Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
O`Hanlon, Redmond
London: Penguin Books , 1996
916.724 OHA c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander, H. T.
New York: Frederick A. Praeger, 1966
966 ALE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurani Fitriana
"Nanokomposit berbasis biopolimer yang didukung dengan bimetal semikonduktor, menarik untuk dikembangkan sebagai katalis degradasi zat warna. Pada penelitian ini, nanokomposit selulosa/γ-Fe2O3/ZrO2 telah berhasil disintesis yang didukung dengan karakterisasi menggunakan FTIR, XRD, UV-DRS, dan SEM-EDS. Selulosa merupakan biopolimer sebagai support katalis dan dapat membentuk komposit dengan sifat yang baik jika digabungkan dengan γ-Fe2O3/ZrO2. Zirkonium oksida (m-ZrO2) disintesis melalui metode kopresipitasi dan maghemit (γ-Fe2O3) disintesis melalui metode sol gel, dengan γ-Fe2O3 yang bersifat magnetik. Karakterisasi UV-DRS menunjukkan bahwa penambahan γ-Fe2O3 efektif menurunkan enegi band gap ZrO2 dari 4,99 eV menjadi 2,05 eV. Nanokomposit selulosa/γ-Fe2O3/ZrO2 memiliki ukuran partikel rata-rata sebesar 21,46 nm menggunakan karakterisaasi XRD, dan diperoleh energi band gap 2,08 eV yang dapat digunakan sebagai katalis degradasi congo red. Kondisi optimum diperoleh dengan jumlah katalis 40 mg, pH larutan pada pH 3, rasio γ-Fe2O3 dan ZrO2 (1:2), rasio selulosa dan γ-Fe2O3/ZrO2 (2:1), lama reaksi 30 menit dengan menggunakan sinar matahari diperoleh persen degradasi maksimal sebesar 98%. Pada proses fotokatalisis, telah dipelajari studi kinetika dan diperoleh reaksi fotokatalisis yang mengikuti kinetika orde satu dan proses adsorpsi mengikuti model isoterm adsorpsi Langmuir. Nanokomposit yang diperoleh dapat menjadi solusi untuk mengurangi limbah zat warna yang bersifat biodegradable sehingga ramah terhadap lingkungan.

Nanocomposites of semiconductor bimetal supported by biopolymer are interesting to be developed as catalysts for dye degradation. In this study, cellulose/γ-Fe2O3/ZrO2 nanocomposites were successfully synthesized and supported by characterization using FTIR, XRD, UV-DRS, and SEM-EDS. Cellulose is a biopolymer as a catalyst support and able to form composites with good poperties when combined by γ-Fe2O3/ZrO2 semiconductor. Zirconium oxide (m-ZrO2) was synthesized via coprecipitation method and maghemite (γ-Fe2O3) was synthesized via sol gel method, with γ-Fe2O3 is magnetic. UV-DRS characterization showed that the addition of γ-Fe2O3 effectively reduced the band gap energy ZrO2 from 4.99 eV to 2.05 eV. Cellulose/γ-Fe2O3/ZrO2 nanocomposite with average particle size of 21.46 nm and band gap energy of 2.08 eV was used as a catalyst for congo red degradation. The optimum conditions were obtained by amount of catalyst 40 mg, pH of the solution at pH 3, γ-Fe2O3 and ZrO2 ratio (1: 2), cellulose and γ-Fe2O3/ZrO2 ratio (2: 1), reaction time of 30 minutes using sunlight and obtained percent degradation of 98%. In the photocatalytic process, kinetics studies have been conducted in which the photocatalytic reactions that follows the first order kinetics and the adsorption process follows the Langmuir adsorption isotherm model. Nanocomposites can reduce dye waste and be biodegradable so that it is environmentally friendly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hochschild, Adam
Amsterdam: Meulenhoff, 2000
BLD 839.313 HOC g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yose Rizal
"ABSTRAK
Pada studi ini, nanokomposit perak/mangan (II, III) oksida (Ag/Mn3O4) digunakan sebagai fotokatalis untuk mendegradasi limbah organik di bawah paparan cahaya. Sebelumnya, nanokomposit Ag/Mn3O4 telah berhasil dibuat dengan dua tahap, yaitu sintesis nanopartikel Mn3O4 melalui metode konvensional sol-gel dan kemudian sintesis perak dengan penambahan Mn3O4 melalui teknik hidrotermal. Fotokatalis Ag/Mn3O4 dibuat dengan tiga variasi molar dan dua variasi surfaktan seperti cetyltrimethylammonium bromide (CTAB) dan sodium dodecyl sulfate (SDS). Nanopartikel dan nanokomposit tersebut dikarakterisasi dengan menggunakan X-ray Diffraction (XRD), X-ray fluorescence (XRF), energy dispersive X-ray spectroscopy (EDX), N2 adsorption-desorption, ultraviolet-visible diffuse reflectance spectrophotometer (UV-Vis DRS), dan Raman spectroscopy. Hasil pengukuran UV-Vis DRS memperlihatkan semua fotokatalis berada pada rentang cahaya tampak, dan pada pengukuran N2 adsorption-desorption memperlihatkan penambahan surfaktan mengakibatkan peningkatan pada surface area dan pore volume dari nanokomposit Ag/Mn3O4. Keberadaan Ag dan surfaktan juga memengaruhi spektrum Raman. Fotokatalis-fotokatalis yang dibuat mempunyai stabilitas yang baik dan mampu mendegradasi model pewarna organik Congo red. Efektivitas proses photocatalytic meningkat pada fotokatalis Ag/Mn3O4 yang disintesis dengan bantuan surfaktan. Peran spesies yang aktif berkontribusi dalam proses degradasi pewarna organik yang diamati melalui scavenger test menunjukkan urutan sebagai berikut: holes, elektron, superoxide radicals, hydroxil radicals.

ABSTRACT
In this work, silver/manganese (II, III) oxide (Ag/Mn3O4) nanocomposites were used to degrade organic pollutant under light irradiation. Prior, Ag/Mn3O4 nanoparticles have successfully synthesized in two steps, typically synthesis of Mn3O4 nanoparticle by conventional sol-gel process and then synthesis of Ag featuring Mn3O4 by hydrothermal technique. Ag/Mn3O4 photocatalysts were synthesized using three various molar ratios and two various surfactants such as cetyltrimethylammonium bromide (CTAB) and sodium dodecyl sulfate (SDS). The nanoparticles and nanocomposites were characterized by X-ray diffraction (XRD), X-ray fluorescence (XRF), energy dispersive X-ray spectroscopy (EDX), N2 adsorption-desorption, ultraviolet-visible diffuse reflectance spectrophotometer (UV-Vis DRS), and Raman spectroscopy. The UV-Vis DRS results showed all photocatalysts energy gap are in the visible range, and N2 adsorption-desorption analysis showed the addition of surfactants was enlarged the surface area and pore volume of Ag/Mn3O4 nanocomposites. The presence of Ag and surfactants also influenced the Raman spectra. The as-synthesized photocatalysts have excellent stability and were able to degrade Congo red dye. The effectiveness of photocatalytic process was enhanced in the Ag/Mn3O4 photocatalysts with surfactant-assisted synthesis method. The role of active species contributing to the degradation process that was studied by scavenger test results in the following order: holes, electrons, superoxide radicals, hydroxyl radicals."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Lutfi Manaf
"Pencemaran lingkungan belakangan ini semakin meningkatkan kerusakan lingkungan serta memperburuk keadaan kesehatan masyarakat. Salah satu pencemar yang terdapat dalam air adalah zat warna tekstil. Degradasi fotokatalik dengan menggunakan Titanium Oksida merupakan suatu teknologi alternatif untuk pengolahan limbah organik. Dalam penelitian degradasi fotokatalik Congo Red ini, digunakan suspnsi Titanium Oksida dan dilakukan dalam reaktor bejana gelas kaca yang telah dilapisi dengan TiO2.
Larutan sampel dimasukkan ke dalam wadah yang dilapisi dengan TiO2 dan disinari dengan menggunakan lampu UV. Sampel yang tidak terdegradasi diukur absorbansinya dengan Spektrofotometri UV-Vis. Dalam penelitian ini didapatkan kondisi optimum untuk degradasi Congo Red adalah 2 lapisan TiO2, pH 5, waktu 3 jam serta konsentrasi sampel 200 ppm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S30623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurjanna
"Telah dilakukan degradasi Congo Red dalam air melalui proses fotokatalisis menggunakan TiO2 yang diimobilisasi dengan metoda sol-gel pada dinding bagian dalam kolom tabung gelas. Katalis TiO2 dibuat dari prekursor Titanium tetra isopropoksida (TTIP) dengan metoda sol-gel yang dikalsinasi pada suhu 400 oC. Karakterisasi TiO2 dengan XRD menunjukkan bahwa kristal TiO2 mempunyai struktur anatase, dengan ukuran partikel TiO2 sekitar 8,99 nm. Tabung gelas yang telah dilapisi TiO2 bagian dinding dalamnya dirangkai dalam sistem reaktor fotokatalisis. Rangkaian instrumen ini terdiri dari satu unit reaktor sistem batch yang terdiri dari lampu UV 22 watt (black light). Sistem reaktor dilengkapi dengan aerator yang bertujuan meningkatkan transfer massa dan ketersediaan oksigen larutan sampel dalam tabung gelas sehingga diharapkan dapat meningkatkan proses fotodegradasi. Absorbsi foton oleh TiO2 akan menghasilkan pasangan elektron dan hole positif pada permukaan yang kontak dengan larutan, dan memicu reaksi degradasi zat organik yang terdapat dalam larutan.
Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh jumlah lapisan TiO2, konsentrasi awal Congo Red, nilai pH dan nilai daya hantar listrik serta keberadaan senyawa intermediet dengan HPLC. Pengamatan yang dilakukan adalah perubahan spektrum serapan dari puncak serapan spesifik pada spektra serapan larutan Congo Red sebelum dan sesudah iradiasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Terjadinya degradasi Congo Red ditunjukkan dengan adanya penurunan konsentrasi larutan, penurunan nilai pH, kenaikan nilai daya hantar listrik dan terbentuknya asam oksalat sebagai senyawa intermediet. Sebagai kontrol percobaan, dilakukan iradiasi sinar UV tanpa TiO2 dan menggunakan TiO2 tanpa sinar UV.
Hasil dari kedua kontrol percobaan ini tidak menunjukkan berkurangnya konsentrasi Congo Red secara signifikan. Dari hasil uji optimasi reaktor diperoleh jumlah lapisan optimum sebanyak delapan lapis TiO2. Laju degradasi Congo Red meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi awal sampai batas konsentrasi optimum pada 50 ppm dengan persentase degradasi mencapai 99,0%. Dari hasil perhitungan kinetika Langmuir-Hinshelwood diperoleh tetapan laju reaksi, kr sebesar 1,311ppm/menit dan tetapan adsorpsi, K sebesar 0,043/ppm. Efisiensi reaktor sebagai nilai quantum yield adalah 77%. Produk senyawa intermediet yang terbentuk hasil degradasi Congo Red berupa asam oksalat yang ditandai adanya penurunan kadar asam oksalat selama iradiasi 11,5 jam.

Photocatalytic degradation of Congo Red in water was conducted in a reactor which consist of immobilized TiO2 film coated on to inner wall of glass column tube (IWGCT-TiO2). The TiO2 film was prepared, from titanium tetra isopropoxide (TTIP) as a precursor, by a sol-gel method and calcination at 400 oC. The resulted TiO2 was characterized by mean of UV-Vis spectrometry, XRD and SEM. It was observed that the film has a specific UV-Vis absorption started at 390 nm (that can be attributed to band gap of anatase), unique diffraction intensity at 2θ 25o (attributed to anatase), approximately 8.99 nm crystalite size (predicted from a Scherrer equation), and showsed a good coverage on the glass substrate. The IWGCT-TiO2 then was arranged in a batch reactor system where a 22 watt black UV light was used as the light source and equipped with an aerator to enhance mass transfer and oxygen availability. Upon UV-Vis light illumination, TiO2 surface will generate electron and positive hole that subsequently initiate degradation reaction of organic chemical in adjascent solution.
Series investigation on photo catalytic degradation of Congo Red solution during this research revealed that thickness of TiO2 film resulted from eight times coating give an optimum performance. Optimum photo catalytic degradation rate of Congo Red solution was observed at 50 ppm (initial concentration), where almost 99.0% of Congo Red disappeared during 240 minutes treatment. Langmuir-Hinshelwood kinetic evaluation reveal that typical reaction rate constant, kr is 1,311 ppm/minute and adsorption constant, kr is 0,043/ppm were obtained. As for the present experimental setting, the reactor efficiency evaluation give a quantum yield value, of approximately 77%, for a 11.5 hours reaction time.
It was observed during 11.5 hours photo catalytic degradation of Congo Red there were an occurrence of intermediate simple organic compounds (e.g. oxalic acid and others) before a complete mineralization occurred. Control experiments (the present of UV light but without TiO2 and the present of TiO2 but without light) were conducted for each of all experimental setting and indicated no significant degradation of Congo Red.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T40084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheimer, Joshua
"Anwar Congo menari-nari sepanjang adegan musikal, menyiksa tahanan dalam adegan gangster bergaya film noir, lalu berkuda melintas padang rumput melantunkan yodel koboi. Upaya Anwar membuat film mendapatkan sambutan meriah dalam acara bincang-bincang di televisi, sekalipun Anwar Congo dan kawan-kawannya adalah pembunuh massal.
"
Jakarta: Final Cut for Real, 2013
959OPPJ002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheimer, Joshua
"Anwar Congo menari-nari sepanjang adegan musikal, menyiksa tahanan dalam adegan gangster bergaya film noir, lalu berkuda melintas padang rumput melantunkan yodel koboi. Upaya Anwar membuat film mendapatkan sambutan meriah dalam acara bincang-bincang di televisi, sekalipun Anwar Congo dan kawan-kawannya adalah pembunuh massal.
Medan, Smatra Utara. Ketika pemerintah Indonesia digulingkan oleh militer pada 1965, Anwar dan kawan-kawan 'naik pangkat' dari preman kelas teri pencatut karcis bioskop menjadi pemimpin pasukan pembunuh. Mereka membantu tentara membunuh lebih dari satu juta orang yang dituduh komunis, etnis Tionghoa, seniman, intelektual.
Dalam film Jagal, Anwar dan kawan-kawan berusaha menyampaikan imajinasi mereka tentang pembantaian yang mereka lakukan ke dalam sebuah film fiksi. Sebuah upaya justifikasi heroisme yang perlahan berubah menjadi mimpi buruk.
Jagal adalah sebuah cerita tentang para pembunuh yang menang, serta tentang masyarakat yang mereka bentuk. Film Jagal bukan kisah tentang Indonesia belaka. Ini adalah kisah tentang semua orang di dunia.
"
Jakarta: Final Cut for Real, 2013
959OPPJ001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Ariessyawtra Raindra Lamurvie
"Kompos merupakan material organik yang memiliki kandungan karbon cukup banyak sehingga dapat dijadikan adsorben untuk mengikat molekul-molekul zat warna Congo Red yang berada dalam air. Penelitian ini bertujuan menganalisa potensi kompos sebagai adsorben untuk menyisihkan zat warna Congo Red. Penelitian dilakukan dengan menggunakan limbah cair buatan dalam reaktor batch dan reaktor kolom berseri. Parameter yang diuji adalah nilai Pt-Co dari limbah buatan zat warna Congo Red sebelum dan setelah proses adsorpsi terjadi. Hasil penelitian menunjukkan persentase penyisihan warna paling optimal pada reaktor batch adalah 20,49% pada dosis dan diameter partikel kompos sebesar 8 g/L dan 1 - 2 mm. Sedangkan persentase penyisihan paling optimal pada reaktor kolom berseri adalah 91.44%. Kapasitas adsorpsi kompos dalam menyerap zat warna Congo Red sebesar 5,4 mg/g pada reaktor batch dan 0,42 mg/g pada reaktor kolom berseri. Pemodelan Freundlich terbukti merupakan pemodelan isoterm yang paling sesuai dengan nilai R2 0.8504 yang mengindikasikan bahwa proses adsorpsi kompos terjadi pada permukaan partikel yang heterogen.

Compost is organic matter which contain sufficient number of carbon so it can be utilized as adsorben to attract molecules of Congo Red dye in the water. The aim of this research is to analyze compost’s potential as adsorbent to remove Congo Red dye in the water. The parameter examined is Pt-Co value of artificial Congo Red dye wastewater before and after the adsorption process takes place. The result shows that the most optimal dye’s percent removal in batch reactor is 20.49% at compost dosage and particle’s diameter: 8 g/L and 1 - 2 mm. On the other hand, the most optimal percent removal in serial column reactor is 91,44%. Adsorption capacity in adsorbing Congo Red dye is 5,4 mg/g in batch reactor and 0,42 mg/g in serial column reactor. Freundlich modeling is proved to be the most suitable isotherm modeling with R2 0.8504 which strongly indicates that adsorption process by compost occurs on heterogeneous particle’s surface."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>