Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Try Dharma Mulia
"Peran sebagai fasilitator pembangunan menyingkap berbagai tantangan dalam setiap prosesnya, baik dari segi peraturan program, pemangku kepentingan, maupun masyarakat. Makalah ini membahas dinamika pembangunan rumah layak huni, khususnya melalui Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Fasilitator tidak hanya bertugas memfasilitasi dan memberdayakan masyarakat, tetapi juga harus mengelola kompleksitas birokrasi dan administrasi program. Administrasi sangat penting karena menjadi prasyarat untuk melanjutkan setiap tahapan program. Fasilitator sering berhadapan dengan aktor lokal yang memanfaatkan kesempatan dalam proses pembangunan. Program ini menunjukkan fetisisme terhadap dokumen sebagai alat untuk mempresentasikan hasil. Namun, sering terjadi manipulasi data untuk melengkapi dokumen dan mengabaikan fakta di lapangan. Hal ini berkaitan dengan teori "governing by numbers," yang menjelaskan bahwa fetisisme administrasi dan budaya audit dipercaya merepresentasikan data lapangan tetapi justru memicu manuver oleh aktor terkait. Data diubah menjadi angka yang dapat dimanipulasi karena adanya kebebasan pengelolaan yang diberikan oleh aktor pembangunan. Proses fasilitator dalam menghadapi aktor lokal dan mengelola administrasi dapat menciptakan ethical dilemma. Makalah ini merupakan refleksi dari pengalaman magang saya sebagai fasilitator pemberdayaan BSPS di Desa Babussalam, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

The process of becoming a development facilitator faces various challenges, both in terms of program regulations, stakeholders, and the community. This paper discusses the dynamics of decent housing development, particularly through the Self-Help Housing Stimulant Program (BSPS). Facilitators are not only tasked with facilitating and empowering the community, but must also manage the complexity of bureaucracy and program administration. Administration is very important because it is a prerequisite for continuing each stage of the program. Facilitators are often confronted with local actors who take advantage of opportunities in the development process. The program shows a fetishization of documents as a tool to present results. However, there is often manipulation of data to complete documents and ignore facts on the ground. This relates to the theory of "governing by numbers," which explains that administrative fetishism and audit culture are believed to represent field data but instead trigger maneuvers by relevant actors. Data is turned into numbers that can be manipulated because of the freedom of management given by development actors. The facilitator's process of dealing with local actors and managing administration can create an ethical dilemma. This paper is a reflection of my internship experience as a BSPS empowerment facilitator in Babussalam Village, Gerung Sub-district, West Lombok District, West Nusa Tenggara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Landung Esariti
"Salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu mewujudkan kota-kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkeadilan. Sebagai upaya mencapai tujuan tersebut, maka tujuan studi ini melihat sejauh mana implementasi strategi pengarusutamaan gender yang meliputi akses, manfaat, kontrol, dan partisipasi yang setara antara perempuan dan laki-laki dilakukan dalam kegiatan peningkatan kualitas hunian program BSPS. Hal ini penting, mengingat kualitas rumah layak huni merupakan salah satu indikator dari pengurangan kemiskinan perkotaan. Analisis menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan teknik skoring dan pembobotan, melalui penyebaran kuesioner pada 33 rumah tangga penerima bantuan di Kecamatan Semarang Utara, Semarang. Validasi terhadap upaya peningkatan kualitas hunian dilakukan melalui observasi terhadap kondisi fisik masing-masing ruma, sebelum dan sesudah menerima bantuan. Hasil studi menunjukkan dua aspek yang unggul secara nilai yaitu manfaat sebesar 74,74 dan kontrol sebesar 67,17. Walaupun demikian, aspek kontrol memiliki pengaruh yang kuat pada rumah tangga penerima bantuan yaitu meningkatnya kapasitas individu. Hasil analisis penerapan program BSPS merekomendasikan bahwa strategi pengarusutamaan gender berhasil diterapkan pada beberapa aspek, khususnya peningkatan pada aspek akses dan partisipasi. Output studi juga menunjukkan adanya peran penting fasilitator lapangan untuk mempercepat proses peningkatan kapasitas individu."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
728 JUPKIM 15:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library