Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Purwaningrum T.
Abstrak :
ABSTRAK Menurut data Departemen Kesehatan bahwa Insidens penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan dari 2 Daerah Tingkat II ditahun 1968 terjangkiti telah menjadi 187 Daerah Tingkat pada tahun 1993. Direktorat Jenderal PPM PLP Depkes RI berupaya mengendalikan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui kerjasama lintas sektoral maupun lintas program. Kerberhasilan Program Pemberantasan Penyakit DBD tersebut perlu dukungan manajemen yang tepat dan efisien, dalam mengantisipasi terbatasnya dana pemerintah untuk membiayai program dimaksud. Dalam kurun waktu 1968 - 1993 kegiatan pemberantasan penyakit DBD perlu dievaluasi antara lain terhadap pelayanan teknis pemeriksaan maupun non teknis (administrasi/manajemen) termasuk pengelolaan logistik reagen DBD. Sehubungan kegiatan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran terhadap mekanisme/sistem penggelolaan logistik reagen antigen DBD selama Pelita V. Reagen DBD yaitu reagen yang dipergunakan untuk mendeteksi adanya virus DBD pada sampel darah tersangka penderita DBD. Studi ini deskriptif kualitatif tentang pengelolaan reagen DBD dilakukan di Balai Labkes Bandung Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah data primer dari kuesioner pengelola reagen DBD dan data sekunder digunakan sebagai alat untuk mendeteksi permasalahan yang terjadi. Pada penelitian ini akan dapat diketahui tentang evaluasi terhadap mekanisme pengelolaan logistik reagen DBD yang terjadi di Balai Labkes Bandung selama Pelita V, kendala yang dihadapi dan usulan pemecahan masalahnya.
ABSTRACT Ministry of Health stated that the Incidence rate of Hemorrhagic Dengue Fever was increasing from 2 subdistricts in 1968 to 187 subdistricts in 1993. Directorate General Communication Dlsaese Control have made serious effort to control this disease by collaboration with another sector and program. The program of controlling hemorrhagic dengue disease must be supported by appropriate and efficient management to anticipate the limitation of government budget. Since 1968 to 1993 many hemorrhagic dengue disease controlling activities must be evaluated, for example technical services or non technical services include logistic management of the reagent. The aim of this study knows the mechanism or logistic management/system of the reagent during PELITA V. Hemorrhagic dengue fever's reagent is a reagent which was detecting virus dengue fever in the blood specimen of the suspect patient. This study is qualitative description of logistic management which carry out in the Provincial Health Laboratory Bandung. The data which is needed in this study are the primary data which is come from questioner of reagent's manager and the secondary data which is needed for detecting the problem. In this study will be evaluate the mechanism of logistic management of hemorrhagic dengue fever reagent which have been happened in the Provincial Health Laboratory during PELITA V. the problem and the problem solving.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lesti Nurainy
Abstrak :
Untuk menerapkan paradigma baru pelayanan kesehatan dalam era globalisasi yang akan datang, Bidang Kimia Kesehatan Balai Laboratorium Kesehatan Palembang diharapkan memiliki daya saing tinggi dan swadana. Namun, Bidang Kimia Kesehatan masih belum terakreditasi sementara jumlah pemeriksaan laboratorium yang ditargetkan masih rendah. Dalam rangka meningkatkan kinerja Bidang Kimia Kesehatan, telah dirumuskan perencanaan strategis dengan melakukan penelitian operasional. Penelitian opeasional ini dilaksanakan menggunakan model pemecahan masalah yang terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap masukan (input stage), tahap penyesuaian (matching stage) dan tahap keputusan (decision stage). Dalam tahap pertama, data tentang faktor-faktor internal sebagai kunci sukses dikumpulkan dari 12 orang staf Kimia Kesehatan dengan wawancara mendalam dan CDM, sedangkan data tentang faktor-faktor eksternal dikumpulkan dengan observasi dan wawancara mendalam. Dengan menggunakan matriks SWOT dan IE, dalam tahap kedua semua data yang terkumpul dianalisis untuk menetukan posisi organisasi, tujuan jangka panjang, beberapa strategi yang mungkin untuk mencapai tujuan serta strategi-strategi alternatifnya yang cocok. Akhirnya, matriks QSPM digunakan dalam tahap ketiga untuk menyusun prioritas strategis yang paling cocok dalam mengembangkan Bidang Kimia Kesehatan. Matriks-matriks yang telah dibuat menunjukkan bahwa Bidang Kimia Kesehatan berada dlam posisi tumbuh dan membangun (grow and build). Oleh karena itu, strategi yang cocok untuk posisi ini adalah strategi integratif dan strategi integratif horizontal. Selanjutnya, berdasarkan matriks SWOT dirumuskan 12 strategi integratif dan 3 strategi horizontal Akhirnya, dari semua strategi yang telah dirumuskan pembentukan tim pemasaran merupakan prioritas utama. ......Stragegic Planning for the Develompent of Health Chemistry Unit of the Palembang Health Laboratory 2001-2003To implement new paradigm in health services in the coming globalisation era, Health Chemistry Unit of the Palembang Health Laboratory is expected to be high competitive and self financed. However, the Unit has not been accredited while the achievement of targeted laboratory' tests is still very low. In order to improve the Unit performance, a strategic planning has been formulated by conducting an operational research. The operational research was carried out using problem solving model which were divided into input stage, matching stage, and decision stage. In the first stage data on internal factors as success keys of the Health Chemistry Unit organisation were collected from 12 staffs of Health Chemistry by in-depth interview and CDM, whereas data on external factors were collected by in-depth interview and observations. Using SWOT and IE matrices, in the second stage all coIIected data were analysed to determine the position of the organisation, its long-term objectives, possible strategies to achieve the objectives as well as appropriate alternative strategies. Finally, QSPM matrix was used in the third stage to prioritise the most appropriate strategies for the development of Health Chemistry laboratory unit. The constructed matrices show that the Health Chemistry Unit is in grow and build position. Therefore, the suitable strategies for this position are integrative strategy and horizontal integrative strategy. Further, based on the SWOT matrix 12 integrative strategies and 3 horizontal strategies were formulated. Finally, of the formulated strategies forming marketing team is the top priority.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library