Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Myrtha Soeroto
Jakarta: Yayasan Keluarga Batam, 2009
726.1 MYR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Simangambat temple was reported by Schnitger, a Dutch Schola, in 1935. At that time Simangambat was already became a brick ruins , some of sandstones were bare a very beautiful relief . In 2008 and 2009 a team from National research and development center for archeology and Medan archaelogical office tried torevealed all of things about Simangambat, its architecture, religious,art and style."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Yohan Berntwen
"Penelitian ini mengkaji bentuk arsitektur Percandian Ngempon dan hubungannya dengan penataan candi terhadap upaya penentuan kronologi Percandian Ngempon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk arsitektur Percandian Ngempon secara lengkap dan dapat menempatkan kronologi Percandian Ngempon. Melalui deskripsi dan perbandingan, penelitian ini memaparkan hasil mengenai arsitektur Percandian Ngempon serta hubungan dengan kronologi Percandian Ngempon. Hasil pemaparan arsitektur Percandian Ngempon juga menunjukan kronologi Percandian Ngempon yang kira-kira dibangun antara tahun 740-760 M.

This study examines the form of Ngempon Temple compound architecture and its relation to the arrangement of the temple in the effort to determined the chronology of Ngempon Temple compound. The purpose of this research is to figure out the complete form of Ngempon Temple architecture completely and can determine Ngempon Temple compound chronology. Based on a description and comparison, this research describes the result of Ngempon Temple compound architecture and its relation to chronology of Ngempon Temple compound. The explanation of Ngempon Temple compound architectural exposure will also show the Ngempon Temple compound chronology that was roughly built between 740 760 AD."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joel Lexmauritz Tendean
"Indonesia memiliki banyak pengaruh Hindu-Budha selama jauh sebelum datangnya pengaruh Muslim. Pengaruh Hindu-Budha pada waktu itu telah berkembang sedemikian rupa sehingga keduanya diterima secara luas sebagai agama utama dan dari situlah bangunnya banyak kerajaan yang memeluk salah satu atau keduanya. Di zaman kerajaan kuno ini, banyak raja-raja yang membangun bangunan dan monumen untuk berbagai tujuan yang berbeda. Beberapa digunakan sebagai makam keluarga raja, sementara yang lain sebagai tempat suci dan pemujaan. Dengan berlalunya waktu dan zaman, kerajaan-kerajaan kuno ini jatuh, dan yang baru bangkit untuk menggantikannya. Sekarang di zaman modern di mana raja dan ratu adalah sesuatu dari masa lalu, monumen ini terus berdiri tegak hari ini, meskipun tidak dalam bentuk terbaik Dengan harapan dapat mengetahui lebih banyak tentang monumen-monumen tersebut, khususnya Candi Arjuna, saya melakukan penelitian ini untuk melihat apa perbedaan dalam pengaruh dan makna yang dapat kita peroleh dari pada bangunan kuno tersebut.

Indonesia had much Hindhu-Buddhist influence throughout the years-long before Muslim forces came into play. The Hindu-Buddhist influence of the time had grown so much that the two became widely accepted as the religion of choice and erected numerous kingdoms and empires that leaned on either one or, at times, even both as the state religion. In this ancient age of kingdoms, kings and queens, many built numerous structures and monuments for various purposes. Some were used as royal tombs while others as sacred holy places of worship. With the passing of time and era, these ancient kingdoms would fall, and new ones rose to take their place. Centuries passed, now in the modern age where kings and queens were a thing of the past, these monuments continue to stand tall today, albeit not in the best of shapes In hopes of learning more about these monuments, Candi Arjuna, in particular, the writer did this research to see the different influences and meanings we can derive from the various architectural elements found in these ancient structures. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Bali and her temples /​ Departemen Penerangan.;[date of publication not identified], [Date of publication not identified]]
919.27 BAL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan, Molly
Java: Yayasan Buku Nusantara, 1982
R 726.14 MOL c
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Joddy Tri Aprianto
"Relung adalah ceruk yang sengaja dibuat pada bangunan atau candi yang biasanya dipergunakan untuk menempatkan arca. Relung penjaga adalah relung yang ada di kanan-kiri pintu masuk ke ruang utama candi. Di dalam relung tersebut biasanya terdapat arca Mahakala dan Nandiswara yang digambarkan sebagai penjaga pintu yang berwujud raksasa. Penelitian ini dimaksud untuk melihat secara leih khusus relung penjaga candi Hindu Jawa Tengah, guna membuat deskripsi tiap-tiap relung penjaganya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap masing-masing relung penjaga, kepustakaan, seriasi dan pembandingan. Metode penulisan atau penyajiannya ialah deskripsi dilengkapi foto dan gambar. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa relung penjaga candi Hindu Jawa Tengah memeiliki persamaan dan perbedaan letak, bentuk, dan hiasan. Melalui persamaan dan perbedaan tersebut dapat diketahui bahwa relung penjaga candi Hindu Jawa Tengah memperlihatkan suatu perkembangan, yaitu dari sederhana ke kompleks. Tetapi persamaan dan perbedaan tersebut belum dapat dipastikan mengacu kepada persamaan dan perbedaan waktu yang mutlak."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S11742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wan Irama
"ABSTRAK
Perbandingan (keseimbangan proporsi) dalam karya-cipta berupa bangunan, dapat disebut sebagai salah satu unsur yang mendasar, disamping kestabilan bangunan (keseimbangan berat) dan keindahan (aesthetic). Umumnya, ketiga hal ini telah diolah pada pembangunan tingkat pertama, tepatnya pada tingkat perencanaan (planning), serta dituangkan dalam bentuk sebuah disain (design) bangunan. Dengan lain perkataan, bahwa untuk hal-hal yang bertautan dengan nilai X, Y; dan Z sebuah ruang ditentukan dalam sebuah rencana horizontal bangunan (denah), maupun dalam sebuah rencana vertikal bangunan (irisan), yang menjabarkan ketiga unsur bangunan dimaksud. Sehingga secara generatif perhitungan perhitungan mengenai keseimbangan ter_sebut berkembang jadi suatu .hal yang normatif, terutama bagi kalangan perancang bangunan (arsitek).Untuk pendirian bangunan-bangunan keagamaan, khususnya bangunan candi, disamping ketiga unsur tadi masih didapatkan unsur lain yang juga berpengaruh terhadap bentuk Serta tata- letak bangunan ini, yaitu tingkahlaku keagamaan yang menjadi latar belakang kehidupan masyarakatnya. Satu kenyataan dari_padanya ialah, bahwa norma-norma yang terlahir lebih memberi tekanan religius serta menjadikan bangunan keagamaan sebagai karya-cipta yang berbeda (sophisticate) dalam perjalanan se_jarah arsitektur pada umumnya. Adanya aturan-aturan atau ketentuan mengenai pendirian sebuah bangunan candi secara tegas didapatkan pada bangunan..."
1986
S11903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vevi Ratna Sari
"Skripsi ini berisi tentang bentuk, hiasan, dan keletakan relung-relung candi Hindu dan Buddha di Jawa Tengah pada abad ke-8--10. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk, hiasan, dan keletakan relung-relung candi Hindu dan Buddha dan melihat persamaan dan perbedaannya, serta diharapkan dari penelitian ini menambah pengetahuan mengenai perbedaan fisik yang terdapat di candi Hindu dan Buddha. Dalam penelitian ini dilakukan pengidentifikasian relung-relung yang terdapat di candi Hindu dan Buddha di Jawa Tengah pads abad ke-8-10, balk itu berupa data lapangan maupun studi kepustakaaii. Hasr1 penelitian lapangan dan kepustakaan ini kemudian diklasifikasikan secara umum (bentuk, bingkai relung, dan hiasan), dan diklasifikasikan lagi berdasarkan kronologi relatif yang telah dilakukan oleh peneliti.-peneliti sebelumnya. Pada tahap pengolahan data, hasil klasifikasi tersebut dianalisis dengan cara perbandingan terhadap masing-masing relung Hindu, masing-masing relung Budhha dan perbandingan di antara keduanya untuk mendapatkan hasil akhir. Hasil penelitian menunjukkan dari 28 jenis relung Hindu dan enam belas jenis relung Buddha terdapat tujuh bentuk relung, yaitu bentuk empat persegi panjang, empat persegi panjang dengan puncak busur lemah, empat persegi panjang dengan puncak busur tinggi, empat persegi panjang dengan puncak segi tiga, empat persegi panjang dengan puncak seperti puncak huruf M, empat persegi panjang dengan puncak seperti puncak huruf M ganda, dan empat persegi panjang dengan puncak lengkung kurawal. Diketahtu bentuk yang dominan dari relung Hindu adalah bentuk empat persegi panjang, sedangkan untuk bentuk relung Buddha adalah empat persegi panjang dengan puncak busur lemah dan empat persegi panjang dengan puncak seperti puncak huruf M. Untuk hiasan relung, umumnya pada candi Hindu dan Buddha sama, yaitu hiasan kola-makara dengan lidah api atau pilaster. Keletakan yang paling umum pada relung Hindu adalah tiga relung utama yang masing-masing berada pada dinding luar bagian utara, selatan, dan timur atau barat sesuai dengan arah hadap candi dan dua relung penjaga yang masing-masing terletak di kanan-kiri pintu masuk, sedangkan pada relung Buddha setiap candi memiliki keletakan yang berbeda-beda dan umumnya berada di dalam bilik. Sehingga dapat dikatakan untuk membedakan relung Hindu dan Buddha tidak dapat dilihat dari bentuk dan hiasannya, tetapi dapat dilihat dari keletakan relung-relung tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Nandasari
"Ragam Hias Ornamental disebut sebagai relief, terbagi menjadi relief hias dan relief cerita. Relief-relief yang dipahatkan pada bangunan candi memberikan keindahan pada tempat tersebut. Penelitian ini membahas berbagai bentuk ragam hias ornamental yang dipahatkan pada bagian kaki, tubuh dan atap bangunan candi induk beragama Hindu di Jawa Tengah (Abad ke-8-10 M). Metode yang digunakan dalam penelitian terdiri dari tiga tahap, pertama pengumpulan data yang dilakukan dengan kajian pustaka melalui buku dan artikel yang berisi informasi mengenai ornamen pada bangunan candi dan observasi di lapangan dengan mengamati langsung ornamen yang dipahatkan pada candi induk. Tahap kedua adalah pengolahan data yang dilakukan dengan analisis deskriptif dengan mengelompokkan ornamen berdasarkan keletakannya pada bangunan candi. Terakhir, interpretasi dilakukan dengan mengkaitkan jenis ornamen dengan konsepsi agama Hindu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat 21 jenis ragam hias ornamental yang terpahatkan di kaki, tubuh dan atap candi-candi induk beragama Hindu di Jawa Tengah (Abad ke-8-10 M). Relief hias/ornamen yang terpahatkan pada bangunan candi memiliki dua fungsi, pertama fungsi praktis yang difungsikan untuk menghiasi bangunan candi dan kedua adalah fungsi religius.

Ornamental decoration is called relief, divided into decorative reliefs and story reliefs. Reliefs that are placed on religious sacred buildings give beauty to the place. This study discusses various forms of ornamental decoration carved on the legs, body and roof of the Hindu main temple building in Central Java (8-10 century AD). The method used in the study consisted of three stages, first is data collection carried out by literature review through books and articles containing information about ornaments in the temple building and observation in the field by observing the ornaments carved directly on the main temple. The second stage is data processing, carried out by descriptive analysis by grouping ornaments based on their location on the temple building. Finally, interpretation is done by linking the type of ornament to the conception of Hinduism. Based on research conducted there are 21 types of ornamental decoration carved on the legs, body and roof of Hindu main temples in Central Java (8-10 century AD). Ornamental reliefs / ornaments carved on the temple building have two functions, the first is a practical function, namely all kinds of ornamental functions to decorate the temple building and second is the religious function."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>