Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kamarudin
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S5814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Maradona
"Skripsi ini membahas tentang dinamika politik yang terjadi di Timur Tengah dan Palestina, dimulai ketika lahirnya HAMAS hingga kemenangan HAMAS pada Pemilu Legislatif di Palestina pada tahun 2006. Pasca berdirinya Negara Israel muncul organisasi-organisasi pergerakan yang menentang berdirinya Negara tersebut. Dialog-dialog yang diadakan antara Pemerintah Otoritas Palestina dengan Israel yang tidak menemui titik terang meyebabkan lahirlah HAMAS. HAMAS kemudian bermetamorfosis menjadi Partai Politik dengan mengikuti Pemilu pada tahun 2006. Kemenangan HAMAS pada pemilu tersebut menyebabkan terjadinya dinamika politik baru di Palestina, baik di dalam maupun luar negeri Palestina.

This script talking about study on politic dynamics in Middle East and Palestine, start from HAMAS was born until victory of HAMAS in egislative Elections in Palestine 2006. After the exist of Israel appear organization movement which denied the existing of that country. The authority government of Palestine and Israel made the dialogue but there is no dealing between them which caused the appearance of HAMAS. Soon HAMAS become a politics party and join as a participant in General Election 2006. The victory of HAMAS on the election caused new politics dynamics in Palestine in inside or outside the country."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S13396
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Faozi
"ABSTRAK
Corak pemikiran Islam sangat jelas dalam kehidupan rakyat Palestina. Hal itu erat hubungannya dengan eksistensi Palestina yang memiliki corak budaya religius dan merupakaa pusat sejarah ajaran agama-agama monotheis besar dunia; Islam, Nasrani, dan Yahudi.
Perlawanan Islam terhadap Zionisme Israel sudah aria sejak dekade tahun 1930-an, ketika terjadi konflik terbuka besar-bosaran antaru rakyat Arab dan Israel di Palestine Namun perlawanan tersebut dapat dipatahkaa.
Perlawanan Islam muncul kembali di tahun 1987 saat tarjadi ledakan Intifadah, aksi perlawanan sipil rakyat semesta yang dipelopori gerakan Islam HAMAS.
HAMAS merupakan cabang gerakan Islam Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam terbesar yang pengaruhnya hampir meliputi aeluruh wilayah Timur Tengah
HAMAS memiliki kekhususan tersendiri karena dibentuk sebagai cabang Ikhwanul Muslimin yang disesuaikan dengan kondisi permasalahan Palestina
Gerakan HAMAS memiliki kedudukan tersendiri di tengah kelompok_kelompok perjuangan Palestina yang secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua kubu, kelompok nasionalis dan gerakan Islam. HAMAS merupakan bagian dari kelompok kedua
HAMAS menjadi kelompok alternatif bagi rakyat Palestina yang menghendaki perlawanan terhadap pendudukan Israel dengan jalan perjuangan Islam. Hal tersebut berhubungan dengan kuatnya pengaruh agama dalam kehidupan rakyat Palestina, terutama dalam kehidupan umat Islam.
Keberadaan gerakan HAMAS dalam kehidupan rakyat Palestina memiliki pengaruh yang cukup besar. Gerakan ini telah melakukan upaya pemberdayaan rakyat Palestina di daerah pendudukan, sehingga mereka mampu melakukan aksi perlawanan Intifadah.

"
1995
S13183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Broto Wardoyo
"The assumption of Hamas as a terrorist organization has led the peace process to adopt the strategy to exclude Hamas, Hamas' victory in the 2006 parliament election soon followed by resistances and rejections from Israel, the US and several European countries. This eventually leads to the isolation of Palestine by donor countries and affects Palestinian economy. In order to start the peace process, the world first needs to acknowledge the Hamas government and not to assume them as a terrorist organization. The peace process should realize that Hamas' acts during the 1993-2005 periods were their attempts to enter Palestinian political structure. Hamas show a more pragmatic political move lately with their readiness to enter the negotiation as long as Israel will retreat from the Occupied Territories. This shows their commitment to peace process rather than to ideological values of jihad to free the whole land of Palestine and erect an Islamic State. Hamas' commitment to hudna should be seen as their attempt to create a peace mechanism. This attempt should be fallowed by a negotiation between Israel and the Palestinian Authority (PA) under guidance of a fair mediator."
2006
GJPI-8-2-MeiNov2006-79
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Muttaqien
"This book consists of two sections. The first section focused on the rise of Hamas as the most important and popular group in Palestine especially after the general elections of 2006. Using social movement theories as the framework for analysis, this section seeks to investigate the causes and consequences of the rise of Hamas. It is examined the causes of the continuing rise of Hamas by looking especially at the views and strategies of the Muslim Brotherhood as a mother organization of Hamas in Palestine that has been involved in the Arab - Israeli conflict since 1936. The second section examines Indonesian foreign policy on the Arab - Israeli conflict. This conflict has been concerned by the Government of Indonesia since Indonesian independence because of two reasons: firstly, a domestic sentiment especially coming from Indonesian Muslim; and secondly, the involvement of the major powers in the world in this conflict. The government response to the conflict is based on the views that Israel has occupied Palestinian territory illegally. Indonesia also has supported Palestinian independence state. However, how the regimes have realized this policy in the history of Indonesian foreign policy on this conflict is not similar. The differences are shaped by domestic politics and international considerations."
Malang: Intelegensia Media, 2015
956.04 MUT r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S8090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malik Fatoni
"Fundamentalisme bukanlah sebuah fenomena yang tunggal dan berdiri sendiri tetapi lebih dari itu, ia merupakan sebuah konsep atau ideologi yang berakar dari gejala-gejala sosial dan keagamaan. Fenomena fundamentalisme adalah sebuah konsep atau ideologi yang dibangun dan berakar pada teologi. Teologi disini berlaku secara umum, baik itu Islam, Kristen dan Yahudi.
Timbulnya gejala teologis ini di sebabkan oleh aspek yang menyangkut kehidupan masyarakat daiam menyikapi sisi keberagamaan masyarakat dunia. Tak dapat di pungkiri juga dalam konteks pemahaman dan pembahasan ini adalah fenomena yang menyangkut kebangkitan Islam (fundamentalisme Islam) di Timur Tengah. Fundamentalisme Islam hadir dan tumbuh di negara Timur Tengah sebagai reaksi akibat produk modernitas yang terjadi di negara-negara Arab, ini yang telah menyebabkan situasi hidup manusia benibah.
Di sinilah akhirnya fenomena munculnya fundamentalisme terkait erat dengan upaya kelompok atau masyarakat tertentu dalam upaya pencarian identitas diri. Karena fenomena munculnya fundamentalisme ini terkait erat dengan kelompok atau masyarakat tertentu dalam upaya pencarian identitas diri. Disisi lain fenomena ini adalah merupakan fenomena multidimensional yang ia merupakan produk lingkungan sosial, budaya, politik dan, ekonomi yang secara khas perwujudan dan spesifiksinya yang ditandai dengan faktor-faktor psikologis, kultural, religius, ekonomi, politik dan sejarah.
Fenomena Hamas merupakan salah satu dimensi gerakan yang terkait dengan wacana ideologi dan fenomena yang ada dan berlangsung di sebagian besar negara Timur Tengah tersebut. Berdasarkan perspektif inilah dapatlah di ambil kesimpulan bahwa fenomena kemunculan dan gerakan Hamas sebagai gerakan fundamentalisme Islam yang ada di Palestina terkait dan terinspirasi oleh adanya sejumlah faktor yang melatarbelakanginya. Di antara beberapa faktor itu adalah :
1. Adanya kekecewaan yang sangat dalam dari rakyat Palestina terhadap pemerintah, dalam hal ini otoritas pemerintahan Palestina (PLO). Atas segala tindakan yang pernah dilakukan sehingga rakyat semakin diliputi rasa ketakutan, kelaparan, kesengsaraan dan bahkan penindasan. Terutama mereka yang hidup dibawah tenda-tenda pengungsian
2. Situasi dan kondisi kehidupan rakyat Palestina yang tidak menentu dan tidak jelas, diliputi rasa kebimbangan dan adanya rasa tidak aman yang wring muncul.
3. Penolakan rakyat Palestina terhadap keberadaan pendudukan bangsa Israel di bumi Palestina. Tindakan pendudukan ini merupakan sebagai bentuk imperialisme dan kolonialisme jenis baru yang hadir pada abad 20 ini
4. Hamas dan gerakannya merupakan altematif baru dari sebuah sistem gerakan yang telah ada sebelumnya sebagai implementasi gerakan perjuangan rakyat Palestina untuk membebaskan belenggu penjajahan dari bangsa Israel.
Sedangkan faktor-faktor yang menimbulkan gerakan Hamas diidentikkan sebagai gerakan fundamentalisme Islam disebabkan oleh hal berikut ini yaitu faktor internal; meliputi masalah dalam negeri Palestina dan adanya kebangkitan Islam di Palestina. Sedangkan faktor eksternal meliputi adanya kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat, permasalahan internasionalisasi Yerusalem dan adanya ketegangan dan konflik dengan Zionisme. Demikianlah gambaran awal sementara serta kesimpulannya tentang fenomena gerakan fundamentalis Islam di Palestina, dan itu tercermin pada gerakan Hamas.

Fundamentalism is not a self supporting and single phenomenon, but rather from that, he represent a ideology or concept taking root from religious and social symptom. Fundamentalism phenomenon is an ideology woke up or concept and take root [at] theology. Theology here goes into effect in general, that goodness of Islam, Christian and Jew
Incidence of this theology symptom caused by aspect which concerning to the life of society in side attitude believed in world society. Cannot be denied also in understanding context and this solution is phenomenon which concerning Islam evocation (Islam is fundamentalism) in the Middle East The Islamic Fundamentalism attends and grows in the Middle East state as reaction of effect of modernity product that happened in Arabic nations, this case has caused human life situation change.
Here, finally appearance fundamental phenomenon related to group effort or certain society in the effort of seeking x'self identity. Because the appearance of fundamentalism with certain society or group in the effort seeking of x'self identity. In the other hand this phenomenon is multidimensional phenomenon which product of social, cultural, economic and politic which characteriscally, materialization and its of specification marked with psychological factors, cultural, religion, economic, political and history.
Phenomenon Hamas represent one of the movement dimensions which related to ideology discourse and existing phenomenon and take place in this part of in the Mid-East state. Based on perspective can be taken conclusion that appearance and Hamas movement as Islam fundamentalism movement exists in Palestine and inspirationally caused by existence of a number of factor. Some of the factor:
1. Existence of very disappointment from Palestinian government, in this case Palestinian Liberalation Authority ( PLO). To the all action which have been done so that people progressively in a condition of feel fear, hunger, miserable and even grind. Especially for them that live in evacuation tents.
2. Situation and condition of Palestinian life which uncertain and is ill defined, in a condition of feel anxiety and existence of feeling unpeaceful which often emerge.
3. Palestinian denied to the existence Israel nation under the sun Palestinian. Occupying Israel nation represents as imperialism form and new type colonialism attending this century
4. Hamas and movement represent new alternative from a movement system which have preexisted as Palestinian struggle movement implementation to free colonization shackle from Israel nation.
While factors generating Hamas movement identifies as Islam fundamentalism movement caused by some factor that is internal factor, covering Palestinian country internal issue and existence of Islam evocation in Palestinian. While external factor cover the political policy existence abroad United States; problems of Yerussalem internationalization and existence of conflict and stress with Zionism. This is the description a conclusion about fundamentalism movement phenomena is Palestine. And this appears to Hamas Movement in Palestine.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anestya Nisrina Huwaida
"Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 memicu konflik dan eskalasi baru antara Palestina dan Israel. Konflik ini menjadi sumber pemberitaan media massa di berbagai belahan dunia, tetapi pemberitaan dari media massa negara-negara Barat menuai banyak kritikan akibat bias yang terdapat dalam liputannya, termasuk dalam media massa Jerman. Penelitian ini menganalisis judul berita terkait konflik Israel-Palestina 2023 pada media massa Jerman BILD dalam portal berita daringnya, Bild.de, ketika melaporkan peristiwa konflik dalam satu bulan setelah tanggal 7 Oktober 2023. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan teori analisis wacana kritis dari Fairclough (2010), penelitian ini bertujuan menjelaskan penulisan serta mengeksplorasi makna nomina yang digunakan oleh Bild.de dalam judul-judul berita. Penulis menemukan adanya bias dalam judul-judul berita yang diproduksi oleh Bild.de dalam memberitakan konflik Israel-Palestina 2023. Bias dalam judul-judul berita terlihat dalam penggunaan nomina atau kata benda yang mengasosiasikan Hamas dengan terorisme, orang-orang yang mendukung Palestina sebagai pembenci Israel, ataupun seruan yang bersifat pro-Palestina sebagai pernyataan kebencian terhadap Israel atau kaum Yahudi. Temuan ini juga menunjukkan bahwa judul-judul berita yang dikeluarkan oleh Bild.de sangat dipengaruhi oleh politik luar negeri Jerman yang mendukung Israel.
The Hamas attack on Israel on October 7, 2023 triggered a new conflict and escalation between Palestine and Israel. This conflict has become a source of mass media coverage in various parts of the world, but the news from Western mass media has received a lot of criticism due to the bias contained in its coverage, including in the German mass media. This study analyzes news headlines related to the 2023 Israel-Palestine conflict in the German mass media BILD in its online news portal, Bild.de, when reporting conflict events in the month after October 7, 2023. Using a qualitative approach based on Fairclough's (2010) critical discourse analysis theory, this study aims to explain the writing and explore the meaning of the nouns used by Bild.de in the headlines. The author found bias in the headlines produced by Bild.de in reporting the 2023 Israel-Palestine conflict. Bias in the headlines can be seen in the use of nouns that associate Hamas with terrorism, people who support Palestine as haters of Israel, or pro-Palestinian calls as a statement of hatred towards Israel or the Jews. The findings also show that the headlines issued by Bild.de are heavily influenced by German foreign policy in favor of Israel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Halmar Said Abdul Basir Polanunu
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pemerintahan Israel menerapkan strategi dan taktik dalam berkomunikasi dengan publik internasional melalui melalui media sosial X/Twitter. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori Self-Presentation untuk menjelaskan frekuensi penggunaan strategi dan taktik tertentu dalam konflik selama periode 7 Oktober 2023 hingga 7 Oktober 2024.Tesis ini menggunakan metode analisis konten untuk mengolah 1.015 konten yang diunggah oleh akun resmi Israel Defence Force, Kementerian Luar Negeri Israel, dan Perdana Menteri Israel. Ketiga akun menerapkan gabungan strategi dan taktik seperti deligitimasi dan asosiasi dalam rangka memperkuat dukungan bagi kepentingan Pemerintahan Israel dalam konflik. Meskipun strategi ini terlihat efektif membangkitkan persepsi dukungan di X/Twitter, tanggapan global menunjukkan dukungan publik yang kuat terhadap Palestina, dengan lebih dari 32.000 demonstrasi di berbagai negara. Kritik internasional dan jurang persepsi global menjadi tantangan utama diplomasi digital Israel, meskipun dukungan dari sekutu strategis seperti Amerika Serikat tetap signifikan.

This study aims to explain how the Israeli government implemented strategies and tactics to communicate with the international public through the social media platform X/Twitter. The analysis in this research applies the Self-Presentation theory to explain the frequency of using specific strategies and tactics during the conflict from 7 October 2023 to 7 October 2024. This thesis employs content analysis methods to examine 1,015 posts uploaded by the official accounts of the Israel Defense Forces, the Israeli Ministry of Foreign Affairs, and the Israeli Prime Minister. These accounts utilized a combination of strategies and tactics, such as delegitimization and association, to bolster support for the Israeli government's interests in the conflict. While these strategies appeared effective in generating perceptions of support on X/Twitter, global responses demonstrated strong public backing for Palestine, with over 32,000 demonstrations held in various countries. International criticism and the global perception gap pose significant challenges to Israel's digital diplomacy, despite substantial support from strategic allies such as the United States."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Muttaqin
"Cara pandang satu media dengan media lain dapat berbeda meskipun peristiwa yang dilaporkan sama. Perbedaan cara pandang itu juga berpotensi terjadi pada berita yang dijadikan sumber dan terjemahannya. Penelitian ini membahas pembingkaian ulang dalam penerjemahan berita mengenai perang Israel-Hamas dalam koran Kompas yang berbahasa Indonesia, yang diterjemahkan dari kantor berita berbahasa Inggris Associated Press (AP). Penelitian ini bertujuan untuk menelaah bagaimana pembingkaian ulang dilakukan oleh Kompas ketika menerjemahkan teks berita dari AP. Penelitian ini menggunakan ancangan kualitatif dan berorientasi produk karena menggunakan teks terjemahan sebagai fokus utama analisis dan untuk menarik simpulan. Analisis dilakukan dengan teori pembingkaian ulang dan teori appraisal. Kompas dan AP dipilih sebagai sumber data karena dua media itu memiliki kualitas dan pengaruh yang besar di lingkup masing-masing. Analisis pada data menghasilkan beberapa kategori temuan. Pertama adalah satuan analisis (n=123) yang dibagi menjadi kategori nonappraisal (n=72) dan appraisal (n=51). Kedua adalah pergeseran penilaian sumber-sumber evaluatif yang dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Israel dan Hamas sebagai entitas, tindakan Israel dan Hamas, serta pendukung Israel dan Hamas. Ketiga adalah bahwa Kompas cenderung mengamplifikasi penilaian terhadap Israel dari negatif menjadi lebih negatif, sementara memandang Hamas dalam bingkai yang lebih positif terutama dalam penerjemahan nama kelompok ini. Hasil analisis mengindikasikan bahwa Kompas berupaya memenuhi ekspektasi pembaca sasaran di Indonesia dan mengikuti sikap yang diambil pemerintah yang umumnya berpihak kepada Palestina.

News outlets might see the same event from different points of view. Such different perspectives can also be observed in translated news and its sources. This study discusses the reframing in the translation of news on the Israel-Hamas war in Kompas in the Indonesian language, translated from the English news agency Associated Press (AP). This research aims to examine how reframing was applied by Kompas when translating news texts from AP. It adopts a qualitative approach and is product-oriented research as it uses translated text as the primary analysis focus and to draw conclusions. The study draws on reframing and appraisal theory. Kompas and AP were chosen as data sources for their reputable sources of news and significant impact on their respective scopes. Data analysis yielded different categories of results. The first is units of analysis (n=123), which fall into two categories: nonappraisal (n=72) and appraisal (n=51). The second is the assessment shifts of the evaluative resources that can be classified into three categories: Israel and Hamas as entities, actions taken by Israel and Hamas, and supporters of Israel and Hamas. The third is that Kompas tends to amplify assessments of Israel from negative to more negative points of view, while presenting Hamas in a more positive frame, particularly related to the translation of the group's names. The results of this study support the view that Kompas attempts to meet the Indonesian target readers' expectations and take the government’s partial stance towards Palestine."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>