Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ariq Naufal
"Content Creator merupakan seseorang yang menciptakan materi (konten) tertulis atau visual seputar topik / ide dan membuat informasi tersebut dapat diakses oleh audiens dalam bentuk blog, video, infografis, atau format konten lainnya. (multimedia). Saat ini sektor konten digital mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini didorong oleh beberapa faktor seperti ekonomi digital yang berkembang pesat, peluang baru untuk bisnis dan kreativitas, meningkatkan literasi dan keterampilan digital masuarakat, serta meningkatkan daya saing bangsa. Karya arsitektur ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk meningkatkan serta mengembangkan produktivitas dan kreativitas dalam media digital.
......
Content Creator is someone who creates written or visual material (content) around a topic/idea and makes the information accessible to the audience in the form of blogs, videos, infographics, or other content formats. (multimedia). Currently, the digital content sector has experienced rapid growth in recent years. This is driven by several factors such as the rapidly growing digital economy, new opportunities for business and creativity, increasing digital literacy and skills of the community, and increasing the nation's competitiveness. This architectural work is expected to be a forum for the community to increase and develop productivity and creativity in digital media."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ariq Naufal
"Content Creator merupakan seseorang yang menciptakan materi (konten) tertulis atau visual seputar topik / ide dan membuat informasi tersebut dapat diakses oleh audiens dalam bentuk blog, video, infografis, atau format konten lainnya. (multimedia). Saat ini sektor konten digital mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini didorong oleh beberapa faktor seperti ekonomi digital yang berkembang pesat, peluang baru untuk bisnis dan kreativitas, meningkatkan literasi dan keterampilan digital masuarakat, serta meningkatkan daya saing bangsa. Karya arsitektur ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk meningkatkan serta mengembangkan produktivitas dan kreativitas dalam media digital.
......
Content Creator is someone who creates written or visual material (content) around a topic/idea and makes the information accessible to the audience in the form of blogs, videos, infographics, or other content formats. (multimedia). Currently, the digital content sector has experienced rapid growth in recent years. This is driven by several factors such as the rapidly growing digital economy, new opportunities for business and creativity, increasing digital literacy and skills of the community, and increasing the nation's competitiveness. This architectural work is expected to be a forum for the community to increase and develop productivity and creativity in digital media."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Malik Al Karim
"Penelitan ini mengidentifikasi profil dan mengukur kualitas layanan fasilitas fisik dan jasa creative hub yang berada di DKI Jakarta. Kuesioner penelitian dikumpulkan dari 7 creative hub swasta dan 5 creative hub Pemerintah DKI Jakarta serta 44 pelaku industri kreatif yang bekerjasama dengan creative hub tersebut. Fasilitas fisik yang tersedia di creative hub adalah ruang studio kerja, ruang workshop, ruang pembuatan prototype produk, ruang kantor bersama, ruang konferensi, pameran, seminar, cafe atau restoran, ruang display produk. Layanan jasa yang ditawarkan oleh creative hub adalah perluasan jaringan, event dan pemeran, virtual office, bantuan pemasaran. Analisis SERVQUAL digunakan untuk mengetahui gap kualitas layanan creative hub. Terdapat 3 variabel dari 5 variabel fasilitas fisik yang mempunyai nilai positif yaitu (1) ruang workshop, (2) ruang pembuatan prototype produk (3) Ruang Konferensi, pameran, seminar, dan semacamnya. Layanan jasa kreatif secara keseluruhan mempunyai nilai yang dibawah ekspektasi dari pelaku industri kreatif dengan hanya satu variabel yaitu bantuan pemasaran yang mempunyai penilaian diatas ekspektasi pelaku industri kreatif. Uji-t berpasangan dan willcoxon signed rank test untuk mengetahui signifikansi gap layanan creative hub yang dirasakan pelaku industri kreatif. Variabel yang mempunyai nilai signifikan tidak sesuai ekspektasi dari pelaku industri kreatif adalah (1) Know-how, (2) pengembangan bisnis dan komunitas/layanan inkubasi bisnis dan teknologi, (3) Pelatihan (training), (4) ruang virtual.

This research identify the profiles and to measure the quality of creative hub facilities and services in DKI Jakarta. The questionnaires of the research are collected from 7 private creative hubs and 5 creative hubs of DKI Jakarta Government and 44 creative industry actors working with the creative hub. The physical facilities which are available in the creative hub are studio space, workshop space, space to develop the prototype products, shared workspace, conference room, exhibition, seminar, or restaurant, product display room. The services offered by the creative hub are network expansion services, event and actors, virtual office and marketing assistance. SERVQUAL analysis is used to know the gap of the quality of creative hub service. There are 3 variables of 5 variables of physical facilities that have positive values, namely (1) Workshop space, (2) space to develop the prototype products (3) Conference rooms, exhibitions, seminars, and others. The Creative services overall have a value that is below the expectations which only have one variable that is marketing assistance that has the assessment above the expectations. The paired t-test and Wilcoxon signed rank test are used to find out the significance of the gap of creative hubs services perceived by the creative industry actors. The services that have significant value which are not expected by the creative industry actors are (1) Know-how, (2) The business development and community/services of business incubation and Technology, (3) Training, (4) virtual space."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulva Fauziah
"Setiap organisasi atau lembaga memiliki budaya tersendiri untuk membangun kinerja yang baik dalam mencapai tujuannya. Budaya organisasi yang diterapkan di setiap lembaga memiliki ciri dan pola yang berbeda. Dalam tulisan ini saya mencoba mendeskripsikan pengalaman magang saya dengan berfokus pada budaya organisasi dan relasi yang ada di lembaga Sukabumi Creative Hub. Penulisan tugas akhir ini menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan metode deskriptif. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan periode magang, budaya organisasi yang ada di Sukabumi Creative Hub dapat dikatakan sebagai budaya organisasi kekeluargaan. Hal tersebut didasarkan pada sistem nilai yang diterapkan dengan menekankan pentingnya kesetaraan dan hubungan sosial.
...... Every organization or institution has its own culture to build good performance in achieving its goals. The organizational culture applied in each institution has dif erent characteristics and patterns. In this paper I try to describe my internship experience by focusing on the organizational culture and relationships that exist at the Sukabumi Creative Hub institution. Writing this final project using qualitative data collection techniques with descriptive methods. Based on observations made during the 3 month internship period, the organizational culture in Sukabumi Creative Hub can be said to be a family organizational culture. It is based on a value system that is applied by emphasizing the importance of equality and social relations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Hardiani
"Program Jakarta Creative Hub merupakan metode baru yang dirancang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna meningkatkan kualitas pelaku industri kreatif, dengan menggunakan media ruang kerja bersama, yang berpotensi menimbulkan hubungan yang kolaboratif dengan pelaku usaha industri kreatif lainnya. Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan JCH terhadap pelaku usaha industri kreatif di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivis dengan menjadikan dimensi di dalam teori implementasi yang dikemukakan oleh Mazmanian dan Sabatier (1983) sebagai dasar dalam menganalisis. Data primer diperoleh dari field research dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan.
Secara umum hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa penerapan JCH sebagai wadah untuk mengembangkan pelaku usaha industri kreatif belum dilaksanakan dengan maksimal, dimana pada tahap pelaksanaan, regulasi yang dijadikan sebagai dasar dari jalannya program belum memiliki dasar hukum yang kuat, sehingga mempengaruhi seluruh aktivitas yang terjadi di dalam JCH. Hal tersebut dapat terlihat dari indikator-indikator implementasi yang belum terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu, pelaksanaan Program JCH dirasa masih kurang sempurna karena belum menerapkan sistem pembinaan yang baik sebagai acuan dalam menciptakan dan mengembangkan pelaku industri kreatif di DKI Jakarta.
......
Jakarta Creative Hub Program is new method that designed by the DKI Jakarta Provincial Government to improve the quality of creative industries business actors, which used co-working space media that potentially causing collaborative relationships with other business actors. This study discusses the implementation of JCH for creative industries business actors. This study used a post positivist approach by making the dimensions of Mazmanian and Sabatier implementation theory (1983) for analyzing. The primary data obtained through field research and interviews, and secondary data obtained from the study literature.
In general, the results of this study show that the application of the JCH as a place to develop creative industry business actors has not been carried out maximally, where at the implementation stage, regulations were used as the basis for the program not yet having a strong legal basis, which is affecting all activities that occurred in JCH. This can be seen from the implementation indicators that have not been fulfilled properly. Therefore, the implementation of the JCH Program is still considered imperfect because it has not implemented a good guidance system as a reference in creating and developing creative industry players in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library