Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arbania Fitriani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T38581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Maria Gani
Abstrak :
Tujuan penelitian ini : 1) memeriksa nilai reliabilitas; 2) memeriksa urutan item berdasarkan tingkat kesukaran; 3) membandingkan data tingkat kesukaran pada saat mengadaptasi alat ukur dengan data yang digunakan sekarang; 4) meningkatkan validitas; 5) memeriksa Item Characteristic Curve (ICC) setiap item dan Test lnjbrmation Function (TIF) setiap subtes; 6) membandingkan tlngkat kesukaran (threshold) antara data politomos dan data politomos (Partial Credit Model) yang didikotomoskan; 7)memeriksa item-item yang tidak fit; 8) mcndctcksi DIF pada alat ukur Wecshler Intelligence Scale for Children Revised (WISC-R). Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis tes klasik dan analisis tes modem, serta dilengkapi dengan pengecekan asumsi-asumsi pada tes modem yaitu unidimensional (dengan analisis faktor), invarian pada parameter tingkat kesukatan. Metodologi yang dlgunakan untuk pendeteksi DIF adalah metode Mantel-Hacnszei. Rasch Model dan Item Response Theory Likelihood Ratio (IRT LR). Hasil yang diperoleh : 1) nilai reliabilitas baik; 2) urutan tingkat kesukaran perlu dipcrbaiki;3) syarat unidimensional dan asumsi invarian terpenuhi; 4) ada beberapa itcm yang tidak lit dengan model; 5) perlu dilakukan perbaikan untuk item-item yang terdeteksi mengandung DIF yaitu berturut-turut 7, 5, 5, 11, dan 6 item dari subtes Information, Similarities, Arithmetic, Vocabuiary dan Comprehension. lmplikasi dan keterbatasan dalam pcnelitian ini dapat digunakan untuk penelititan di masa yang akan datang. ......The current study highlights several components on Weschler's Intelligence Scale for Children-Revised (WISC-R), including : 1) its reliability scores; 2) its item-ordering based on diliiculty level; 3) comparing the level of item difficulty before and aner the adaptation; 4) improving its validity; 5) looking at Test Infomation Function (TIF) on each subtest; 6) comparing the threshold between the original polytomous data and the modified polytomous data into dichotomous data (Partial Credit Model); 7) whether each item is fit or not; and 8) detecting its Differential Item Functioning (DIF). The analyses were conducted using the classical and modem test approaches, along with each approach assumptions such as unidimensionality (factor analysis) and invariant on the parameter ofthe difliculty levels. The methodologies used to detect DIP were Mantel-Haenszel, Rasch Model and ltem Response Theory Likelihood Ratio (IRT LR). The results were: 1) acceptable degree of reliability; 2) the item-ordering based on difficulty levels needs re-ordering; 3) assumptions on unidimcnsional and invariant were lil; 4) several individual items were not fit; 5) serious consideration needed to modify the items containing severe DIF, including 7, 5, 5, 11, 6 number of items on Information, Similarities, Arithmetic, Vocabulary, and Comprehension, respectively. Limitations and implications of the study are discussed along with recommendations for future research.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriati
Abstrak :
The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) aims to provide a broad perspective for evaluating and improving education. This assessment also ranks the participant countries based on their performance and makes inferences about factors affecting achievement and learning. However, the study may not function as it was expected because of differences in curricular, cultural, or language settings among countries. Consequently, this challenges assumptions about measurement equivalency. The present study aims to assess the equivalency of mathematics items on the TIMSS (2007) study across Australian and Indonesia. Students’ responses were subjected to Rasch analysis to determine DIF items. The results revealed that many items of mathematics tests are problematic because they showed significant bias. The study also found that Australian students performed better and found mathematics items on the test easier than their Indonesian counterparts did. Several factors such as curricular differences, methods used to solve mathematics problems, availability of textbooks and teachers’ quality might explain the existence of DIF between the countries. These findings indicate that serious limitations of using TIMSS results in comparing the performance of students across countries. Thus, further empirical evidence is needed before TIMSS 2007 results can be meaningfully used in research.

The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) bertujuan menyediakan perspektif yang luas dalam mengevaluasi dan meningkatkan mutu pendidikan. TIMSS juga merangking negara-negara peserta studi berdasarkan kemampuan serta membuat prediksi tentang faktor-faktor yang memengaruhi capaian belajar siswa mereka. Akan tetapi, karena perbedaan kurikulum, budaya atau bahasa dari negara-negara tersebut, TIMSS ini tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Akibatnya, kondisi ini menantang asumsi-asumsi tentang pengukuran yang ekuivalen. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keekuivalenan soal-soal matematika dari studi TIMSS 2007 dengan menggunakan jawaban siswa Australia dan Indonesia. Rasch analisis digunakan untuk menemukan soal-soal yang bias. Hasil analisis menujukkan bahwa banyak soal matematika dalam studi TIMSS 2007 bermasalah karena soal tersebut memperlihatkan bias yang signifikan. Penelitian ini juga menemukan bahwa kemampuan siswa Australia lebih baik dari siswa Indonesia. Soal matematika terlihat lebih mudah bagi siswa Australia dibandingkan bagi siswa Indonesia. Perbedaan kurikulum sekolah, metode dalam pemecahan masalah dan ketersediaan buku dan kualitas guru diduga sebagai faktor penyebab munculnya DIF item. Temuan-temuan dalam penelitian ini mengindikasikan adanya keterbatasan yang serius dalam menggunakan hasil studi TIMSS untuk membandingkan negara-negara peserta studi. Oleh karena itu, bukti-bukti empiris lainnya sangat diperlukan sebelum hasil studi TIMSS 2007 dapat digunakan dengan bermakna sebagai dasar penelitian.
STKIP Bina Bangsa Getsempena. Mathematics Department, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Rokhidin
Abstrak :
Hasil dari laporan studi kemampuan matematika Tahun 2003 yang dimuat dalam buletin Puspendik, Vol 2/No 11Juli 2005. Disebutkan hampir disemua negara, siswa laki-laki menunjukkan prestasi literasi matematika lebih baik daripada siswa perempuan. Berdasarkan dari laporan tersebut sangat menarik untuk diteliti kebiasan butir-butir Tes Matematika Trends in International Mathematics and Sciens Study (TIMSS 2003). Studi kebiasan dari segi gender dilakukan pada 12 buku tes mata pelajaran matematika dengan bentuk soal pilihan ganda. Untuk mendeteksi kebiasan menggunakan metode Delta Plot, metode Manthel Haenzel, dan metode Rasch Model. Pengolahan data menggunakan program Excel dan program QUEST. Deteksi kebiasan dengan metode Delta Plot, butir-butir soal yang digambarkan sebagai titik-titik pads sumbu XY. Apabila terdapat titik-titk yang memiliki jarak terjauh terhadap garis regresi, maka titik-titik tersebut dicurigai terdeteksi DIF. Mendeteksi DIF dengan Metode Manthel-HaenszeI tingkat signifikansi yang digunakan adalah a = 1 %, df = 1 sehingga nilai kritis x2 0,01;1= 6,635. Nilai kritis itu dibandingkan dengan nilai MH,2, apabila pada suatu butir soal diperoleh MHx2 > x20,01;1 atau MHx > 6,635 maka butir soal tersebut terdeteksi DIF, dan apabila pada suatu butir soal diperoleh MHz2 < 72 0,01;1 atau MHx2 < 6,635 maka butir soal tersebut tidak terdeteksi DIF. Jadi untuk menentukan suatu butir soal terdeteksi atau tidak terdeteksi DIF, nilai MHx2 pada butir soal tersebut dibandingkan dengan nilai x2 0,01;1. Dapat juga dilakukan untuk mendeteksi jenis DIF pada Metode Manthel Haenszel ini menggunakan nilai MH Alpha (aMH), apabila pada suatu butir soal diperoleh aMH > 1 maka butir soal tersebut terdeteksi DIF yang menguntungkan kelompok acuan. Dan sebaliknya apabila pada suatu butir soal diperoleh ccMH < -1 maka butir soal tersebut terdeteksi DIF yang menguntungkan kelompok focus. Metode Rasch Model menggunakan Kriteria untuk menentukan butir soal terindikasi DIF ditinjau dari tingkat kesukaran soal, tingkat kesukaran soal kelompok laki-laki (di ), tingkat kesukaran soal kelompok perempuan (d2) dari dua kelompok peserta tes, apabila d1 - d2 ≥ 0,50 atau dl - d2 < -0,50 dan Xhitung > X2 tabel atau X2hitung > 6,635 untuk α = 0,01 dengan df = 1. Hasil analisis dari ketiga metode yang digunakan diperoleh metode yang paling sensitif mendeteksi DIF yaitu, pertama Metode Delta Plot, kedua Metode Rasch Model, dan ketiga Metode Manthel Haenzel Hasil alisis butir-butir soal yang terdeteksi DIF sekaligus oleh ketiga metode tersebut yaitu dari Buku 01 sebanyak 2 soal, Buku 04 sebanyak 1 soal, dari Buku 05 sebanyak 1 soal, dari Buku 06 sebanyak 2 soal, dan dari Buku II sebanyak 1 soal. Butir-butir soal yang terdeteksi DIF sekaligus oleh ketiga metode, maka soal-soal tersebut dicurigai sangat potensial mengandung DIF.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Istiani
Abstrak :
Differential Item Functioning (DIF) berdasarkan gender menjadi topik utama dalam penelitian terhadap tes baterai multibakat Differential Aptitude Test (DAT). Dalam buku manual DAT edisi ke-5, (1974) disebutkan terdapat perbedaan penormaan terhadap kelompok siswa laki-laki dan siswa perempuan, terutama pada subtes penalaran mekanik. Penelitian ini dilakukan terhadap sampel siswa SMU swasta di Yogyakarta. Sampel diambil dari kelas 1 dan kelas 2. Diantara 5 SMU tersebut terdapat 3 sekolah khusus yaitu satu khusus siswa laki-laki pada kelas 1 dan 2 khusus siswa perempuan pada kelas 2. Analisa karakteristik psikometrik secara umum dilakukan dengan Item and Test Analysis (ITEMAN). Analisa keberadaan DIF berdasarkan gender menggunakan metode Item Response Theory (IRT) dengan menghitung nilai chi-Square dan area antara dua item karakteristik survei item yang sama dari kelompok yang berbeda. Software yang digunakan adalah BILOG untuk memperoleh item parameter.
Analisa terhadap keberadaan DIF berdasarkan gender memberikan hasil positif. Indikasi paling kuat terdapat pada subtes penalaran mekanik. Hasil ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam buku manual DAT edisi ke-5, (1974). Hasil pengolahan data menunjukkan juga item-item tidak fit terhadap data, dan item-item yang mengandung DIF. Sejauh ini pengaruh dari kelompok sekolah khusus tersebut terhadap kelompok masing-masing cukup besar.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T37971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivin afriza
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendeteksian Differential Item Functioning (DIF) pada tes personality berdasarkan jenis Kelamin dan tingkat pendidikan pada siswa di Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta. Cara awal untuk mengetahui ada tidaknya bias item pada suatu tes adalah dengan melakukan analisis DIF atau dikenal dengan keberbedaan fungsi butir. DIF adalah perbedaan probabilitas sukses/kategori tertentu dalam merespon butir dari dua kelompok yang berbeda setelah mengontrol tingkat kemampuan/trait. Oleh karena itu agar sebuah alat ukur tidak menguntungkan satu kelompok tertentu perlu dilakukan pendeteksian DIF. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2014 di sekolah atlet Ragunan Jakarta dengan teknik pengambilan sampel nonprobability accidental dan diperoleh total responden sebanyak 202 siswa, dimana 136 siswa terdiri dari siswa laki-laki dan 66 orang siswa perempuan, dengan tingkat pendidikan 146 Siswa merupakan siswa SMA serta 56 siswa SMP. Metode pertama dalam pendeteksian DIF pada penelitian ini didasarkan pada Partial Credit Model (PCM) dan dibantu dengan menggunakan sofware QUEST untuk mengestimasi delta dari hasil respon. Metode kedua adalah dengan menggunakan metode Mantel Haenszel (MH) yang kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS. Hasil dari deteksi DIF yang telah dilakukan menunjukkan bahwa metode yang paling banyak mendeteksi DIF adalah metode berdasarkan PCM. Melalui PCM dapat disimpulkan berdasarkan jenis kelamin dimana ditemukan terdapat 37 Item dari 90 item yang terdeteksi DIF. Metode yang paling sedikit mendeteksi DIF adalah metode MH berdasarkan tingkat pendidikan yaitu sebanyak 3 item dari 90 item. ......This study aims to determine how the detection of Differential Item Functioning (DIF) on personality tests by gender and level of education to students in the School Athletes Ragunan , Jakarta . how early to determine whether there is bias on a test item is to perform analysis of DIF or known as Differential Item Functioning . DIF is the difference in the probability of success to take grain from two different groups after controlling for ability level/trait. Therefore, for a measuring instrument is not favorable to one group needs to be done DIF detection. The study was conducted in April to June 2014in the School Athletes Ragunan taken nonprobability accidental engineering and obtained a total of 202 respondents, which consisted of 136 male students and 66 female students, by level of education 146 high school students and 56 junior high school students. First method for Detection DIF in this study is using Partial Credit Model (PCM) and assisted by using software QUEST to estimate the delta of the results of the response. Second method is using Mantel Haenszel (MH) which is then processed using SPSS. The results of the detection of DIF have shown that the method most widely detected DIF is a PCM, through the method based on PCM can be concluded by Gender where it was found there were 37 item of 90 items were affected by DIF. Method for at least detecting DIF is MH method based on education level were found 3 irem of 90 items.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T51664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurahman Jalal
Abstrak :
Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu bentuk penilaian pendidikan yang dilakukan pemerintah secara nasional. Aspek mutu soal ujian perlu menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan penilaian pendidikan. Ujian Nasional selain berfungsi sebagai kontrol terhadap kualitas pendidikan, dan sertifikasi, Ujian Nasional juga memiliki fungsi keputusan. Artinya Ujian Nasional merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan siswa pada akhir masa pendidikan seperti penentuan kelulusan pada setiap jenjang pendidikan. Oleh karena itu segala persyaratan menyangkut seal ujian hares dipenuhi. Butir soal yang balk harus memiliki tingkat kesulitan yang memadai dan daya beda yang balk. Selain tingkat kesukaran dan daya beda, soal yang balk harus berkeadilan (fairness). Artinya, perilaku soal tersebut sama terhadap beberapa kelompok yang berbeda. Dengan kata lain suatu butir soal harus berperilaku adil terhadap dua atau lebih kelompok yang diasumsikan memiliki kemampuan sama. Dengan menggunakan data UN paket 1 SMP/MTs Tahun 2005 Provinsi Maluku Utara sebanyak 10.477 peserta ujian pada mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris. Analisis utarna dilakukan untuk memperoleh informasi tentang butir-butir soal yang terdeteksi memuat DIF baik oleh metode deltaplot, metode Mantel-Haenszel, maupun metode uji perbedaan parameter b. Sedangkan analisis tambahan dilakukan untuk mendapatkan informasi menyangkut kualitas empirik butir soal baik secara klasik maupun secara modern melalui pendekatan IRT. Analisis secara klasik menghasilkan semua mata pelajaran yang diujikan memiliki kualitas yang balk. Hanya 4 butir (7%) soal bahasa Indonesia, dan 3 butir soal (5%) soal bahasa Inggris perlu direvisi. Sedangkan hasil analisis dengan pendekatan model Rasch semua mata pelajaran memiliki fit statistik yang baik, baik fit statistik kemampuan dengan model maupun antara butir soal dengan model. Kesesuaian antara tingkat kesukaran soal dengan kemampuan sangat berbeda. Rerata kemampuan siswa pada semua mata pelajaran lebih tinggi dari tingkat kesukaran soal (0,00 logit). Kemampuan bahasa Indonesia 0,421 logit, matematika 0,302 logit, dan bahasa Inggris 0,354 logit. Hasil analisis pendeteksian DIF dengan metode delta plot menghasilkan semua butir soal pada semua mata pelajaran tidak terdeteksi memuat DIF. Pada metode Mantel-Haenszel terdeteksi 9 butir (15%) soal bahasa Indonesia, 3 butir (10%) soal matematika, dan 8 butir (13%) soal bahasa Inggris memuat DIF. Hasil analisis metode uji perbedaan parameter b didapatkan 10 butir (17%) soal bahasa Indonesia, 2 butir (7%) soal matematika, dan 8 butir (13%) soal bahasa Inggris memuat DIF.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library