Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Veronika Petri Andriani
"Ekuivalen hemoglobin retikulosit menggambarkan banyaknya besi dalam retikulosit yang akan digunakan dalam proses pembentukan hemoglobin. Pada alat Sysmex parameter tersebut dikenal sebagai Ret-He. Namun demikian, saat ini parameter tersebut belum digunakan secara rutin di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai cut off, sensitivitas dan spesifisitas Ret-He untuk penilaian status besi pada pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis. Desain penelitian potong lintang, terdiri dari 120 subyek PGK dengan hemodialisis. Dilakukan pemeriksaan hematologi lengkap, Ret-He serta pemeriksaan besi serum dan unsaturated iron binding capacity (UIBC) untuk menghitung nilai saturasi transferin. Penentuan nilai cut off Ret-He berdasarkan kurva receiver operating characteristic (ROC) dengan saturasi transferin sebagai baku emas. Untuk penilaian status besi, didapatkan nilai cut off Ret-He 30,3 pg dengan sensitivitas 81,6% dan spesifisitas 76,8% . Parameter Ret-He dapat digunakan sebagai alternatif untuk penilaian status besi pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis.

Hemoglobin reticulocyte equivalent represent the iron content in the reticulocyte that will be used in hemoglobinization process. In Sysmex hematology analyzer this parameter known as Ret-He. However, this parameter has not been routinely used in Indonesia. The objective of this study is to determine cut-off, sensitivity and specificity of Ret-He to assess iron deficient state in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis. One hundred and twenty patients undergoing hemodialysis were included in the study. Complete blood count, Ret-He and transferin saturation were determined. The receiver operating characteristic curve were demonstrated to obtain the cut off value of Ret-He. In 30.3 pg Ret-He cut off point, the sensitivity and spesificity to assess iron deficient state were 81.6% and 76.8% respectively. Ret-He can be used as an alternative parameter to assess iron deficient state in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levathes, Louise
"Summary:
A hundred years before Columbus and his fellow Europeans began making their way to the New World, fleets of giant Chinese junks commanded by the eunuch admiral Zheng He and filled with the empire's finest porcelains, lacquerware and silk ventured to the edge of the world's "four corners." It was a time of exploration and conquest, but it ended in a retrenchment so complete that less than a century later, it was a crime to go to sea in a multimasted ship. In When China Ruled the Seas, Louise Levathes takes a look at this dynamic period in China's enigmatic history, focusing on China's rise as a naval power that literally could have ruled the world and at its precipitious plunge into isolation when a new emperor ascended the Dragon Throne. During the brief period from 1405 to 1433, seven epic expeditions brought China's "treasure ships" across the China Seas and the Indian Ocean, from Taiwan to the spice islands of Indonesia and the Malabar coast of India, on to the rich ports of the Persian Gulf and down the African coast, China's "El Dorado," and perhaps even to Australia, three hundred years before Captain Cook was credited with its discovery. [from publisher description]."
New York : Oxford University Press, 1994
951.026 LEV w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Rizky Prasetyaning
"Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan rendahnya massa tulang yang menyebabkan peningkatan risiko patah tulang. Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aspirin dapat mengurangi kadar S1P (Sphingosine-1-Phosphate) sehingga resorpsi tulang akibat osteoklas dapat menurun. Kombinasi aspirin dan kalsium digunakan dalam penelitian ini untuk melihat pengaruhnya terhadap jumlah sel osteoklas. Penelitian ini dilakukan pada tikus putih betina Sprague-Dawley yang dibagi menjadi 8 kelompok yaitu kelompok sham dan kontrol negatif yang diberikan CMC Na 0,5%, kelompok kontrol positif yang diberikan tamoksifen 3,6 mg/200 gBB/hari, kelompok aspirin yang diberikan aspirin 5,4 mg/200gBB/hari, kelompok kalsium yang diberikan kalsium 15 mg/200 g BB/hari, serta kelompok kombinasi aspirin dan kalsium dengan masing-masing dosisnya yaitu D1 aspirin 1,8 mg/200 g BB/hari dan kalsium 15 mg/200gBB/hari; D2 aspirin 5,4 mg/200gBB/hari dan kalsium 15 mg/200gBB/hari; dan D3 aspirin 16,2 mg/200gBB/hari dan kalsium 15 mg/200gBB/hari secara peroral. Sebelum pemberian obat, semua tikus dibedah ovariektomi kecuali kelompok sham dan kontrol negatif yang dibedah sham. Setelah pembedahan, tikus dipelihara selama 28 hari kemudian diberikan obat. Parameter yang diukur adalah berat tulang tibia dan jumlah sel osteoklas yang dilihat secara histopatologi dengan pewarnaan HE (Hematoksilin-Eosin). Berat tulang tibia kelompok sham 321,90±10,39mg, kontrol negatif 272,30±54,18mg, kontrol positif 312,50±40,86mg, aspirin 336,67±29,57mg, kalsium 335,90±60,66mg, D1 346,27±83,91mg, D2 377,00±4,51mg, D3 366,67±48,52mg. Jumlah sel osteoklas kelompok sham 7,8±0,4sel/lapang pandang, kontrol negatif 9,13±1,10sel/lapang pandang, kontrol positif 8,13±1,67sel/lapang pandang, aspirin 7,53±1,52sel/lapang pandang, kalsium 7,67±0,64sel/lapang pandang, D1 7,47±0,31sel/lapang pandang, D2 5,33±0,99sel/lapang pandang, D3 7,67±0,31sel/lapang pandang. Hasil ini menunjukkan bahwa aspirin dan kalsium dapat meningkatkan berat tulang dan menurunkan jumlah sel osteoklas.

Osteoporosis is a bone disease characterized by low bone mass which causes an increased risk of fracture. Previous study have shown that aspirin can reduce S1P (Sphingosine-1-Phosphate) levels so that bone resorption due to osteoclasts can decrease. The combination of aspirin and calcium was used in this study to see its effect on the number of osteoclasts. This study was conducted on female white Sprague-Dawley rats which were divided into 8 groups, sham, negative control groups were given 0.5% CMC Na, positive control group was given tamoxifen 3.6 mg/200gBW/day, aspirin group was given 5.4 mg/200gBW/day, calcium group was given calcium 15 mg/200gBW/day, and the aspirin and calcium combination group with each dose of D1 aspirin 1.8 mg/200gBW/day and calcium 15 mg/200gBW/day, D2 aspirin 5.4 mg/200gBW/day and calcium 15 mg/200gBW/day, and D3 aspirin 16.2 mg/200gBW/day and calcium 15 mg/200gBW/day orally. All rats were ovariectomized except for the normal group and the negative control group which underwent sham surgery. The rats were kept for 28 days and then given the drug. The parameters measured were the weight of the tibia bone and the number of osteoclasts seen histopathologically with HE (Hematoxylin-Eosin) staining. Weight of tibia bone are 321.90±10.39mg for sham, 272.30±54.18mg for negative control, 312.50±40.86mg for positive control, 336.67±29.57mg for aspirin, 335.90±60.66mg for calcium, 346.27±83.91mg for D1, 377.00±4.51mg for D2, 366.67±48.52mg for D3. The number of osteoclasts in cells/field of view are 7.8±0.4 for sham, 9.13±1.10 for negative control, 8.13±1.67 for positive control, 7.53±1.52 for aspirin, 7.67±0.64 for calcium, 7.47±0.31 for D1, 5.33±0.99 for D2, 7.67±0.31 for D3. The result is the combination of aspirin and calcium can increase bone weight and decrease the number of osteoclasts.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Muhammad Natsir Amal
"ABSTRACT
We proposed a method for measuring the temperature by using Mach - Zehnder Interferometer, one arms of Mach - Zehnder Interferometer was used as a test arms which was disturbed by an object, it's temperature was to be measured. In our experiment, we used a combustion flame and a heated welder with temperature variation as a testing object.
System, contains He - Ne laser source, two beams splatters and two mirrors which form two arms of interferometer, with a length of 1,06 meter.
The experiment results shows that the variation of temperature could give the difference of fringe spacing at the screen. Several photographs of fringe pattern on the screen have been successfully taken on both under temperature disturbance and normal condition.
The comparison between the fringe spacing under those two conditions could give the information about temperature of the testing objects.
This result was also compared with the measurement using thermocouple with digital display. This comparison gives us a good agreement."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dwi Sarwono
"Penelitian ini difokuskan pada masalah hubungan informal yang dilakukan secara intens antara narapidana/tahanan dengan petugas lembaga pemasyarakatan atau pihak lain. Hubungan yang bersifat informal tersebut dilakukan secara terus menerus dan berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga membentuk jaringan sosial di dalam lembaga pemasyarakatan. Di lokasi penelitian yang menjadi sumber data penulis hubungan tersebut lebih dikenal dengan istilah "Ponakan".
Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif, dimana penelitian lebih banyak memanfaatkan dan mengumpulkan informasi dengan cara mendalami fenomena yang diteliti. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Fenomena yang digambarkan tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan Grounded Research.
Analisis terhadap hasil penelitian yang dilakukan dengan pengamatan iangsung (observasi) dan wawancara, dapat disimpulkan bahwa : 1) Hubungan informal yang terjadi antara narapidanaltahanan dengan petugas pemasyarakatan dilakukan atas dasar kesepakatan bersama dan Baling menguntungkan (simbiosis mutualisme) ; 2) Terbentuknya pola hubungan "ponakan" tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan inisiatif berdasarkan stratifikasi sosial dan berdasarkan kepentingan yang diharapkan ; 3) Teori yang dianggap mempunyai relevansi dengan fenomena hubungan "ponakan" tersebut adalah teori tentang jaringan social, teori pertukaran dan teori tindakan social.
Hasil penelitian merekomendasikan bahwa hubungan yang bersifat informal tersebut yang mempunyai kecenderungan berdampak negatif dapat di akomodir melalui mekanisme wall sebagai mekanisme legal formal dan mengoptimalkan mekanisme yang diatur dalam prosedur tetap (protap).

This research is focused on the problem of informal relation performed intensely between inmates/prisoners with the officers of rehabilitation center or other parties. That informal in characteristic relation is performed continuously and running in long enough time, thus forming social network in that rehabilitation center. In the location of research as the data source of the writer, that relation is known more with the term "Ponakan" in Indonesian or nephew in English.
This research is performed through qualitative approach, whereas the research uses and gathers information more by means of in-depth study on the researched phenomena. As for the method used is analytical descriptive method aimed to make description, picture or elaboration systematically, factually and accurately on the facts, characteristics as well as relations among the phenomena being researched. The phenomena described then to be analyzed using Grounded Research.
From the analysis on research results performed by direct observation and interviews; it can be concluded that: 1) Informal relation occurring between inmates/prisoners with officers of rehabilitation center can be performed based on mutual agreement and benefits (symbiotic mutualism): 2) Formation of that "ponakan" relation pattern can be classified based on initiatives, based on social stratification and based on expected interests; 3) Theory deemed as having relevance with that phenomena of "ponakan" relation is theory on social network. Theory of exchange and theory of social acts.
The research results recommend that the said informal in characteristic relation with its negative effect tendency can be accommodated through representative mechanism as formal legal mechanism and optimizing the mechanism arranged in prosedur tetap/fixed procedures (protap)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Rancangan rangkaian pemancar dan penerima sensor ultrasonic ini menggunakan dua buah sensor ultrasonic sebesar 40 kHz. rancangan ini berfungsi untuk mendeteksi adanya pergerakan objek yang berada didepan sensor yang diletakkan berdampingan. Rancanfan alat ini diletakkan dalam ruangan tertutup seperti ruangan dalam mobil maupun ruangan dalam rumah. Alat ini melancarkan gelombang ultrasonic dari rangkaian pemancar ke suatu obyek kemudian gelombang tersebut dipantulkan kembali ke rangkaian penerima. Jika ada pergerakan obyek maka akna terjadi perubahan intensitas gelombang ultrasonic. Perubahan intensitas dari geolombang tersebut akan diubah menjadi suatu besaran listrik yang setelah melalui rangkaian penguat akan mengaktifkan buzzer. Rancangan alat ini menggunakan dua buah indicator yaitu buzzer yang akan mengeluarkan suara apabila terjadi pergerakan obyek serta lampu LED sebagai indiator pulsa ultrasonic yang diterima. Sensor ultrasonic ini mempunyai tingkat sensitifitas yang dapat diatur dengan menggunakan sebuah variable resistor. Frekuensi pancarannya dapat diatur dari frekuensi 34,28 kHz sampai 45 kHz. "
Jakarta: Universitas Jayabaya. Fakultas Teknologi Industri , {s.a}
600 JUTEK
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Mahendra Kusuma Aji
"Penelitian material beton ini bertujuan untuk mengetahui dampak perendaman garam pada beton fc' 41,4 MPa dengan menggunakan semen hidrolik tipe HE (High-Early). Penyelidikan dilakukan dengan dua metode curing dengan bantuan empat (4) kolam salin dengan tingkat salinitas berbeda berkisar antara 0,1-3,5 ppt. Faktor cacat Fisik: cacat kualitas permukaan yang semakin parah karena paparan salinitas yang lebih tinggi menghasilkan permukaan yang lebih gelap, lembap, dan kasar – dengan warna putih yang lebih sedikit. Kekuatan Tekan: 7 hingga 28 hari menunjukkan peningkatan kekuatan secara keseluruhan, namun efek salinitas baru dapat diamati setelah 28 hari. Sampel yang diuji diturunkan untuk kelompok IV dari 9,23% menjadi 12,89%, masing-masing pada 28 hari dan 42 hari. Kuat tarik: Beton dengan semen jenis HE menunjukkan kuat tarik yang lebih tinggi dibandingkan PCC dan OPC, yaitu antara 2,41-3,11 MPa. Permeabilitas: Cenderung menurun dengan meningkatnya salinitas, kriteria beton kedap air menunjukkan HE berada dalam batas 50 mm; rata-rata antara 22,67-45,52 mm. Uji Kecepatan Denyut Ultrasonik (UPV): Metode pengawetan B memiliki kecepatan denyut yang sedikit lebih tinggi di semua kelompok, dengan penurunan yang lebih signifikan pada Kelompok IV. Hubungan antara DIC yang tinggi terhadap permeabilitas dapat ditemukan, namun tidak untuk UPV terhadap tingkat salinitas. DIC: Mampu mengidentifikasi strain mayor dan strain minor; serta tegangan vs regangan yang digambarkan dengan keandalan data yang tinggi. Penelitian lebih lanjut mungkin mempertimbangkan lingkungan dalam ruangan yang terkendali, meningkatkan jumlah sampel yang diuji, dan memperpanjang durasi pengawetan dapat direkomendasikan untuk penelitian lebih lanjut.

The research on concrete material intends to investigate the impacts of saline immersion of fc’ 41.4 MPa concrete using hydraulic cement type HE (High-Early). The investigation carried out two curing methods with the aid of four (4) saline pools with different salinity levels ranging from 0.1-3.5 ppt. Physical Defects: increasingly severe surface quality defects due to higher levels of salinity exposure producing darker, damper, and rougher surfaces – with less white efflorescence. Compressive Strength: 7 to 28 days showed an overall increase in strength, but effects of salinity could only be observed after 28 days. The samples tested lowered for pool IV from 9.23% to 12.89%, at 28 days and 42 days respectively.  Tensile strength: Concrete with cement type HE showed higher tensile strength compared to both PCC and OPC, between 2.413.11 MPa. Permeability: Tends to decrease as salinity increases, criteria for watertight concrete showed HE was well within 50 mm limit; averaging between 22.67-45.52 mm.  Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) Test: Curing method B had all pools marginally higher pulse speeds, with a more significant reduction in Pool IV. A relationship between high DIC to permeability can be found, but not for UPV to salinity levels.  DIC: Were able to identify strain major and strain minor; as well as stress vs strain that were graphed with high reliability of data. Further research may consider controlled indoor environments, increasing the number of samples tested, and extended curing durations could be recommended for further research. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Agung Wicaksana
"Penyakit jantung bawaan (PJB) sianotik menyebabkan terjadinya hipoksia kronik yang akan memicu peningkatan eritropoietin dan meningkatkan kadar hemoglobin (Hb). Diagnosis defisiensi besi pada PJB sianotik menjadi sulit karena parameter standar seperti Hb dan indeks eritrosit tidak dapat digunakan. Parameter pemeriksaan lain seperti feritin dan saturasi transferin sering tidak akuirat karena dipengaruhi berbagai faktor seperti inflamasi akut. American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemeriksan reticulocyte hemoglobin equivalent (Ret-He) sebagai alat diagnosis defisiensi besi yang tidak dipengaruhi inflamasi akut. Serial kasus ini bertujuan untuk menilai gambaran Ret-He dalam menilai defisiensi besi pada pasien PJB sianotik. Sebanyak 11 subjek berusia 6 bulan - 5 tahun dengan PJB sianotik mengikuti penelitian ini dan dilakukan pemeriksaan antropometri, saturasi oksigen, Hb, indeks eritrosit, serum besi, total iron binding complex (TIBC), feritin, dan Ret-He. Terdapat 7 subjek dengan diagnosis tetralogi Fallot dan 4 subjek dengan double-outlet right ventricle (DORV). Sebanyak 10 subjek mengalami malnutrisi dan gangguan penyimpanan besi, namun status gizi tidak berbanding lurus dengan status besi. Nilai Ret-He yang rendah ditemui pada 9 dari 10 subjek yang mengalami gangguan penyimpanan besi meskipun tidak ditemukan nilai yang linear. Berdasarkan temuan di atas, diperlukan beberapa pemeriksaan laboratorium dalam mendiagnosis defisiensi besi pada PJB sianotik.

Cyanotic congenital heart disease (CHD) would cause chronic hypoxia and trigger erythropoietin which led to increase hemoglobin (Hb) levels. Diagnosis of iron deficiency in cyanotic CHD is difficult because standard parameters such as Hb and erythrocyte index cannot be used. Another parameters like ferritin and transferrin saturation are confounded by various factor such as acute inflammation. The America Academy of Pediatrics recommends reticulocyte hemoglobin equivalent (Ret-He) as a diagnostic tool for iron deficiency which not influenced by acute inflammation. This case series aims to assess the role of Ret-He in diagnosing iron deficiency in cyanotic CHD. A total 11 subjects aged 6 months - 5 years with cyanotic CHD included in this study and were examined to anthropometric, oxygen saturation, Hb, erythrocyte index, serum iron, total iron binding complex (TIBC), ferritin, and Ret-He. There were 7 subjects diagnosed with tetralogy of Fallot’s and 4 subjects with double outlet right ventricle (DORV). Malnutrition found and iron storage disorder was found in 10 subject, but nutritional status was not directly proportional to iron status. A low Ret-He value was found in 9 out of 10 iron-deficient subjects, although no linearity between them. Based on the above findings, several laboratory tests are needed in diagnosing iron deficiency in cyanotic CHD.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Putri Azizah
"Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan anemia nutrisional yang menjadi penyebab anemia tersering. Anemia defisiensi besi memiliki dampak terhadap pertumbuhan, perkembangan kognitif, gangguan perilaku, serta gangguan sistem imun pada anak. Kota Tangerang Selatan merupakan wilayah perkotaan  dengan prevalens anemia pada remaja putri cukup tinggi yaitu 35,32%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalens ADB pada anak usia 24-59 bulan di PAUD wilayah perkotaan, mengetahui profil anak dengan ADB, dan mengetahui rerata Hb dan Ret-He pada populasi tersebut. Penelitian potong lintang ini menggunakan metode pengambilan sampel cluster random sampling. ADB ditegakkan apabila kadar Hb <11 g/dl disertai Ret-He ≤27,65 pg, dan defisiensi besi apabila Ret-He ≤27,65 pg tanpa anemia. Hasil penelitian, jumlah subjek adalah 91 anak, terdiri dari 44 lelaki (48%) dan 47 perempuan (52%), median usia 45 bulan (24-59). Prevalens ADB adalah 13,2% (12 dari 91) didominasi usia 48-59 bulan, jenis kelamin perempuan, status gizi baik, penghasilan orangtua cukup, pendidikan orangtua sedang, lahir cukup bulan, mendapat ASI eksklusif, tidak mendapat suplementasi zat besi, mendapat obat cacing dalam 6 bulan terakhir, dan sedang dalam kondisi infeksi akut. Rerata Hb anak usia 24-59 bulan adalah 11,84 ± 1,03 g/dl, median Ret-He untuk anak usia 24-59 bulan adalah 28,9 (18,2-32,8) pg. Rerata Hb pada anak yang mengalami ADB adalah 10,13 ± 0,38 g/dl, median Ret-He pada anak yang mengalami ADB adalah 23,30 (18,2-27,6) pg. Sebagai kesimpulan, prevalens ADB pada anak usia 24-59 bulan di PAUD wilayah perkotaan masih cukup tinggi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui etiologi dan faktor risiko terjadinya ADB pada anak.

Iron deficiency anemia (IDA) is  nutritional anemia and the most prevalent cause of anemia. It has longterm impact on growth, cognitive development, behavioral disorders, and immune disorders in children. Tangerang Selatan is an urban area with high prevalence of anemia in female adolescence, about 35.32%. The aims of this study is to know the prevalence of IDA in children aged 24-59 months in preschools in urban areas, to know the profile of children with IDA, and to know the mean Hb and Ret-He in this population. This is a cross-sectional study with cluster random sampling methods. IDA is defined if Hb value <11 g/dl with Ret-He ≤27.65 pg, iron deficiency if Ret-He ≤27.65 pg without anemia. Results of this study, the total subjects was 91 children, consist of 44 male (48%) and 47 female (52%), the median age was 45 months (24-59). The prevalence of IDA was 13.2% (12 of 91), dominated by age 48-59 months, female gender, normal nutritional status, good parental income, moderate parental education, full term birth, exclusively breastfeeding, not receiving iron supplements, received deworming within last 6 months, and in state of acute infection. The mean Hb for children aged 24-59 months was 11.84 ± 1,03 g/dl, the median Ret-He was 28.9 (18,2-32,8) pg. The mean Hb in children with IDA was 10.13 ± 0,38 g/dl, the median Ret-He was 23.30 (18,2-27,6) pg. Conclusions, the prevalence of IDA in children aged 24-59 months in preschool in urban area is quite high. Further research is needed to determine the etiology and risk factors of IDA in children."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhamad Is Subekti
"Pengaruh gradien medan magnet pada flame difusi pembakaran LPG udara telah dipelajari secara sistematis interaksinya. Medan magnetik yang tidak seragam dihasilkan pada gap udara dari pembangkit medan magnet, LPG dan udara divariasikan kecepatan aliranya kemudian dikenai medan magnet tak seragam. Pengaruh kondisi operasi pada parameter penting dari flame difusi seperti struktur nyala, panjang nyala, temperatur dan jarak nyala terangkat didalam flame telah dipelajari dengan kondisi percobaan ini menggunakan pembangkit medan magnet sebesar 0,24T dan gradien medan magnet 22.9T/m. Jarak nyala terangkat dan panjang nyala memendek dengan dikenakanya penurunan gradien medan magnet vertikal (gradien medan magnet negatif),juga temperatur di daerah nyala mengalami peningkatandengan kenaikan temperatur sebesar 48.9°C untuk laju alir LPG 55cc/min. Sebaliknyajika dikenai gradien medan magnet positif keduanya akan memanjang dan temperatur akan turun dengan penurunan temperatur sebesar 174.7°C untuk laju alir LPG 45 cc/min. Laju perubahan panjang nyala dan jarak nyala terangkat terhadap perbedaan kuat medan magnetmenghasilkan nilai negatif dengan kehadiran gradien medan magnet negatif dan nilai positif untuk gradien medan magnet positif. Sedangkan luas nyala tidak berubah untuk semua kondisi gradient medan magnet.

The effect of a gradient magnetic field on a diffusion flame LPG/air combustion has been systematically studied to comprehend their interaction. A non-uniform magnetic field was produced in the air gap of an magnet field generator and the LPG/air flame corresponding to various LPG and air flow velocities was subjected to the non-uniform field. The influence of the operating conditions on the fundamental parameter of the diffusion flame, such as the flame structure, flame length, temperature and the lifted flame distance in these flames have been thoroughly studied with conditions this experimentation used magnetic field generator 0,24 T dan magnetic field gradient 22.9 T/m. The lifted flame and the flame length decreased with the application of the vertically decreasing magnetic fieldgradient (negatif magnetic field gradient), also the temperatures within the flame increasedwith an increase temperatures 48.9°C for the flow velocity of 55 cc/min. Viceversa it would lengthen if subjected positif magnetic field gradient and an temperatures within the flame decreased with an decrease temperatures 174.7°C for the flow velocity of 45 cc/min.The rate of change of length flame and lifted flame distance to the change of magnetic field intensityto result in negatif value in the presence of the negatif magnetic field gradient and positif value if the application positif magnetic field gradient.Whereas, the flame area is not change for the all conditions magnetic field gradient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42549
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library