Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emilianus Yakob Sese Tolo
"Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan persoalan kemiskinan di Flores dari perspektif
ekonomi politik. Melalui penelitian kualitatif dengan tinjauan kepustakaan, tulisan
ini berargumen bahwa kemiskinan di Flores disebabkan oleh akumulasi melalui
perampasan yang berkaitan dengan tiga hal pokok, yakni sejarah penjajahan yang
panjang, ketimpangan agraria, dan depolitisasi massa rakyat. Penjajahan yang panjang
telah menyebabkan perubahan struktur pemerintahan dan agraria demi akumulasi
melalui perampasan. Ketimpangan agraria mempermudah proses akumulasi melalui
perampasan. Dengan hanya mengandalkan perlawanan spontan yang tak terorganisasi,
proses akumulasi melalui perampasan tak terbendung dan terus mengeskalasi hingga
saat ini.
This article aims to explain the poverty in Flores by using a political economy
perspective. Through qualitative research method by literature review, this article argues
that poverty in the region is caused by the accumulation by dispossession through
three main areas, namely the long colonial history, agrarian inequality, and the depoliticization
of the masses. The long history of colonization has led to the change of
the system of administration and the agrarian structure for the sake of the accumulation
by dispossession. The agrarian inequalities facilitate the process of accumulation by
dispossession. Just by relying on unorganized spontaneous resistances, the accumulation
by dispossession is unstoppable and keeps escalating until today."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Pusat Kajian Sosiologi, LabSosio, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Penelope Graham
"Berdasarkaan telaah atas edisi khusus Antropologi Indonesia no.56, penulis menyarankan agar Flores tidak dipandang sebagai suatu entitas tersendiri, tetapi sebagai suatu pulau yang terkait dalam suatu kepulauan. Lautan yang menghubungkan gugusan pulau-pulau itu memungkinkan terwujudnya hubungan-hubungan melalui perdagangan dan migrasi yang direfleksikan dalam mitos dan sejarah. 'ikatan-ikatan bahasa ' (linguistic linkages) dan hubungan-hubungan sejarah wilayah Flores Timur diacu oleh penulis untuk menunjang pandangan ini...[...] Penulis menyarankan agar kasus-kasus etnografi yang disajikan, dan kerangka-kerangka analisis yang dikaji dalam edisi khusus Antropologi Indonesia tentang Flores ini disimak oleh para pemerhati masalah bahasa, identitas, dan pembangunan di Indonesia."
1999
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Markus Zaka Lawang
Jakarta: UI-Press, 1999
306.32 ROB k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Markus Zaka Lawang
Depok: FISIP-UI Press, 2004
305 ROB s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Research and Development Center of Biology, 1998
333.72 NAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Barnes, Robert H.
"For fourteen months in 2000-2001, I conducted a research in the District of Witihama, eastern Adonara. Witihama is a religiously mixed community, made up of Muslims and Catholics. However, both groups also practice blood sacrifice and carry out ceremonies required by adat. Muslims and Catholics are closely related by ties of marriage and descent. In the recent historical past, as well as in the ancient legendary past, the community has a remembered history of bloody warfare and murder, not linked to questions of modern religious allegiances, which provide incentives to take precautions to maintain community harmony and peace. Mindful of sectarian conflict elsewhere in Indonesia, Catholics and Muslims maintain close ties of cooperation and solidarity. On holidays like Christmas, Easter and Idul Fitri, for example, they hold community meetings to express mutual friendship. Members of the District have suffered from conflict elsewhere in Indonesia, for example during the fighting between Suku Batak and the 'Flores people' in 1999 in Batam, in the Moluccas and in the violence inDili, East Timor. Refugees from these other conflicts came and went while I was there. There have been attempts at sectarian provocation in Witihama by people from elsewhere in the past, leading to their expulsion. There was an unexplained incident in which a hand grenade exploded in Witihama killing one child and injuring two others, causing considerable consternation within the community. Rumors of plans to bomb the Catholic Church were taken seriously. Efforts to place East Timorese refugees in the Kabupaten of Flores Timur were strongly resisted on grounds of safety and local peace. Finally the national move toward regional autonomy led to Witihama becoming a separate Kecamatan and resulted in moves to turn Flores and Lembata into a separate Province."
2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Robert Markus Zaka Lawang
"ABSTRAK
Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tesis ini adalah hubungan antara dimensi kekuasaan, previlese dan pretise dalam sistem stratifikasi sosial di Cancar. Hubungan itu akan dilihat dalam studi perbandingan antara Cancar di sekitar tahun 1950, dan Cancar di sekitar itu perlu dilakukan, agar masalah kosistensi dan inkonsistensi posisi sosial dalam ketiga dimensi stratifikasi sosial itu dapat dilihat dengan jelas. Dengan sendirinya, mobilitas vertikal dan horisontal yang terjadi dalam masyarakat selama kurun 'waktu tiga puluh tahun itu akan menjadi pokok pembahasan penting. Tetapi sesungguhnya pokok permasalahan di atas mempunyai kaitan yang lebih luas lagi, yang nampaknya perlu dipertimbangkan dalam penelitian ini.
Pertama, sebagai satuan struktur sosial budaya, Cancar tidak dapat dilepaskan dari Manggarai Tengah. Studi Jilis A.J. Verheijen dalam bidang bahasa, memperlihatkan dengan jelas kedudukan Cancar dalam konteks sosial budaya Manggarai Tengah. Studi Rodney Needham mengenai klasifikasi sosial Manggarai Tengah, ikut memperkuat pengelompokan Verheijen di atas.2 Dengan dasar asumsi itu, maka studi mengenai sistem sosial budaya Manggarai Tengah sangat diperlukan untuk dapat memperoleh pemahaman yang lebih balk mengenai sistem stratifikasi sosial di Cancar.
Kedua, Cancar tahun 1950-an yang sudah mulai didatangi oleh kaum bangsawan Todo-Pongkor, merupakan kasus yang memperlihatkan dengan jelas pengaruh sistem stratifikasi sosial makro Manggarai terhadap sistem stratifikasi sosial mikro Cancar. Dengan demikian, gambaran mengenai sistem stratifikasi sosial makro Manggarai tahun 1950-an perlu diberikan pula. Tahun 1950-an merupakan masa cukup penting untuk Manggarai. Selain karena kekuasaan Belanda pada waktu itu berakhir, juga karena Alexander Baroek, satu-satunya raja yang diangkat oleh pemerintah Belanda tahun 1930, meninggal dunia. Haman struktur sosial politik Manggarai yang terbentuk selama kekuasaannya itu, masih meperlihatkan pengaruhnya terhadap persebaran dimensi-dimensi stratifikasi sosial sesudahnya. Karena itu, sangat panting untuk melihat proses perubahan struktural yang terjadi selama kekuasaan Alexander Baroek di Manggarai, khususnya yang berhubungan dengan sistem stratifikasi sosial.
Ketiga. studi para penulis acing tentang Manggarai, seperti yang antara lain dilakukan oleh Wilhelmus van Bekkum (1944, 1946), W.Ph. Coolhaas (1942), H.B. Stapel {1914), serta sejumlah peringatan penyerahan (memorie van overgave) memperlihatkan dengan jelas bahwa pergolakan sosial politik yang terjadi di. Manggarai selama kekuasaan Belanda tahun 1909-1950, tidak dapat dilepaskan dari pergolakan sosial politik yang sudah terjadi jauh sebelumnya. Khususnya dalam kaitan dengan sistem stratifikasi sosial, pengaruh kerajaan Goa dan Bi!na terhadap munculnya kekuatan-kekuatan politik di Manggarai, merupakan dasar konflik sosial yang berkelanjutan pada waktu Belanda menguasai Manggarai."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
D189
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiono
"Skripsi ini ditujukan untuk mengetahui tradisi penguburan mayat di Liang Bua yang berlangsung pada masa Prasejarah. Rekonstruksi dilakukan berdasarkan model pola-pola kubur prasejarah yang telah dikemukakan oleh R.P Soejono. selain itu dimaksudkan pula untuk mengetahui variasi yang ada dalam pola kubur Liang Bua. Ini dilakukan melalui perbandingan dengan situs Gilimanuk. Dalam hubungannya dengan tradisi penguburan Liang Bua, akan dipaparkan masalah pam_bentukan situs, dekomposisi rangka, keadaan manusia dan pertanggalan situs: Karena itu data yang digunakan di sini mencakup data arkeologi, geologi, paleoantropologi dan etnografi.
Penggarapan data dilakukan dengan menggunakan pandangan Sistemik, model pola-pola kubur prasejarah,. analisis khusus dan analisis konteks temuan kubur, perbandingan dan analogi etnografi. Melalui metode ini dapat dikemukakan be_berapa hal, antara lain: Tradisi penguburan mayat di Liang Bua pada umumnya ber_pokok pada konsepsi kepercayaan dan aturan upacara pengu_buran yang pelaksanaannya dilakukan secara ketat."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S12084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus J.Gessing
Jakarta: Yayasan Teka Ikuta, 2006
959.86 PAU m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>