Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2009
620.192 CON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aidila Fitria
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai kompetensi, kewenangan, dan pertanggungjawaban hukum perawat dalam melakukan tindakan medis. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaturan kompetensi, kewenangan, dan pertanggungjawaban hukum Perawat serta analisisnya pada Putusan No. 139/Pid.Sus/2014/PN.Pmk. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode yuridis normatif, dan tipe penelitian yang digunakan yakni penelitian preskriptif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1 Pengaturan mengenai perawat dalam melakukan tindakan medis diatur khusus dalam Pasal 32, Pasal 33, dan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014; 2 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan mengizinkan Perawat melakukan tindakan medis apabila mendapat pelimpahan wewenang dari tenaga medis, berada dalam kondisi keterbatasan tertentu, dan darurat; 3 Pertanggungjawaban hukum Perawat dalam melakukan tindakan medis sebagaimana terdapat dalam Putusan dapat dikenakan sanksi pidana dan administratif. Untuk itu, penelitian ini menyarankan: 1 Pemerintah agar membuat Konsil Keperawatan untuk melakukan fungsi pengawasan dan peraturan pelaksana atas Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 dalam hal melakukan tindakan medis; 2 Perawat agar mengetahui sampai batas mana kompetensi dan berani untuk menolak melakukan tindakan di luar kewenangannya; dan 3 Masyarakat untuk dapat membedakan bahwa Perawat tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang sama dengan dokter atau tenaga medis.
ABSTRACT
This research examines competences, authorities, and legal liability of Nurse on conducting medical practice. The problems of this analysis are how the arrangement about the competences, authorities, and legal liability of Nurse on conducting medical practice. Thus, this research used normative juridical method with the type of the research is prescriptive. The results of this inquiry concludes that 1 The Regulations of Nurses on conducting medical practice are specified in Article 32, Article 33, and Article 35 Undang Undang Nomor 38 Tahun 2014 2 Undang Undang Nomor 38 Tahun 2014 permits the Nurse to conduct medical practice with medication task delegated by physician, under certain conditions of limitation, and emergency 3 The legal liability of the nurse on conducting medical practice in the Verdict may be subject to criminal and administrative sanctions. Therefore this thesis suggests 1 The government should monitor all the Nurses who conduct an independent nursing practice by forming Nursing Council and may implement regulation on Undang Undang Nomor 38 Tahun 2014 in the case of medical practice 2 The Nurses to know about the extent of their competence and refuse assignments outside their scope of practice Lastly, 3 The Society to be able to distinguish that Nurses do not have same competence and authorities as doctors or medical personnel.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsya Nugraha Putratama
Abstrak :
Elektroda konduktor transparan (TCE) adalah bahan lapisan tipis yang memiliki konduktivitas listrik dan sifat transmitansi yang tinggi. Bahan TCE umumnya berupa oksida logam seperti Indium Tin Oxide (ITO). Namun, kelemahan ITO adalah harganya yang relatif mahal dan rapuh, sehingga mendorong pengembangan bahan alternatif lain seperti kawat nano perak (AgNW). Performa tinggi lapisan TCE diperoleh dari transmitansi yang tinggi (lebih dari 85%) dan memiliki nilai resistansi lembaran yang rendah, sedangkan pada umumnya lapisan dengan resistansi lembaran rendah memiliki transmitansi yang rendah. Untuk itu diperlukan upaya untuk mengoptimalkan kedua nilai tersebut. Penelitian ini telah berhasil mensintesis AgNW dengan metode kimia basah dengan panjang rata-rata 10 m dengan diameter rata-rata 46 nm dan diendapkan pada substrat kaca dengan jumlah pelarut etanol 1, 2 dan 3 ml yang bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lapisan tipis Ag-1 memiliki nilai FoM tertinggi (15,6 sq.Ω-1), karena nilai resistansi lembaran terendah (24 /sq) meskipun transmitansinya paling rendah (72%). Sampel AgNW dengan volume 1 ml etanol (Ag-1) memiliki kerapatan AgNW tertinggi sehingga lebih banyak tersedia jalur untuk dilalui elektron, sehingga memiliki mobilitas yang lebih tinggi meskipun konsentrasi muatannya lebih rendah. ......Transparent conductor electrode (TCE) is a thin layer material that has high electrical conductivity and transmittance properties. TCE materials are generally metal oxides such as Indium Tin Oxide (ITO). However, the weakness of ITO is that it is relatively expensive and brittle, thus encouraging the development of other alternative materials such as silver nanowires (AgNW). The high performance of the TCE coating is obtained from its high transmittance (more than 85%) and has a low sheet resistance value, whereas in general the low sheet resistance coating has a low transmittance. For this reason, efforts are needed to optimize these two values. This research has succeeded in synthesizing AgNW by wet chemical method with an average length of 10 m with an average diameter of 46 nm and deposited on a glass substrate with varying amounts of ethanol 1, 2 and 3 ml of solvent. The results showed that the Ag-1 thin layer had the highest FoM value (15.6 sq.Ω-1), because the sheet resistance value was the lowest (24 /sq) although the transmittance was the lowest (72%). The AgNW sample with a volume of 1 ml of ethanol (Ag-1) has the highest density of AgNW so that there are more available paths for electrons to pass, so it has higher mobility even though the charge concentration is lower.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linneman, Thomas J.
New York: Routledge, 2018
519.5 LIN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Daniel Togar Maringan
Abstrak :
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana nilai-nilai dasar Pancasila khususnya sila 1 Ketuhanan Yang Maha Esa dapat berfungsi sebagai acuan pemerintahan di kota Bandung sehingga tujuan penyelenggaraan Otonomi Daerah dapat terlaksana secara maksimal tanpa mengurangi makna persatuan dan kesatuan bangsa. Bahwa masyarakat dan pemerintahan disiapkan dan memperlengkapi diri dalam pemahaman nilai-nilai dasar itu sehingga dapat mewujudkan tujuan nasional melalui penyelenggaraan Otonomi. Penyelenggaraan Otonomi Daerah sejak tahun 2001 yang lalu dimaksudkan untuk makin memperkokoh Negara Kesatuan dan mempertinggi tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia seluruhnya. Setelah lebih setahun di kotamadya Bandung terasa ada nuansa peningkatan pelayanan aparatur pemerintahan, namun juga sekaligus kekecewaan sebagian masyarakat. Fungsi-fungsi negara yang diemban oleh Pemerintahan kota Bandung adalah kewajiban yang harus terwujud makin baik. Untuk itu perlu mengevaluasi, apakah sila Ketuhanan Yang Maha Esa itu telah menjadi acuan dalam pelaksanaan pelayanan sehari-hari? Bila yang menjadi acuan pelayanan kepada masyarakat ini bukan nilai-nilai dasar Pancasila, maka terwujudnya ketahanan individu masing-masing warga jauh dari harapan. Selanjutnya secara berjenjang ketahanan keluarga sampai dengan ketahanan nasional tidak terselenggara dengan baik. Ketahanan Nasional niscaya didukung oleh berbagai pelayanan pemerintahan yang mengacu kepada nilai dasar Pancasila, khususnya nilai-nilai Ketuhanan YME. Pelayanan pemerintahan dengan mengacu kepada "shared values" yang berbeda misalnya sikap membedakan layanan kualitas kepada berbagai segmen masyarakat yang dilayani, hal ini akan menimbulkan kecemburuan sosial yang dalam ini senantiasa menjadi ancaman, sebagai akibat dari ketidakmerataan hasil pembangunan. Realitas yang terjadi, pelayanan aparatur pemerintahan dipengaruhi oleh masyarakat maupun tingkatan sosial hidup warga yang datang untuk dilayani. Kecemburuan yang diakibatkan perbedaan layanan ini, akan menimbulkan rasa saling curiga satu sama lainnya. Pada gilirannya dapat memicu terjadinya konflik yang bernuansa "SARA". Dari kacamata Ketahanan Nasional kondisi kecemburuan itu cenderung sangat tidak menguntungkan, sebab dapat mengakibatkan terjadinya perpecahan bahkan disintegrasi bangsa. Karena itu nilai-nilai Ketuhanan YME harus dapat dimiliki dan dilaksanakan baik melalui proses asimiliasi, akulturasi dan interaksi sosial yang kondusif maupun norma yang berlaku. Bilamana tidak berhasil dilaksanakan, maka secara laten hal ini akan menjadi potensi yang mengancam integritas, identitas dan kelangsungan hidup berbangsa. Dengan kata lain akan berdampak negatif terhadap ketahanan nasional. Karena itu, agar potensi negatif yang mengancam tidak menjadi efektif, sewajarnyalah, hasil temuan penelitian ini diantisipasi dengan pencarian solusi yang tepat
The Implementation of Core Shared Values of Pancasila in Conducting Region Otonomi (Case Study in Bandung City-West Java), 2003 The problem in this Thesis is how Pancasila core of shared values especially the first sila the only One God functioned as root factor in governing Bandung city service, in order making maximum aim of conducting Region Otonomi, Instead of decreasing unity and integrity of nation. People and civilian service officer are to be ready and be required themselves in encreasing core shared values. In turn, to realise the nation aim through conducting Region Otonomi. Since the beginning of 2001 Region Otonomi has launched in Indonesia. The goals are to grade up the integrity of Republic of Indonesia and to encerase the whole people wellfare of life. Allmost 2 yers in Bandung there is encreasing of quality service in the part of government personels, also the dissapointed of a little part of people. State functions which are conducted by Bandung City Government as obligation ought to be influenced better. For needed to evaluate, is the first sila believing to the only One God has been as root factor in conducting service daily ? When root factor in conducting service to the people is not the shared values of Pancasila, as a fact the resilien of individual also the people is out of hope. In turn, countinually the resilien of people up to national resilien of nation has been not enough well. National Resilien ought to be supported by a certain of government service which has root factor to the shared values of Pancasila, especially the values of the Only One God. Government service which has root factor different with Pancasila, for example to make unequal in the qualitry of service for the whole people. In this style of service is going to make social problem, which is the constraint as unequal of the development output. In Reality, government personnel service is influenced by the religious majority of the people, social status of the people. Unequal treatment caused of different service of the officer is going to encrease the bad feeling one-another. In turn, this is going to be real conflic as SARA (tribe, religion, ras, separated class of people). In point of national resilien, this condition tends unbeneficial, cause encreasing disintegration of nation. As first shared values of pancasi la the Only One God ought to be owened and implemented as proses asimiliation, aculturation, and social interaction in conducting and actual norm. In another words, it is going to collapse as latent potensial for integration, identity and the contraint of nation life. In other words, thia is going to be negatif contribution for National Resilien. Because of that negatif potensial is inefective, this thesis founding should be anticipated to find out the right solution.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T7188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartati Rivai
Abstrak :
Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang padat karya dan daya dengan jumlah Sumber Daya Manusia yang terbesar adalah perawat yang memberikan pelayanan keperawatan secara terus menerus selama 24 jam. Sehingga baik buruknya rumah sakit sering dinilai dari penampilan kerja tenaga keperawatannya. Oleh karena itu perawat perlu meningkatkan kemampuan profesionalnya secara terus menerus baik secara individual maupun kelompok. Dalam memberikan pelayanan keperawatan diperlukan rekaman pekerjaan agar kesinambungannya dapat terpelihara dan selalu bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas semua tindakan profesionalisme yang dilakukannya. Untuk itu perlu adanya pemantauan dan pembinaan secara terus menerus guna menjaga dan meningkatkan kualitas kerja tenaga keperawatannya. Mengingat bahwa di Rumah Sakit Umum Daerah kota Dumai belum pernah dilakukan penelitian terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, serta dengan mengacu kepada penelitian sebelumnya di tempat lain. Maka perlu dilakukan penelitian agar diperolehnya informasi bagaimana hubungan antara karakteristik perawat dan iklim kerja dengan kinerja perawat dalam pedokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah kota Dumai. Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional, dengan Sampel penelitian adalah seluruh perawat pelaksana sebanyak 43 orang, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga pelaksana perawatan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan "Skala Likert" untuk dimensi iklim kerja, sedangkan untuk kinerja menggunakan cheklist (daftar tilik), yang kemudian dilakukan analisis data menggunakan Kai Kuadrat dan t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (67,54%) perawat memiliki kinerja cukup dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Berdasarkan uji statistik diperoleh ada hubungan yang bermakna antara status perkawinan dengan kinerja perawat pelaksana (p<0,05) dan adanya perbedaan yang bermakna rata-rata iklim kerja dimensi tanggung jawab dan kejelasan organisasi dengan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUD Kota Dumai (p<0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antara status perkawinan, ikiim kerja dimensi tanggung jawab dan kejelasan organisasi dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Untuk meningkatkan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan perlu kiranya dilakukan pelatihan (on the job training) bagi perawat pelaksana serta membuat uraian dan pembagian tugas perawat pelaksana pada setiap shift sehingga setiap tugas dapat saling berkoordinasi dalam dalam memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasiannya kepada pasien. ......Hospital is a health care organization that characterizes with intensive human and capital resources, It has human and capital intensive care continuously for 24 hours. Frequently, the image of hospital can be shown from the work performance of its nurses. Therefore, nurses need to maintain continuously their professional capability individually and in the team. In delivering their nursing care, they need to record every activity, so that its continuity can be kept and nurses will always be responsible for everything they do in their professional conduct. In order to enhance the quality of work the nurses, the hospital needs a continuous monitoring and capacity building. Considering that Dumai City General Hospital has not ever been conducted the study about the performance of nurses related to the nursing care documentation. The study is necessary to do in order to gain the information about the relationship between characteristics of nurses, working climate, and the performance of nurse in nursing care documentation in Dumai City General Hospital. The study used cross sectional research design with population sample was all operational nurses (43 nurses) in the hospital who had tasks and responsibility as operational nurse employee. Data collecting that conducted were Likert-Scale questionnaire for working climate dimension, and checklist for performance of nurse dimension. Afterward the data was analyzed by using chi-square and t-test. The result of the study showed that majority of the nurses (67.54%) was sufficient in conducting nursing care documentation. According to statistical test found that there was significant relationship between marital status and nurse's performance (p<0.05) and also there was significant difference between the average of dimension of responsibility, dimension of organization clarity, and nurse's performance in conducting nursing care in Dumai City General Hospital (p<0.05). This study concluded that there was significant relationship between marital status, working climate, dimension of responsibility, dimension of organization clarity, and nurse's performance in conducting nursing care in Dumai City General Hospital. In order to maintain the performance of nurse in conducting nursing care documentation, it needs to conduct on the job training and to make job description for the operational nurse, and the division of authority among nurses in each shift so that every task they do can be coordinated well in delivering nursing care and documentation to the patient as well.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananta Rizki Fareza
Abstrak :
Ag nanowires AgNW merupakan salah satu kandidat kuat untuk menggantikan peran dari indium tin oxide ITO yang mahal dan langka sebagai material utama dari transparent conducting electrodes TCE. TCE merupakan komponen penting dalam perangkat optoelektronik, seperti organic light-emitting diode OLED , touch screen, dan solar cells. Sifat unik dari transmitansi optik dan konduktivitas listrik memungkinkan untuk mengalirkan elektron sembari mentrasmisikan cahaya melalui lapisan. Pada penelitian ini, AgNW disintesis menggunakan metode wet chemistry dan dideposisi diatas substrat kaca dan PET menggunakan metode spin coating. Untuk meningkatkan performa dari TCE, diberikan post-treatment annealing pada suhu 200 oC pada substrat kaca dan pressing 1 kg pada substrat PET. Hasil karakterisasi Hall Effect dan UV-Vis Spectroscopy menunjukkan jika Figures of Merit FOM dari AgNW yang dihasilkan sebesar 6,273^10-3 ohm^-1, sebanding dengan ITO komersial yaitu sebesar 7,158^10-3 ohm^-1. Morfologi dan struktur kristal juga diobservasi menggunakan FESEM, HRTEM, dan XRD. Hasil dari penelitian ini memungkinkan untuk mendesain dan memfabrikasi material alternatif baru penyusun TCE dengan biaya relatif rendah. ......Ag nanowires AgNW is one of the great candidates to replace the role of expensive and relatively rare indium tin oxide ITO as the primary material for transparent conducting electrodes TCE. TCE are essential components in many optoelectronic devices, such as organic light emitting diode OLED, touch screen, and solar cells. Their unique attribute of both optical transmittance and electrical conductivity provides the possibility to extract electrical carriers while transmitting light through the layer. In this study, AgNW was synthesized using a wet chemistry method and deposited on glass and PET substrates by spin coating method. In order to enhance the performance of TCE, the post treatment annealing at 200 oC on glass substrate and 1 kg pressing on PET substrate was then applied. The Hall Effect and UV Vis Spectroscopy characterization results show that the Figures of Merit FOM of AgNW in this study reaches 6.273 10 3 ohm 1 that is comparable with FOM of commercial ITO of 7.158 10 3 ohm 1. The morphological and crystal structural were also observed by using FESEM, HRTEM, and XRD. The present results provide a possible way to design and fabricate a new alternative material for TCE with relatively low cost.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Cakra
Abstrak :
Isolator PVC merupakan isolator yang banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan material lain. Namun isolator jenis ini memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah ketahanan panas yang rendah jika bekerja pada arus yang tinggi. Panas yang tinggi dapat menyebabkan turunnya tahanan isolasi kabel. Skripsi ini membahas pengujian yang dilakukan dengan memberikan panas pada permukaan kabel ing_ diatas titik leburnya. Dengan demikian bisa dilihat penurunan yang terjadi pada tahanan isolasi kabel ketika bekerja pada temperatur yang tinggi. Data yang didapat kemudian akan dianalisis.
PVC insulator is the most used insulator due to its advantage compared to other materials. However, it has some problems. One of them is low thermal endurance when high current is apllied on it. High temperature could make degradation to insulation resistance. This final project will discuss an experiment by applying heat on cable surface above it's melting point. And then, insulation resistance degradation that happen when the insulator work on very high temperature can be examined. Moreover, data that has been retrieved will be analyzed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51431
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library