Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pinem, Saroha
Abstrak :
Pada waktu memberikan pertolongan persalinan, bidan selalu mempunyai risiko terinfeksi oleh penyakit yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lain seperti HIV/AIDS, Hepatitis B (HBV) dan penyakit- penyakit lain. HIV/AIDS adalah penyakit menular seksual yang paling berbahaya, belum ditemukan cara pengobatannya dan berakhir dengan kematian bagi penderitanya (Depkes RI, 2001). Di pusat-pusat pelayanan kesehatan, penularan HIV /AIDS dan HBV dapat terjadi secara silang dari pasien pengidap HIV dan pengidap HBV ke pasien bukan pengidap HIV atau pengidap HBV dari pasien ke petugas dan sebaliknya. Untuk mencegah penularan HIV/AIDS, HBV dan penyakit-penyakit lain yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya kepada bidan maupun pasien , maka setiap bidan yang menolong persalinan perlu memegang perinsip-prinsip pencegahan infeksi, yaitu prinsip kewaspadaan universal (Depkes RI,1999, Saifuddin dkk,2002). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran penerapan kewaspadan universal oleh bidan di 9 kamar bersalin Puskesmas Kecamatan Jakarta Timur pada waktu melakukan pertolongan persalinan, juga ingin dilihat hubungannya dengan faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang yang dilaksanakan pada bulan September 2003. Data diperoleh melalui observasi langsung di kamar bersalin dan pengisian kuesioner oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan baru 16,7% responden yang menerapkan kewaspadaan universal dengan benar yaitu menerapkan seluruh komponen kewaspadaan universal sebagaimana mestinya. Dari hasil penelitian juga diperoleh gambaran factor-faktor yang berhubungan dengan penerapan kewaspadaan universal yaitu faktor predisposisi adalah pengetahuan responden tentang kewaspadaan universal (p = 0,002), dan faktor pemungkin yaitu pernah tidaknya responden mengikuti pelatihan kewaspadaan universal atau yang berkaitan dengan kewaspadaan universal (p = 0.020) dan ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan untuk penerapan kewaspadaan universal ( p = 0,000). Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan saran agar Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur bersama dengan staf yang terkait menetapkan kebijakan tentang kewaspadaan universal, mengadakan pelatihan kewaspadaan universal atau yang berkaitan dengan kewaspadaan universal secara berkala dan berkesinambungan, menyebarkan poster-poster tentang kewaspadaan universal, memajang SOP tentang penerapan kewaspadaan universal di tempat yang gampang terlihat dan mudah dibaca dengan jelas oleh semua petugas di kamar bersalin dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk penerapan kewaspadaan universal khususnya alat pelindung diri dalam jumlah yang cukup untuk dipakai oleh bidan pada waktu menolong persalinan. Daftar bacaan: 41 (1980 - 2003)
When a midwife assisting a delivery, she will always have a risk to contract with a disease, such as HIV/AIDS, Hepatitis B (HBV), or other diseases transmitted by blood or other body fluid. Special attention is given to HIVVAIDS, as the most dangerous sexually transmitted disease, which has not yet found the appropriate medication and will always end with the loss of life of the person who suffer from AIDS (MOH, 2001). The transmission of the HIV/AIDS or HBV at many of the centers of health services usually due to a cross-transmission from patient to patient, and not from patient to the health providers or vice versa. Therefore, to prevent the occurrence of the transmission to the patient or health provider, in this case the midwife, every midwife who assists the delivery has to follow the rule for the infection prevention, i.e. the universal precaution (MOH, 1999; Saifuddin el. al, 2002). The objective of the study is try to find out the description of the implementation of the universal precaution by the midwife at 9 delivery room at Sub-district Puskesmas in the area of East Jakarta. The study will look at the relation of the implementation by it predisposing, enabling, and reinforcing factors. The study is a descriptive study using a cross-sectional design and has been carried out in September 2003. Data were collected from a direct observation at the delivery room and a questionnaire filled by respondent. The result of the study show that only 16.7% of respondent who implement the universal precaution in appropriate way. It means that she apply the whole component of the universal precaution as it should be. The study also found that factors related to the implementation of the universal precaution are: respondent's knowledge on the universal precaution (with p: 0.002) as the predisposing factor; and ever have follow any training on or related to the universal precaution (with p: 0.020) and the availability of facility needed to implement the universal precaution (with p: 0.000) as the enabling factors. Regarding to the result of the study some suggestions are offered: to the Head of the East Jakarta Health Authority, together with his/her staff, to decide the policy on the matter of the universal precaution; to accomplish a training on the universal precaution or other training related to the universal precaution in a certain period and with continuity; to distribute the information of the universal precaution by posters or flyers, or posted the SOP of the universal precaution at the place that easy to read by every health personnel at the delivery room. Adjacent to all suggestions above, facility needed to implement the universal precaution, especially the self-protection instruments (glasses, protection gown, or gloves) should be always enough in number and available when it needed to protect the midwife at the time she has to do assisting the delivery.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrani Ibrahim
Abstrak :
Upaya yang memiliki dampak yang relatif cepat dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah dengan menyediakan layanan kebidanan yang berkualitas dan sedekat mungkin berhubungan dengan masyarakat, yang dapat diwujudkan dalam bentuk pelayanan konseling kehamilan. AKI dan AKB masih cukup tinggiuntuk daerah DKI Jakarta, oleh sebab itu maka penelitian mengenai pelayanan konseling kehamilan dirasa perlu untuk dilakukan, dengan daerah acuan Puskesmas Kecamatan Wilayah Jakarta Timur (PKWJT). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2004 di PKWJT, DKI Jakarta. Jenis penelitian yang dilakukan ialah penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan metode Diskusi kelompok terarah, observasi, wawancara mendalam dan Exit interview. Sebagai informan dalam penelitian ini dipilih para peserta FGD yang terdiri dari 17 orang bidan dari kelompok Puskesmas dengan kunjungan banyak dan 14 orang bidan dari Puskesmas dengan kunjungan kurang. Untuk mengetahui pelaksanaan konseling kehamilan secara langsung oleh bidan PKWJT maka dilakukan observasi, dan untuk mengetahui tanggapan pasien terhadap konseling maka dilakukan exit interview (wawancara singkat begitu pasien selesai pemeriksaan). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan konseling kehamilan oleh bidan di PKWJT telah dijalankan dengan menggunakan komunikasi interpersonal yang dilakukan secara sederhana dalam waktu relatif singkat. Puskesmas dengan kunjungan kurang mempunyai kesempatan memberikan pelayanan konseling kehamilan lebih baik kepada klien. Hal yang mendukung pelaksanaan konseling kehamilan antara lain keterampilan bidan yang didapatkan dari pengalaman kerja di atas 10 tahun. Hal yang menghambat pelaksanaan konseling adalah keterbatasan, tenaga, tempat, dan waktu serta pengetahuan/keterampilan khusus mengenai konseling. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, disarankan kepada Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Timur, untuk memberikan dukungan kepada Puskesmas yang telah memulai penataan ruang untuk konseling kehamilan, merencanakan pembaharuan program pelayanan KIA berbasis konseling. Kepala Puskesmas se Jakarta Timur khususnya, dan wilayah DKI pada umumnya, memberikan pelatihan konseling kehamilan bagi para petugas kesehatan, meningkatkan mutu pelayanan konseling di puskesmas, para bidan dan calon bidan menyadari peran dan fungsi bidan baik di tempat pelayanan maupun di tengah masyarakat, menerapkan langkah konseling secara maksimal, menyesuaikan praktik lapangan teori dan evidence based guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak. ......Effort to prepare qualified midwifery service and as close as possible related to public has a relative fast effect on degradation of Maternal Mortality Rate (MMR) aid Infant Mortality Rate (IMR), that may be formed as pregnancy counseling service. Since there is a fact that MMR and IMR are still high for DKI Jakarta Area, research about pregnancy counseling service is necessary to do, with the reference area of Sub-District Public Health Center East Jakarta Area (PKWJT). This Research was conducted in July, 2004 in PKWJT, DKI Jakarta. The design of the study was qualitative method using observation and in-depth interview. Sources of this research were 17 midwives from Public Health Center with high frequency of client visit and 14 midwives from Public Health Center with low frequency of client visit. The method of observation was used to collect information on implementation of pregnancy counseling. From this research, it can be concluded that pregnancy counseling service which has been done by midwives in PKWJT have been implemented in a simple and relatively short time by using interpersonal communication. Thing that may support in implementation of pregnancy counseling is midwife's skill from at least 10 years experience. And things that may hinder in implementation of pregnancy counseling are lack of policy which support the implementation of pregnancy counseling service in public health center, lack of staff, place and time, and special knowledge/skill about counseling. Based on above,. theauthor suggest, to Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Head of Puskesmas all over East Jakarta, specifically, and DKI Area, generally, all of midwives and midwife aspirants, and all researchers who have their interest, to support Puskemas which has begun room arrangement for pregnancy counseling, to plan the renewal of KIA services based on counseling, to give a training of pregnancy counseling for health official, to raise the quality of counseling service in Puskesmas, to realize role and function as a midwife in service area or among people, to adapt field practice as maximal as possible with theory, and to continue research for increasing quality of mother and children health service.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library