Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifah Shabrina Salistya
"Skripsi ini menjelaskan Perilaku Bullying yang dialami oleh remaja yang menggunakan pendekatan kualitatif pendekatan dan metode deskriptif. Tujuan pertama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk intimidasi yang dialami oleh remaja. Yang kedua adalah mencari tahu penyebab remaja yang menjadi korban bullying. Yang ketiga adalah untuk menggambarkan efek intimidasi. Penelitian ini dilakukan di Komunitas Sudah Dong yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah intimidasi. Remaja adalah masa transisi untuk mempersiapkan diri menuju kedewasaan, tetapi intimidasi sering terjadi dan memengaruhi Kesejahteraan Psikologis seseorang dan menyebabkan masalah kesehatan mental.

This thesis explains the Bullying Behavior experienced by adolescents who use qualitative approaches and descriptive methods. The first objective of this research is to describe the forms of bullying experienced by adolescents. The second is to find out the cause of adolescents who are victims of bullying. The third is to illustrate the effects of intimidation. This research was conducted at the already Dong Community which aims to raise awareness about the problem of intimidation. Teenagers are a transition period to prepare themselves for maturity, but intimidation often occurs and affects one's psychological well-being and causes mental health problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coloroso, Barbara
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006
371.58 Col P
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dina Wiyasti
2004
S3479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimny Hilda Fauzia
"Studi ini meneliti hubungan antara family functioning dan respons bystander bullying pada siswa SMA. Respons bystander bullying dikategorikan menjadi tiga, yaitu defender (menolong korban), outsider (tidak melibatkan diri), dan reinforcer (mendukung pelaku). Alat ukur yang digunakan adalah Family Assessment Device (Miller, Ryan, Keitner, Bishop, & Epstein, 2000) dan Alat Ukur Respons Bystander Bullying yang merupakan modifikasi dari penelitian Gini, Pozzoli, Borghi, dan Franzoni (2008). Sampel penelitian ini adalah 101 siswa SMA di Jakarta dan Depok.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara family functioning dan respons sebagai defender. Berikutnya, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara family functioning dengan respons outsider dan reinforcer. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya sekolah melibatkan keluarga dalam upaya minimalisasi respons outsider dan reinforcer, serta mencegah bullying di sekolah.
......This research aims to study the relationship between family functioning and bullying bystander response among high school students. Bullying bystander responses are categorized into three, namely defender (to help victims), outsider (not involved), and reinforcer (supporting actors). The instruments used in this research are Family Assessment Device (Miller, Ryan, Keitner, Bishop, & Epstein, 2000) and the Bullying Bystander Response Measurement Tools which is a modification of the study conducted by Gini, Pozzoli, Borghi, and Franzoni (2008). The samples are 101 high school students in Jakarta and Depok.
The result indicates that there is no significant relationship between family functioning and response as a defender. The result also shows that there is a negative and significant relationship between family functioning with outsider response and reinforcer. The implication of this study suggest to involve families in effort to minimize bystander response as outsider and reinforcer, and also to prevent bullying at school."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: SAGE Publications, 2015
302.343 MES p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Wulandari
"ABSTRAK
Penggunaan internet memberikan dampak positif dan negatif pada remaja. Salah satu dampak negatifnya adalah kejadian cyber bullying. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orangtua dan traditional bullying terhadap perilaku cyber bullying pada remaja. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Responden terdiri dari 102 remaja yang berusia 14-16 tahun. Analisis menggunakan non parametrik Mann Whitney dan Spearman. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh orangtua terhadap perilaku cyber bullying dengan nilai p > 0,05 dan ada hubungan antara traditional bullying verbal dengan perilaku cyber bullying impersonation dan outing and trickery dengan nilai p < 0,05. Penelitian ini merekomendasikan sekolah untuk tetap meningkatkan kegiatan positif seperti olah raga dan seni, serta memberikan edukasi kepada remaja mengenai bullying.

ABSTRACT
The internet usage has positive and negative effect. One of the negative effect is cyber bullying. This study examined the correlation between parenting style and traditional bullying to cyber bullying behaviour. The design of this study using correlational descriptive with cross sectional approach. The partiscipants of this study consisted of 102 adolescent ranging in age from 14 to 16 years old. Mann Whitney and Spearman rsquo s were used for analyses data. The result indicates that no correlation between parenting style to cyber bullying behaviour with p value 0,05 and there is a correlation between traditional bullying verbal to cyber bullying behaviour which is impersonation and outing and trickery with p value 0,05. This research recommends to keep promoting positive activities in school such as sport and art, to educate adolescents on certain issues related to bullying."
2017
S69544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Greta Lutdmilla Sumarhudoyo
"Kondisi SMU saat-saat ini sangatlah memprihatinkan karena semakin bermunculannya perilaku bullying atau gencet-gencetan pada Pelajar SMU. Perilaku bullying ini terlihat pada saat Masa Orientasi Siswa (MOS) (Ambarwati & Nuryadi, 2003). Perilaku bullying ini tidak hanya membuat cemas para pelajar SMU untuk datang ke sekolah namun juga bagi para orangtua. Hal itu disebabkan oleh adanya dampak yang buruk bagi korban bullying ini. Selain dapat meninggal dunia, kemudian menurunnya nilai pelajaran dan meningkatnya tingkat absen di sekolah, tekanan lain seperti gangguan psikologis juga dapat dialami oleh korban bullying.
Lingkungan keluarga merupakan faktor terpenting yang menjadi penyebab terjadinya perilaku bullying. Hubungan yang tidak harmonis antara anak dan orang tua merupakan kelanjutan atau akibat dari adanya attachment yang tidak secure (anxiousavoidant dan anxious-ambivalent). Attachment yang tidak secure membuat anak tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik dan merasa cemas ketika harus berinteraksi dengan orang lain di luar lingkungan keluarga. Selain itu, anak dengan pola attachment yang tidak secure akan mengharapkan adanya konflik dan memiliki pandangan yang negatif apabila berada dalam situasi yang tidak aman. Dengan demikian, pola attachment yang tidak secure akan memunculkan perilaku agresif sehingga menyebabkan terjadinya perilaku anti sosial yang di antaranya adalah perilaku bullying.
Pola attachment pada masa anak-anak merupakan pola attachment yang konsisten hingga masa dewasa. Anak yang memiliki pola attachment yang tidak secure pada masa anak-anak juga akan memiliki pola attachment yang tidak secure pada masa remaja dan masa dewasa. Hal itu disebabkan adanya representasi simbolik dari attachment sehingga attachment anak dan orangtua mempengaruhi persepsi anak dalam berhubungan dengan orang lain atau teman. Selain itu, Attachment juga merupakan dasar yang paling penting bagi seseorang dalam menentukan pilihan yang baik untuk diri dan jiwanya. Dalam penelitian ini digunakan dua alat ukur berupa kuesioner, yaitu kuesioner bagian 1 untuk mengukur attachment dan kuesioner bagian 2 untuk mengukur perilaku bullying. Pengambilan sampel dilakukan secara insidental sebanyak 80 orang (34 lakilaki dan 46 perempuan) yang berusia antara 14 tahun hingga 17 tahun.
Dari hasil analisis utama penelitian ini ditemukan adanya hubungan antara pola attachment dan intensi untuk melakukan perilaku bullying. Dapat dilihat bahwa remaja dengan pola attachment yang tidak secure memiliki intensi untuk melakukan perilaku bullying aktif daripada remaja dengan pola attachment yang secure. Begitu pula dengan hasil analisis tambahan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pelajar SMU laki-laki dan pelajar SMU perempuan terhadap perilaku bullying sehingga dapat dikatakan bahwa pelajar SMU lakilaki lebih memiliki intensi untuk melakukan perilaku bullying aktif daripada pelajar SMU perempuan.
Dapat dilihat bahwa hasil yang ada sesuai dengan pernyataan Olweus (1993) bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan terpenting yang menjadi penyebab dari pelaku bullying. Dengan demikian, diharapkan para orangtua mau mengubah pola asuhnya kepada anak, terutama orangtua yang baru memiliki bayi. Dengan dimulainya menjalin attachment yang secure antara anak/bayi dan orangtua diharapkan perilaku bullying dapat dicegah dan berkurang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Prabowo Limawan
"ABSTRAK
Latar Belakang: Perundungan merupakan masalah di seluruh dunia termasuk di
Indonesia. Kondisi ini memberikan dampak negatif dan sudah banyak dijelaskan
dalam berbagai riset di dunia. Namun, riset tentang perundungan di Indonesia
masih belum banyak dilakukan terutama pada remaja. Metode: Penelitian ini
merupakan penelitian dengan rancang potong lintang. Remaja yang merupakan
subjek penelitian adalah siswa/i dari lima sekolah menengah pertama yang
berpartisipasi dalam riset ini untuk menjawab kuesioner perundungan traditional
yang disusun oleh Nansel dan kolega pada 2001 serta kuesioner demografi yang
khusus dibuat untuk penelitian ini. Data dianalisa menggunakan program SPSS
versi 20 untuk Windows melalui uji korelasi Spearman?s dan uji Chi-Kuadrat.
Hasil: Korban perundungan paling banyak terjadi pada murid berusia 13 tahun
(50.0%) dan kelas delapan (41.1%). Sementara korban perundungan terbanyak
berusia 13 tahun (55.6%) dan kelas tujuh dan delapan (44.4% masing-masing).
Korban sekaligus pelaku terbanyak berusia 13 dan 14 tahun (38.5% masingmasing)
dan berasal dari kelas delapan dan sembilan (46.2% masing-masing).
Tidak dijumpai adanya perbedaan jenis kelamin dalam angka kejadian
perundungan (50.9% perempuan vs. 49.1% laki-laki). Mengejek nama adalah
jenis perundungan yang paling sering terjadi baik pada kelompok korban, pelaku
maupun pada kelompok korban sekaligus pelaku (55.9% vs. 66.6% vs. 84.6%).
Terdapat korelasi lemah antara usia dengan korban perundungan (r = 0.4).
Kemudian, tidak ditemukan perbedaan signifikan antara jenis kelamin di antara
remaja dengan dan tanpa perundungan. Kesimpulan: Sekolah menengah pertama
adalah masa penting untuk terjadinya perundungan oleh karena itu perlu
dirancang suatu program untuk mengendalikan kejadian perundungan di SMP
terutama pada anak yang berusia 13 tahun.

ABSTRACT
Background: Bullying happens all over the world including Indonesia. This
condition cause negative effects that has been mentioned in several studies all
around the world. However, there are not sufficient researches on bullying in
Indonesia, especially among adolescents. Methods: This research was a cross
sectional study. The research subjects are students from five participating junior
high schools in Jakarta, which they were given to answer the traditional bullying
questionnaire by Nansel and colleagues in 2001 and demography questionnaire
made for this study. Data is being analyzed using SPSS version 20 for Windows
with Spearman?s correlation and Chi-Square. Result: Most victim of bullying
were 13 years old (50%) and grade eight (41.1%). Majority of perpetrator of
bullying were 13 years old (55.6%) and grade seven and eight (44.4%
respectively). Furthermore, for both victim and perpetrator of bullying, majority
came from age 13 and 14 years old (38.5% respectively) and grade eight and nine
(46.2% respectively). There were no dominant gender involved in bullying
(50.9% female and 49.1% male). Calling names was the major type of bullying
among all bullying group (victim, perpetrator, both) (55.9% vs. 66.6% vs. 84.6%).
There was weak correlation between age and victimization (r = 0.4). Moreover,
there was no significant gender difference among adolescents with or without
bullying. Conclusion: Junior high school is the critical age for bullying behavior
to occur, so it is important to design a program to control bullying in junior high
school, especially students aging 13 years old.;"
2016
S70406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Novi Rachmadayanti
"ABSTRAK
Pada kehidupan modern saat ini, bullying mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah dilingkungan sekolah. Bullying merupakan salah satu bentuk kekerasan yang dilakukan oleh seseorang yang dianggap lemah, dan perilaku ini dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang bullying. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X dan kelas XI, dengan total jumlah responden sebanyak 110 responden. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden pernah mengalami dan merasakan bullying selama berada disekolah. Berdasarkan pengetahuan bullying, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang bullying. Bentuk dalam bullying diantaranya adalah bullying secara fisik memukul, mendorong, menampar, dan lain lain , secara verbal menghina, mengejek, memangil dengan nama julukan atau kata-kata kasar . Faktor individu, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor teman sebaya, dan faktor media massa membentuk perilaku bully pada remaja. Dampak yang terjadi diantaranya adalah perasaan malu, stres hingga depresi, sampai mencoba untuk melakukan tindak bunuh diri.

ABSTRACT
In modern life, bullying can happen on various settings. Most of them happenedin school setting. Bullying is one form of violence committed by someone who is considered weak, and can occur anytime and anywhere. The purpose of this research is to adolescents knowledge about bullying. The subjects of this research are students in grade 10 and 11, resulting in a total of 110 respondents. This research is a descriptive quantitative research which used cross sectional method. Data collection techniques were conducted using questionnaires that have been tested before. The study found that most respondents had experienced and felt bullying during school. The study found that the most respondents had high knowledge about bullying. The forms of bullying include physical bullying hitting, pushing, slapping, etc. , verbal bullying insulting, mocking, calling someone with naughty nicknames or harsh words . Individual factors, family factors, environmental factors, peer factors, and mass media factors shape bullying behavior in adolescents. The impacts of bullying are feelings of shame, stress, depression, and even leads to suicide. "
2017
S68257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>