Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhe Herawaty
"Pengungkapan status HIV/AIDS adalah suatu tindakan yang belum seluruhnya dilakukan para penderita SIDA. Hal ini dipengaruhi banyak faktor yang melatarbelakanginya. Tindakan pengungkapan ini dapat memengaruhi munculnya psikopatologi pada seorang penderita SIDA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keputusan seorang penderita SIDA dalam mengungkapkan status HIV/AIDS serta psikopatologi yang ditimbulkan dari tindakan ini. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner sosiodemografi, Berger HIV rating scale untuk menilai stigma diri, instrumen COPE untuk menilai mekanisme coping dan SCL-90 untuk menilai psikopatologi pada subjek penelitian. Uji statistik digunakan untuk menganalisis hubungan masing-masing variabel terhadap pengungkapan status HIV/AIDS. Faktor sosiodemografi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan tidak mempunyai hubungan bermakna terhadap pengungkapan status HIV/AIDS. Hal ini ditunjukan dengan nilai p masing-masing variabel yaitu pada variabel usia didapatkan nilai p=1,000, variabel jenis kelamin dengan nilai p=1,000, variabel pendidikan dengan nilai p=0,401, variabel status pernikahan dengan nilai p=0,850 dan nilai p=0,519 untuk variabel pekerjaan. Faktor mekanisme coping dianalisis juga tidak mempunyai hubungan bermakna terhadap pengungkapan status HIV/AIDS dengan nilai p=0,406 active coping , p=0,148 acceptance dan p=0,568 religious focused . Terdapat hubungan antara stigma diri dengan pengungkapan status HIV/AIDS dengan nilai p=
Disclosure of HIV AIDS status is an action that has not been fully done by SIDA rsquo s patients. This is influenced by many factors that lie behind it. This act of disclosure may affect the emergence of psychopathology in a SIDA rsquo s patients. This study aims to determine the factors that influence the decision of a SIDA rsquo s patients in disclosing the status of HIV AIDS and psychopathology arising from this action. Research subjects did fill out demographic questionnaires and several other questionnaires. Researchers used the Berger HIV rating scale instrument to assess self stigma, the COPE instrument to assess coping mechanisms and SCL 90 to assess psychopathology in the study subjects. Statistical tests were used to analyze the relationship of each variable to HIV AIDS status disclosure. Sociodemographic factors such as age, sex, education, occupation, marital status have no significant association with HIV AIDS status disclosure. This is indicated by the p value of each variable that is the age variable obtained p value 1,000, the gender variable with the value p 1,000, the education variable with the value p 0,401, marital status variable with the value p 0.850 and the value p 0,519 for job variables. The coping mechanism factors analyzed also had no significant relationship to HIV AIDS status disclosure with p 0,406 active coping , p 0,148 acceptance and p 0,568 religious focused . There is a relationship between self stigma and HIV AIDS status disclosure with p "
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lyda Amalia
"HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena terus terjadi peningkatan kasus setiap tahunnya. Berdasarkan Infodatin AIDS 2016, bahwa DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi. Dari tahun 2014 sampai tahun 2016, terjadi peningkatan insiden HIV di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui determinan yang berhubungan dengan status HIV/AIDS pasien di Poli VCT (Voluntary Counselling and Testing) Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari data pasien di Poli VCT yang sudah terinput ke SIHA (Sistem Informasi HIV dan AIDS) pada bulan Januari sampai Desember tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel seluruh pasien di Poli VCT yang memenuhi kriteria inklusi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel adalah 1229 sampel. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Mei tahun 2018 di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Analisis dalam penelitian ini adalah univariat, bivariat dan stratifikasi. Hasil analisis menunjukan variabel yang berhubungan bermakna dengan status HIV/AIDS adalah jenis kelamin (P= 0,000), tingkat pendidikan (P= 0,007), pekerjaan (P= 0,025), status perkawinan (P= 0,009 dan P=0,022), status penyakit sifilis (P= 0,000), hubungan anal seks berisiko (P= 0,032), dan bergantian peralatan suntik (P= 0,000). Variabel jenis kelamin merupakan variabel confounding pada hubungan vagina seks berisiko dengan status HIV/AIDS (P-Interaksi= 0,371 , Perubahan PR= 11,36%). Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status penyakit sifilis, hubungan anal seks berisiko, bergantian peralatan suntik dengan status HIV/AIDS, dan jenis kelamin merupakan variabel confounding pada hubungan vagina seks berisiko dengan status HIV/AIDS

HIV/AIDS is a serious public health problem because its incidence continues to raise each year. Based on AIDS Infodatin 2016, it is found that DKI Jakarta is the province with the highest number of HIV cases. Since 2014 to 2016, there is an increased of incidence of HIV in Primary Health Center Tanah Abang. The purpose of this study is to know the determinants related to HIV / AIDS patients status at VCT (Voluntary Counseling and Testing) Primary Health Center Tanah Abang in 2017. This study used a secondary data derived from patient data in Polyclinic VCT which had been computed to SIHA (System Information on HIV and AIDS) from January to December 2017. This study used a cross-sectional design with a sample of all patients in VCT Polyclinic who met the inclusion criteria. The sampling method used is total sampling with total sample is 1229 samples. The study was conducted from April to May 2018 at Primary Health Center Tanah Abang. The analysis in this study is univariate, bivariate and stratification. The results of the analysis showed significant variables with HIV/AIDS status were sex (P = 0,000), education level (P = 0.007), occupation (P = 0.009), marital status (P = 0.009 and P = 0.022), syphilis status (P = 0.000), risky anal sex relationship (P = 0.032), and sharing injection equipment (P = 0,000). Sex variables are confounding variables in risky vaginal sex relationship with HIV/AIDS status (P-Interaction = 0.371, PR change = 11.36%). This study concluded that there is a relationship between sex, education level, occupation, marital status, syphilis status, risky anal sex relationship, sharing injection equipment with HIV/AIDS status, and sex is a confounding variable on risky vaginal sex relationship with status HIV/AIDS"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library