Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gita Hapsari
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang penerapan konsep aging in place dalam sebuah hunian yang dirancang khusus untuk lansia dalam hal ini RUKUN Senior Living menjadi contoh kasus. Penghuni RUKUN Senior Living rata-rata adalah lansia yang memang sengaja tinggal di tempat tersebut untuk menghindari rasa kesepian dan ingin mempertahankan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. Dalam mencapai kebutuhan tersebut, perlu diketahui apa saja kebutuhan lansia dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari mengingat adanya keterbatasan fisik yang dialami lansia. Oleh karena itu, melalui konsep aging in place, penulis mempelajari apakah yang ditetapkan dalam konsep tersebut yang dapat membantu lansia mempertahankan integritasnya. Sebagai hasil, konsep aging in place dapat membantu fase penuaan pada lansia karena memberikan kemudahan dengan melibatkan anthropometri dalam standar perancangannya, namun pada RUKUN Senior Living sendiri, masih ada beberapa poin yang belum terpenuhi sehingga belum dapat memfasilitasi lansia yang menggunakan alat bantu atau kursi roda.
ABSTRACT
This essay discusses the implementation of the Aging in Place concept at a specific senior residential RUKUN Senior Living. Most elderly who choose to live there, has the necessity to lesson the lonesome feelings and to maintain their sovereignty in daily life. In order to fulfill that state, it is necessary to figure out the needs of the elderly going through their daily activities because of the physical limitation that most elderly have. Therefore, writer did a research to find out if the concept of aging in place works at RUKUN Senior Living to help elderly maintain their integrity. As a result, the concept of aging in place can help the aging phase of the elderly because it provides ease by involving anthropometry in its design standards, but at the RUKUN Senior Living itself, there are still some unfulfilled points that have not been able to facilitate elderly using aids or wheelchair.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazarus, Richard S.
New York: Oxford University Press, 2006
305.26 LAZ c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hillier, Susan
Abstrak :
Updated throughout with relevant new examples, research, and photos, AGING, THE INDIVIDUAL, AND SOCIETY, Tenth Edition, brings a social problems approach to the interdisciplinary study of gerontology. This accessible text combines academic research with an empathetic view of the lives of older people to involve students emotionally and intellectually in the material. Activities offer many opportunities for experiential learning.
Belmont, CA : Wadsworth and Cengage Learning, 2011
305.26 HIL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evans, William J.
London: Free Press, 2002
613 EVA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rowlan, Donald T.
Abstrak :
It provides a foundation for understanding and reflecting on key demographic and social trends, together with related theoretical and policy frameworks that are important in explaining changes and designing informed responses. With particular reference to countries that have the oldest or largest aged populations, the book presents a synthesis of research on population aging, new analyses of trends and a discussion of the major social policy strategies. Key topics include the new demography of aging, population health, family change, the third age, international policy concepts and strategies, and comparisons of countries.
New York: Springer, 2012
e20400607
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Djuanda
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
612.67 EDW a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Djuanda
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
612.67 EDW a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Gerontology for the Health Care Professional, Third Edition is a comprehensive, practical text covering the evolving field of gerontology, written for health care students and professionals. Written by experts across many health professions, Gerontology for the Health Care Professional, Third Edition presents an up-to-date and realistic view on the aging process. With topics presented in an introductory fashion, this book covers all the important aspects of aging and instills an appreciation for the multidimensional aspects of aging for those who are working with and caring for elderly patients or clients. Each chapter includes objectives, chapter outlines, cast studies, multiple-choice review questions, and learning activities. The Third Edition begins with chapters on different aspects of the aging process. Later chapters explore various issues that are of primary importance to the older population. This comprehensive, accessible text concludes with the future concerns of an aging society. There is also an epilogue encouraging all health care professionals to embrace patient or client advocacy, especially for older adults.
Burlington, MA : Jones and Bartlett Learning, 2015
618.97 GER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M Rosa Hertamina
Abstrak :
Berbagai perubahan yang terjadi pada lansia di panti, baik perubahan yang berhubungan dengan kondisi fisik maupun berhubungan dengan kondisi lingkungan. Perubahan-perubahan yeng terjadi pada Iansia, yaitu perubahan fisik dan kesehatan, keuangan, minat, kehidupan dalam keluarga, dan perubahan dalam hubungan dengan orang Iain. Perubahan tersebut memiliki potensi untuk menimbulken stres pede Iansia di panti. Untuk mengatasi den menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan tersebut, lansia di panti membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Dukungan tersebut disebut dukungan sosial, dan orang yeng memberi dukungan disebut sumber dukungan. Staf panti salah satu sumber dukungan bagi Iansia di panti, dan peranan staf sangat penting dalam penyesuaian diri Iansia di panti. karenanya pada penelitian ini hendak diketahui mengenai dukungan sosial yang bersumber dari staf berdasarkan persepsi lansia sebagai penerima dukungan. Studi kepustakaan menyatakan bahwa dukungan sosial akan dapat membantu mencegah efek negatif karena adanya stres apabila terjadi kesesuaian antara harapan dan penerimaan dukungan sosial bagi individu penerima dukungan. Demikian pula dukungan sosial dari stafa akan dapat mencegah efek negatif karena stres apabila terdapat kesesuaian antara harapan dan penerimaan dukungan terseut menurut lansia. Karenanya peneliti menganggap penting untuk meneliti mengenai dukungan sosial dari staf yang diharapkan lansia, dukungan sosial dari staf yang diterima lansia dan juga mengetahui ada kesenjangan atau tidak antara harapan dan penerimaan lansia akan dukungan yang diberikan staf. Pada penelitian ini juga hendak diteliti dukungan sosial yang menurut staf telah diberikan pada lansia. Hal ini dilakukan karena persepsi individu berperan dalam penilaian dukungan yang diterima seseorang. Lansia dapat saja merasa tidak mendapatkan dukungan dari staf, sedangkan staf merasa telah memberikan dukungan tersebut. Untuk menghindari kesalah-pahaman pada hubungan lansia dan staf maka peneliti memandang penting untuk mengetahui dukungan yang menurut staf telah diberikan pada lansia. Subyek penelitian adalah lansia dan staf paada sebuah panti, dengan usia lansia antara 60-85 tahun, berpendidikan minimal SLTP dan telah menetap di panti minimal 3 bulan. Sedangkan staf panti setidaknya telah bekerja di panti tersebut minimal 3 bulan dan memiliki pendidikan SLTP. Jumlah lansia yang bersedia sebagai subyek penelitian sebanyak 30 orang, dan jumlah staf 11 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner harapan dan penerimaan dukungan sosial dari staf pada lansia, kuesioner pemberian dukungan sosial yang menurut staf telah diberikan pada lansia dan kuesioner sumber dukungan sosial pada lansia. Pengolahan data dilakukan dengan deskriptif statistik. Dari haril penelitian diperoleh dukungan sosial yang paling diharapkan lansia adalah dukungan emosi, kemudian persahabatan, informasi, penghargaan, instrumen, dan pemberian pertolongan bagi orang lain. Harapan lansia akan bentuk dukungan tersebut berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia di panti. Dukungan sosial yang paling diterima atau dirasakan lansia di panti adalah dukunga instrumen, kemudian pemberian pertolongan pada orang lain, emosi, informasi, persahabatan dan esteem. Dari hasil dapat diketahui bahwa terdapat kesenjangan antara harapan dan penerimaan dukungan sosial dari staf pada lansia, kecuali dukungan penghargaan. kesenjangan yang terjadi pada batas tertentu masih dapat ditolerir, tetapi jika dibiarkan dapat menganggu penyesuaian diri lansia di panti, oleh karenanya penanganan yang lebih serius amat dibutuhkan. Menurut staf panti, dukungan yang paling diberikan selama ini adalah dukungan instrumen, kemudian pemberian pertolongan bagi orang lain, penghargaan, emosi, persahabatan, dan informasi. Persepsi lansia terhadap dukungan yang diterima dan persepsi dari staf akan dukungan yang telah diberikan tidak ada perbedaan pada 4 dukungan, yaitu, dukungan emosi, persahabatan, instrumen, dan informasi sedangkan pada dukungan penghargaan dan pemberian pertolongan pada orang lain, terdapat perbedaan apa yang telah diberikan staf tidak dirasa sebagai hal yanga sama oleh lansia. Selama di panti, lansia paling merasakan staf sebagai sumber dukungan instrumen, sedangkan dukungan lainnya dirasakan lansia bersumber dari keluarga, yaitu anaka dan dari sesama lansia di panti. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi panti tempat penelitian ini diadakan untuk meninjau kembali program-program panti sesuai dengan kebutuhan lansia. Dengan demikian lansia akan lebih mudah menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan yang dialami dan menghindari kesalah-pahaman yang terjadi diantara lansia dan staf.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra
Abstrak :
Manusia tidak terlepas dari ruang interaksi sosial termasuk manusia lanjut usia. Periode manusia lanjut usia, yang berada pada tahap akhir daur hidup manusia masih terdiri dari beberapa tahap penuaan—young old, old old, dan oldest old—dengan dinamika ruang interaksi sosial yang berbeda-beda pula. Oleh sebab itu, mendeskripsikan ruang interaksi sosial dan perubahannya seiring dengan perubahan tahap penuaan manusia lanjut usia secara komprehensif menjadi penting. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih rinci mengenai bagaimana ruang interaksi sosial berubah seiring dengan berubahnya tahap penuaan manusia lanjut usia. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah melalui kajian teori mengenai ruang (interaksi) sosial, lingkungan daur hidup manusia khususnya manusia lanjut usia, dan tahap-tahap penuaan manusia lanjut usia. Studi kasus juga dilakukan terhadap ruang interaksi sosial dua orang manusia lanjut usia untuk melihat bagaimana teori yang sudah dikaji tersebut terjadi dalam kehidupan nyata. Dari tinjauan teori dan studi kasus tersebut, dapat disimpulkan ada beberapa pola perubahan ruang interaksi sosial seiring dengan perubahan penuaan pada manusia lanjut usia, yaitu: besaran ruang interaksi sosial manusia lanjut usia menurun drastis ketika memasuki tahap oldest old; pola ruang interaksi sosial dan ruang aktivitas manusia lanjut usia cenderung sama dan stabil pada setiap tahap penuaan; frekuensi penggunaan ruang di luar ruang domestik oleh manusia lanjut usia cenderung menurun seiring dengan perubahan tahap penuaan dan hampir tidak terjadi lagi ketika memasuki tahap oldest old; dan ruang aktivitas semakin didominasi oleh ruang interaksi sosial ketika seorang manusia semakin berusia lanjut sehingga ketika ruang aktivitas berubah, ruang interaksi sosial pun cenderung ikut berubah. ......Human being cannot be separated from social interaction space, including the elderly. The elderly stage, who is in the latest stage of in the human life cycle still consists of several stages of aging—young old, old old, and oldest old—with different dynamics of social interaction space too. Therefore, describing social interaction space and the changing through the aging of the elderly comprehensively becomes important. The purpose of this writing is to understand more detail on how social interaction space changes through the aging of the elderly. This writing begins with the study of the theories about social (interaction) space, the human life cycle environment, and the aging stages of the elderly. Furthermore, case study was also conducted on the social interaction space of two elderly individuals in order to examine how the theories that had been studied happened in the real life. From the study of the theory and the case study, it can be concluded that there are several patterns of the changing of social interaction space through the aging of the elderly. These patterns include: the scale of social interaction space of the elderly is declined drastically in the oldest old stage; the pattern of social interaction space and activity space of the elderly relatively similar and stable in every aging stage; the frequency of using outside domestic space by the elderly tends to decline through the aging of the elderly and almost disappear in the oldest old stage; and activity space is more dominated by social interaction space when a human is growing older—it means that when the activity space is changed, the social interaction space also tends to be changed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>