Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gloucester: Massachusetts: Rockport Publishers,, 1997
747.8 SHO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Faradina Rifiani
Abstrak :
Komunikasi dan desain tidak dapat terpisahkan dalam penyampaian desain antara arsitek dan pihak terkait. Berbagai metode komunikasi digunakan oleh arsitek untuk mengkomunikasikan desainnya agar tersampaikan dengan baik sesuai dengan apa yang diinginkan. Simulasi merupakan salah satu metode komunikasi desain yang dapat diterapkan dalam arsitektur. Melalui simulasi, sebuah realita diduplikasikan dengan memberikan pengalaman kepada manusia seolah simulasi terasa sebagai sebuah realita. Pada arsitektur, simulasi dihadirkan untuk mengkomunikasikan ide melalui performa desain yang melibatkan keseluruhan tubuh manusia melalui interaksi secara langsung dengan desain sehingga manusia memiliki peran di dalamnya. Terkomunikasikannya desain pada metode simulasi dipengaruhi oleh sistem sensori dalam tubuh manusia dalam melihat tanda pada suatu objek simulasi sehingga dapat mengkomunikasikan performa desain dari realita yang dicita-citakan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bouvrie, Jan des
Kempen: Germany te Neues, 2015
R 747 BOU d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Diva Aulia Ahmad
Abstrak :
Di dunia dengan teknologi sebagai poros utamanya, kualitas interaksi pada saat interaksi langsung menjadi problematic yang dialami sebagian besar generasi saat ini. Sehingga proses interaksi secara langsung kadang membutuhkan dorongan social lubricant. Social lubricant diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memfasilitasi individu dalam berinteraksi di kondisi sosial tertentu. Tulisan ini memfokuskan peran minuman beralkohol sebagai salah satu social lubricant karena sifatnya yang mampu mendorong potensi individu dan meminimalisir faktor internal dari individu itu sendiri seperti kecemasan, perasaan takut tidak diterima secara sosial, dan pemalu. Social lubricant sendiri dapat mempengaruhi proses penginderaan jarak yang dibagi kedalam empat cakupan jarak, yaitu jarak intim, jarak personal, jarak sosial, dan jarak publik. Yang pada tiap individu akan terjadi perubahan cakupan jarak seiring dengan kemampuan nya merespon impuls yang masuk melalui indera nya, dan seiring minuman beralkohol memberikan efek kepada perilaku dan otaknya. Hal ini disebut sebagai proses penginderaan jarak, tulisan ini pada akhirnya menjelaskan bagaimana proses penginderaan jarak dapat dicapai melalui intervensi ruang yang berfungsi sebagai social lubricant pada ruang formal sebagai bentuk sintesis dari minuman beralkohol.
In a world where technology acts as the main core, interaction quality on one-on-one interaction process become an issue in most of the present generation. Makes an interaction process sometimes need a help of social lubricant. Social lubricant itself is anything that acts as a facilitator in interaction in such certain condition. This paper focused on alcoholic beverages role as a social lubricant cause it characteristic that able to push a person's potential and minimalize internal factors from the person itself. Such as anxiousness, the feeling of social rejection, and constrained. Social lubricant itself can affect the distance-sensing process that categorized in four distinct group. Intimate distance, personal distance, social distance, and public distance. Which on each individual will occur a different distance-sensing process along his ability to respond stimuli that enters his five senses, and along with alcohol impact his brain and behavior. This term is called distance-sensing shifting. Finally, this paper explained how distance-sensing process is able to achieved through a series of space intervention that acts as a social lubricant in formal space as a synthesis from alcohol effects.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zelinsky, Marilyn
New York: McGraw-Hill, 1997
725.230 9 ZEL n (2);725.230 9 ZEL n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Azzahra
Abstrak :
ABSTRAK Literatur fiksi ergodik mengandung elemen yang sedikit berbeda dengan literatur fiksi nonergodik. Seiring dengan narasi, node, opsi, multi alur, hingga elemen periteks seperti tata letak dan jenis tulisan, menciptakan literatur fiksi ergodik secara keseluruhan. Keberadaan elemen-elemen ini menyebabkan terjadinya ragam gerakan pembaca ketika membaca. Gerakan-gerakan ini, baik disengaja maupun karena pilihan, menciptakan kebutuhan ruang bagi pembacanya. Tulisan ini akan mendiskusikan mengenai ruang membaca literatur fiksi ergodik House of Leaves (2000) karya Mark Z Danielewski. Pembaca memulai dengan gerakan membalik halaman secara periodis, dan semakin alur memuncak, usaha nontrivial diperlukan dalam membaca: meninjau kembali halaman-halaman, memutar orientasi, membawa buku lebih mendekat dan menjauh, dan pada titik tertentu memerlukan pembaca untuk membaca di depan cermin. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk membuktikan bahwa narasi tidak hanya menjadi media representasi maupun pelengkap bagi arsitektur, sebaliknya, narasi dapat mendorong terbentuknya ruang arsitektur itu sendiri.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lissa Christie Lopes Surya
Abstrak :
ABSTRAK
Memahami elemen desain merupakan hal esensial yang patut dikuasai oleh seorang arsitek interior. Elemen desain dapat berupa hal yang terukur dan tak terukur. Elemen desain tak terukur membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk memahaminya. Dengan menggunakan pandangan Silence dan Light menurut Louis Kahn dan juga will dan representation menurut Arthur Schopenhauer, saya menemukan pendekatan yang dapat digunakan untuk lebih memahami elemen desain tak terukur, yaitu dengan memahami kehendak sebuah objek melalui sebuah karya seni.
ABSTRACT
Understanding design elements are an essential matter for interior architects. Design elements consist of tangible elements and intangible one. In order to understand the characteristic of the intangible elements, a certain approach is needed. By using the knowledge of Louis Kahn rsquo s Silence and Light and Arthur Schopenhauer rsquo s Will and Representation, I manage to find a better approach to understand the intangible. It can be achieved by understanding its will from an art form.
2017
S67658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astidira Apti
Abstrak :
Untuk berpartisipasi dalam memperluas pengetahuan pada pendekatan ekologis di area pengetahuan interior, penelitian berbasis desain dapat menjadi media yang memadai untuk mempelajari pendekatan ekologis secara spasial. Dalam mempertanyakan seberapa jauh kita bisa menantang interioritas, dalam penelitian ini, ekologi dianggap sebagai studi tentang sistem dalam lingkup ruang dan lingkungan. Penelitian ini dimulai dengan mempelajari sistem filter air pada ekologi buatan kolam koi di mana fokus utamanya adalah pergerakan air dan interaksinya dengan material yang digunakan untuk penyaringan. Sistem ini sendiri dapat dilihat sebagai sebuah mesin, tapi kualitas dalam sistem dimana keterkaitan antara unsur-unsur organik, unsur-unsur anorganik dapat dilihat sebagai pendekatan ekologis pada mesin, di mana sistem dapat dianggap sebagai Living Machine. Menerapkan prinsip-prinsip penyaringan air dan memanfaatkan kualitasnya untuk menghasilkan program pendidikan melalui antarmuka digital digabungkan untuk mempengaruhi manusia melalui interioritas nya. Tapak yang terintegrasi untuk diinjeksikan sistem adalah kolektif tujuh gudang kayu dikelilingi oleh air mati. Mesin itu sendiri mengintervensi konteks yang berumur yang 400 tahun untuk menghidupkan air mati melalui operasinya yang bergerak di dalam, diantara, dan di luar setiap unit gudang kayu yang lain dan air yang mengelilinginya. Pendekatan ekologis Living Machine filter air di dalam konteks kayu dan air mati menceritakan pesannya mengenai keberadaan air yang berada disekitar kita dan didalam diri kita dan menciptakan konteks yang hidup. ...... To participate in widening the area of knowlege in interior through an ecological approach, a design based research can be an adequate media to study the approach in a spatial manner. In questioning how far we can challenge interiority, in this research, ecology is perceived as a study of systems in a spatial and enviromental scope. The research begins with studying water filters system in the artificial ecology of a koi pond where the main focus is water movement and its interraction with materials used for filtering. The system it self can be seen as a machine, but its qualities in the interrelated system between the organic elements, the inorganic elements can be seen as an ecological approach to a machine, in which the system can be perceived as a Living Machine. Applying the principals of filtering water and utilizing its qualities to generate educational programming through digital interface are combined to preoccupy human through its interiority. The integrated site chosen to inject the system is a collective of seven wooden storage surrounded by dead water. The machine itself intervene the 300 years old existing context to bring the dead water to life through the operation of water moving inside, inbetween, and outside of each wooden storage unit to another and the water that surrounds it. An ecologycal approach of water filter living machine inside a context of wood and dead water narrates its message of waters existence that surrounds us and is within us creates a living pulse of the context.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Agithawuri Widyakinanti
Abstrak :
Aku dan dia sama-sama manusia tapi berbeda, begitu juga dengan kopi tubruk dan latte yang merupakan sama-sama kopi, namun sebenarnya berbeda. Sistem objek digunakan sebagai metode untuk mengungkap interioritas dan ruang yang terjadi antara aku dan dia dalam kopi tubruk dan latte sebagai dua hal yang berbeda. Coffee Story mengemas perbedaan kedua ruang kopi tubruk dan latte dalam suatu cerita perjalanan kopi dari awal ditanam hingga menjadi kopi siap minum dengan menentukan pilihan berdasarkan rasa, visual, dan aroma kopi yang dapat menentukan akhir dari perjalanan tersebut. Apakah aku dan dia saling berpisah ataukah dapat bersatu. ...... Me and him are human, however we are different. Just like kopi tubruk and latte that both are coffee, but actually both are different. The systems of objects are utilized as a method to reveal interiority and space generated between me and him, embedded in kopi tubruk and latte, as two different aspects. Coffee Story highlights spatial differences between kopi tubruk and latte within a coffee story from the beginning of plantation to ready to drink coffee by determining choices based on coffee taste, visual, and flavor shaping the end of the journey. Whether me and him will part ways or reunite.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library