Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mega Diasty Rahayu
"Kelimpahan relatif dan rasio Firmicutes/Bacteroidetes mikrobiota usus dipengaruhi oleh asupan makan dan mempengaruhi kesehatan anak dan dewasa. Namun, penelitian pada ibu hamil di daerah urban masih terbatas dan hasil yang dihubungkan dengan pola makan masih berbeda-beda, terutama di negara berpenghasilan rendah-menengah. Penelitian ini menilai hubungan antara pola makan dengan kelimpahan relatif mikrobiota usus (filum dan genus) dan rasio Firmicutes/Bacteroidetes. Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan di Puskesmas di empat kota di Jakarta (Pusat, Tengah, Barat dan Utara) merekrut 90 ibu hamil yang datang pada kunjungan Ante Natal Care (ANC). Data asupan makan ibu dengan menggunakan semi quantitative food frequency questioner (SQ-FFQ) diambil oleh enumerator yang sudah ditraining. Data asupan makan dianalisis menggunakan principal component anlysis (PCA) yang akan membentuk pola makan. Sampel feses diambil dan dianalisis dengan Next Generation Sequencing (NGS) 16S rRNA untuk mendapatkan hasil kelimpahan relatif mikrobiota usus . Terbentuk 4 pola makan yaitu pola makan tinggi sumber protein, pola makan tinggi sumber susu dan produk susu, pola makan tinggi sumber karbohidrat dan serat serta pola makan tinggi sumber buah-buahan. Dua filum terbesar yaitu (Firmicutes dan Bacteroidetes) dan 3 genus terbanyak yaitu Prevotella, Faecalibacterium dan Blautia dengan rerata kelimpahan relatif berurutan 69,5%, 12,6%, 5,98%, 8,59% dan 6,59%. Pola makan tinggi karbohidrat dan serat, namun tidak dengan pola makan lain, memiliki nilai p signifikan dengan kelimpahan relatif Faecalibacterium setelah disesuaikan dengan Pendidikan dan suku pada analisis multivariat (β 1,01, CI 95% 0,27-1,73 dan p=0,008). Kesimpulannya, setiap kenaikan pola makan tinggi sumber karbohidrat dan serat dapat menaikkan kelimpahan relatif dari Faecalibacterium sebesar 1,01%. Edukasi tentang pemilihan pola makan yang sehat dan baik untuk serta asupan karbohidrat dan serat yang bervariasi sangat penting dilakukan.

Relative abundance influenced by diet and affect children and adults’ health. However, evidence among urban pregnant women is limited and results on the link of this outcome with dietary pattern is conflicting especially in low-middle income nations. We assessed the relationship between maternal dietary pattern and the relative abundance of gut microbiota and Firmicutes/Bacteroidetes ratio. A cross-sectional study was conducted in primary health care in four districts in Jakarta (Central, East, West and North areas) recruiting 90 pregnant women during their ante natal care visits. Maternal food intake was assessed using a semi-quantitative food frequency questionnaire by trained enumerators and analyzed using principal component analysis to form a dietary pattern. Fecal samples were collected and analyzed with the Next Generation Sequencing (NGS) 16S rRNA to obtain the relative abundance of gut microbiota results. Four eating patterns were formed, namely a high protein sources diet, a high milk and dairy products sources diet, a high carbohydrates and fiber sources diet and a high fruit sources diet. Two largest phyla (Firmicutes and Bacteroidetes) and three largest genera (Prevotella, Faecalibacterium and Blautia) were identified with an average relative abundance value of 69.5%, 12.6%, 5.98%, 8.59% and 6.59%, respectively. High carbohydrate and fiber sources diet, not the other patterns, had a significant value with Faecalibacterium abundance after adjusting for education and ethnicity in multivariate model (β 1.01, CI 95% 0.27- 1.73 and p=0.008). In conlussion, increase high carbohydrate and fiber source diet could increase the relative abundance of Faecalibacterium by 1.01%. Education to choose healthy diet and variety carbohydrate and fiber sources will be needed."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Azizahra Syafruddin
"Underweight atau berat badan kurang adalah berat badan yang terlalu rendah untuk anak normal yang sehat1. Underweight masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Prevalensi underweight di Kabupaten Lebak tahun 2018, mencapai angka 18.61% dimana angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional (17.7%) dan Provinsi Banten (16.22%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian underweight pada balita di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak pada tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan dengan menggunakan data primer dari penelitian “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecacingan pada Balita di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak Tahun 2020”. Sampel penelitian ini adalah 208 balita usia 24-59 bulan di Desa Karangkamulyan. Analisis data univariat dan bivariat berupa uji Chi-square dilakukan menggunakan aplikasi SPSS versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balita usia 24-59 bulan di Desa Karangkamulyan mengalami kejadian underweight sebanyak 10.6%. Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian underweight pada balita, diantaranya: usia balita (p-value =0,000), riwayat penyakit ISPA (p-value =0,003), asupan protein (p-value =0,044), dan kebiasaan konsumsi protein nabati (p-value =0,006).

Underweight is a body weight that is too low for a normal healthy child1. Being underweight is still a significant health problem in Indonesia. The prevalence of underweight in Lebak Regency in 2018, reached 18.61%, which is higher than the national prevalence rate (17.7%) and Banten Province (16.22%). 2. This study aimed to determine the factors associated with the incidence of underweight in children under five in Karangkamulyan Village, Cihara District, Lebak Regency in 2020. This study used a cross-sectional design which was carried out by analyzing primary data from the study “Factors that Related to the Incidence of Helminthiasis in Toddlers in Karangkamulyan Village, Cihara District, Lebak Sub-disctrict in 2020”. The sample of this study was 208 children aged 24-59 months in Karangkamulyan Village. Univariate and bivariate data analysis was conducted by using SPSS version 22 application. Study results showed that 10.6% of children of Karangkamulyan Village have an incidence of underweight. Also, this study showed that four variables were significantly associated with the age of children (p-value =0,000), history of upper respiratory tract infection (p-value =0,003), protein intake (p-value =0,044), and plant protein (p-value =0,006)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Ayuandira
"Penelitian ini menjelaskan mengenai hubungan konsumsi makan, status gizi, dan faktor risiko lain dengan hiperkolesterolemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hiperkolesterolemia pada pekerja industri. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan sampel sebanyak 229 karyawan laki-laki PT Semen Padang yang melakukan medical check up di Unit Kesehatan Masyarakat RS Semen Padang tertanggal 9 April - 18 Mei 2012. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, food recall 2x24 jam, dan FFQ. Analisis Chi Square dan Odd Ratio digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor resiko dengan hiperkolesterolemia.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa prevalensi hiperkolesterolemia (total kolesterol ≥ 200 mg/dl) responden adalah 54.1%. Usia (OR = 2.3), RLPP (OR = 1.8), riwayat hiperkolesterol (OR = 3.2), LDL (OR = 45.6) trigliserida (OR = 2.9), asupan lemak (OR = 9.0), konsumsi buah (OR = 2.2), konsumsi sayur (OR = 2.8), lama merokok (OR = 2.9) dan stres kerja (OR = 1.8) berhubungan dengan hiperkolesterolemia. Penelitian ini menyarankan dengan menjalankan pola makan dan pola hidup yang sehat, serta rutin melakukan medical check up dapat mengurangi risiko terjadinya hiperkolesterolemia.

This study described about food consumption, nutritional status, and other factors in relation to hypercholesterolemia. The purpose of this study was to identify correlates factors for hypercholesterolemia in industry employees. A cross sectional study was conducted in 229 man employees of PT Semen Padang who received medical checkup during April 9th - Mei 18th 2012 in Public Health Unit, Semen Padang Hospital. The data were collected by questionnaire, food recall 24 hours, and FFQ. Chi square and Odd Ratio procedures were used to assess the association between risk factors and hypercholesterolemia.
The result reveals that the prevalence of hypercholesterolemia (total cholesterol ≥ 200 mg/dl) among respondent is 54.1%. Age (OR = 2.3), waist-hip ratio (OR = 1.8), family history of hyper cholesterol (OR = 3.2), LDL (OR = 45.6), triglyceride (OR = 2.9), fat intake (OR = 9.0), fruits consumption (OR = 2.2), vegetables consumption (OR = 2.8), smoking period (OR = 2.9), and work stress (OR = 1.8) were associated with hypercholesterolemia. This research suggests that health food consumption pattern and life style, and also gets routine in medical checkup can reduce the risk of hypercholesterolemia."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Ayu Erika
"Overweight dan obesitas pada anak merupakan suatu masalah yang kom-
pleks disebabkan multifaktor, yaitu interaksi genetik dan lingkungan. Gaya
hidup perkotaan dipicu oleh asupan makanan yang berlebih pada anak
overweight dan obesitas. Strategi untuk menurunkan asupan makan
berlebih pada anak adalah dengan pendekatan child healthcare model dan
transtheoretical model sehingga dapat mengendalikan gaya hidup anak.
Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh pendekatan child health-
care dan transtheoretical model terhadap asupan karbohidrat anak over-
weight dan obesitas. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kecamatan
Biringkanaya dan Tamalanrea, Makassar, pada bulan Agustus 2013 sam-
pai Maret 2014. Desain yang digunakan adalah quasy experiment yaitu pre
test and posttest with control group design. Sampel dipilih secara purposive
sebanyak 31 anak overweight atau obesitas pada kelompok perlakuan dan
33 kontrol pada anak sekolah dasar kelas 4 - 6. Intervensi penelitian 6 bu-
lan dengan pemberian buku panduan gaya hidup sehat. Instrumen meng-
gunakan kuesioner food recall. Hasil uji-t berpasangan menghasilkan asu-
pan karbohidrat pada pre-post intervensi kelompok perlakuan dengan nilai
p 0,004 (< 0,05) sedangkan kelompok kontrol dengan nilai p 0,114.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan child health-
care model dan transtheoretical model terhadap asupan karbohidrat anak
overweight dan obesitas.
Overweight and obesity in children is a complex problem that is caused by
a multifactorial genetic and environmental interactions. Urban lifestyle
fueled by excessive food intake in overweight and obese children.
Strategies to reduce excessive food intake in children is the child healthcare
approach and the transtheoretical model so that the model can control the
child?s lifestyle. This study aimed to prove the effect of child healthcare
Pengaruh Pendekatan Child Healthcare Model dan
Transtheoretical Model terhadap Asupan Makan Anak
Overweight dan Obesitas
The Effect of Child Healthcare Model and Transtheoretical Model
Approaches to Food Intake of Overweight and Obese Children
Kadek Ayu Erika* Elly Nurachmah**
approach and the transtheoretical model of the food intake of overweight
and obese children. This research was conducted in the district area
Tamalanrea and Biringkanaya, Makassar fromAugust 2013 to March 2014.
The design used is quasy experiment pretest and posttest with control
group design. Purposively selected sample of 31 children as overweight or
obese in the treatment group and 33 controls on primary school children
grade 4 - 6. Intervention research was conducted during a six month peri-
od by providing guide books on healthy lifestyle. The instrument used food
recall questionnaire. Paired t-test results produced carbohydrate intake in
the pre-post intervention treatment groups with p value 0.004 (<0.05),
whereas the control group with p value of 0.114. This study concludes that
there is influence of CHM and TTM approaches to the intake of carbohy-
drates of overweight and obese children."
Universitas Hasanuddin, Fakultas Kedokteran, *Departemen Anak Program Studi Ilmu Keperawatan, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Annisa Permana
"Asupan makan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kegagalan pertumbuhan pada anak-anak dalam waktu yang lama menyebabkan stunting. Anak stunting ditetapkan sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama. Penelitian sebelumnya menunjukkan anak stunting mempunyai asupan protein yang lebih rendah daripada normal. Selanjutnya, asupan dan konsentrasi serum asam amino pada anak stunting termasuk dalam kategori rendah. Literatur terbaru mengatakan bahwa pertumbuhan manusia dipengaruhi oleh jalur genetik berupa mTORC1. Manfaat peningkatan asupan protein dan asam amino dipercayai dapat mengatur sinyal anabolik asam amino melalui mechanistic target of rapamycin complex 1 (mTORC1). Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan korelasi antara asupan protein dan asam amino dengan aktivasi mTORC1. Empat puluh anak usia 8-10 tahun dihitung asupan makan selama tiga hari dan dikumpulkan sampel darahnya. Sel lysat yang diambil dari buffy coat dalam darah untuk mengukur fosforilasi mTORC1 menggunakan ELISA kits. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setengah dari respondent memiliki kecukupan asupan energi tidak adekuat, namun untuk asupan protein dan asam amino, sebagian besar dari mereka mempunyai asupan yang adekuat. Fosforilasi mTORC1 diukur dari persamaan linear optical density (OD) positif control y = 6x10-6 x +0.032; r2: 0.998. Hasil dari fosforilasi mTORC1 pada sampel terletak pada rentang positif control, bahkan ada yang lebih tinggi dari positif control 1 (P1). Korelasi antaran asupan makan seperti energy, protein dan asam amino esensial (histidine, isoleucine, leucine, lysine, methionine, phenylalanine, threonine, tryptophan, and valine) dan fosforilasi mTORC1 menunjukkan tidak ada korelasi (p>0.05). Menariknya, leucine dan arginine dinyatakan memiliki peran dalam jalur mTORC1. Analisis multivariate pada semua potensial factor ditemukan tidak ada korelasi yang signifikan. Pengukuran konsentrasi asam amino dalam darah dapat menjadi saran untuk menyimpulkan jenis asam amino yang mempengaruhi mTOR.

Dietary intake affects children growth and development. Persistent growth failure in children can cause stunting. Stunted children remain as a major public health problem. Recent study showed that stunted children had lower dietary protein intake than normal children. Furthermore, intake and serum concentration of essential amino acid in stunted children was categorized as low. Recent studies found that human growth was regulated by mTORC1 pathway. Increasing protein and amino acid intake maintains amino acid anabolic signaling through the mechanistic target of rapamycin complex 1 (mTORC1). The purpose of study was to determine the correlation between protein and essential amino acid intake toward activation of mTORC1. Forty children aged 8-10 year old were assessed for their dietary intake in three days and collected blood sample. Lysate cells were collected from buffy coat to determine mTORC1 phosphorylation using ELISA kits. The result showed that half of the children had inadequate energy intake, however most of them had adequate protein and amino acids intake. mTORC1 phosphorylation was obtained from the linear equation of Optical Density (OD) positive control y = 6x10-6 x +0.032; r2: 0.998. Correlation between dietary intake as energy, protein, and essential amino acids (histidine, isoleucine, leucine, lysine, methionine, phenylalanine, threonine, tryptophan, valine, cysteine, tyrosine and arginine) and mTORC1 phosphorylation showed no correlation (p>0.05). Interestingly, leucine and arginine was known to have role in mTORC1 pathway based on literature. Multivariate analysis on all potential factors showed no significant correlation. The correlation of protein and amino acids intake with mTORC1 needs to be analyzed further. This study suggests assessing concentration of amino acid in the blood to determine specific type of amino acid that regulate mTOR activation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library