Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Ratna Sari Handayani
Abstrak :
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) telah dimanfaatkan sebagai obat secara tradisional untuk berbagai penyakit, salah satunya adalah sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kemampuan ekstrak etanol kulit buah manggis (EEKBM) 50% dengan konsentrasi 0,195%, menahan stres oksidatif pada sel darah merah domba (SDMD) yang diberi tBHP secara in vitro. Percobaan dilakukan dalam 4 kelompok, (I) kontrol, (II) SDMD + EEKBM, (III) SDMD + t-BHP, (IV) SDMD + EEKBM + t-BHP. Efek perlindungan kulit buah manggis ditetapkan dengan mengukur parameter aktifitas enzim-enzim antioksidan superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPx) dan katalase. Hasil penelitian menunjukkan pemberian EEKBM mampu menahan stress oksidatif pada SDMD yang diberi tBHP. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan aktivitas SOD, GPx dan katalase pada pemberian EEKBM . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EEKBM dapat melindungi SDMD dari stres oksidatif yang disebabkan oleh pemberian t-BHP. ......Pericarp of mangosteen (Garcinia mangostana L.) has been used traditionally as medicine for various diseases. This study aimed to examined the effect of 50% ethanol extract of mangosteen (EEMP) concentration of 0,195 % to prevent the red blood cells of sheep (RBCS) from oxidative stress that induced by t-BHP in vitro. The groups were (I) control, (II) RBCS + EEMP, (III) RBCS + EEMP + t- BHP and (IV) RBCS + EEMP + t-BHP. The result showed that activities of superoxide dismutase (SOD), Gluthation peroxidase (GPx) and catalase were decreasing, so we concluded that EEMP had antioxidant capacity to protect RBCS oxidative stress induced by t-BHP.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T36060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumitro Sunityoso
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk melihat pengaruh pencekokan ekstrak daun Lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap gejala klinik dan perubahan histologi organ hati dan ginjal mencit (Mus musculus L). Masing-masing kelompok mencit dicekoki pelet yang telah dicampur dengan ekstrak daun lamtoro pada dosis : 0 % (kontrol), 20 %, 40 % dan 60 % b/b setiap hari. Pengamatan harian menunjukkan tidak ditemukan adanya gejala klinik pada semua mencit kontrol dan yang diberi perlakuan ekstrak daun lamtoro. Semua mencit mengalami kenaikan berat badan yang hampir sama selama masa percobaan. Hasil uji ANAVA (a = 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pencekokan ekstrak daun lamtoro terhadap rata-rata diameter vena sentralis organ hati dan rata-rata kerusakan glomerulus organ ginjal antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dosis 20% dan 40%, akan tetapi ada perbedaan nyata antara kelompok kontrol dengan kelompok periakuan dosis 60%. Pengamatan mikroskopik terhadap organ hati dan ginjal mencit dilakukan pada hari ke 36 setelah perlakuan. Pemberian ekstrak daun lamtoro dengan dosis 20 % pada mencit memperlihatkan gambaran histologi organ hati dan ginjal yang tidak berbeda dengan kontrol. Sedangkan pada dosis 40 % mulai tampak kerusakan ringan, dan dengan dosis 60 % kerusakan yang terjadi semakin meningkat yaitu pada organ hati kerusakan berupa perluasan vena sentralis dan vena porta, perlemakan, piknosis serta nekrosis. Kemudian berlanjut dengan peradangan di daerah vena porta. Sedangkan organ ginjal menampakkan kerusakan berupa penyusutan glomerulus dan pelebaran jarak antara kedua dinding kapsula Bowman. Kerusekan organ hati dan ginjal tampak jelas meningkat seiring dengan kenaikan dosis ekstrak daun lamtoro yang diberikan.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Oentoeng Soeradi
Abstrak :
ABSTRAK
Ledakan penduduk di dunia menunjukkan perlunya bahan-bahan kontrasepsi baru dan efektif, dengan efek samping yang minimum dan dapat memberikan proteksi yang efektif. Pada saat ini bahan kontrasepsi yang dianggap paling efektif dan luas penggunaannya adalah hormon steroid. Untuk mengantisipasi maksud tersebut di atas, maka beberapa usaha telah dilakukan oleh peneliti terdahulu untuk memperoleh bahan kontrasepsi pria khususnya, dari tanaman sebagai sumber yang potensial.

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengevaluasi, apakah pemberian ekstrak buah paria dapat mereduksi atau menurunkan tingkat vertilitas mencit jantan strain AJ, sebagai satu model kontrasepsi pada pria.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan suatu penelitian sebagai berikut :

Tiga puluh ekor mencit dewasa, berat antara 18-20 g, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Empat mencit pertama dari tiap kelompok, masing-masing diberi ekstrak buah paria 800, 850, 900, dan 950 mg/kg berat badan secara oral. Sisanya 2 ekor mencit digunakan sebagai kontrol perlakuan yang diberi 1% larutan CMC (Corboxy methyl celullose).

Semua perlakuan diberikan tiap hari sebanyak 0,5 ml selama 40 hari atau satu siklus spermatogenesis. Setelah perlakuan 40 hari selesai, semua mencit jantan dikawinkan dengan mencit betina (1:1) selama 5 hari. Setelah itu, mencit jantan dipisahkan dan selanjutnya dimatikan, sedangkan yang betina dibiarkan hidup sampai melahirkan. Testes dan vas deferens diambil dari mencit jantan yang dimatikan tadi. Parameter yang dianalisis dalam penelitian ini adalah berat badan dan berat testes, kontrasi sperma (diambil dari vas deferens), viabilitas sperma, dan jumlah anak yang dilahirkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan dan berat testes tidak dipengaruhi oleh ekstrak buah paria. Tetapi, analisis varians memperlihatkan bahwa terjadi suatu penurunan konsentrasi sperma yang cukup bermakna pada dosis ekstrak 850, 900, 950 mg/kg bb, sedangkan pada dosis 800 mg/kg bb tidak dipengaruhi. Suatu hasil yang penting dalam penelitian ini ialah suatu reduksi jumlah anak yang terjadi pada kelompok perlakuan, di mana 2 dari 5 ulangan mencit betina atau 40% terjadi pada dosis 800, 850, dan 900 mg/kg bb tidak hamil; sedangkan pada 950 mg/kg bb, 3 dari 5 ulangan mencit betina atau 60% tidak mengalami kehamilan. Diduga bahwa penurunan jumlah kelahiran erat kaitannya dengan penurunan konsentrasi sperma atau penurunan kapasitas/kemampuan sperma didalam epididimis.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, diperlukan penelitian lebih lanjut, untuk memperoleh dosis ekstrak buah paria yang lebih efektif, yang dapat menghilangkan kapasitas sperma epididimis, sehingga kemampuan fertilisasi pun hilang. Jika dosis efektif ekstrak buah aaria telah menjadi kenyataan, maka diharapkan tidak terjadi kelahiran baru.
ABSTRACT
Effects Of Momordica Charantia L. Fruit Extract On Tile Fertility Of Adult Male Mice: A Model Of Contraceptive In Man The world population explosion has pointed out the need for new and effective contraceptive agents, having a minimum of side effects and giving a maximum protective effect. To date, the most effective and widely used contraceptives have been steroids; but these are not without side effects. Efforts have already been done by previous investigators to find potential value of plants as sources of male contraceptive agents.

The aim of this research is to evaluate whether treatment with M.charantia L. fruit extract can reduce significantly the fertility of adult male mice as a model of contraceptive in man.

To achieve this goal, a research has been carried out as follows. Thirty adult male mice (AJ strain), 18-20 g body weight were divided randomly into 5 groups of 6 mice each. The first 4 mice of each group were treated respectively with 800 mg, 850 mg, 900 mg, and 950 mg/kg body weight/day/mouse orally of paria fruit extract. The remaining 2 mice served as treated control fed with 1% CMC (carboxy methyl cellulose) and untreated control, respectively.

The treatment was given every day to 0,5 ml for 40 days or one cycle of spermatogenesis. After 40 days of treatment, all male mice were mated to adult fertile female mice (1:1) for 5 days. Afterward the male mice were separated and sacrificed, while all female mice were kept until giving birth. Testes and vas deferens were taken from sacrificed male mice. The analyzed parameters in this study were the body and testicle weight, sperm density (taken from vas deferens), sperm viability, and the number of offspring.

The results presented show that no significant effect of paria fruit extract on body weight and testicle weight. However, analysis of variance showed a significant decrease in the sperm density at 850, 900, and 950 mg/kg bb, while at 800 mg/kg bb the sperm density was not affected by the paria extract. The important finding in the present work is a reduction of offspring belonging to treated groups, in which two of five female mice or 40% at dose levels of 800, 350, 900 mg/kg/ day respectively, were failed to become pregnant, while at 950 mg/kg/ day of paria extract three of five female mice or 60% were found with-out offspring. The reduction in litter size is probably associated with a decrease in the number of sperm density or sperm capacity in the epididymis.

These results indicate that the mechanism of action of the paria fruit extract might be via a direct effect at epididymal/vas deferens sites by acting as spermatoxic agent on mature sperm. Based on the pre-sent results, further studies are needed to find more effective dose of paria fruit extract which can omit sperm capasity (acting at the post-testicular level) and its respons in non-human primates.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfitri
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Telah diketahui bahwa pemakaian ganja dapat mempengaruhi sistem reproduksi pria dan wanita. Pada pria terutama terjadi penurunan sekresi LH, FSH dan testosteron melalui poros hipotalamus-hipofisis-testis, reduksi ukuran testis, dan regresi sel Leydig. Hal ini diduga dapat menekan proses spermatogenesis pada mencit. Tetapi belum diketahui apakah pemberian ekstrak daun ganja dapat menekan proses spermatogenesis pada mencit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ekstrak daun ganja secara kuantitatif terhadap sel-sel spermatogonik dan jumlah anak yang dihasilkan dari perkawinannya dengan mencit betina. Ekstrak daun ganja dibuat secara maserasi dalam petrolium eter (titik didih 40-60°C), kemudian disaring dengan kertas saring dan diuapkan dengan rotary vacuum evaporator, selanjutnya dikeringkan dalam desikator. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral selama 40 hari dengan dosis 12,5 mg/kg bb, 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, 100 mg/kg bb, dan 200 mg/kg bb. Masing-masing dosis dilarutkan dalam 0,3 mL CMC 1%, yang diberikan satu kali sehari, setiap hari selama 40 hari. Setelah perlakuan selesai, dilakukan pengambilan data parameter spermatogenesis antara lain jumlah sel spermatogonia A, sel spermatosit primer preleptoten, jumlah sel spermatosit primer pakhiten, jumlah sel spermatid, konsentrasi sel spermatozoa vas deferens, dan jumlah anak yang dihasilkan dari perkawinannya dengan mencit betina normal. Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak daun ganja pada semua dosis kelompok perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh terhadap jumlah sel spermatogonia A, jumlah sel spermatosit primer preleptoten, dan jumlah anak yang dilahirkannya dibandingkan dengan kelompok control. Sedangkan dosis ekstrak daun ganja mulai 100 sampai 200 mg/kg bb berpengaruh bermakna terhadap jumlah sel spermatid dan jumlah sel spermatozoa vas deferens dibandingkan dengan kontrol. Sementara dosis 200 mg/kg bb berpengaruh bermakna terhadap jumlah sel spermatosit primer pakhiten.
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylva Dinie Alinda
Abstrak :
Latar Belakang: Ekstrak Biji Anggur EBA mengandung proanthosianidin PA yang berperan sebagai pengikat silang kolagen yang menentukan sifat mekanis dentin. Tujuan: menganalisis pengaruh EBA dengan kadar PA 2 9 terhadap kekerasan mikro dentin saluran akar. Metode: 50 gigi dibagi menjadi 3 kelompok yang direndam larutan EBA larutan NaOCl 3 dan aquabides Dilakukan pengukuran nilai kekerasan mikro metode Vickers Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil: Nilai kekerasan mikro tertinggi pada kelompok EBA dan terendah kelompok NaOCl 3 Tidak terdapat perbedaan bermakna nilai kekerasan mikro kelompok EBA 2 9 dan aquabides p 0 05. Kesimpulan: Larutan EBA dapat mempertahankan kekerasan mikro dentin saluran akar. ......Background: Grape Seed Extract GSE contains proanthosianidin PA as collagen cross linking agent that determine dentin mechanical properties. Aim: To analyze GSE with 2 9 PA effect on root canal dentin microhardness. Method: 50 teeth divided into 3 groups which immerse in GSE NaOCl 3 and aquabides Microhardness value measured with Vickers method Data analyze with Kruskal Wallis. Result: The highest microhardness value on GSE group and the lowest on NaOCl group No significant difference in microhardness value of GSE group compared to aquabides group p 0 05. Conclusion: GSE solution maintain microhardness value of root canal dentin.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Nurul Fithri
Abstrak :
ABSTRAK
Paparan sinar UV dapat menyebabkan 80%-90% penuaan kulit. Efek penuaan kulit yang terjadi yaitu munculnya noda hitam pada kulit, kerutan, pembesaran pembuluh darah pada wajah, dan meningkatnya berbagai jenis tumor. Oleh sebab itu, kita sangat memerlukan antioksidan. Salah satu bahan alam yang dapat berfungsi sebagai antioksidan adalah buah delima (Punica granatum Liin). Namun ekstrak buah delima sangat tidak stabil dan mudah teroksidasi. Etosom merupakan vesikel lipid bilayer yang dapat melindungi antioksidan dari pengaruh reaksi oksidasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula krim etosom fraksi air ekstrak buah delima yang stabil secara fisik. Ekstrak, fraksi air, fraksi heksan dan fraksi etil asetat buah delima kuning diuji aktivitas antioksidannya dengan metode penghambatan DPPH untuk melihat senyawa yang paling kuat. Fraksi air ekstrak buah delima dipilih sebagai zat aktif dalam etosom. Etosom fraksi air ekstrak buah delima akan diformulasikan dalam tiga formula dengan menggunakan metode lapis tipis. Etosom akan dikarakterisasi dengan menentukan morfologi, rata-rata ukuran partikel, indeks polidispersitas, zeta potensial dan penjerapan etosom. Etosom yang memiliki karakterisasi yang paling bagus akan diformulasikan dalam bentuk krim. Selanjutnya krim akan dievaluasi dengan melakukan pengamatan organoleptis, pH, konsistensi, viskositas, laju alir, diameter globul, stabilitas fisik dan nilai SPF. Suspensi etosom formula A dengan ukuran partikel 890,49 nm; polidispersity indeks 0,118 dan efisiensi jerapan 80,68% dipilih untuk dibuat sediaan krim. Hasil uji stabilitas fisik sediaan krim menunjukkan bahwa krim etosom fraksi air ekstrak buah delima lebih stabil dibandingkan dengan krim fraksi air ekstrak buah delima
ABSTRACT
Exposure to UV rays can lead to 80%-90% of skin aging. The effects of skin aging are the emergence of black spots on the skin, wrinkles, enlarged blood vessels on the face, and the increasing variety of tumor types. Therefore, we need antioxidants. One natural substance that can function as an antioxidant is pomegranate (Punica granatum Liin). But the pomegranate fruit extract is extremely unstable and easily oxidized. Etosom a lipid bilayer vesicles that can protect antioxidant from the effects of oxidation reactions. The purpose of this study is to get a cream formula etosom fraction of water extract of pomegranate are physically stable. Extract, water fraction, hexane fraction and ethyl acetate fractions of pomegranate had been tested antioxidant activity with DPPH method to see the most powerfull compounds. Fraction of water extract of pomegranate was selected as the active ingredient in the ethosome. Ethosome pomegranate extract will be formulated in three formulas using film hydration method. Ethosome will be characterized by determining the morphology, average particle size, polidispersty index, zeta potential and entrapment ethosome. Ethosome which has the best characterization will be formulated in a cream. Furthermore, the cream will be evaluated by observing organoleptic, pH, consistency, viscosity, flow rate, the diameter of globules, physical stability and SPF value. Ethosome suspension formula A with a particle size of 890,49 nm; polidispersity index 0,118 and the entrapment 80,68% have to be made preparations cream. Physical stability of the test results, was found that the fraction of water extract of pomegranate ethosome cream more stable than the fraction of water extract of pomegranate cream.
2016
T46814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini Apriliyana Virgine
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini dilatarbelakangi peningkatan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue DBD di Provinsi DKI Jakarta yang mengalami peningkatan signifikan walaupun telah dilakukan upaya pengendalian penyebaran DBD, salah satunya dengan pemberian larvasida sintetik yang berbahan kimia. Larvasida sintetik ini memiliki bau yang menyengat, dapat menimbulkan resistensi dan memberikan efek samping terhadap tubuh. Beberapa penelitian larvasida berbahan baku alam telah dikembangkan sebagai alternatif, diantaranya adalah penggunaan ekstrak daun tembakau yang mempunyai khasiat sebagai insektisida larvasida nabati. Perubahan warna yang tidak stabil dan perubahan bentuk filtrat yang mengental akan menyulitkan penggunaan ekstrak tersebut secara langsung sebagai larvasida. Penelitian ini akan mengembangkan formulasi larvasida berbasis ekstrak daun tembakau yang akan terkapsulasi menggunakan polimer Polietilen glikol 6000 dengan bentuk sediaan akhir berupa padatan yang mudah dalam penggunaannya dan adanya peningkatan sifat karakteristik. Dari hasil penelitian diperoleh uji hayati bioassay larvasida enkapsulasi dengan LC50 sebesar 370,91 ppm 0,04 , lebih rendah dibandingkan ekstrak daun tembakau tanpa enkapsulasi sebesar 1022,97 ppm 0,10 dan penggunaan larvasida berbasis ekstrak daun tembakau terkapsulasi tidak memberikan perbedaan yang signifikan jika diujikan di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat.
ABSTRACT
This thesis is motivated by the increasing number of Dengue Hemorrhagic Fever DHF patients in DKI Jakarta which experienced a significant increase despite efforts to control the spread of dengue fever, one of them with the provision of synthetic chemical larvicide. This synthetic larvicide has a strong odor, can cause resistance and give side effects to the body. Some larvicide studies of natural raw materials have been developed as an alternative, such as the use of tobacco leaf extract that has the property as an insecticide larvicide vegetable. Unstable color changes and thickening of the filtrate form will make it difficult to use the extract directly as a larvicide. This research will develop larvacide formulations based on tobacco leaf extracts that will be encapsulated using polymer Polyethylene glycol 6000 with final dosage form in the form of solids that are easy to use and an increase in characteristic properties. From the result of the research, the bioassay of larvicide encapsulation with LC50 was 370,91 ppm 0,04 , lower than tobacco leaf extract without encapsulation 1022,97 ppm 0,10 and the use of encapsulation larvicide based on tobacco leaf extract did not give significant difference if tested in Kapuk area, West Jakarta
2017
T49738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Nursyamsi Handayani
Abstrak :
Pengukuran dosis serap dalam bidang industri sterilisasi bahan pangan dengan menggunakan radiasi sinar gama merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan proses iradiasi. Dosimeter radiokromik merupakan salah satu dosimeter rutin yang dapat digunakan untuk memonitor proses iradiasi secara sederhana dan mampu memberikan informasi secara langsung yang berbasis pada perubahan warna yang dapat diamati secara visual setelah terpapar dosis radiasi pada tingkat tertentu. Penelitian ini melaporkan pembuatan dosimeter radiokromik dalam wujud cair dengan menggunakan zat pewarna alami yang berasal dari ekstrak bunga Hibiscus sabdariffa L. (rosela). Cairan radiokromik yang dipersiapkan sebanyak lima macam yaitu larutan ekstrak rosela dengan pelarut air destilasi ganda, larutan ekstrak rosela dengan pelarut etanol 70% dan larutan ekstrak rosela yang dicampurkan dengan larutan PVA dan larutan NaCl. Seluruh larutan yang telah dipersiapkan, diiradiasi gama menggunakan sumber radiasi Cobalt-60 dengan laju dosis 4,84 kGy/jam, dan di uji stabilitas dengan berbagai kondisi lingkungan. Karakterisasi sifat optik dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV/Vis dan spektrofotometer FT-IR, selain itu perubahan warna larutan di dokumentasikan dengan kamera. Hasilnya menunjukkan larutan ekstrak rosela sensitif terhadap radiasi gama, dengan degradasi warna dari merah pekat menjadi merah tranparan setelah dipaparkan sinar gama dengan dosis 0-10 kGy untuk larutan ekstrak rosela dengan pelarut air destilasi ganda, sedangkan larutan ekstrak rosela dengan pelarut etanol 70% mengalami perubahan warna yang lebih tajam dari merah pekat menjadi kuning transparan dengan dosis 0-7 kGy. Larutan ekstrak rosela yang dicampurkan dengan larutan PVA dan larutan NaCl mengalami pola perubahan warna yang serupa dari dosis 0-1,5 kGy.
Measurements of absorbed dose in the industry of food sterilization using gamma ray radiation are one of the important factors that determine the success of the irradiation process. Radiochromic dosimeters are one of the routine dosimeters to monitor the irradiation process by simply and able to provide information directly based on color changes that can be observed visually after radiation exposure at a certain dose level. This study reports the fabrication of liquid radiochromic dosimeters using natural dye from Hibiscus sabdariffa L. (roselle) flower extract. The liquid radiocromic has prepared as many as five types,  roselle extract solution with aquabidest as a solvent, roselle extract solution with 70% ethanol as a solvent and roselle extract solution mixed with PVA solution and NaCl solution. All the solutions has prepared, irradiated using gamma ray from a Cobalt-60 source with a dose rate of 4.84 kGy/h, and tested stability in various environmental conditions. Characterization of optical properties was carried out using a UV/Vis spectrophotometer and FT-IR spectrophotometer, in addition, the changes of the color of the solution documented using the camera. The results showed roselle extract solution was sensitive with gamma radiation, with color degradation from strong red to transparent red after being gamma ray irradiation at the dose 0-10 kGy for roselle extract solution with double distilled water, while roselle extract solution with ethanol 70% the degradation of the color more intense from red to faint yellow with doses of 0-7 kGy. The Roselle extract solution mixed with PVA solution and NaCl solution undergoes a similar degradation the color of the solution from a dose of 0-1.5 kGy.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benbasyar Eliyanoor
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk memformulasikan sediaan tablet dari ekstrak herba Acalypha indica Linn. (Akar kucing) menggunakan metode kempa langsung. Ekstraksi dilakukan dengan cara merebus serbuk simplisia selama 30 menit menggunakan pelarut air. Ekstrak yang dihasilkan dipekatkan diatas penangas air dan dikeringkan dalam oven suhu 60 °C hingga menjadi serbuk ekstrak. Formulasi tablet dibuat 9 formula menggunakan serbuk ekstrak ukuran partikel mesh 40, 60 dan 80 dengan bahan tambahan yang berbeda-beda dan dosis 350 mg dan 520 mg ekstrak per tablet. Serbuk ekstrak dan satu formula dosis 350 mg dan 520 mg dievaluasi higroskopisitasnya pada RH ± 75% dan suhu 30 °C ± 2 °C selama 6 hari. Tablet dievaluasi berdasarkan persyaratan farmakope Indonesia edisi III dan IV. Hasil uji higroskopisitas menunjukkan bahwa kecepatan penyerapan lembab oleh ekstrak yaitu 26,46 mg/g ekstrak/hari dan formula dengan aerosil 0,25% menghambat kecepatan penyerapan lembab menjadi 21,95 mg/g ekstrak/hari serta formula dengan aerosil 0,5% menghambat kecepatan penyerapan lembab menjadi 15,58 mg/ g ekstrak/hari bahkan dengan jumlah ekstrak 50% lebih banyak. Hasil evaluasi tablet menunjukkan bahwa formula A3 dengan avicel 52,09%, aerosil 0,25% dan asam stearat 1% memiliki karakteristik paling baik diantara formula lainnya. The experiment to formulate the tablets from Acalypha indica Linn (Cat’s Nettle) herb extract using direct compression method had been conducted. The extraction of the plant powder was done by boiled in water for 30 minutes. The extract was concentrated at water bath and dried in oven at temperature 60 °C became powdered extract. Formulation tablets were made in 9 formulas using powdered extract with particle size 40, 60 and 80 mesh and different excipient containing 350 mg and 520 mg extract each tablet. The extract and one of tablet formulation with 350 mg and 520 mg has been evaluated to hygroscopicity at RH ± 75% and temperature 30 °C ± 2 °C for six days. The tablets were evaluated according to the 3rd and 4th of Indonesian pharmacopeia. Result of hygroscopicity test showed that the rate of moisture uptake from extract of A. indica was 26,46 mg/ g extract/day and the formula with aerosil 0,25% inhibited the rate of moisture uptake of extract of A. indica became 21,95 mg/g and formula with aerosil 0,5% inhibited the rate of moisture uptake of extract of A. indica became 15,58 mg/ g extract/ day even with 50% more extract. Result of tablet evaluation showed that A3 formula with avicel 52,09%, aerosil 0,25% and acid stearic 1% had the best characteristic than others.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glory Lamria
Abstrak :
Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di provinsi DKI Jakarta terus mengalami peningkatan, terlepas dari upaya pengendalian penyebaran DBD yang telah dilakukan oleh pemerintah. Contoh dari upaya pengendalian yang telah dilakukan adalah penggunaan insektisida berbasis bahan kimia malathion. Selain dapat menimbulkan resistensi dan efek samping terhadap tubuh manusia, penggunaannya dalam fogging memerlukan penambahan bahan bakar diesel sebagai pembentuk asap. Penelitian ini bermaksud untuk memformulasikan cairan yang digunakan untuk fogging di kawasan perumahan. Formulasi ini bertujuan untuk menciptakan produk cairan insektisida untuk fogging yang bebas dari pyrethroid dan petroleum sehingga lebih aman bagi pengguna. Penelitian dilakukan dengan memformulasikan ekstrak daun tembakau sebagai zat aktif insektisida dengan pelarut berupa propilen glikol dan gliserin sebagai agen pembuat asap. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi zat aktif dan rasio pelarut (PG:VG). Pengujian yang akan dilakukan terhadap sampel yang telah dibuat adalah uji toksisitas LC50, dan uji stabilitas (Uji stabilitas fisik), uji organoleptik, uji karakteristik GCMS serta penghitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) produk. Hasil uji efektivitas cairan fogging Aedes aegypti menunjukan dengan konsentrasi ekstrak tembakau selama 10 menit antara 5%-20% belum mencapai LC50, konsentrasi 30% mencapai LC 50 pada menit ke-9, konsentrasi 40% mencapai LC 50 pada menit ke-6, dan konsentrasi 50% pada menit ke-5. Pada ekstrak tembakau dengan metode ekstraksi, konsentrasi 5%-20% belum mencapai LC 50, konsentrasi 30% mencapai LC 50 pada menit ke-9. Konsentrasi 40% mencapai LC 50 pada menit ke-4 dan konsentrasi ekstrak tembakau 50% pada menit ke-3.
The number of people with Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in the DKI Jakarta province continues to increase, eventhough there is number of efforts to control the spread of DHF from the government. An example of this control metthod is the use of malathion chemical-based fogging. Besides this insecticide able to cause resistance and side effects to the human body, its use in fogging requires the addition of diesel fuels as forming smoke. This study intends to formulate fluids used for fogging in residential areas. This formulation aims to create liquid fogging products for fogging that are free from pyrethroid and petroleum so that it is safer for users. The research was done by formulating tobacco leaf extract as an active insecticide substance with a solvent in the form of propylene glycol and glycerin as a smoke-making agent. The independent variables in this study were the concentration of the active substance and the ratio of solvent (PG: VG). Tests that will be conducted on the samples that have been made are LC50 toxicity test, and stability test (physical stability test), organoleptic test, GCMS test. The results of the Aedes aegypti fogging fluid efficiency test with pyrolysis showed that with a concentration of 10% -20% it has not reached LC50, the concentration of 30% reached LC 50 in the 9th minute. The concentration of 40% reached LC50 in the 6th minute and the concentration of 50% reached LC50 in the 5th minute. For tobacco extract with extraction method, the concentration of 5% -20% has not reached LC 50. The concentration of 30% reaches LC50 in the 9th minute. The concentration of 40% reached LC50 in the 4th minute and the concentration of 50% in the 3rd minute.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>