Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Sri Redjeki
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perkembangan permukiman di Situs Bonang melalui kajian Arkeologi Ruang (spatial archaeology). Penekanan utama penelitian ini adalah pada persebaran sumur-sumur kuno yang cukup banyak jumlahnya (85 buah sumur). Dengan melalui pendekatan arkeologi ruang, maka selain memperhatikan persebaran sumur tersebut, diperhatikan pula hubungan antara sumur-sumur tersebut dengan benda-benda arkeologis yang berada di dalam satuan ruang yang sama. Hubungan_hubungan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran lentang perkembangan pola pemukiman di Situs Bonang.
Penelitian ini diawali dengan analisis khusus (specific analysis) alas sumur-sumur tersebut, untuk mengenal lebih jauh bentuk dan dimensinya. Analisis khusus atas artefak merupakan upaya yang sering dan biasa dilakukan. Namun analisis khusus atas fitur nampaknya belum terlalu sering dilakukan. Dengan landasan bahwa fitur merupakan artefak yang tidak dapat dipindahkan (tanpa merusak matriksnya), maka analisis alas fitur harus dianggap setara dengan analisis terhadap artefak. analisis khusus yang dilakukan meliputi bentuk dan ukuran sumur, analisis ikatan bata, analisis kualitas air dan analisis tinggi air di dalam sumur. Setelah dilakukan analisis khusus, ternyata kronologi relatif dapat diketahui pada sumur berdasarkan bentuknya, yaitu bentuk segi empat (tipe 1), bentuk bulat (tipe 2) dan bentuk gabungan dimana bentuk bulat selalu di atas bentuk segi empat (tipe 3). Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa sumur tipe 1 memiliki masa pembuatan yang lebih awal dibandingkan dengan sumur tipe 2.
Berdasarkan asumsi tersebut, diperhatikan pula hubungan-hubungan sumur-sumur tersebut dengan keletakan obyek-obyek arkeologi yang terdapat di sekitarnya, seperti misalnya mesjid, makam dan jalan raya. Dengan demikian akan diperoleh sumur tipe mana yang lebih berorientasi pads mesjid, makam ataupun jalan raya. Dan juga dapat diperoleh gambaran mengenai perkembangan permukiman masa lalu di Situs Bonang berdasarkan kronologi relatif yang diperoleh melalui pengamatan bentuk sumur.
Penelitian ini selain menggunakan konsep Arkeologi Ruang, juga menggunakan metode penelitian dari ilmu geografi, yaitu metode analisis tetangga terdekat. Hasil dari metode analisis tetangga terdekat ini dinyatakan dalam 3 macam pola umum yaitu mengelompok (clustered), acak (random) dan teratur (regular). Di situs ini sumur-sumur tipe 1 cenderung mengelompok, khususnya terhadap mesjid, sedangkan sumur-sumur tipe 2 cenderung berada disepanjang ruas jalan raya.
Berdasarkan hasil semua analisis yang diterapkan dapat disimpulkan bahwa pada awalnya pemukiman di situs Bonang berorientasi dan berkembang di sekitar mesjid, dan kemudian terjadi reorientasi, yaitu pemukiman tersebut cenderung berkembang di sepanjang ruas jalan.

"
1995
S12131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"result of the culture that ag is old enough only did not take the form of the site purbakala, or buildings are historic, but also took the form of the old text that is arrang by the poets, this old text that is arrang by the poets, this old text usually uses the article and the local regional language that is own by respectitively the ethnic group, the noble values that or constin in the old text must be bequeath to the grandchild especially the text that contain the didactic value the moral value, piety,e etiquette, the character teaching et cetere, all the noble values must known by the younger generation as the nation continuer.... "
PATRA 10 (3-4) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Fauziah
"ABSTRAK
Jurnal ini mengkaji tentang penggunan kesenian bonang dalam penyebaran Islam di Tuban oleh Raden Makdum Ibrahim pada tahun 1481- 1525 M. Kesenian alat musik Bonang yaitu sejenis gending yang terbuat dari besi atau kuningan yang bagian tengahnya ditonjolkan ke atas dan bila tonjolan tersebut ditabuh dengan kayu yang dibalut dengan karet atau kain maka akan menimbulkan suara yang merdu. Alat musik tersebut dipakai oleh Raden Makdum Ibrahim untuk berdakwah menyebarkan Islam khususnya di Tuban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Raden Makdum Ibrahim berdakwah menyebarkan Islam menggunakan kesenian rakyat berupa bonang, dan apa yang membuat penduduk tersebut tertarik untuk memeluk Islam. Metode yang digunakan adalah metode heuristik dengan cara studi pustaka dan sumber-sumber yang berasal dari buku-buku teks yang merupakan hasil dari catatan serta pendapat para ahli. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa Raden Makdum Ibrahim terlebih dahulu mencari tahu bagaimana situasi dan kesenangan masyarakat sekitar sebelum melakukan dakwah, dan kesenian bonang merupakan alat musik kesenian rakyat yang dilantunkan dengan tembang-tembang lagu yang berisikan kegamaan dan digunakan untuk melakukan penyebaran Islam oleh Raden Makdum Ibrahim. Sehingga dapat disenangi oleh masyarakat dan menjadi daya tarik masayarakat untuk memeluk agama Islam.

ABSTRACT
This journal examines the use of bonang art in the spread of Islam in Tuban by Raden Makdum Ibrahim in 1481 1525 AD. Art Bonang musical instrument is a kind of gending made of iron or brass that the center is highlighted to the top and when the bulge is plastered with wood wrapped with rubber or cloth it will create a melodious voice. Musical instrument is used by Raden Makdum Ibrahim to preach propagate Islam, especially in Tuban. This study aims to find out how Raden Makdum Ibrahim preaches to spread Islam using folk art in the form of bonang, and what makes the people interested to embrace Islam. The method used is a heuristic method by way of historiography with sources derived from textbooks and is the result of the notes and opinions of experts. The conclusion of this research that Raden Makdum Ibrahim first find out how the situation and the pleasure of the surrounding community before doing da 39 wah, and art bonang is a musical instrument of folk art that is sung with songs that contain songs of unity and used to spread the Islam by Raden Makdum Ibrahim . So that can be favored by the community and become the main attraction of people to embrace Islam."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wiradikrama
"Naskah ini berisi salinan beberapa teks suluk, termasuk diantaranya Suluk Wujil, Suluk Linglung, dan lain-lain, diturun dari naskah KBG 671. Walaupun keterangan di luar teks menyebutkan judul Suluk Gatholoco, namun ternyata teks ini tidak ditemukan dalam naskah.
Kolofon pada teks Suluk Wujil menyebutkan hari Rabu Legi, 23 Rajab, Dal 1751 (24 Maret 1824). Tarikh tersebut kemungkinan menunjukkan saat penyalinan naskah babon terdahulu. Suluk Linglung juga terdapat kolofonnya, menyatakan naskah disalin pada tanggal 23 Januari 1888 oleh WIradikrama, seorang abdidalem di Kasepuhan. Tarikh tersebut adalah tarikh penyalinan KBG 671.
Suluk Wujil menceritakan ajaran Pangeran Wahdat kepada seseorang bernama Wujil tentang agama Islam yang sesungguhnya. Ajaran tersebut berkaitan dengan tasawuf Islam. Selain itu juga diuraikan tentang ajarah Seh Malaya mengenai wayang Pandawa dan Kurawa dengan symbol keislaman.
Suluk Linglung juga menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan tasawuf Islam, seperti uraian tentang napi isbat, napi nakirah, napi jinis, dan lain-lainnya.
Suluk Wujil, yang konon dikarang oleh Sunan Bonang (Pigeaud 1968:493), telah dibicarakan dalam Poerbatjaraka 1938 dan Paterson 1985. Naskah lain berisi teks Suluk Wujil adalah LOr 8620 yang juga merupakan salinan dari KBG 54. Tentang Suluk Wujil ini periksa juga YKM/W.311, SMP/MN.314.14, Rp.326.14, dan LOr 8620.
"
[s.l.]: [s.n.], [s.a.]
PW.134-A 18.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mandrasastra
"Naskah ini merupakan ringkasan dari suatu naskah yang diperoleh Dr. H. Kraemer dan J. van de Weg di Juntikulon Cirebon. RIngkasan teks ini dikerjakan oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1934 di Yogyakarta (h.i). Tidak ditemukan keterangan tentang keberadaan naskah induk tersebut.
Teks yang diberi judul Suluk Seh Sarip tuwin Darmagandhul ini, diawali dengan kisah Seh Jumb di Bagdad yang mengajarkan kepada para muridnya mengenai kesempurnaan hidup, dilanjutkan dengan pengembaraan Pangeran Santang bersama tujuh orang istrinya ke Pulau Jawa. Seh Sarip salah seorang putra raja Bagdad, mengembara dan berguru pada berbagai syeikh, bertanya tentang asal mula ruh, arwah, dan hancurnya jasad, hingga Seh Sarip berguru pada Sunan Ampel Gading. Teks ini diakhiri dengan suatu kisah yang mirip dengan teks Darmagandhul (lihat pupuh 15-19), menceritakan perjalanan Sunan Bonang yang menyebarkan agama Islam, dan Sultan Demak yang mengalahkan Majapahit. Diceritakan pula tentang raja Majapahit yang masuk Islam atas ajakan Sunan Kalijaga.
Keterangan mengenai nama Sarip, atau dikenal dengan Sarip Idayat dapat dijumpai di Pigeaud 1970:250 yang menerangkan bahwa beliau adalah anak dari Rara Santang. Dalam MSB/S.146 juga disinggung mengenai tokoh bernama Seh Sarip. Namun apakah teks ini ada hubungan dengan keterangan mengenai Sarip Idayat, perlu penelitian lebih lanjut.[11]"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.120-L 21.18
Naskah  Universitas Indonesia Library