Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reichenbach, Bruce R.
Boston: McGraw-Hill, 2001
160 REI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fisher, Alec
Jakarta: Erlanga, 2009
160 FIS bt (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Junyanty
"Tantangan di abad ke-21 yang dicirikan dengan perubahan yang kian kompleks dan cepat membutuhkan orang-orang dengan kemampuan berpikir yang baik, Jika berbicara tentang mengembangkan kemampuan berpikir yang baik, maka pengembangan berpikir kritis dapat menjadi salah satu kuncinya. Hal itu terutama diharapkan menjadi sasaran dari pendidikan, utamanya pendidikan tinggi. Dapat dikatakan bahwa pendidikan hendaknya menghasilkan pemikir kritis, yang tidak hanya memiliki kemampuan atau keterampilan untuk melakukan berpikir kritis namun juga berkemauan untuk memilih berpikir dengan cara yang demikian. Jadi, tidak hanya keterampilan berpikir kritis namun juga kemauan atau yang dalam hal ini disposisi dari berpikir kritis juga penting untuk dikembangkan.
Selama ini pengembangan yang ada lebih menekankan pada keterampilan daripada disposisi. Eksplorasi empiris tentang disposisi berpikir kritis dan hal-hal lain yang berkaitan dengan disposisi berpikir kritis masih terbatas sehingga tidak aneh jika hubungan antara keterampilan dan disposisi berpikir kritis ini pun belum tegak secara konseptual. Memang sudah ada beberapa asumsi mengenai keberadaan hubungan antara kedua hal tersebut, namun demikian asumsi yang ada berlawanan. Ada yang menyatakan bahwa terdapat hubungan korelasional antara keterampilan dan disposisi berpikir kritis dan ada yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kedua hal tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji empiris akan hubungan kedua hal tersebut. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Indonesia (Ul), sehingga gambaran kasar mengenai keterampilan dan disposisi berpikir kritis mahasiswa Indonesia dapat diperoleh. Dari gambaran ini diharapkan juga dapat memberi masukan kepada pihak universitas dan fakultas mengenai keterampilan dan disposisi berpikir kritis mahasiswanya.
Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan sampel penelitian sebanyak 77 mahasiswa Ul yang terdiri dari 22 orang berasal dari Fakultas Ekonomi, 16 orang dari Fakultas Teknik, 5 orang dari Fakultas MlPA, 7 orang dari Fakultas llmu Budaya, 22 orang dari Fakultas Psikologi, dan 5 orang dari Fakultas Ilmu Komputer. Alat ukur keterampilan berpikir kritis dibuat dengan mengadaptasi Cornell Critical Thinking Test Level X dan alat ukur disposisi berpikir kritis yang berupa inventori kepribadian yang dikonstruksi sendiri oleh peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara keterampilan berpikir kritis dengan disposisi berpikir kritis. Hal itu berimplikasi pada paradigma yang digunakan untuk membina keterampilan berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis dalam pendidikan. Karena tidak ada hubungan korelasional antar kedua hal, maka pembinaan pada salah satu hal tidak akan berkontribusi langsung pada kemajuan hal lainnya. Secara umum, keterampilan berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis mahasiswa UI adalah di atas rata-rata rentangan skor tes yang mungkin muncul. Dalam perbandingan skor keterampilan berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis mahasiswa tiap-tiap fakultas yang menjadi sampel penelitian, ditemukan bahwa Fakultas Ekonomi dan Fakultas Psikologi berada di atas skor rata-rata mahasiswa UI secara umum. Namun pada keterampilan berpikir kritis, skor rata-rata fakultas tertinggi diperoleh oleh Fakultas Ekonomi dan yang terendah adalah Fakultas Ilmu Budaya. Pada disposisi berpikir kritis, skor rata-rata fakultas tertinggi diperoleh oleh Fakultas Psikologi dan yang terendah adalah Fakultas Ilmu Komputer."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
S2877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hong, Gyeong-Nam (홍경남)
"Buku ini ditulis oleh Hong Gyeong-Nam. Buku ini berisi pengajaran logika dalam berpikir kritis seperti dalam menganalisa sebuah teks."
Seoul: Jungang Daehakyo Chulphansa, 2012
KOR 895.740 8 HON n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Biology courses in senior high chool can play an important role in the effort to improve the student critical thinking skill. ..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Tri Sumartini
"Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh panduan coaching kepala ruang terhadap kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan perawat primer. Penelitian dengan desain quasi experiment with control group posttest only. Populasi penelitian adalah perawat primer di ruang rawat inap PKSC, Jakarta. Jumlah sampel 77 orang pada kelompok intervensi dan 77 orang pada kelompok kontrol.
Hasil penelitian karakteristik individu tidak ada pengaruh terhadap berpikir kritis dan pengambilan keputusan. Analisis regresi logistik ganda ditemukan adanya pengaruh coaching terhadap berpikir kritis ( p value 0,04) dan pengambilan keputusan (p value 0,036), Coaching dapat dikembangkan penggunaannya bagi staf, perawat baru dan pembimbingan mahasiswa untuk pengembangan keperawatan profesional.

The aim of this study was to examine the effect of coaching guide of charge nurse to critical thinking and decision making primary nurse .This study with quasi experiment with control group posttest only design. The study population was the primary nurse at the inpatient ward in PKSC, Jakarta. The number of samples of 77 people in the intervention group and 77 people in the control group.
The individual characteristic did not reveal any contribution.Multiple logistic regression analysis found that the significant influences on coaching toward critical thinking (p value 0,044) and decision making (p value 0,036). Coaching can be developed for personal use, nurses orientee and nurses student for professional nursing development.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T33228
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Setyawati
"Berpikir kritis sangat relevan dengan kondisi negara Indonesia saat ini. Dengan kemampuan berpikir kritis, rakyat Indonesia dapat menyaring informasi atau nilai-nilai yang datang dari luar secara kritis, dan memanfaatkannya untuk mencapai kondisi yang lebih baik.
Teori mengenai berpikir kritis lebih banyak dikembangkan oleh peneliti Barat yang kebudayaannya, bahasa, keyakinan dan cara hidupnya berbeda dengan Hal tersebut sedikit banyak memiliki pengaruh yang berbeda terhadap proses berpikir untuk masing-masing budaya. Oleh karena itu perlu dikembangkan konsep berpikir kritis yang khas dalam budaya Indonesia yang memiliki keunikan bila dibandingkan dengan budaya Barat.
Indonesia memiliki beraneka ragam suku bangsa yang berbeda dalam adat dan budaya, kebiasaan dan bahasanya. Salah satunya adalah suku Minangkabau yang terkenal dengan cirinya yang khas sebagai masyarakat yang demokratis, egaliter dan menganut sistem matrilineal. Selain itu adat Minangkabau memiliki sifat yang terbuka dan kritis terhadap nilai dari budaya lain. Karena kekhasannya itu, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai konsep berpikir kritis yang khas dalam suku Minangkabau.
Untuk penelitian ini akan dilihat konsep berpikir kritis dalam suku Minangkabau menurut persepsi praktisi pendidikan yang bersuku bangsa Minangkabau. Alasan dari pemilihan narasumber ini adalah karena mereka memiliki peranan yang penting dalam pengajaran berpikir kritis di sekolah. Sedangkan berpikir kritis dapat dijadikan tujuan yang ideal dari proses pendidikan.
Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualiatif untuk menghasilkan data yang mendalam dan detil mengenai konsep berpikir kritis dalam adat Minangkabau. Untuk memperoleh data tersebut dilakukan metode kuesioner dan wawancara dengan menggunakan teknik Delphi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep berpikir kritis dalam suku Minangkabau tidak menunjukkan perbedaan yang berarti dengan konsep berpikir kritis dalam budaya Barat. Namun terdapat konsep berpikir kritis yang khas dalam suku Minangkabau. Pada umumnya narasumber menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu cara berpikir yang tidak menerima begitu saja informasi yang masuk, melainkan dianalisa terlebih dahulu, masyarakat Minangkabau mendukung berpikir kritis dapat dilihat dari paham egaliter serta aktivitas musyawarah untuk mufakat dalam masyarakat minang.
Kedua hal tersebut memberikan kesempatan kepada anggota masyarakat untuk dapat mengemukakan pikiran dan pendapatnya tanpa adanya rasa segan atau takut terhadap pimpinan. Namun terdapat batasan dalam berpikir kritis, yaitu mendasarkan berpikir kritis atas dasar agama dan adat, serta menggunakan kata-kata halus atau sindiran dalam mengkritik orang untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan orang lain.
Karena penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bersifat eksploratif dan mungkin merupakan penelitian yang baru dilaksanakan dalam topik ini, maka peneliti menyarankan untuk diadakannya penelitian lanjutan agar didapatkan rumusan yang lebih tepat mengenai berpikir kritis dalam suku Minangkabau."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Melissa
"Adanya kritik-kritik yang mengemukakan kurangnya pemahaman rakyat Indonesia mengenai berpikir kritis, menimbulkan pertanyaan apakah budaya yang berkembang di Indonesia tidak memberi dukungan terhadap pertumbuhan kemampuan berpikir kritis rakyatnya. Serpell dan Boykin (1994) mengatakan bahwa latar belakang kebudayaan seseorang berpengaruh terhadap perkembangan kognisinya. Namun, perlu diingat bahwa Indonesia sendiri memiliki ratusan budaya yang berbeda-beda yang pastinya juga menghasilkan orang-orang dengan pola pikir yang berbeda-beda pula.
Dalam penelitian ini topik yang di sorot adalah berpikir kritis dalam kebudayaan Minangkabau, ditinjau dari pandangan pemuka adatnya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan, apakah kebudayaan Minangkabau memfasilitasi ataukah justru menghalangi warganya untuk berpikir secara kritis.
Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran mengenai bagaimana kebudayaan Minangkabau mendefinisikan konsep berpikir kritis, ciri-ciri apa yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemikir kritis, strategi-strategi apa yang perlu dikembangkan dalam rangka mendidik rakyat Indonesia agar menjadi lebih kritis dan contoh-contoh apa dalam kebudayaan Minangkabau yang dapat membuktikan bahwa kebudayaan tersebut memberikan dukungan bagi warganya untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam berpikir kritis. Data-data yang di dapat dalam penelitian ini diperoleh melalu kuesioner yang disebarkan secara bertahap sesuai dengan prinsip teknik Delphi dan wawancara langsung dengan beberapa nara sumber guna menggali lebih dalam pendapat-pendapat mereka mengenai topik penelitian.
Secara umum para nara sumber dalam penelitian ini setuju bahwa kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam menghadapi kehidupan yang semakin kompleks di zaman globalisasi ini. Mereka mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu pemikiran yang tidak menerima begitu saja setiap pandangan, gagasan, situasi dan kondisi yang sudah ada, termasuk gagasan atau pandangan yang dilontarkan oleh pemimpin, melainkan suatu pemikiran yang menggunakan rasio, logika dan kemampuan analisa yang dilakukan dengan hatihati.
Menurut mereka orang-orang yang berpikir kritis adalah orang-orang yang berani mengemukakan pendapat mereka, berwawasan luas dan senantiasa melakukan analisa dan pemikiran yang berhati-hati sebelum mengambil suatu tindakan. Budaya Minangkabau sendiri ternyata cukup memberikan kesempatan pada warganya untuk berpikir kritis dengan dijalankannya sistem demokratis dan egaliter di mana tiap orang memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya tanpa ragu-ragu kepada siapapun. Dalam pembicaraan mengenai strategi pengajaran berpikir kritis yang mereka usulkan mereka menekankan pentingnya memupuk keberanian seseorang dalam memberikan pendapat dan perlunya dibudayakan kebiasaan berdiskusi baik dalam lingkungan sekolah ataupun luar sekolah.
Corak khusus yang diberikan kebudayaan Minangkabau terhadap topik berpikir kritis ini adalah penambahan kriteria adat dan agama dalam konsep berpikir kritis. Dengan perkataan lain, di kebudayaan Minangkabau, dalam memutuskan benar atau tidaknya suatu pemikiran selalu yang digunakan sebagai ukuran adalah ajaran-ajaran adat dan ajaran agama Islam. Dengan begitu kegiatan berpikir kritis haruslah sesuai dengan ajaran agama Islam dan aturan-aturan adat yang berlaku di Minangkabau.
Sebagai saran penelitian ini mengusulkan agar diadakan penelitian lebih lanjut dalam topik yang sama, dengan menambahkan variasi-variasi lain yang belum terdapat dalam penelitian ini seperti misalnya melibatkan orang-orang dari profesi lain atau melakukan studi perbandingan antara warga Minangkabau yang sudah lama merantau di daerah lain dengan warga Minangkabau yang masih tinggal di daerah aslinya. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih utuh mengenai topik' berpikir kritis di kebudayaan Minangkabau dan bagaimana seseorang mempertahankan atau menggantikan unsur-unsur budaya yang ia miliki demi kemajuan dan perkembangan kemampuan berpikir kritisnya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaninta Alvi Andira
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara berpikir kritis dan orientasi religius. Berpikir kritis adalah penilaian yang bertujuan dan bersifat meregulasi diri untuk menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan kesimpulan beserta penjelasan dari pertimbangan yang jelas, konseptual, metodologis, kriteriologis, atau kontekstual berdasarkan penilaian tersebut (Facione, 1990).
Orientasi religius merupakan cara seseorang mempraktikkan atau hidup dengan keyakinan dan nilai agamanya (Allport & Ross, 1967). Pengukuran berpikir kritis menggunakan Tes Analog (Suleeman & Christia, 2016) dan pengukuran orientasi religius menggunakan alat ukur Religious Orientation Scale (ROS) versi revisi (Genia, 1993). Partisipan pada penelitian ini adalah 121 mahasiswa S1 Universitas Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara berpikir kritis dan orientasi religius, baik pada dimensi orientasi religius intrinsik maupun orientasi religius ekstrinsik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki gejala ini dengan memperluas penggunaan sampel penelitian, mengonstruksikan alat ukur orientasi religius dalam konteks Indonesia yang lebih baik, melakukan wawancara, dan memperhitungkan pengelompokkan agama pada partisipan penelitian.

This research was conducted to find the relationship between critical thinking and religious orientation. Critical thinking is purposeful, self-regulatory judgment which results in interpretation, analysis, evaluation, and inference, as well as explanation of the evidential, conceptual, methodological, criteriological, or contextual considerations upon which that judgment is based (Facione, 1990).
Religious orientation is the way in which a person practices or lives out his/her religious beliefs and values (Allport & Ross, 1967). Critical thinking was measured using Tes Analog (Suleeman & Christia, 2016) and religious orientation was measured using the revised version of Religious Orientation Scale (ROS) (Genia, 1993). The participants in this research were 121 undergraduate students of University of Indonesia.
The result shows that there is no significant correlation between critical thinking and religious orientation, whether it is intrinsic or extrinsic religious orientation. Further research is needed to investigate this phenomenon by expanding participants of the research, constructing religious orientation instrument in Indonesian's context, conducting interviews, and considering religious grouping on the participants.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2016
S63088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>