Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afifah
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian histopatologi di Laboratorium Biologi Reproduksi dan Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI untuk mengetahui potensi antihepatotoksik ekstrak Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc. (temu putih) terhadap tikus Rattus norvegicus L. (tikus putih) jantan galur Sprague-Dawley yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4). Dua puluh lima ekor tikus dibagi secara acak dalam 5 kelompok perlakuan, terdiri atas kelompok kontrol normal (KK1) yang dicekok dengan larutan carboxil methyl cellulose (CMC); kelompok kontrol positif (KK2) yang diinduksi dengan larutan CCl4; dan 3 kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) yang diinduksi CCl4 kemudian dilanjutkan pencekokan ekstrak C. zedoaria dengan dosis masing-masing 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, dan 100 mg/kg bb. Pencekokan ekstrak C. zedoaria dilakukan sebanyak 4 kali dengan selang waktu 12 jam, dimulai pada 12 jam setelah pemberian CCl4. Seluruh tikus dikorbankan pada 48 jam setelah pemberian CCl4 (KK2, KP1, KP2, dan KP3) dan CMC (KK1), kemudian organ hati diisolasi melalui pembedahan untuk selanjutnya diamati dan dibuat sediaan histologiknya. Hasil uji Anava pada α = 0,05 pengamatan mikroskopik secara kuantitatif, menunjukkan adanya pengaruh pemberian suspensi ekstrak C. zedoaria terhadap ukuran diameter vena sentralis antar kelompok perlakuan. Diameter rata-rata vena sentralis KP2 (47,061 μm) merupakan nilai yang mendekati keadaan hati normal KK1 (37,578 μm). Hasil pengamatan mikroskopik pada ketiga kelompok perlakuan menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada kriteria kerusakan ringan (26,6%) dan nilai terendah kerusakan berat (0%) dijumpai pada kelompok KP2. Dengan demikian pencekokan ekstrak C. zedoaria menunjukkan adanya potensi antihepatotoksik pada kelompok perlakuan dengan dosis 50 mg/kg bb setelah dibandingkan dengan kelompok kontrol positif KK2.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuvinta Riandisty
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak metanol rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.) dosis 20 mg/kg bb, 40 mg/kg bb, dan 80 mg/kg bb, terhadap aktivitas diuretik mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY. Penelitian dilakukan di Laboratorium Metabolisme, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi FKH IPB, Bogor. Tiga puluh ekor mencit jantan galur DDY dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (KKN) (salin 0,10% tween-80), kelompok kontrol positif 1 (KKP1) (urea), kelompok kontrol positif 2 (KKP2) (furosemid), dan 3 kelompok eksperimen (KE) (ekstrak rimpang temu putih) yaitu KE1, KE2, dan KE3 dengan dosis masing-masing 20, 40, dan 80 mg/kg bb. Pengamatan volume urin kumulatif dilakukan setiap jam selama 5 jam setelah pencekokan. Analisis data secara deskriptif menunjukkan bahwa aktivitas diuretik tertinggi untuk KKP2, KE1, KE2, dan KE3 masing-masing sebesar 3,57; 0,54; 1,41; dan 0,85. Berdasarkan skala diuretik Gujral dkk. (1955), ekstrak rimpang temu putih dosis 40 mg/kg bb dan 80 mg/kg bb memiliki aktivitas diuretik, namun dosis 20 mg/kg bb tidak memiliki aktivitas diuretik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan H. Purnomo
Abstrak :
Kunyit putih, Curcuma zedoaria Roscoe adalah salah satu spesies tanaman yang ada di Indonesia. Tanaman ini termasuk salah satu spesies dalam genus Curcuma dan famili Zingiberaceae. Secara tradisional, tanaman ini dimanfaatkan untuk pengobatan gangguan pencemaan (sakit pemt; diare, disentri) dan penyakit kulit (bisul, borok). Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi senyawa kimia dan melakukan uji pendahuluan aktivitas antibakteri terhadap hasil ekstrak rimpang kunyit putih. Ekstrak diperoleh dari proses maserasi rimpang dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Analisis senyawa kimia dilakukan dengan FTIR dan GC-MS. Uji pendahuluan aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar pada cakram (disc diffusion assay) dengan mengukur diameter zona hambatan yang dihasilkan oleh ekstrak ujl. Senyawa kimia hasll ekstrak n-heksana dari rimpang kunylt putlh diperklrakan adalah Isoamil asetat dan benzil benzoat , sedangkan ekstrak etil asetat dari rimpang kunyit putih diperkirakan adalah etil propionat, n-butil asetat, benzil benzoat, dan 2-hidroksiimino-N-(p-metoksifenil) asetamida. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak kasar n-heksana dan etil asetat memberikan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan Basillus subtilis
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Jamu ”K” merupakan suatu produk obat herbal antikanker yang mengandung ekstrak kering rimpang temu putih dan daun mimba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat produk jamu ”K” dalam menekan pertumbuhan kanker pada tikus putih betina galur Sprague Dawley yang diinduksi 7,12-Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA). Hewan coba dibagi atas lima kelompok, yaitu kelompok I yang merupakan kontrol normal diberi minyak wijen 2 ml/ tikus, kelompok II diinduksi DMBA dalam minyak wijen dengan dosis 100 mg/kg bb, kelompok III, IV dan V diinduksi DMBA lalu dilanjutkan dengan pemberian bahan uji dalam dosis berturut-turut 198 mg/ 200 g bb, 396 mg/ 200 g bb, dan 792 mg/ 200 g bb. Pemberian bahan uji berlangsung selama 90 hari, dan pada hari ke-91 hewan coba dibedah untuk dibuat preparat histologis pada organ paru-paru. Pengukuran penghambatan kanker dilakukan berdasarkan hasil pengamatan histologis paru-paru. Insidens kanker sel alveolus paru-paru pada kelompok I sebesar 33,33%, kelompok II 66,67%, kelompok III 66,67%, kelompok IV 66,67%, dan kelompok V 83,33%. Kondisi malignansi sel alveolus tersebut dikategorikan menjadi empat kelompok yaitu normal, penebalan, proliferasi, dan keganasan. Berdasarkan hasil pengolahan secara statistik, tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok yang diberi bahan uji dengan kelompok kontrol DMBA. Oleh karena iv itu, dapat disimpulkan bahwa hingga hari ke-90 produk jamu ”K” tidak terbukti dapat menghambat tumorigenesis pada tikus putih yang diinduksi DMBA.
Universitas Indonesia, 2009
S32708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ayu Setyani
Abstrak :
Temu Putih (Curcuma zedoaria) adalah tanaman dari famili Zingiberaceae yang berasal dari Himalaya, India. Penelitian sebelumnya pada rimpang temu putih menunjukkan bahwa tanaman ini mengandung metabolit sekunder dari golongan alkaloid, fenolik, dan terpenoid yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi metabolit sekunder dari ekstrak metanol rimpang kunyit putih dan menguji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri penyebab jerawat yaitu Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Pada penelitian ini diperoleh hasil maserasi ekstrak rimpang kunyit putih dengan rendemen 3,68%. Ekstrak metanol kemudian dipartisi dan persentase rendemen ekstrak etil asetat adalah 47,06%. Ekstrak partisi etil asetat selanjutnya difraksinasi menggunakan berbagai teknik kromatografi seperti kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi kolom (KK), kromatografi radial (KR), dan kromatografi lapis tipis preparatif (KLT). Senyawa hasil isolasi kemudian dikarakterisasi menggunakan instrumen FTIR, UV-Vis, dan LC-MS/MS. Dari penelitian ini berhasil diisolasi tiga senyawa golongan fenolik, yaitu dimethoxycurcumin (A), 3,5,7-trihydroxy-4'-methoxyflavon (B), dan 7-methoxyumarin (C). Uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat dilakukan dengan metode difusi cakram dengan kontrol positif klindamisin dan kontrol negatif DMSO. Berdasarkan hasil uji aktivitas, baik ekstrak kasar metanol, ekstrak etil asetat terpartisi, maupun senyawa hasil isolasi tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri P. acnes dan S. epidermidis. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan metabolit sekunder rimpang kunyit putih tidak cukup potensial sebagai antibakteri terhadap bakteri P. acnes dan S. acnes.
Temu Putih (Curcuma zedoaria) is a plant from the Zingiberaceae family originating from the Himalayas, India. Previous research on temu putih rhizome showed that this plant contains secondary metabolites from the alkaloid, phenolic, and terpenoid groups which are known to have antibacterial activity. The purpose of this study was to isolate secondary metabolites from methanol extract of white turmeric rhizome and to test its antibacterial activity against acne-causing bacteria, namely Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. In this study, the results of maceration of white turmeric rhizome extract were obtained with a yield of 3.68%. The methanol extract was then partitioned and the percentage yield of the ethyl acetate extract was 47.06%. The ethyl acetate partition extract was further fractionated using various chromatographic techniques such as vacuum liquid chromatography (KCV), column chromatography (KK), radial chromatography (KR), and preparative thin layer chromatography (TLC). The isolated compounds were then characterized using FTIR, UV-Vis, and LC-MS/MS instruments. From this study, three phenolic compounds were isolated, namely dimethoxycurcumin (A), 3,5,7-trihydroxy-4'-methoxyflavone (B), and 7-methoxyumarin (C). Antibacterial activity test against acne-causing bacteria was carried out by disc diffusion method with positive control of clindamycin and negative control of DMSO. Based on the activity test results, both the crude methanol extract, the partitioned ethyl acetate extract, and the isolated compound did not have antibacterial activity against P. acnes and S. epidermidis bacteria. Based on the results of the study, the secondary metabolite content of white turmeric rhizome is not enough potential as an antibacterial against P. acnes and S. acnes bacteria.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Fajarwati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Herbal medicine have widely been used to treat many type of diseases despite the advance of standard or cenventional theraphy. In fact, many people in Indonesia use medicinal plant as their customary oart of life. Therefore, it si necessary to further explore the use of herbal medicines through modern perception.. In this study we would like to know the frequency and species of herbal medicines used among cervical cancer patients in national cancer hospital dharmais, Jakarta, Indonesia and also to assess the relationship between age, education, jobs, stage of cancer and payment status of the patients. The results were 61,8 % patients used herbal medicines. . The herbal medicines used most were mahkota dewa (Phaleria macrocorpa scheef, Boerl) 35.3%, temu putih (Curcuma zedoaria Rosc) 32.4% and buah merah (Pandanus conodeus Lam) 17,6% . There was a significant relationship (p=0.039) between the use of herbal medicines and stage of cancer but no relationship between age, education, occupation , income payment status with the use of herbal medicines.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library