Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Dwi Indiarto
"Beras merupakan komoditas pangan pokok bagi negara-negara anggota ASEAN. Sebagai negara produsen sekaligus konsumen beras, mereka menaruh perhatian penting dalam menangani masalah perberasan di dalam negeri masing-masing. Kebijakan pengadaan pangan (beras) yang selama ini diterapkan bertujuan untuk menjamin kecukupan pasokan yang dibutuhkan bagi rakyatnya. Idealnya, mereka minimal mampu memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri karena sangatlah mengkhawatirkan bila mengandalkan pasar beras dunia yang rentan dan tidak stabil.
Penelitian ini bertujuan untuk: (a) menentukan model estimasi produksi yang sesuai untuk tanaman padi di ASEAN; dan (b) mengidentifikasi dan mengetahui faktor-faktor yang nyata berpengaruh terhadap produksi padi di ASEAN. Penelitian ini dilakukan pada delapan negara ASEAN (Filipina, Karnboja, Laos, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Thailand dan Vietnam) dengan periode pengamatan tahun 1980 sampai dengan 2002. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel output produksi, luas lahan, penggunaan pupuk urea, traktor roda dua, benih dan tenaga kerja.
Model yang digunakan untuk estimasi dalam penelitian ini adalah bentuk fungsi produksi Cobb Douglas pada komoditas padi dengan menggunakan data panel, sebagaimana yang telah dilakukan dalam penelitian sebelumnya oleh Aryal & Aryal (2004), Bhati (1975), Kamiya (194I) dan Manurung (1996).
Hasil estimasi menunjukkan bahwa produksi padi dipengaruhi secara positif oleh input produksinya, yaitu luas lahan, penggunaan pupuk urea dan benih, traktor dan tenaga kerja. Penggunaan pupuk urea pada tanaman padi tidak terlalu signifikan yang mungkin disebabkan oleh terlalu banyak penggunaannya pada lahan olahan sehingga menurunkan kadar unsur hara dalam tanah. Nilai elastisitas terbesar terdapat pada variabel luas lahan, yang menunjukkan bahwa produksi padi cukup peka terhadap perubahan luas lahan. Disamping itu, berdasarkan jumlah nilai elastisitas output terhadap total inputnya menunjukkan bahwa produksi padi mempunyai skala hasil yang bertambah (increasing return to scale).
Dan hasil estimasi tersebut, implikasi kebijakan yang dapat disarnpaikan antara lain adalah perlunya penambahan luas lahan sawah baru guna meningkatkan produksi; meningkatkan pemanfaatan pupuk organik yang ramah lingkungan daripada pupuk anorganik untuk menjaga kestabilan unsur hara dalam tanah dan ketergantungan terhadap pupuk anorganik; serta masih dibutuhkannya intervensi pemerintah dalam memberikan subsidi input pertanian guna memicu perkembangan perekonomian di perdesaan.
Beberapa variabel input yang belum ada dalam penelitian ini seperti infrastruktur irigasi, pestisida, iklim dan teknologi pasca panen perlu ditambahkan dalam penelitian lanjutan, terrnasuk juga penggunaan series data yang lebih panjang sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang produksi padi di ASEAN."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoeke Yosephine
"Berdasarkan data ICCO pada tahun 2004/2005 Indonesia diperkirakan menguasai pangsa pasar dunia akan komoditi biji kakao sebanyak 13% dan merupakan produsen ketiga terbesar setclah Cate d'Ivoire dan Ghana yang masing-masing menguasai pangsa pasar sebanyak 39% dan 19%.
Peningkatan yang terbesar disumbangkan oleh perkebunan rakyat. Untuk periode 1990-1999, pertumbuhan lahan tanam kakao di Indonesia mencapai 6.5% per tahun dengan pertumbuhan lahan perkebunan rakyat lebih tinggi dari rata-rata yaitu 7.8% per tahun. Perkembangan yang cepat terjadi di pulau Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.
Penelitian ini mencoba untuk melihat sumber pertumbuhan kakao Indonesia melalui studi kasus terhadap 3 provinsi di Sulawesi dan mengambil 14 kabupaten penghasil terbesar. Model pertumbuhan produksi berdasarkan model Cobb-Douglas dengan variabel inputnya adalah luas lahan, penggunaan pupuk, tenaga kerja dan curah hujan. Pengujian dilakukan dengan Chow dan Haussman Test, teryata model yang tepat menggambarkan pertumbuhan produksi adalah model random effect.
Dengan model random effect ini berarti bahwa fungsi produksi di 14 kabupaten pada 3 provinsi Sulawesi mengalami heterogenitas yang sifatnya beragam. Hal ini sangat realistis karena karakteristik antar wilayah berbeda. Secara umum keempat variabel input tersebut berpengaruh positif terhadap peningkatan produksi kakao. Luas lahan merupakan faktor utama yang paling berpengaruh terhadap peningkatan produksi kakao diikuti oleh tenaga kerja. Secara statistik pupuk dan curah hujan tidak memberikan pengaruh yang signifikan.

According to ICCO data, in the year of 2004-2005 Indonesia will dominate and possibility the third large manufacture world supplies on cacao seeds around 13% world market share subsequent to Cote d `Ivoire and Ghana which supply about 39% and 19% respectively.
The increase of production is due to rapid increase of the acreage planted cacao in each year. The biggest contribution of cacao production is household owned farm type based of production. In the period of 1990-1999, the acreage expantion cacao has reached 6.5% which higher than average which 7.8% per year.
The significant acreage expantion place in Sulawesi Island, especially South Sulawesi, South-East Sulawesi, and Center ,of Sulawesi. These three provinces are considered as major producer of cacao in Indonesia.
The objective of this research is to analyze the source growth of cacao in Indonesia with the case three provinces of Sulawesi. These three provinces was broken down into by sample 14 regions which considered as the largest areas. The production function is used to investigate the source of growth is Cobb Douglas. The independent variables (input) included to production function are: size of land, fertilizer usage, labor and the rain frequency. The data constructed in the pool regression, fixed and random effect by using the Chow and Haussman test, the result analyze shows the random effect model is the appropriate model to explain source of growth in the production function.
Using random effect means that production function for 14 regions, it was found that the source of cacao growth over Sulawesi island are labor and expantion of land. Thus, the expansion of planted land for cacao with intensive presumably household labors are playing an important role to explain the source of growth.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library