Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azmi Gagatraino
"Penelitian ini dilakukan di kawasan Situs Megalitik Cibalay yang terletak di Desa Tapos 1, Kelurahan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Lingkungan dan manusia merupakan dua hal yang sulit untuk dipisahkan. Lingkungan dinilai sebagai salah satu komponen yang membentuk suatu kebudayaan masyarakat. Oleh sebab itu dapat diartikan bahwa situs-situs megalitik yang ada di kawasan Cibalay merupakan hasil dari gagasan dan perilaku  manusia saat itu. Dalam penelitian ini, situs arkeologi tidak lagi dilihat sebagai entitas tersendiri, namun situs dilihat dalam konteks yang lebih luas yaitu dengan aspek lingkungan di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui peranan lingkungan terhadap kebudayaan Kawasan Situs Megalitik Cibalay. Untuk memahami hal tersebut maka digunakan konsep determinisme lingkungan. Konsep ini menyatakan bahwa kebudayaan merupakan produk dari lingkungan alam di sekitarnya. Metode yang digunakan ialah pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa situs-situs megalitik di kawasan Cibalay menempati kondisi lahan yang potensial. Selain itu pula diketahui bahwa kebudayaan di kawasan Cibalay sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.

This research was conducted in the Megalithic Site of Cibalay, located in Tapos 1 Village, Tenjolaya Subdistrict, Bogor Regency. The environment and human beings are two elements that are difficult to separate. The environment is considered one of the components that shape a community's culture. Therefore, it can be interpreted that the megalithic sites in the Cibalay area are the result of human ideas and behavior from that time. In this research, archaeological sites are no longer viewed as independent entities but rather within a broader context, considering the surrounding environmental aspects. The aim of this research is to understand the role of the environment in shaping the culture of the Megalithic Site of Cibalay. To comprehend this, the concept of environmental determinism is employed. This concept asserts that culture is a product of the surrounding natural environment. The methods used in this research include data collection, data processing, and interpretation. Based on the processed data, it was found that the megalithic sites in the Cibalay area occupy potential land conditions. It was also revealed that the culture in the Cibalay area is significantly influenced by its surrounding environment."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristianto S. Priambodo
"Bangunan berundak merupakan salah sate wujud hasil budaya megalitik yang berkembang pada masa neolitik yaitu sekitar 2500 SM. Kenyataan hahwa adanya perbedaan bentuk dan jenis-jenis fitur pada tiap-tiap bangunan berundak yang ditemukan, maka hal inilah yang melatari dilakukannya penelitian awal yang deskriptif untuk memunculkan tipe-tipe fitur yang ada pada bangunan berundak Arca Domas Cibaiay, Bogor.
Penelitian berkisar masalah deskripsi serta perbandingan bentuk dan jenis-jenis fitur di dalam banqunan berundak Arca Domas itu sendiri dan juiga dengan bentuk, fitur-fitur sejenis pada situs-situs megalitik lemah Duhur, Puncak Tampomas, Ciarca/Panoguyangan, Leuwiliang, Tugugede, Pasir Pogor, Salak Datar, Arca Domas Baduy, Gunung Padanq, Gunung Putri, Pasir Manggu, Bukit Tongtu, Pasir Angin (Jawa Barat); Purpungraharjo, Jabung (Lampunq) ; Matesih (Surakarta) ; Terjan (Rembang) ; Kewar (Timor Barat) ; dan kompleks megalitik Sumba, Flores, Nias, dan Sulawesi Tengah.
Untuk mengetahui tipe-tipe fitur yang ada, maka dilakukan klasifikasi berdasar kesamaan atribut-atribut yang ditentukan pada jenis-jenis fitur bangunan berundak ini. Hasil klasifikasi akhir menunjukkan beragam jenis fitur pada bangunan berundak ini, yang secara garis hesar terbagi menjadi 2 kelompok fitur atas dasar atribut waktu pembuatan dan pemakaian fitur untuk kepentingan pemujaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk semula secara keseluruhan bangunan berundak ini tidak rusak dan digantikan dengan bentuk yang bisa diamati sekarang disebut bangunan berundak Arca somas Cibalay, Bogor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S11737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library