Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Okky Miftachuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Kabupaten Brebes merupakan salah satu wilayah perbatasan antara daerah pengguna bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Mayoritas profesi di kabupaten Brebes adalah Petani. Penggunaan bahasa yang umum digunakan di kalangan petani yaitu istilah aktifitas pertanian dan istilah dalam sosialisasi. Mobilitas menjadi salah satu faktor pengaruh perbedaan penggunaan bahasa. Pengaruh motif Mobilitas oleh Petani berupa motif ekonomi berupa pekerjaan dan belanja serta motif sosial berupa silaturahmi menimbulkan perbedaan sifat ruang dalam penggunaan bahasa. Sifat ruang terbuka dibentuk oleh motif ekonomi berupa pekerjaan dan belanja yang berlokasi di lingkungan dengan penggunaan bahasa lain. Sedangkan sifat ruang tertutup dibentuk oleh motif ekonomi dan sosial yaitu belanja dan silaturahmi dengan lingkungan bahasa yang sama
ABSTRACT
Brebes Regency is one of the local border area between Javanese and Sundanese. The majority of the profession in the Brebes Regency is Peasant. The use of language commonly used among peasant that term agricultural activity and in terms of socialization. Mobility is one factor the effect of differences in language use. The Influence of peasant?s mobility patterns in the form of economic incentives in the form of jobs and shopping and social motives in the form of the relationship cause differences in space of language use. The nature of open spaces formed by economic motives in the form of jobs and shopping are located in the environment with the use of other languages. While the nature of the closed space formed by social and economic motives are shopping and relationship with a common language environment.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadiah Qisthina Hidayat
Abstrak :
Penyebaran COVID-19 yang semakin luas dan implementasi protokol kesehatan di Kabupaten Brebes pada tahun 2020 yang masih rendah mendasari pentingnya monitoring kepatuhan protokol kesehatan di Brebes. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan kepatuhan protokol kesehatan pencegahan dan penularan COVID-19 pada masyarakat di Kabupaten Brebes tahun 2021 berdasarkan teori health belief model. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional menggunakan data primer yang dilakukan di Kabupaten Brebes pada Juni 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 302 responden. Data berupa hasil pengisian kuesioner dengan metode daring yang diisi sendiri oleh responden dan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden sudah patuh melaksanakan protokol kesehatan dengan rata-rata skor 70 dari skala 100. Diketahui diantara faktor- faktor yang diteliti, faktor jenis kelamin (p=0,001), tingkat pendidikan(p=0,001), pengetahuan (p=0,007), persepsi keparahan (p=0,003), persepsi hambatan (0,001), self efficacy (p=0,016), dan sumber informasi (p=0,002) merupakan faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan protokol kesehatan COVID-19. Hasil penelitian menyarankan untuk membuat program untuk meningkatkan implementasi social distancing, mengadakan kerjasama dengan tokoh masyarakat, mengutamakan laki-laki sebagai sasaran utama promosi kesehatan dan memanfaatkan sosial media sebagai media utama promosi kesehatan. ......The increasingly COVID-19 and the low implementation of health protocols in Brebes Regency in 2020 underlies the importance of monitoring health protocol compliance in Brebes. The study aims to determine the factors associated with compliance of health protocols for the prevention and transmission of COVID-19 in the community in Brebes Regency in 2021 based on the theory of health belief models. This research is a quantitative study with a cross-sectional design using primary data conducted in Brebes Regency in June 2021 with a total sample of 302 respondents. The results showed that the respondents had complied with the health protocol with an average score of 70 out of a scale of 100. It is known that among the factors studied, gender (p = 0.001), education level (p = 0.001), knowledge (p = 0.007 ), perceived severity (p=0.003), perceived barriers (0.001), self-efficacy (p=0.016), and sources of information (p=0.002) were factors related to non-compliance with COVID-19 health protocols. The results of the study suggest creating a program to improve the implementation of social distancing, collaborating with community leaders, prioritizing men as the main target of health promotion and utilizing social media as the main media for health promotion.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library