Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
The objective of this research is to describe (1) the concept of nation's character education; 2) resources and scope of nation's character education; 3) efforts for nation's character building at school; and 4) method of nation's character building at school and family. The method of this study used library research. Based on the result of the study, it may be concluded that: 1) nation's character education is a system to build character values at school community involving components of knowledge, awereness or willingness, and action to perform those values, either to the Almaighty God, self, other human beigs, environment, or country so that the students will be a holistic human beings. 2) resources for nation's character education include values contained in Pancasila and norms of Indonesian Constitution from 1945; While scope of nation's character education involves: objectives that describe the equality of intended character, the most effective material to acheve the objectives, effective instructional goals; 3) Nation's character education at the school can be performed through the habituation of good attitude and behaviour from early childhood and to be continued persistenty and sustainably pursuant to the level of development of learners and their environment condition. Nation character education should be performed continously and involve student's parents and community; and 4) the method to build nation's character use behavior control. Lower grade students need more time to behavior control than higher grade students.
Jakarta: The officer of Education Research and Development Ministry of National Education,
370 JERP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Indah Ariani
Abstrak :
ABSTRAK
Krisis kepemimpinan di Indonesia sudah lama terjadi. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan karakter yang ditanamkan pada anak sejak dini. Pendidikan karakter merupakan upaya pembentukan watak seseorang. Salah satu cara penanaman watak, yaitu melalui bacaan anak. Dalam bacaan anak terdapat amanat-amanat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bacaan anak yang mementingkan pembentukan karakter adalah Kumpulan Dongeng Pembentuk Karakter Pemimpin karya Dian Kristiani. Penelitian ini berisi kajian terhadap amanat pembentuk karakter pemimpin dalam Kumpulan Dongeng Pembentuk Karakter Pemimpin karya Dian Kristiani. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan amanat dalam sepuluh cerita dari Kumpulan Dongeng Pembentuk Karakter Pemimpin. Dari dua puluh cerpen yang diamati, hanya sepuluh cerpen yang dijadikan bahan analisis. Kesepuluh cerpen dipilih berdasarkan keberadaan tiga amanat dominan yang terdapat dalam kumpulan cerpen. Ketiga amanat dominan tersebut, yaitu tolong-menolong, tidak egosis, dan mengakui kesalahan pribadi. Penelitian ini menggunakaan metode kualitatif analisis-deskriptif. Hasil dari penelitian ini ditemukan sebanyak tiga belas amanat, termasuk tiga amanat dominan. Ketiga belas amanat tersebut disampaikan secara implisit dan eksplisit.Krisis kepemimpinan di Indonesia sudah lama terjadi. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan karakter yang ditanamkan pada anak sejak dini. Pendidikan karakter merupakan upaya pembentukan watak seseorang. Salah satu cara penanaman watak, yaitu melalui bacaan anak. Dalam bacaan anak terdapat amanat-amanat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bacaan anak yang mementingkan pembentukan karakter adalah Kumpulan Dongeng Pembentuk Karakter Pemimpin karya Dian Kristiani. Penelitian ini berisi kajian terhadap amanat pembentuk karakter pemimpin dalam Kumpulan Dongeng Pembentuk Karakter Pemimpin karya Dian Kristiani. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan amanat dalam sepuluh cerita dari Kumpulan Dongeng Pembentuk Karakter Pemimpin. Dari dua puluh cerpen yang diamati, hanya sepuluh cerpen yang dijadikan bahan analisis. Kesepuluh cerpen dipilih berdasarkan keberadaan tiga amanat dominan yang terdapat dalam kumpulan cerpen. Ketiga amanat dominan tersebut, yaitu tolong-menolong, tidak egosis, dan mengakui kesalahan pribadi. Penelitian ini menggunakaan metode kualitatif analisis-deskriptif. Hasil dari penelitian ini ditemukan sebanyak tiga belas amanat, termasuk tiga amanat dominan. Ketiga belas amanat tersebut disampaikan secara implisit dan eksplisit.
ABSTRACT
The leadership crisis in Indonesia has long been happening. It happens because of the lack of character education implanted in children early on. The education of character is the way to build a character. One of internalization of character is reading. In children 39 s reading there are the moral messages that can be applied in everyday life. One of the children 39 s reading that emphasizes character formation is Kumpulan Dongeng Pembentuk Karakter Pemimpin by Dian Kristiani. This thesis discusses the moral messages on the characters of a leader delivered in Kumpulan Dongeng Pembentuk Karakter Pemimpin, a compilation of stories authored by Dian Kristiani. This study aims to describe the moral messages in ten stories of the compilation. Out of twenty short stories observed, there are only ten short stories which are used as the materials of analysis in this study. Those ten short stories were selected based on three dominant moral messages which generally exist in a short story collection. Those three dominant messages are to help each other, to be not selfish towards another, and to acknowledge individual mistakes. This thesis uses descriptive qualitative method of analysis. The results of this study found as many as thirteen moral messages, including three dominant moral messages.The messages were delivered implicitly and explicitly in the compilation of stories.
2017
S70151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahriza Nur Aini
Abstrak :
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan pada individu. Salah satu jenis pendidikan yakni pendidikan karakter. Pendidikan karakter berarti suatu proses penyerapan nilai-nilai kehidupan seseorang sehingga masuk dan menyatu dalam perilaku orang yang bersangkutan. Media yang paling dekat dalam upaya pembentukan karakter adalah keluarga dalam hal ini orang tua. Dalam upaya melakukan pendidikan karakter, keluarga akan berpedoman pada kebudayaan yang dianggap tinggi, dalam konteks keluarga Jawa berarti berpedoman pada kebudayaan Jawa. Salah satu karya sastra yang memuat tentang pendidikan karakter pada keluarga Jawa adalah Serat Panutan. Dalam Serat Panutan dikisahkan perjalanan seorang janda yang mendidik anaknya. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap pendidikan karakter pada keluarga Jawa dalam Serat Panutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan objektif dan dengan teori struktural. Sumber data penelitian ini yaitu Serat Panutan yang ditulis oleh Mas Prawirosudirjo pada tahun 1913 dan dialihaksarakan oleh Sulistijo HS pada tahun 1980-an. Penelitian ini menghasilkan temuan berupa pola mendidik dalam keluarga Jawa untuk membentuk karakter dengan cara memberikan nasihat agar berkarakter sabar, teliti, bersungguh-sungguh, cerdas dan tangkas pada anak. Mendidik dengan memberikan contoh dapat membentuk karakter anak yang cekatan dan rajin bekerja. Pendidikan dilakukan pula dengan memberikan motivasi pada anak yang membentuk karakter gemi atau hemat ......Education is an effort made to instill the values of life in individuals. One type of education is character building. Character building means a process of absorbing the values of a person's life so that they enter and integrate into the behavior of the person concerned. The media closest to character building is the family, in this case the parents. In an effort to carry out character building, the family will be guided by a culture that is considered high, in the context of the Javanese family it means guided by Javanese culture. One of the literary works that contains character building in Javanese families is Serat Panutan. This manuscript tell about the journey of a widow who teaches her child. The purpose of this study is to reveal the character building of Javanese family in Serat Panutan. The method used in this research is descriptive qualitative method with an objective approach with structural theory. The data source of this research is Serat Panutan written by Mas Prawirosudirjo in 1913 and translated by Sulistijo HS in the 1980s. This research resulted in findings in the form of educational patterns in Javanese family to shape children's character by giving advice to be patient, conscientious, earnest, intelligent and agile in children. Educating by giving examples can form the character of children who are nimble and diligent at work. Education is also carried out by providing motivation to children who form good or frugal characters.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Hastrini Nurwanti
Abstrak :
Ki Hadisukatno adalah alah satu tokoh yang menggunakan kesenian sebagai alat pendidikan karakter. Hal ini sejalan dengan konsep Taman Siswa yaitu pendidikan berbasis budaya. Pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini (anak-anak). Permasalahan yang dibahas dalam artikel ini adalah peran dan ketokohan Ki Hadisukatno dalam ikut mengembangkan karakter generasi muda, khususnya anak-anak melalui budaya Jawa. Artikel ini merupakan hasil kajian pustaka dari beberapa sumber tulisan dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Ki Hadisukatno berperan sebagai guru sekaligus pamong dalam mendidik siswa melalui tembang dolanan anak dan langen carita.
Yogyakarta: BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA D.I. YOGYAKARTA, 2017
400 JANTRA 12:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwin Indiarti
Abstrak :
Cerita rakyat merupakan salah satu media yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana membangun karakter positif pada anak melalui nilai-nilai moral dan pendidikan karakter yang terkandung dalam cerita. Artikel ini didasarkan pada penelitian deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi nilai-nilai pembentuk karakter yang terdapat dalam cerita rakyat Banyuwangi berjudul Asal-usul Watu Dodol. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca teks cerita rakyat termaksud yang terdapat dalam buku Cerita Rakyat Banyuwangi secara berulang-ulang dan mengidentifikasi data yang berupa kata kunci yang berkaitan dengan nilai-nilai pembentuk karakter dalam cerita. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan adanya 10 nilai pembentuk karakter dalam cerita rakyat Asal-usul Watu Dodol; yaitu religius, jujur, kerja keras, ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Sahat F.
Abstrak :
Narapidana bagaimanapun merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang memiliki kontribusi besar bagi ketahanan sosial yang pada gilirannya akan memiliki kontribusi bagi ketahanan nasional. Perubahan pendangan tentang penjara dan pemidanaan dari konsep hukuman menjadi konsep pemasyarakatan menjadikan kelompok masyarakat ini merupakan aset masyarakat yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Mereka bagaimanapun merupakan bagian dari masyarakat kita. Dengan perubahan konsep tersebut diatas pola pembinaan narapidana di lembaga-lembaga pemasyarakatan menjadi tema yang sangat penting. Pola pembinaan dengan program-program yang menyangkut aspek mentalitas, kecerdasan, ketrampilan kerja dan religiusitas menjadi sebuah tuntutan yang penting. Departemen Kehakiman sejak lama memiliki program rehabilitasi bagi lembaga-lembaga pemasyarakatan dengan tujuan para peserta anak didiknya yang tidak lain adalah para terhukum pelaku tindak pidana bisa kembali ke masyarakat dan diterima masyarakat sekaligus bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya tanpa harus melakukan tindak kejahatan lagi. Program-program pembinaan narapidana juga diharapkan agar para peserta didik yang sudah bebas bisa kembali ke jalan yang benar dan tidak mengulangi perbuatan pidana lagi. Indikator keberhasilan pembinaan di lembaga-lembaga pemasyarakatan, termasuk Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang Jakarta, yang menjadi lokasi penelitian ini, memang belum ada, kendati bisa dilihat dari jumlah pemberian asimilasi, remisi, cuti menjelang bebas dan bebas bersyarat, serta angka residivis yang cukup signifikan. Departemen Kehakiman belum memiliki mekanisme penilaian keberhasilan dan monitoring untuk para alumni anak didiknya yang sudah kembali ke masyarakat. Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana pola pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang Jakarta memberikan implikasi yang signifikan terhadap perubahan perilaku narapidana baik yang masih di dalam lembaga pemasyarakatan maupun yang sudah bebas. Penelitian ini juga ingin mengetahui bagaimana dampak pembinaan narapidana terhadap ketahanan sosial masyarakat dan yang pada gilirannnya memiliki dampak kepada kondisi ketahanan nasional. Dari penelitian lapangan ditemukan bahwa pola pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang sudah baik kendati ditemukan pula sejumlah hal yang menjadi kelemahan yang bisa mendorong ketidakberhasilan pembinaan. Demikian juga tidak ditemukan mekanisme evaluasi terhadap keberhasilan pembinaan, sebagaimana evaluasi yang dilakukan sekolah-sekolah terhadap anak didiknya.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Azzahra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan majalah HAI dalam membentuk karakter remaja Jakarta tahun 1977–1989. Majalah HAI merupakan majalah yang fenomenal di era Orde Baru, sehingga menjadi trendsetter remaja khususnya di Jakarta sepanjang tahun 1980-an. Hasil penelitian ini menemukan bahwa majalah HAI berhasil membentuk karakter remaja Jakarta melalui informasi yang disampaikan dan terbentuk ke dalam tiga fase, di antaranya fase dominasi komik, cerpen, dan cerbung, fase dominasi gaya hidup Barat, dan fase pemberitaan sekolah. Dalam ketiga fase yang berbeda ini, majalah HAI hadir tidak hanya sebagai majalah hiburan saja, tetapi juga sebagai kompas dalam mengarahkan kehidupan remaja ke arah yang positif di saat kondisi remaja awal era Orde Baru sedang mengalami perubahan akibat modernisasi yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Pembentukan karakter yang dibangun oleh majalah HAI dikemas menyesuaikan dengan selera kehidupan remaja yang dinamis, sehingga majalah HAI menjadi populer dan mendapatkan respon yang positif dari pembacanya dan didorong pula oleh redaksional yang bersifat aktual, interaktif, dan gaul. Penelitian ini menggunakan studi literatur berupa majalah, koran, jurnal, dan buku. Penulis juga melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner. ......This study aims to analyze the success of HAI magazine in shaping the character of Jakarta teenagers in 1977–1989. HAI Magazine was a phenomenal magazine in the New Order era, so that it became a trendsetter for teenagers, especially in Jakarta throughout the 1980s. The results of this study found that HAI magazine succeeded in shaping the character of Jakarta teenagers through the information conveyed and formed into three phases, including the domination phase of comics, short stories, and short stories, the domination of Western lifestyles, and the phase of school reporting. In these three different phases, HAI magazine exists not only as an entertainment magazine, but also as a compass in directing the lives of adolescents in a positive direction when the condition of early adolescents in the New Order era was undergoing changes due to modernization being promoted by the government. The character formation built by HAI magazine is packaged according to the tastes of dynamic youth life, so that HAI magazine becomes popular and gets a positive response from its readers and is also encouraged by editorials that are actual, interactive, and slang. This study uses literature studies in the form of magazines, newspapers, journals, and books. The author also conducted interviews and distributed questionnaires.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Sunarni
Abstrak :
Di era globalisasi seperti sekarang ini, budaya membaur dan saling mendominasi sehingga membuat anak bingung akan jati dirinya. Indonesia, sebagai negara majemuk yang multiras dan multikultural, sangat kaya dengan kearifan-kearifan lokal, dan kekayaan ini bisa diaplikasikan untuk membentuk karakter anak dan membentengi diri mereka dari pengaruh negatif budaya global atau asing. Jepang merupakan bangsa yang hidup dengan berbasis budaya dan menjadikan kearifan lokal sebagai landasan hidup serta materi pembelajaran yang langsung diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal serupa juga terlihat dalam masyarakat Sunda. Saat ini banyak anak-anak yang tidak mengenali kearifan lokalnya. Hal ini, menurut peneliti, disebabkan adanya kekosongan nilai-nilai kearifan lokal dalam kurikulum dan pembelajaran. Untuk itu, berbagai penelitian tentang pembelajaran kearifan lokal perlu dilakukan, termasuk pembelajaran melalui tradisi sastra lisan seperti pupuh dan dongeng, serta permainan tradisional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah pembelajaran kearifan lokal dalam budaya Sunda, yaitu jadwal pembelajaran terkait kearifan lokal yang dibatasi pada pembentukan karakter, dan data terkait kearifan lokal dalam pendidikan di Jepang, yaitu berupa jadwal kegiatan pembelajaran “moral”. Data dianalisis berdasarkan pandangan Ratna (2015). Berdasarkan hasil penelitian teridentifikasi bahwa pemahaman terhadap nilai-nilai kearifan lokal dapat menciptakan bangsa yang berkarakter. Hasil penelitian ini secara teoretis bermanfaat untuk menambah referensi, khususnya tentang pembelajaran kearifan lokal, dan secara praktis dapat dijadikan model pembelajaran.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Subiyarto
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang peranan Roeslan Abdulgani dalam pencrapan pemikiran Bung Karno mengenai pembangunan bangsa dan pembangunan karakter yang berlangsung pada periode (1959-1965). Penulis memilih judul tersebut dengan alasan: tokoh Roeslan Abdulgani belum begitu banyak mendapat perhatian untuk diteliti, khususnya di kalangan mahasiswa ilmu sejarah Universitas Indonesia, baik dalam bentuk skripsi, tesis, maupun disertasi: diharapkan tokoh Roeslan Abdulgani dapat menjadi teladan dan peranannya dapat diaktualisasaikan dalam menghadapi persoalan bangsa pada dewasa ini; dan memberikan sumbangan bagi pengembangan penulisan sejarah dalam format studi tokoh. Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui sejauh mana peranan Roeslan Abdulgani dalam penerapan pemikiran Bung Karno tentang pembangunan bangsa dan pembangunan karakter. Permasalahan yang dibahas meliputi: latar belakang kehidupan sosial Roeslan Abdulgani, pemikiran Bung Karno dan pemahaman Rocslan Abdulgani tentang pembangunan bangsa dan pembangunan karakter, dan bagaimana Roeslan Abdulgani menjalankan peranannyN dalam kegiatan indoktrinasi. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan memanfaatkan sumber tertulis berupa kumpulan pidato, sambutan, prasaran, ceramah, dan tulisan Roeslan Abdulgani, inventaris arsip Roeslan Abdulgani (1950-1976), arsip Sekretariat Menko Ilubra (1963-1966), dan beberapa surat kabar. Selain itu jugs memanfaatkan sumber berupa transkripsi basil wawancara dengan Roeslan yang dilakukan oleh Buletin Antara, Prisma, J.R. Chaniago, dan Tony Ilasyim. Metodologi naratif digunakan sebagai pendekatan untuk mendeskripsikan pembahasan tesis ini dengan menunjukkan peran individu yaitu Roeslan Abdulgani dalam proses pembangunan bangsa dan pembangunan karakter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Roeslan Abdulgani memiliki latar belakang kehidupan sosial yang baik yaitu semangat nasionalisme yang telah tertanam sejak muda. Herbert Leith dan Lance Castles yang menempatkan Roeslan Abdulgani sebagai tokoh dalam aliran pemikiran politik 'Nasionalisme Radikal' di Indonesia pada periode (1945-1965) tidak tepat dan tidak cukup bukti. Tetapi Roeslan Abdulgani lebih tepat disebut sebagai tokoh yang mampu memahami pemikiran orang lain yaitu Bung Karno. Roeslan Abdulgani memiliki peranan yang cukup pcnting dalam kegiatan indoktrinasi dalam rangka pembangunan bangsa dan pembangunan karakter. ......This thesis discuss about role of Roeslan Abdulgani in applying idea of Bung Karno about nation and character building which taking place at period (1959-1965). Writer chooses the title with some reasons: figure of Roeslan Abdulgani has not so much getting attention to discuss, especially among historical science student University of Indonesia, either in the form of scription, thesis, and dissertation: the writer expect figure of Roeslan Abdulgani can be a model and his role can actualize in facing problem of nation at these days; and gives contribution to expansion of historiography in figure study format. Purpose of this research is to know how far role of Roeslan Abdulgani in applying idea of Bung Karno about nation and character building. Problems studied about: background of social life of Roeslan Abdulgani, idea of Bung Karno and understanding of Roeslan Abdulgani about nation and character building, and how Roeslan Abdulgani implements his role in indoctrination activity. This research using method of history by exploiting source is written in the form of gathering of oration, greeting, working paper, discourse, and article of Roeslan Abdulgani, archive inventories Roeslan Abdulgani (1950-1976). Archive Secretariat' Menko Ilubra (1963-1966), and some newspapers, besides also exploits source in the corm of transcription result of interview with Roeslan Abdulgani by Buletin Antares, Prisma, J.R. Chaniago, and Tony Hasyim. Narrative methodologies applied as approach to description this thesis by showing the role of individual that is Roeslan Abdulgani in process of nation and character building. Result of research indicates that figure of Roeslan Abdulgani have a background of social life which good that is spirit of nationalism since he is young. Herbert Leith and Lance Castles placing Roeslan Abdulgani as figure in politics philosophy 'Radical Nationalism' in Indonesia at period (1945-1965) is not true and insufficient evidence. But Roeslan Abdulgani is more accurately called as figure that able to comprehend idea of others that is Bung Karno. Roeslan Abdulgani has an important role in activity of indoctrination for the agenda of nation and character building.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25229
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Qadarsi
Abstrak :
Studi ini mencoba untuk melihat implementasi program Semai Benih Bangsa yang dilakukan oleh Indonesia Heritage Foundation. Studi ini merupakan penelitian evaluasi formatif dengan penekanan pada process studies dengan ruang lingkup evaluasi input dan activities. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang melibatkan sejumlah informan dari internal organisasi, stakeholder dan penerima manfaat. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa, pada aspek input yang terdiri dari penerima manfaat, fasilitas SBB, SDM manajemen IHF, SDM guru SBB, dana dan jejaring telah berhasil berjalan sesuai dengan setting up. Namun pada aspek activities terdapat beberapa kegiatan yang belum berjalan sesuai setting up yaitu pelatihan model PHBK dan pertemuan sekolah SBB. Sedangkan kegiatan pelaksanaan PHBK, monitoring sudah sesuai dengan setting up program. Pada penelitian ini juga dibahas hambatan yang ditemui dalam melaksanakan program dan upaya yang dilakukan oleh yayasan dalam menghadapi hambatan tersebut. ......This study tries to look the implementation of the Semai Benih Bangsa program conducted by the Indonesia Heritage Foundation. This study is a formative evaluation research with an emphasis on process studies with the scope of evaluation of inputs and activities. This study was taken with qualitative approach involving a number of informants from internal organizations, stakeholders and beneficiaries. From the results of the study, it was found that, in the input aspect consisting of beneficiaries, SBB facilities, IHF management human resources, SBB teacher human resources, funds and networks have successfully run according to the setting up. However, in the aspect of activities, there are several activities that have not been carried out according to the setting up ; PHBK model training and SBB school meetings. Meanwhile, monitoring activities are in accordance with the program settings. This study also discusses the obstacles encountered in implementing program and look efforts from foundation in dealing with these obstacles.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>