Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Don Farid Agusta
"Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis klinik kecantikan semakin kompetitif dengan munculnya banyak klinik-klinik kecantikan baru. Impressions Body Care Centre adalah pelopor sekaligus pemimpin pasar dalam industri klinik kecantikan ini dengan 52 cabangnya yang tersebar luas di penjuru Indonesia. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, Impressions mengandalkan komunikasi pemasaran terpadu (IMC) untuk mempertahankan dan menambah jumlah pelanggannya.
Impressions telah melakukan berbagai upaya komunikasi pemasaran yang memakan waktu, biaya, dan tenaga kerja yang tidak sedikit. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menganalisa apa saja yang berhasil ditanwnkan di benak konsumen melalui komunikasi pemasaran terpadu Impressions. Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi efektifitas program IMC yang telah dilakukan tersebut sehingga dapat menghasilkan masukan-masukan berharga untuk memperbaiki komunikasi pemasaran terpadu yang sudah dilakukan.
Penelitian dilakukan melalui pengolahan data dari divisi pemasaran Impressions mengenai strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan dan dengan penyebaran kuesioner kepada responden yang dianggap mewakili populasi konsumen klinik kecantikan. Adapun ruang lingkup penelitian ini dibatasi karena menyadari keterbatasan waktu, tenaga, dan pengalaman penulis dan juga agar konsentrasi penelitian tidak menjadi terlalu melebar. Pembatasan tersebut adalah terhadap responden yang berumur antara 36-45 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki pengeluaran rumah tangga perbulan di atas Rp. 5 juta, berdomisili di DKI Jakarta dan tentunya pernah melakukan perawatan di klinik kecantikan.
Kesimpulan yang didapatkan dari pengolahan data hasil penelitian adalah bahwa iklan dan publisitas Impressions tidak semenarik apa yang dimiliki para pesaingnya menurut penilaian responden. Ini berbanding terbalik dengan promosi penjualan Impressions yang dinilai oleh konsumen lebih menarik dari apa yang ditawarkan para pesaingnya. Terlebih dari itu, Impressions merupakan merek top of mind dalam benak mayoritas konsumen yang menjadikannya sebagai merek yang memiliki brand awareness dan jumlah konsumen yang sering melakukan perawatan tertinggi. Hal lain yang terungkap adalah bahwa konsumen pengguna jasa layanan klinik kecantikan tidak mudah tezpengaruh oleh komunikasi pemasaran (iklan, publisitas, dan promosi penjualan) yang juga berarti mereka memiliki tendensi untuk menjadi brand loyalists.
Saran yang bisa diberikan berdasarkan tulisan ini adalah bahwa Impressions perlu mempertahankan keunggulannya dalam menawarkan promosi-promosi penjualan yang menarik sesuai dengan keinginan target market tanpa terjerumus dalam melakukan promosi yang bersifat pengurangan harga secara berlebihan karena akan berdampak pada persepsi kualitas yang menurun, meningkatkan price sensitivity pelanggan, dan tidak akan bisa digunakan untuk menarik brand loyalists. Selain dari itu, Impressions juga perlu memperbaiki iklan dan publisitasnya yang dinilai kalah menarik dibandingkan dengan milik para pesaingnya agar usaha pemasangan iklan tidak menjadi sia-sia belaka. Impressions juga harus mempertahankan posisi sebagai merek top of mind di benak konsumen karena hal tersebut mampu menjaring para pelanggan dengan frekuensi pembelian tinggi. Yang terakhir namun juga yang terpenting adalah agar Impressions tidak terlalu mengandalkan komunikasi pemasaran sebagai sarana menjaring pelangganpelanggan setia, ini karena mayoritas konsumen tidak menganggap komunikasi pemasaran mampu mempengaruhi keputusan pembelian mereka.

During recent years, the beauty clinic industry has been getting more competitive as new players emerge. Impressions Body Care Centre was the first mover and is the current market leader in the industry with 52 beauty clinics scattered across the country. In facing the stiff competition, Impressions relies on Integrated marketing Communications (IMC) to retain and attract consumers.
Impressions has carried out various marketing communication efforts that consume a lot of time, money, and man-hours. Therefore, this paper is written with the purpose of analyzing what has been successfully ingrained in the consumers' minds through Impressions' IMC. The next step is to evaluate the effectiveness of such IMC to generate valuable recommendations on how to improve the IMC efforts which have been undertaken.
The research is carried out through data extraction from Impressions' marketing unit concerning the IMC strategy and also survey response collection from related respondents that represent the market as a whole. Even so, the research is restricted due to the writer's limited time, manpower, and experience and also as not to get sidetracked from the research's main purpose. Restrictions are imposed on the respondents' age group (between 36 and 45 years old), gender (female), household expenditures (over 5 million Rupiahs per month), city of residence (Jakarta), and experience of undergoing a beauty treatment.
There are several conclusions produced by computing the data. Impressions' advertisements and publicity materials are deemed uninteresting by the consumers compared to its competitors'. On the other hand, Impressions' sales promotion offers are regarded to be the most attractive when compared to those of it competitors'. Moreover, the respondents acknowledge that Impressions is the brand on top of their mind and thus is the brand with the highest brand awareness and total number of frequent buyers. Another interesting fact uncovered is that most beauty clinic consumers are not easily affected by marketing communication efforts (advertisement, publicity or sales promotion) which also means that they have the tendency to be brand loyalists.
One recommendation that can be made is for Impressions to maintain its dominance iii sales promotion attractiveness whilst ensuring that no unnecessary price related sales promotion is carried out which would cause diminished quality perception, increase customers' price sensitivity, and would be futile in an attempt to attract brand loyalists. Furthermore, Impressions needs to enhance its advertising and publicity materials which are currently considered not as attractive as those of its competitors'. In addition, Impressions has to retain its position as the top of mind brand in order to attract and retain frequent buyers. Finally, Impressions must not rely too much on marketing communication efforts because they are simply not the most important factor that consumers look at; the majority of consumers admitted to having been insignificantly persuaded by advertising, publicity, or sales promotion efforts."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradita Dwilifia Maizar
"ABSTRAK
Beyond merupakan sebuah brand yang memproduksi produk kecantikan dan perawatan tubuh asal Korea Selatan yang terbentuk pada tahun 2005. Hingga saat ini, Beyond sudah membuka cabangnya di 7 negara lain, termasuk di Indonesia. Beyond resmi hadir di Indonesia pada bulan Juni 2014. Meskipun sudah memiliki 9 Cabang di Indonesia dan tersebar di 5 kota, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 53 wanita berumur 17 hingga 35 tahun, hanya 32.1% yang mengetahui keberadaan Beyond sebagai brand kecantikkan dan perawatan tubuh asal Korea Selatan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, Beyond membutuhkan program special event untuk meningkatkan brand awareness khalayak sasarannya. Program yang ditawarkan adalah special event yang berisi beauty workshop dan mini exhibition, lomba pada Instagram agar lebih dekat dengan publik, melakukan publikasi acara (melalui media sosial, adlibs radio, e-banner beauty blogger, penempelan poster ke beberapa universitas), mengundang media massa untuk hadir dan meliput acara, serta memberikan press release kepada media massa.

ABSTRACT
Beyond is brand of beauty and body care product from South Korea that established in 2005. Until now, Beyond already established in other 7 countries, including Indonesia. Beyond came to Indonesia in June 2014. Although Beyond already has 9 branches that spread out in 5 cities in Indonesia, based on a survey of 53 people with a range of age from 17th to 35th years old, only 32.1% that knew Beyond as a brand of beauty and body care product that exist in Indonesia. Therefore, Beyond needs special event program in order to increase their target audiences brand awareness. Programs that offered to Beyond are special event that consist of beauty workshop and mini exhibition, Instagram contest to engage the public, event publication (through social media, adlibs radio, e-banner beauty blogger, attachment of posters at some universities), inviting mass media to come and cover the event, also spread the press release to the mass media."
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Laila Indah Baskara Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe dukungan selebriti dan kongruensi selebriti dengan produk yang memengaruhi intensi membeli pada pengguna Instagram. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen secara daring dengan 2x2 factorial between subject design. Variasi dilakukan pada tipe dukungan selebriti selebriti terkenal vs selebriti tidak terkenal dan kongruensi selebriti dengan produk kongruensi tinggi vs kongruensi rendah . Partisipan berjumlah 774 orang berusia 18-25 tahun yang masuk kategori usia pengguna Instagram terbanyak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor intensi membeli pada dukungan selebriti terkenal secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dukungan selebriti tidak terkenal F 1,77 = 34,28, p < 0,05. Sedangkan kongruensi selebriti dengan produk tidak signifikan memengaruhi intensi membeli F 1,77 = 1,57, p > 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tipe dukungan selebriti memengaruhi intensi membeli, sedangkan kongruensi selebriti dengan produk tidak memengaruhi intensi membeli. Dengan demikian, penelitian ini dapat berguna untuk membantu pemasar memilih tipe dukungan selebriti yang tepat dalam membuat iklan.

This study aims to find out types of celebrity endorsement and congruency celebrity with the product that influence purchase intention on Instagram users. This study were experimental online research with 2x2 factorial between subject design. Celebrity endorsement types famous celebrity vs non famous celebrity was varied, along with congruence between celebrity and product higher vs lower congruency . Participants were 774 people aged 18 25 years who classified aged category the most Instagram users.
Results show that purchase intention score on famous celebrity was significantly higher than non famous celebrity F 1,77 34,28, p 0,05. Meanwhile, congruency between celebrity and product do not significantly affect purchase intention F 1,77 1,57, p 0,05. Therefore, it can be concluded that the type of celebrity endorsement affects purchase intention, while congruency between celebrity and product does not affect purchase intention. The implications of this research can be useful to help marketers choose the right type of celebrity endorsement in creating ads.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Zahra Apriliani
"Perkembangan masif dari Internet menggeser pola perilaku konsumen dan menciptakan pola perilaku baru yang dialami konsumen. Kemudahan berbelanja pada lingkungan online memungkinkan konsumen mengalami perilaku online impulse buying. Pembelian impulsif terjadi ketika konsumen membeli produk tertentu secara spontan tanpa melalui pertimbangan yang matang. Skincare dan body care merupakan dua jenis produk perawatan kulit yang sedang tren dan lebih disukai oleh konsumen generasi Z. Salah satu saluran pembelian online yang menjadi pilihan generasi Z untuk melakukan pembelian produk skincare dan body care adalah beauty e-commerce, BeautyHaul Indonesia (beautyhaul.com). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh shopping enjoyment, money availability, social media peer communication, time availability, dan sales promotion terhadap online impulse buying pada generasi Z konsumen produk-produk skincare dan body care di BeautyHaul Indonesia (beautyhaul.com). Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif melalui teknik purposive sampling pada 157 responden yang didapatkan melalui online questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa shopping enjoyment, money availability, dan sales promotion memiliki pengaruh terhadap online impulse buying. Namun, tidak terdapat pengaruh pada social media peer communication dan time availability terhadap online impulse buying.

The massive development of the Internet shifts consumer behavior patterns and creates new behavior patterns experienced by consumers. The convenience of shopping in an online environment allows consumers to experience online impulse buying behavior. Impulse buying occurs when consumers buy certain products spontaneously without careful consideration. Skincare and body care are two types of skin care products that are trending and are preferred by generation Z consumers. One of the online purchasing channels that is chosen by Generation Z to purchase skincare and body care products is the beauty e-commerce, BeautyHaul Indonesia (beautyhaul.com). This study aims to determine the effect of shopping enjoyment, money availability, social media peer communication, time availability, and sales promotion on online impulse buying in Generation Z consumers of skincare and body care products at BeautyHaul Indonesia (beautyhaul.com). The study used a quantitative approach through purposive sampling technique on 157 respondents obtained through an online questionnaire. The results show that shopping enjoyment, money availability, and sales promotion have an influence on online impulse buying. However, there is no effect on social media peer communication and time availability on online impulse buying."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library