berisiko. Penelitian ini berkontribusi pada diskusi yang lebih luas tentang penggunaan faktor-faktor kepercayaan dalam menjelaskan niat perilaku dalam instrumen adopsi teknologi keuangan.
This study proposes a conceptual model that extends the theory of planned behavior (TPB) with the dimension of trust for explaining Indonesian teachers’ intention to use e-wallet in their daily practices. 148 participants filled out a survey questionnaire to measure their responses to nine constructs of the extended TPB. By using structural equation modeling, the results of the study showed that the extended TPB constructs had a significant effect in explaining teachers' intention to use e-wallets. Among the TPB constructs, attitude had the greatest positive influence on the intention to use technology, followed by subjective norms and perceived behavioral control. The inclusion of the antecedent variable from the dimension of trust strengthened the extended TPB model, especially to explain intentions in an uncertain and risky environment. This study contributes to a broader discussion of the use of trust to explain behavioral intentions in financial technology adoption instruments."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Atikah Amaliadanti
"Budaya komunikasi yang diciptakan oleh suatu organisasi memainkan peran penting dalam keberhasilan adopsi AI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tahapan proses penerimaan Artificial Intelligence dalam bidang komunikasi pemasaran di industri B2B Indonesia. Menggabungkan teori Difusi Inovasi dan Technology-Organizational-Environmental Framework, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara semi-terstruktur terhadap tiga informan yang bekerja di tiga industri B2B dengan sector berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing individu melewati proses lima langkah: knowledge stage, persuasion stage, decision stage, implementation stage, serta confirmation stage. Terdapat dua jenis struktur organisasi yang ditemukan yang terbentuk dalam keputusan adopsi, yaitu struktur organisasi organik dimana lebih cocok untuk fase adopsi, serta struktur organisasi mekanistik yang lebih cocok untuk fase implementasi. Ketiga informan telah berhasil melakukan adopsi AI dikarenakan perilaku kepemimpinan manajemen perusahaan yang cenderung mengkomunikasikan serta mendukung pentingnya inovasi. Budaya komunikasi yang inovatif tidak dapat terlepas dari peran agen penghubung internal yang bersifat informal. Terdapat berbagai macam tools AI di divisi pemasaran industri B2B yang dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya masing-masing, yaitu fungsi produksi konten, placement, analisis, dan Customer Service. Manfaat penggunaan AI yang dirasakan yaitu efisiensi waktu dan tenaga kerja, budget, manfaat terhadap kualitas konten dan growth marketing, dan peningkatan kreativitas karyawan. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menginvestasikan AI tidak sebanding dengan outcome berupa keuntungan serta ketertarikan calon pelanggan kepada perusahaan menjadi lebih besar. Ketiga informan menyatakan bahwa penerapan AI saat ini sudah tepat guna serta akan dilanjutkan untuk membantu kegiatan perusahaan kedepannya.
The communication culture created by an organization plays a vital role in the success of AI adoption. This research aims to analyze the stages of the process of accepting Artificial Intelligence in the field of marketing communications in the Indonesian B2B industry. Combining the Diffusion of Innovation theory and the Technology-Organizational Environmental Framework, this research uses qualitative methods with semi-structured interviews with three informants who work in three B2B industries with different sectors. The research results show that each individual goes through a five-step process: knowledge stage, persuasion stage, decision stage, implementation stage, and confirmation stage. There are two types of organizational structures found that are formed in adoption decisions, namely organic organizational structures which are more suitable for the adoption phase, and mechanistic organizational structures which are more suitable for the implementation phase. The three informants have succeeded in adopting AI due to the behavior of company management leadership which tends to communicate and support the importance of innovation. An innovative communication culture cannot be separated from the role of informal internal liaison agents. There are various kinds of AI tools in the B2B industrial marketing division which can be classified based on their respective functions, namely content production, placement, analysis and customer service functions. The perceived benefits of using AI are time and labor efficiency, budget, benefits to content quality and marketing growth, and increased employee creativity. The costs incurred by companies in investing in AI are not commensurate with the outcomes in the form of profits and the interest of potential customers in the company becomes greater. The three informants stated that the current application of AI is appropriate and will continue to help the company’s activities in the future."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library