Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Malik
"Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Berlakunya Undang-Undang ini membawa perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan yaitu yang semula lebih bersifat sentralistis menjadi lebih bersifat desentralistis dengan memberikan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah. Otonomi daerah menimbulkan konsekuensi luasnya kewenangan yang dimiliki daerah, sehingga harus dilakukan reaktualisasi kewenangan dan dilakukannya restrukturisasi kelembagaan pemerintah daerah.
Salah satu persoalan yang dihadapi dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah pembentukan kelembagaan atau perangkat daerah. Sering kita temui pembentukan lembaga oleh pemerintah daerah yang tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat sehingga kelembagaan yang ada cendrung gemuk sehingga terjadi inefesiensi dan inefektifitas dan pada akhirnya akan menghambat tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan memberi gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam pembentukan dinas daerah. Dengan menggunakan pendekatan kualitaf, penulis dalam penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam pembentukan dinas daerah tersebut. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2000 tentang Pedoman Perangkat Daerah, ada empat faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam pembentukan dinas daerah yaitu: 1) Kewenangan yang dimiliki oleh Daerah, 2) Karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah, 3) Kemampuan keuangan daerah, 4) Ketersediaan sumber daya aparatur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam pembentukkan dinas daerah hanya ada dua faktor yang paling berpengaruh bagi Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam pembentukan dinas daerah, yaitu faktor kewenangan yang dimiliki dan karakteristik, potensi dan kebutuhan daerah (berkaitan dengan kondisi riil daerah).
Faktor kemampuan keuangan daerah sangat lemah dijadikan acuan karena tidak adanya standar pelayanan minimum (SPA). Oleh karena itu tidak mungkin dilakukannya standart spending assessment (taksiran pengeluaran atas standar yang berlaku) sehingga sulit untuk mendeteksi biaya untuk anggaran suatu dinas. Sebagai tolak ukur yang dapat dijadikan acuan dalam pembentukan lembaga/dinas daerah adalah tercapainya perbandingan yang ideal antara pengeluaran rutin dan pembangunan (minimal 40%:60%). Ketika Pengeluaran rutin cendrung membesar maka perlu diadakan perampingan atau restrukturisasi lembaga yang ada.
Sedangkan Faktor ketersediaan sumber daya aparatur pun tidak bisa dijadikan acuan untuk dijadikan pertimbangan dalam pembentukan lembaga/dinas daerah. karena ketersediaan sumber daya aparatur merupakan konsekuensi adanya restrukturisasi kelembagaan. Dengan demikian ketersediaan sumber daya aparatur merupakan respon terhadap adanya struktur baru sebagai implikasi dari pembentukan lembaga/dinas daerah, dimana setelah terbentuknya struktur baru dilakukan upaya pemenuhan orang-orang yang sesuai dengan kebutuhan sebuah organisasi.
Jadi faktor utama yang perlu menjadi pertimbangan pemerintah kabupaten Indragiri Hilir dalam pembentukan dinas daerah adalah kewenangan yang dimiliki sesuai dengan kondisi riil daerah dalam rangka memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan dana yang tersedia sehingga menghasilkan dinas daerah yang efesien dan efektif. Untuk meningkatkan produktifitas maka perlu diadakannya upaya meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang ada melalui pendidikan dan pelatihan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vergin Raja Sarobin M
"The low-cost Wireless
Sensor Network
(WSN) consists of small battery powered devices called sensors, with limited
energy capacity. Once deployed, accessibility to any sensor node for maintenance and battery replacement is not feasible
due to the spatial scattering of the nodes. This will lead to an unreliable,
limited lifetime and a poor connectivity network. In this paper a novel bio-inspired cluster-based
deployment algorithm is proposed for energy optimization of the WSN
and ultimately to improve the network lifetime. In the cluster initialization
phase, a single
cluster is formed with a single cluster head at the center of the sensing terrain. The
second phase is for optimum cluster formation surrounding
the inner cluster, based on swarming bees and a piping technique. Each cluster member distributes
its data to its corresponding cluster head and the cluster head communicates
with the base station, which reduces the communication distance of each node. The simulation
results show that, when
compared with other clustering algorithms, the proposed algorithm can significantly reduce
the number of clusters by 38% and improve the network lifetime by a factor of
1/4."
2016
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vergin Raja Sarobin M
"The low-cost Wireless Sensor Network (WSN) consists of small battery powered devices called sensors, with limited energy capacity. Once deployed, accessibility to any sensor node for maintenance and battery replacement is not feasible due to the spatial scattering of the nodes. This will lead to an unreliable, limited lifetime and a poor connectivity network. In this paper a novel bio-inspired cluster-based deployment algorithm is proposed for energy optimization of the WSN and ultimately to improve the network lifetime. In the cluster initialization phase, a single cluster is formed with a single cluster head at the center of the sensing terrain. The second phase is for optimum cluster formation surrounding the inner cluster, based on swarming bees and a piping technique. Each cluster member distributes its data to its corresponding cluster head and the cluster head communicates with the base station, which reduces the communication distance of each node. The simulation results show that, when compared with other clustering algorithms, the proposed algorithm can significantly reduce the number of clusters by 38% and improve the network lifetime by a factor of 1/4."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:4 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pungkas Budhi Santoso
"Penelitian ini mengkaji strategi PT KSEI dalam implementasi sentralisasi data investor dan berbagi data Customer Due Diligence (CDD) melalui sistem CORES.KSEI. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi PT KSEI, mengevaluasi kapasitas dan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan strategi sentralisasi data dan berbagi data CDD, serta mengusulkan strategi yang dapat diterapkan untuk optimasi tersebut. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini mengevaluasi lingkungan internal dan eksternal PT KSEI melalui matriks EFE – IFE, kemudian strategi perusahaan dirumuskan mellaui matriks IE dan analisa SWOT. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa PT KSEI memiliki peluang signifikan untuk memperkuat posisi pasar berkat dukungan regulasi yang kuat, kemajuan teknologi informasi, dan pertumbuhan investor yang baik. Namun, KSEI perlu menyelesaikan tantangan seperti ketergantungan tinggi pada vendor TI eksternal, rendahnya adopsi kebiasaan baru dan kebutuhan akan sosialisasi yang lebih efektif oleh stakeholder, dan risiko kapasitas dan keamanan. Penelitian ini merekomendasikan strategi sosialisasi dan edukasi yang lebih komprehensif, peningkatan kapasitas dan kapabilitas infrastruktur teknologi dan sumber daya manusia, dan pengembangan kolaborasi industri untuk meningkatkan penerapan dan efektivitas sistem CORES.KSEI. Penting bagi PT KSEI untuk selalu melakukan pendekatan inovatif dan selalu adaptif terhadap dinamika teknologi dan pasar.

This study examines PT KSEI's strategies for implementing investor data centralization and customer due diligence (CDD) data sharing through the CORES.KSEI system. The primary objective of this research is to identify factors that can present opportunities and threats to PT KSEI, evaluate the company's capacity and capabilities in optimizing data centralization and CDD data sharing strategies, and propose strategies for such optimization. Through a qualitative approach, this study assesses the internal and external environment of PT KSEI using EFE - IFE matrices and formulates the company's strategies through IE matrices and SWOT analysis. The results indicate that PT KSEI has significant opportunities to strengthen its market position due to intense regulatory support, advancements in information technology, and positive investor growth. However, PT KSEI must address challenges such as its high dependency on external IT vendors, the low adoption of new habits of share CDD data, the need for more effective stakeholder socialization, and data capacity and security risks. This study recommends more comprehensive socialization and education strategies, enhancement of technological infrastructure and human resource capacity and capabilities, and development of industry collaborations to improve the implementation and effectiveness of the CORES.KSEI system. It is crucial for PT KSEI to continually adopt innovative approaches and remain adaptable to technological and market dynamics."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goeroeh Andhi Djaja
"Teknologi Informasi saat ini telah menjadi bagian panting dalam strategi bisnis perusahaan-perusahaan, khususnya dunia perbankan. Banyak dari perusahaan-perusahaan tersebut mendapatkan peningkatan keuntungan dan keunggulan bersaing akibat pemakaian TI di perusahaannya. Disadari juga bahwa investasi TI sangatlah mahal, sehingga proses justifikasi yang tepat sangat diperlukan.
Untuk mencapai hasil yang terbaik, analisa manfaat-biaya (cost-benefit) harus dilakukan untuk mengukur hasil yang diharapkan dibanding dengan biaya yang dikeluarkan. Ada dua jenis manfaat, yaitu intangible benefit atau manfaat tidak terukur dan tangible benefit atau manfaat terukur. Kesulitan timbul saat melakukan justifikasi intangible benefit, karena dengan metode tradisional sukar untuk mengevaluasinya.
Metode Information Economics (IE digunakan untuk mengatasi masalah ini. Metode IE menambahkan perhitungan ROI dengan analisa business domain and technology domain. Kedua domain ini adalah kuantifikasi dari nilai-nilai aspek bisnis perusahaan, biaya investasi TI, dan resiko.
Thesis ini berdasarkan studi kasus pada proyek Centralized Operation di Bank "U". Tujuannya adalah justifikasi investasi proyek yang tidak hanya berlandaskan perhitungan ROl semata, tapi melibatkan pengkajian intangible benefit.

Information Technology (IT) has now become an integral part of business strategies in many companies, especially in banking industries. Most companies gain benefit and achieve competitive advantage through the implementation of IT. There is no disagreement that IT investment is very expensive, so a proper justification is needed.
In order to achieve best result, a cost benefit analysis has to be done by comparing benefits to its cost. There are two different kind of benefits, the intangible benefit and tangible benefit. Problem arises when justifying intangible benefit. With traditional cost benefit analysis method, it is difficult to justify intangible benefit.
The method of Information Economics (IE) by Marilyn. M. Parker is used to overcome those problems. The IE method enhance ROI calculation by analyzing the business domain and technology domain. These domain are quantified value of business performance, IT investment cost, and risk factors.
This thesis was based on case study and focused on implementation of Centralized Operations project in Bank "LT. The aim of this case study is to justify project investment, not only based on the ROI calculation but also on intangible benefit calculation in particular.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T1563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Universitas Terbuka (UT) was implementing the centralized distribution of learning material, it is not considered effisient. Therefore, the decentralized distribution system which required warehouses at certain regional offices will be proposed. The aims of this research are (1) investigating the decentralized learning material distribution model, (2) choosing the optimal location of warehouses to minimize the cost of learning material distribution, (3) choosing the rgional offices which will be served optimally by each warehouse, (4) comparing efficiency of the centralized and decentralized learning material distribution system. The distribution problem is modeled as a linear mixed integer programming problem. The model will be solved using Branch and Bound method. This study considers centralized learning material distribution system and two alternative of decentralized learning material distribution system, which are alternative 1 and alternative 2. It is found that in 2008 the cost of the alternative 2 is lower than the centralized learning distribution system. Besides, if the demand of learning material is increasing, the alternative 2 is still less costly than the other systems."
JUMASAT
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin Djauhari
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Rakmatullah
"Indonesia merupakan negara dengan komposisi lautan yang sangat luas dibandingkan dengan daratannya, oleh karena itu Indonesia dikenal dengan negara kepulauan dan maritim. Optimalisasi pengawasan wilayah laut pun perlu dilakukan. Penelitian ini melakukan simulasi deteksi kapal menggunakan teknologi jaringan sensor nirkabel JSN menggunakan teknik Fast Fourier Transform FFT untuk mendeteksi gelombang kapal pada sensor dan melakukan proses deteksi kapal dengan centralized based system. Centralized based system ini dilakukan secara tersentral pada perangkat lunak Processing tanpa adanya proses inisialisasi pada node-node sensor. Proses deteksi ini menghasilkan data berupa kecepatan kapal yang melewati node sensor, arah datangnya kapal, koordinat sumbu x, dan koordinat sumbu y kapal. Selain itu penelitian ini mendapat data lain berupa bentuk spektrum gelombang air akibat adanya kapal dan spektrum gelombang air laut.
Hasil penelitian presentase keberhasilan deteksi kapal bernilai 98.7 terhadap variasi jarak sensor dan 98 terhadap variasi kecepatan kapal, arah kapal 98.8, koordinat sumbu x kapal 96, dan koordinat sumbu y kapal 99.6. Spektrum frekuensi gelombang air akibat adanya kapal memiliki frekuensi kerja pada 2.5 Hz dan frekuensi kerja gelombang laut pada 1.25 Hz. Sistem tersentral ini memiliki kelebihan pada pengiriman data dari Arduino yang dapat dilihat dari nilai memori 18 dan dynamic memory 68 dari nilai maksimum.

Indonesia is a country with a vast ocean composition compared to its mainland, therefore Indonesia is known as an archipelago and maritime nation. Optimizing the supervision of marine areas also needs to be done. This research simulates ship detection using wireless sensor network technology JSN using Fast Fourier Transform FFT technique to detect ship wave on sensor and perform ship detection process with centralized based system. This detection process produces data in the form of velocity of the ship passing through the sensor node, the direction of the ship, the x axis coordinates, and the coordinates of the ship 39 s y axis.
The result of this research is the percentage of ship detection success is 98.7 to variation of sensor distance and 98 to velocity variation, ship direction 98.8, 96 x ship axis coordinate and 99.6 ship y axis coordinate. The wave frequency spectrum of water due to the ship frequency at 2.5 Hz and the working frequency of sea waves at 1.25 Hz. This system has advantages in sending data from Arduino which can be seen from the memory value of 18 and dynamic memory 68 of the maximum value.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Wirahadi Kusuma
"Proses pembangunan PLTP membutuhkan waktu yang cukup lama, terutama pada tahap pengeboran dan konstruksi. Semakin besar kapasitas pembangkit, semakin banyak sumur yang dibutuhkan dan semakin lama proses pembangunan PLTP. Tesis ini membahas tentang penerapan pembangunan PLTP dengan kapasitas 65 MW dengan cara membangun pembangkit yang terletak di lokasi sumur produksi atau yang di sebut dengan PLTP mulut tambang. Analisis pembangunan PLTP tersebut terdiri dari beberapa skenario yang dengan acuan kapasitas dan lokasi pada pembangkit pada PT. X. Hasil analisa menunjukkan bahwa dengan membangun PLTP mulut tambang maka produksi listrik bisa lebih cepat dan lebih ekonomis.

Geothermal power plant development takes a long time, especially the drillings and constructions process. The bigger capacity of the plant the more production wells needed and the more times need to build the plant. This Thesis analyses about application of geothermal power plant development with 65 MWs capacity which the plant build at the production wells, we called it wellhead power plant. The analyses consist of some scenarios based on the plant capacity and location of PT. X. The analysis shows that build the wellhead geothermall power plant takes shorter time and more economics."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T47439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Muhammad Syahran
"Vehicle Control Unit (VCU) dalam kendaraan listrik merupakan sistem elektronik dalam mengatur dan mengontrol berbagai aspek operasional dari kendaraan listrik, sebagai contoh Sistem Penggerak Motor Listrik (Inverter). Sistem Pengelolaan Distribusi Daya (PDU),  dan Integrasi dengan Sistem lainnya dengan memanfaatkan komunikasi jaringan Controller Area Network (CAN-BUS). VCU berperan sebagai pusat pengendalian dengan mengirim dan menerima data dari sensor-sensor pada sistem, seperti suhu, arus, tegangan, dan data lainnya. Berdasarkan data tersebut, VCU mengolah data dan mengatur sistem tersebut, apakah dalam kondisi optimal atau perlu diadakannya penyetopan suplai dikarenakan kondisi sistem tersebut sedang mengalami galat. Penelitian ini berhasil menerapkan sistem VCU yang optimal dan berkomunikasi dengan sistem lainnya menggunakan protokol standar otomotif SAEJ-1939.

The Vehicle Control Unit (VCU) on an electric vehicle is an electronic system to control various operational aspects of electric vehicles, for example, the Electric Motor Drive System, Power Distribution System, and Integration with other systems by utilizing the Controller Area Network (CAN-BUS) network communication. VCU serves as the central control hub to send and receive data from other systems sensors, such as temperature, current, voltage, and other data. From that data, VCU will process that data and send control data based on whether the system is in its optimal condition or experiencing an error. This research has succeeded in developing an optimal VCU system that communicates with other systems using automotive standard protocol SAEJ-1939."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library