Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andini Nadya Putri
Abstrak :
Tanggung jawab seorang apoteker dalam pelayanan klinis salah satunya adalah memastikan bahwa terapi yang diperoleh pasien sudah optimal. Apoteker harus dapat mengidentifikasi adanya permasalahan terkait obat serta memberikan solusi dan mencegah terjadinya hal yang tidak diharapkan tersebut. Masalah terkait obat yang mungkin terjadi di antaranya interaksi obat dan efek samping obat. Interaksi obat dapat disebabkan karena pengobatan polifarmasi atau penggunaan beberapa macam obat (lima atau lebih) secara bersamaan setiap hari. Untuk mencegah masalah terkait obat yang mungkin terjadi, dilakukan pengkajian analisis efek samping dan interaksi obat terhadap resep polifarmasi. Metode yang digunakan dalam tugas khusus ini adalah deskriptif retrospektif menggunakan resep yang dilayani oleh Apotek Roxy Depok pada bulan April 2023. Sampel resep yang memenuhi kriteria selanjutnya dianalisis efek samping obat dan interaksinya menggunakan pangkalan data seperti MedScape dan drugs.com interaction checker. Hasil dari pengkajian tiga resep polifarmasi yang diperoleh, ditemukan potensi efek samping yang didominasi dengan efek samping umum pada gangguan gastrointestinal termasuk nyeri perut, diare, konstipasi dan muntah, serta gangguan lain seperti sakit kepala, kelelahan berlebihan, edema, dan mialgia. Berdasakan analisis interaksi obat, ditemukan potensi interaksi major sebesar 5,55%, interaksi moderate 77,78% dan interaksi minor 16.67%. ...... One of the pharmacist's responsibilities in clinical services is to ensure that therapy received by the patient is optimal. Pharmacists must be able to identify drug-related problems and provide solutions to prevent adverse events. Potential drug-related problems include drug interactions and drug adverse effects. Drug interactions can occur due to polypharmacy or the use of multiple medications (five or more) simultaneously on a daily basis. To prevent potential drug-related problems, an analysis of adverse effects and drug interactions for polypharmacy prescriptions was conducted. This study employed a descriptive retrospective methodology using prescriptions filled at Roxy Depok Pharmacy in April 2023. Eligible prescriptions were further analyzed for drug side effects and interactions using databases such as MedScape and drugs.com interaction checkers. The analysis of three polypharmacy prescriptions revealed potential side effects predominantly involving common gastrointestinal adverse events, including abdominal pain, diarrhea, constipation, and vomiting, as well as other effects such as headache, excessive fatigue, edema, and myalgia. Drug interaction analysis identified major interactions at 5.55%, moderate interactions at 77.78%, and minor interactions at 16.67%.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Avini Risda Khaerani
Abstrak :
Pasien pediatri merupakan kelompok yang rentan akan terjadinya Efek Samping Obat (ESO), dikarenakan perbedaan farmakokinetika, farmakodinamika, dan kematangan sistem tubuh yang berbeda dengan pasien dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ESO antimikroba yang terjadi pada pasien pediatri COVID-19 dengan menggunakan metode trigger tool dimodifikasi dan algoritma Naranjo dan mengetahui antimikroba penyebab ESO. Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dideteksi dengan trigger tool yang dimodifikasi dan analisis kausalitas dianalisis dengan algoritma Naranjo. Studi cross-sectional ini dilakukan pada pasien pediatri yang dirujuk pada unit rawat inap RSUD Pasar Minggu dari Agustus 2020 hingga Juli 2021. Dari 120 pasien, didapatkan 119 pasien mengalami 389 kasus ESO dengan tingkat probabilitas sebesar 67,7% kasus possible dan 6,1% probable. ESO yang paling banyak ditemukan adalah ulser (84,2%), hipersensitivitas (39,2%), dan mual (27,5%). Obat yang diduga sebagai penyebabnya adalah seftriakson dan azitromisin. Kemampuan trigger tool dan naranjo untuk mendeteksi ESO ditunjukkan dengan Positive Predictive Value (PPV) berada pada rentang 0 hingga 1. Metode trigger tool yang dimodifikasi dan algoritma Naranjo dapat digunakan untuk mendeteksi ESO yang terjadi pada pasien pediatri. Seftriakson dan azitromisin adalah antimikroba dengan penyebab ESO tertinggi pada pasien pediatri COVID-19 dari hasil penelitian ini. ......The pediatric population is vulnerable to ADRs due to the different pharmacokinetics, pharmacodynamics, and maturity of pediatric body systems compared to adults. The purposes of this study were to analyze antimicrobial ADRs in pediatric COVID-19 patients using a modified trigger tool and Naranjo algorithm and to determine the antimicrobials most associated with ADRs. Adverse Effects (AEs) were detected using a modified trigger tool, and causality assessment was analyzed using the Naranjo algorithm. This cross-sectional study was performed on pediatric patients with COVID-19 admitted to Pasar Minggu District Hospital from August 2020 until July 2021. A total of 120 patients, 119 patients were observed with 389 ADRs. According to the Naranjo scale, probable cases were 6,1%, and possible cases were 67,7%. The most common ADRs in pediatric patients are ulcer (84,2%), hypersensitivity (39,2%), and nausea (27,5%). The effectiveness of the modified trigger tool and Naranjo algorithms at detecting ADRs were calculated with Positive Predictive Value (PPV), ranging from 0 to 1. Modified trigger tool and Naranjo algorithm are applicable for ADRs detection in pediatric patients. Based on this study results, Ceftriaxone and azithromycin are the most common antibiotics associated with ADRs in pediatric COVID-19 patients.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library