Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoko H. Haryono
"ABSTRAK
LAHIRNYA UU NO 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN
Pemerintah telah mengesahkan UU Yayasan yang ditujukan untuk mengatur organisasi yayasan yang selama ini belum memiliki ketentuan yang jelas dan hal ini dianggap membuka kesempatan digunakannya wadah yayasan sebagai perlindungan untuk aktivitas yang dianggap telah tidak sesuai dengan jiwa yayasan itu sendiri.
PERMASALAHAN YANG TERJADI DENGAN PENERAPAN UU YAYASAN
UU no 16 tahun 2001 memberikan penekanan pada akuntabilitas terhadap publik yang dilakukan melalui persyaratan dan pengawasan yang ketat pada yayasan, termasuk sejak dari persyaratan pendirian suatu yayasan , pelaksanaan pendirian, AD & ART yayasan , pembentukan, susunan & tanggung jawab organ, serta hal kekayaan. Meskipun demikian semua pengaturan dan pengawasan tersebut hanya mencakup badan Yayasan itu sendiri.
Sedangkan unit-unit usaha yang dimiliki Yayasan tidak disebut-sebut sama sekali dalam UU tersebut. Dalam kasus Yayasan RS Jakarta yang memiliki unit usaha khususnya RS Jakarta, hal ini menjadi permasalahan karena UU tersebut hanya mempunyai kekuatan pada Yayasan, sedangkan aktivitas unit usaha yang dalam kasus ini sangat menentukan kinerja Yayasan secara keseluruhan, tidak terjangkau olehnya. Konformasi yang dapat dilaksanakan oleh Yayasan terhadap UU Yayasan yang mencakup aspek struktural dan legal , dengan sendirinya tidak menghasilkan perubahan yang berarti, dikarenakan unit
usaha tidak dapat dikendalikan melalui UU Yayasan ini. UU Yayasan memberikan waktu lima tahun bagi Yayasan yang telah ada untuk menyesuaikan AD dan ARTnya, sedangkan Yayasan yang baru berdiri sudah wajib mengikuti semua persyaratan pada UU tersebut. Hal ini merupakan kelonggaran yang besar terhadap yayasan lama.
GAMBARAN SINGKAT YAYASAN RUMAH SAKIT JAKARTA
Yayasan Rumah Sakit Jakarta berdiri tanggal 10 November 1953, dan berlokasi di jalan Jenderal Sudirman kav 49 Jakarta, merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang layanan kesehatan. Yayasan ini memiliki dua unit usaha, berupa unit RS Jakarta dan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan yang membawahi Akademi Keperawatan (DIII)
KONSEP DASAR KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA.
Organisasi nirlaba bukan tidak diperbolehkan mencari keuntungan, melainkan bahwa sisa hasil usahanya harus dipergunakan untuk perluasan dan perbaikan layanan kepada masyarakat dan tidak diperuntukkan bagi pihak pengelola. Modal dari suatu organisasi nirlaba umumnya berasal dari publik melalui donasi dan oleh sebab itu maka pengembaliannya pun kepada publik pula.
Perbedaan utama pengelolaan keuangan bagi organisasi Nirlaba bila dibandingkan dengan usaha komersial biasa adalah sebagai berikut:
.. Pilihan antara penggunaan basis kas dan akrual. Masing-masing pemilihan dapat digunakan dan mempunyai pembenarannya sendiri
.. Adanya " Fund Accounting ", yang mentpakan suatu system akuntansi yang membuat pencatatan terpisah atas sumber daya terbatas dan tidak terbatas.
.. Tujuannya adalah akuntabilitas atas masing-masing sumber daya kepada penyedia sumber daya tersebut.
.. Adanya lnterfund Transfer, yang merupakan pemindahan dana antar fund, dan appropriasi yang merupakan otorisasi penggunaan sumber daya di masa depan.
.. Perlakuan terhadap Aktiva tetap. Terdapat pandangan yang membebankan perolehan menjadi biaya, dan ada pandangan untuk melakukan kapitalisasi.
.. Sejalan dengan hal tersebut, terdapat pula pandangan yang meyakini perlunya dilakukan penyusutan, dan ada pula yang tidak.
KONDISI FAKTUALYAYASAN RUMAH SAK/T JAKARTA
..Belum terbentuk program yang teratur untuk peningkatan ataupun perbaikan layanan. Aktivitas sosial yang terbatas dan bersifat kasuistik saja.
..Tidak adanya sumbangan baru dan perincian/catatan terinci mengenai nilainilai sumbangan yang ada, menyebabkan tidak dilakukannya 'fund accounting'
..Pengawasan dari Yayasan terhadap unit-unit belum optimal, dikarenakan terbatasnya perangkat yang dapat melakukan kontrol yang memadai terhadap unit.
KONDISI FAKTUAL RS JAKARTA
..Kondisi keuangan RS Jakarta, yang mempunyai omzet terbesar dan sekaligus pengguna sumber daya terbesar pula, mengalami defisit berkesinambungan.
..Keterbatasan SDM menghambat pelaporan keuangan, baik dari segi ketaatan azas, akurasi maupun kelengkapan.
USULAN PERBAIKAN
Usulan perbaikan terhadap UU no 16 tahun 2001 mengenai Yayasan.
Diusulkan agar lembaga Legislatif dalam hal ini DPR ,dapat mempertimbangkan untuk melakukan penyempurnaan atas UU Yayasan, agar mencakup ketentuan pengawasan atas unit usaha Yayasan dan ketentuan yang dapat juga menjangkau Yayasan-yayasan yang telah lama berdiri, dan dengan demikian peran UU ini menjadi tidak terbatas pada Yayasan baru saja.
Usulan perbaikan bagi Yayasan, mencakup :
..Bidang Sosial, dengan meningkatkan peranan Yayasan dalam memberikan pelayanan kepada publik yang diusulkan berupa program Yayasan untuk peningkatan subsidi layanan RS pada pasien tidak mampu, melalui subsidi silang.
..Bidang Hukum, dengan menjalankan akuntabilitas publik melalui pengelolaan keuangan sesuai ketentuan organisasi nirlaba dan pelaporan sesuai standar akuntansi yang berlaku, serta menjalankan transparansi. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui pengawasan dan pengendalian atas manajemen keuangan unit usaha yang berperan utama dalam aktivitas Yayasan
Sedangkan usulan perbaikan bagi unit RS Jakarta, mencakup :
..Bidang Profrtabilitas, untuk memperbaiki profitabilitas unit RS, melalui penentuan kembali target pasar RS Jakarta.
..Bidang Teknis pelaporan, agar menghasilkan laporan yang akurat, lengkap dan tepat waktu sehingga dapat memberikan gambaran utuh atas kondisi unit RS, yang dilakukan melalui penetapan standar kualitas karyawan serta pelatihan yang kontinyu atas SDM RS Jakarta.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sis Santoso
"Instalasi rawat jalan sebagai primadona pelayanan rumah sakit dimasa depan, dapat memberikan kontribusi yang bermakna terhadap pelayanan penunjang dengan pendapatan yang cukup besar. Tinggi rendahnya kunjungan merupakan hasil interaksi antara pemberi (provider) dan penerima pelayanan (users), serta kepuasan konsumen merupakan faktor penentu bagi penggunaan jasa berulang. Berdasarkan data rekapitulasi kunjungan konsumen pihak ke III Poliklinik Sore periode Januari-Desember 2003 jumlah total kunjungan konsumen masih dirasakankurang memenuhi harapan bagi RSPP yaitu > 40% konsumen tiap bulan. Hal tersebut merupakan suatu indikator kurang maksimalnya pemanfaatan Poliklinik Sore oleh konsumen selama Dipilihnya konsumen ke-III dimana dalam pembayarannya ditanggung oleh perusahaan, asuransi dan biaya sendiri karena merupakan pangsa pasar utama bagi RSPP.
Sampai saat ini evaluasi terhadap kunjungan poliklinik sore ini belum dilaksanakan dan oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pada poliklinik sore.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kunjungan rawat jalan (independent variable) dengan berbagai faktor yang diteliti (dependent variable), baik faktor internal, faktor eksternal.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ke seluruh unit pelayanan yang ada. Analisis data secara statistik menggunakan analisis univariate dan analisis bivariate dengan uji chi square.
Karakteristik pasien pada Poliklinik Sore RSPP Tabun 2004 adalah terbanyak adalah berusia 22-30 tahun, jenis kelamin wanita, pekerjaan swasta atau wirasaswasta, pendapatan antara 3 juta sampai dengan 5 juta, aksesibilitas dekat dengan RSPP dan rata-rata sebagian besar mempunyai pengetahuan tinggi. Pasien yang mempunyai keingingan untuk sehat atau sembuh dari sakit (need) yang mendorong untuk memanfaatkan fasilitas rawat jalan poliklinik sore yang disebabkan karena faktor pengetahuan adalah 96,4%, sarana dan prasarana 97,3%, tarif 37,3%, aksesibilitas 54,5%, dan kualitas pelayanan 76,4%.
Semua faktor eksternal yang meliputi variabel usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, aksesibilitas, pendapatan dan pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik terhadap utilisasi poliklinik sore Rumah Sakit Pusat Pertamina. Hanya faktor eksternal kualitas pelayanan dan tarif yang mempuyai hubungan yang bermakna secara statistik terhadap utilisasi poliklinik sore Rumah Sakit Pusat Pertamina. Sedangkan variabel sarana dan prasarana tidak berhubungan secara bermakna dengan utilisasi.
Dalam upaya meningkatkan kunjungan rawat jalan disarankan untuk terus meningkatlan kebersihan fasilitas yang ada terutama toilet dan memberi wawasan kepada dokter agar lebih berorientasi kepada konsumen dalam memberikan pelayanan medisnya. Informasi pelayanan poliklinik sore juga harus terus disebarluaskan dengan tarif yang lebih kompetitif.
Kepustakaan : 21 (1990 - 2003)

Evening Polyclinic Utilization Analysis at Central Pertamina Hospital Jakarta 2004Installation of out-treatment, as the idol of future hospital's service, can give meaningful contribution of supporting services that earn big income. High or low visiting represents result of interaction between provider and users of the services, and also customers' satisfaction that represents determinant factor for repeated using of the service. Based on summarized data concerning customers' visiting to evening polyclinic from the third party, period of January-December 2003, the total amount of customers' visiting is less expectation for RSPP that is > 40% of customers per month. This matter is an indicator of less maximal use of evening polyclinic by customer during the time. The third customers, whose payments are guaranteed by company, insurance, and own expense, are selected because they are main market for RSPP.
Until now, the evaluation concerning customers' visiting to evening polyclinic has not been conducted yet. Therefore, this research is aimed to know factors related to the utilization of evening polyclinic.
This research is also aimed to know relationship between out-treatment visiting (independent variable) with other examined factors (dependent variable), both internal and external factors.
The process of collecting premier data is done by distributing questionnaires to all over existing service unit. Statistically data analysis is conducted by using univariate and bivariate analysis with chi square test.
Patients' characteristic at evening polyclinic of RSPP in the year 2004 are having age between 22-30 years old, women, private employees or entrepreneurs, earning between 3 million to 5 million, having near accessibility to RSPP, and most of them having high knowledge. Patients who want to be cured (need), encouraged to utilize out-treatment facilities of evening polyclinic, caused by knowledge factor are 96,4 %, infrastructures 97,3 %, tariff 37,3 %, accessibility 54,5 %, and service quality 76,4 %.
All external factors covering age, gender, occupation, education, accessibility, revenue, and knowledge have statistically meaningful relationship to utilization of evening polyclinic at Central Pertamina Hospital. External factors covering only service quality and tariff have statistically meaningful relationship to utilization of evening polyclinic at Central Pertarnina Hospital. While, infrastructures do not have meaningful relationship to utilization.
In the effort to improve out-treatment visiting, it is suggested to keep improving the hygiene of existing facilities, especially rest room and give knowledge to doctor in order to be more oriented to customer in giving medical services. Information about evening polyclinic should also be developed with more competitive tariff.
Bibliography : 21 (1990 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian pendahuluan pola kepekaan kuman terhadap antibiotika di ruang rawat intensif rumah sakit Fatmawati Jakarta, secara restrospektif terhadap data sekunder hasil uji kepekaan antinbiotika dan jenis kuman dari 205 pasien dalam kurun waktu 2001-2002. hasil menunjukkan jenis kuman patogen adaah Psedonoman sp. Klebsiella sp. Escherichia coli, Streptococcus haemolyticus. Staphylococcus aureus. Pola kepekaannya menunjukkn bahwa kuman patogen mempunyai resistensi tertinggi terhadap ampisilin, amoksisilin penisilin G, tetrasiklin dan kloramfenikol, Kepekaan tertinggi ditujunjkkan oleh fosmisin, amikasin, seftriakson pada Pseudomonas sp. netilmihn, amikasin, sefriakson pada Klebsiella sp seftriakson, amikasin, sferizoksim pada Eschericha coli
The Sensitivity Pattern of Microorganisms against Antibiotics at the Intensive Care Unit of Fatmawati Hospital
Jakarta 2001 – 2002. A preliminary study was conducted on the sensitivity pattern of microorganisms against
antibiotics at the intensive care unit of Fatmawati Hospital Jakarta. Retrospective, secondary data were collected on
results of antibiotics sensitivity tests and kind of microorganisms of 205 patients during the years 2001 – 2002.
Pathogenic species found were Pseudomonas sp. Klebsiella sp. Escherichia coli, Streptococcus β haemolyticus,
Staphylococcus epidermidis and Staphylococcus aureus. The pattern of resistance showed that pathogenic
microorganisms were most resistant agains ampicillin, amoxycillin, penicillin G, tetracycline and chloramphenicol. The
highest sensitivity levels were shown by fosmicin, amikacin, ceftriaxone to Pseudomonas sp. netilmicin, amikacin,
ceftriaxone to Klebsiella sp. ceftriaxone, amikacin, ceftizoxime to Escherichia coli."
Institut Sains dan Teknologi Nasional. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia ; Rumah Sakit Fatmawati , 2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adhyrusman
"Persaingan yang begitu ketat sekarang ini didalam usaha jasa kesehatan yang diselenggarakan oleh rumah sakit, mengharuskan setiap rumah sakit termasuk Rumah Sakit Jakarta Medical Centre (RS JMC) untuk berupaya lebih keras lagi dalam menjaga kelangsungan hidup usahanya. Salah satu upaya itu adalah dengan membangun, menjaga dan meningkatkan citranya.
Dalam rangka itu RS JMC yang sekarang ini sedang melakukan pengembangan dengan meningkatkan kapasitas rawat inapnya dari 20 tempat tidur menjadi 120 tempat tidur perlu diketahui citranya saat ini.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran citra RS JMC saat ini dimata masyarakat dan kemudian dilakukan trianggulasi dengan memperhatikan pendapat direktur RS JMC. Dalam penelitian ini juga dilakukan uji hubungan antara dimensi citra yang ada, yakni familiarity, kualitas dan kecocokan dengan citra RS JMC. Juga dilakukan analisa univariat terhadap atribut yang merupakan penjabaran dari tiap-tiap dimensi citra, yaitu : perasaan dekat, pengetahuan responden, keterkenalan, kepedulian dokter, kepedulian perawat, fasilitas, kebersihan, kenyamanan, frekuensi penggunaan pleb respondeni keluarga, frekuensi penggunaan pleb teman responden, kesesuaian harga dengan fasilitas. Hasilnya dapat dipakai untuk merekomendasikan bentuk komunikasi pemasaran yang sesuai bagi RS JMC.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra RS JMC dimata masyarakat maupun direksinya sudah cukup baik serta ada hubungan bermakna antara familiarity, kualitas dan kecocokan dengan citra RS JMC. Juga diperoleh atribut positif yaitu : perasaan dekat, terkenaI, kepedulian dokter baik, nyaman, bersih, harga sesuai fasilitas, juga atribut negatif yaitu : kurangnya kepedulian perawat ditambah atribut positif yang diperoleh dari hasil analisa organisasi fasilitas RS JMC, yaitu tingkat kepercayaan pelanggan yang tinggi. memiliki KID autisme dan atribut negatif, yaitu kepedulian perawat kurang baik, visi dan misi belum jelas, produk pelayanan belum lengkap, tugas dan rencana unit pemasaran belum jelas. Selanjutnya atribut positif dan negatif yang didapat dicocokan dengan teori yang ada untuk mendapatkan pilihan bentuk komunikasi pemasaran yang sesuai yaitu hubungan masyarakat (humas), iklan dan penjualan langsung.
Disarankan kepada RS JMC untuk melakukan perbaikan terhadap kepedulian perawat. segera membuat visi dan misi. melengkapi produk pe!ayanannya serta memilih humas sebagai bentuk komunikasi pemasaran yang sesuai untuk RS JMC.

Jakarta Medical Center Hospital Image Analysis Year 2002The competition of the healthy services which is provide by the hospital this day is so tight, therefore every hospitals its a must to work harder for surviving in this health business including the Jakarta Medical Center Hospital (JMCH). One of those efforts is with the developing, preserve and increase the image. In that frame work The Jakarta Medical Center Hospital now developing with increasing the over stay care from 20 beds become 120 beds that necessary to find out the hospital image at the moment.
These research goals are to have an image perspective of the JMCH at the moment in the eyes of the community and the management, and after that are doing a comparison for the both side. In this research also did a relation test between an images dimension which existing that is familiarity, quality and suitable with the JMCH. The Univariat analysis to toward the attribute which a explanations of each image dimension are: close feeling, respondentknowledge, a popularity, the doctor care, the nurse care, facility, cleanness, a pleasure, utilization frequency by the respondent/Family, utilization frequency by the respondent friend, a suitable price with the facility. The result can be use to recommending a communication form of the marketing which suitable for the JMCH.
The research result are showing that the JMCH in the community eyes or-the management are well enough also had a meaning relation between familiarity, quality and suitable with the ]MCH. Also had be found a positive attribute which is: a close feeling, popularity, a good care ness of the doctor, pleasure, cleanness. a suitable price. also had a negative attribute which is: a minority care ness of the nurse with added a positive attribute which had from the organization facility analysis of the JMCH that is a higher customer trust levels, have a kid autism and the negative attribute are the minority care ness of the nurses, point a view and the mission aren't explicit, incompletely product services, unclearly the marketing unit task and plan. There after the positive attribute and negative which can be suitable with the existing theory to have a suitable choice for the marketing communication form that is a public relation (PR), advertise and direct selling.
The suggestion for the JMCH are to improving the nurse careness, make a point of view and mission, complete the services product also choosing a Public Relation form as a suitable marketing communication for the JMCH.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desma Eri
"Dengan terjadinya pergeseran nilai rumah sakit menjadi unit sosio-ekonomi serta makin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan berkualitas, maka pengelolaan rumah sakit termasuk rumah sakit pemerintah harus lebih mengutamakan mutu pelayanan, efisiensi, tarif yang bersaing, strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan tuntutan pasar tanpa meninggalkan fungsi sosialnya.
RSVP Persahabatan sebagai salah satu rumah sakit pemerintah melalui unit-unit layanan yang ada harus dapat menjawab tuntutan tersebut, hal ini juga berkaitan dengan rencana perubahan RSUP Persahabatan menjadi salah satu Badan Usaha berbentuk Perusahaan Jawatan.
Instalasi Laboratorium Patologi Klinik, merupakan salah satu unit penunjang yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar bila dibandingkan unit penunjang lain. Namun demikian pemanfaatan Laboratorium Patologi Klinik terutama dalam tiga tahun terakhir, ternyata belum optimal bila dihubungkan dengan utilisasi alat yang masih rendah, khususnya untuk analisa urin dan kimia klinik.
Kemudian bila dibandingkan dengan beberapa rumah sakit yang ada di wilayah Jakarta Timur, pemanfaatan Lab. Patologi Klinik oleh pasien RSVP Persahabatan juga masih rendah.
Melihat rendahnya pemanfaatan ini perlu dilakukan upaya-upaya terobosan, yang langkah awalnya antara lain dengan mengetahui gambaran karakteristik dari pasien yang memanfaatkan Lab. Patologi Klinik, kebutuhan melakukan pemeriksaan, persepsi responden mengenai Laboratorium Patologi Klinik, serta faktor pendukung dalam pemanfaatan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang pengambilan datanya dilaksanakan melalui desain cross sectional. Besar sampel sebanyak 386, dengan menggunakan tabel Krejcie , dengan derajat kepercayaan 95 % .
Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat. Keluaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperolehnya gambaran mengenai faktor - faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Lab, Patologi Klinik RSUP Persahabatan, tahun 2001.
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa pemanfaatan Lab. Patologi Klinik terbesar pemanfaatan Lab. 1 - 3 kali kunjungan ( 52,3 % ), dimana 26,3 % merupakan kunjungan pertama yang belum dapat diprediksi sebagai pengunjung fanatik. Sedang usia dengan proporsi terbesar adalah kelompok usia produktif , namun dalam analisis bivariat ternyata pemanfaatannya rendah. Justru kelompok usia lebih dari 50 tahun yang pemanfaatannya tinggi.
Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mencari variabel yang paling bermakna dalam pemanfaatan Lab. Patologi Klinik, diperoleh alasan yang menyebabkan seseorang memanfaatkan fasilitas pelayanan Lab. adalah dengan alasan pemeriksaan karena keluhan pertama kali.
Dengan kondisi tersebut diusulkan upaya yang dapat dilakukan adalah dengan lebih meningkatkan unit layanan medical check up . Diusulkan juga untuk membentuk bagian pemasaran di RSUP Persahabatan.

Utilization Analysis of Installation of Clinical Pathology Laboratories at the Persahabatan Hospital , Jakarta , 2001.
In line with shift in the role of hospital from a historic charity role into socioeconomic unit and increasing in public expectation of the quality of services of public hospital as well as private one demand the hospital management to increase the quality of services, become efficient, be competitive in tariff and adopt the right marketing strategy without neglecting its social role.
The Persahabatan Hospital as one of the public hospital has to accommodate that demand through its unit of services. In connection with the changing of the Persahabatan Hospital status from public hospital into autonomous hospital require the hospital to be able to operate like private hospital in improving its efficiency and quality.
Installation of the Clinical Pathology Laboratories is one of several supporting units available in the Persahabatan Hospital that giving the highest contribution for hospital revenue. However the utilization of this unit especially within the last three years is not yet optimally in connection with utilization of hospital equipment, especially in urine analysis and clinical chemical. In compare with the same unit in other hospitals in East Jakarta Region utilization of this unit by external customer is still low.
Based on above phenomenon special effort has to be done by knowing the patient characteristic, their needs and perception and other supporting factor,
The research on this Installation of the Clinical Pathology Laboratories is a quantitative research in which the data collecting is done by cross sectional surveying. The number of sample is 386 with Confidence Interval 95 %.
The analysis methode used are univariate, bivariate and multivariate analysis to determine significancy
From this research is expected the factors related to utilization of Installation of Clinical Pathology Laboratories could be found out.
The research shows that the highest utilization of the unit is for 1 to 3 times of visit ( 52,3 % ) and significant factor among independent variables in this research is the reason for the first time sigh enquiry.
By considering this analysis result, the increasing utilization of this Laboratories could be done by offering the medical check up package for productive age group and founding marketing unit at the Persahabatan Hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati
"TNI AL mempunyai potensi sumber daya manusia yang harus selalu dipelihara dan ditingkatkan kemampuan fisik dan mentalnya, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Angkatan Laut. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pasien dinas maupun pasien umum terus dilakukan. Pelayanan medik yang merupakan primadona dalam penyembuhan pasien, tidak akan berarti jika tidak ditunjang dengan pelayanan penunjang medik, salah satunya ialah pemeriksaan radiologi. Dalam operasional pelayanan radiologi membutuhkan biaya tinggi untuk pengadaan film.
Untuk melakukan efisiensi dan meningkatkan efektiftas dalam pelayanan diperlukan suatu perencanaan yang baik. Dari unsur-unsur yang terkait dengan perencanaan, yaitu dari segi organisasi masih belum berjalan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang ada dalam struktur organisasi. Sumber daya manusia yang ada di Subdepartemen Radiologi belum pernah mendapatkan pelatihan/penataran mengenai cara membuat perencanaan yang baik dengan menggunakan metode tertentu. Kebijakan dalam membuat perencanaan belum dibuat secara tertulis. Anggaran yang tersedia dalam pembelian film berasal dari dana APBN dan non APBN (hasil pelayanan terhadap masyarakat umum).
Proses perencanaan yang ada belum menggunakan metode tertentu, tetapi menggunakan perkiraan dari jumlah pemakaian tahun lalu dibagi 12. Proses perencanaan yang diusulkan dalam penelitian ini menggunakan metode peramalan l forecasting time series dengan sepuluh macam model. Dari hasil peramalan yang dilakukan hanya 6 jenis film saja yang dapat dibuat peramalannya. Sedangkan metode peramalan yang dipakai hanya 4, yakni rata-rata bergerak tertimbang, rata-rata bergerak dengan trend liner, single exponential smoothing, double exponential smoothing.
Dengan Analisis ABC diketahui kelompok berdasarkan pemakaian dan besarnya investasi. Semua jenis film mempunyai kekhususan sendiri-sendiri, salah satu jenis film tidak dapat digantikan oleh jenis film yang lain, untuk itu tidak dilakukan analisa VEN. Dengan mengetahui harga per item, waktu pesan, biaya pesan dan biaya penyirnpanan, maka economic order quantity dan reorder point dapat dicari. Metode yang diusulkan dalam penelitian ini diharapkan bisa diterapkan untuk persediaan yang lain.

Planning Analysis of the Film Requirements of Radiology Subdepartment of Mintohardjo Naval Hospital JakartaThe Indonesian Navy has potential human resources who should be always maintained and improved their mental and physical ability, through health services which is given by Naval Hospital. Improvement of the health services for the member of the navy as well as the general public is done continuously. Medical service that is the most importen think in the healing process of the patient, will be meaningless without support of the Medical Supporting System, one of them is radiologic examination. The radiologic services operation requires a high cost in purchasing radiologic films.
In order to increase service efficiency and effectivity a good planning is needed. From all of the planning involved elements, the organizational aspect has not yet run as it should be in means of task and responsibility. The human resources in the Radiology Subdepartment never have any training or improvement in making good planning according to the suitable method. Policy in the making of planning has not been produced yet in writings. The available budget for the purchasing of films sources from the APBN (income from the goverment) and non APBN ( income from the public service).
The process of planning has not used certain method yet, instead using historical usage, divided by 12. The process of planning which is proposed in this research is the forecasting time series with 10 models. From the result of the forecasting there are only 6 kinds of film that can be forecast. The methods that are aplicable are only 4 i.e.: average weighed moving, average trend linear moving, single exponential smoothing and double exponential smoothing.
With ABC analyses it can recognize groups based on usage and the amount of investment. All kind of film has its own specialities, one kind-of film cannot be substitute by another kind, for this purpose the Vital Essential Non essential analyses is being used. With the knowledge of per item price, ordering time, ordering cost and storage cost, the ecoonomic order quantity and reorder point can be calculated. It is hoped that the method being proposed in this research can be applied for other purposes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yawestri Pudjiati Giningrum
"ABSTRAK
Penyakit Diabetes Melitus (DM ) cukup tinggi prevalensinya (1,5 - 2,3 % ) dan cenderung terus meningkat seiring dengan perubahan pola makan dan pola hidup masyarakat. Oleh karenanya penyakit DM perlu mendapat perhatian serius, karena penyakit ini menetap seumur hidup dengan komplikasi yang banyak ragamnya, serta dapat berakibat fatal.
Pengelolaan DM terdiri dari 4 pilar, yaitu perencanaan makan, olah raga, obat - obatan dan edukasi. Edukasi bagi penderita DM dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu antara lain melibatkan dokter, apoteker, ahli gizi dan perawat, sehingga memerlukan keseriusan dalam penanganannya.
Mengingat jumlah Rumah Sakit yang melaksanakan edukasi bagi penderita DM masih terbatas jumlahnya, maka diharapkan RSUP Fatmawati yang juga berstatus sebagai Rumah Sakit Pendidikan dapat mengelola Klinik Edukasi DM secara profesional dari sisi manajemen dan pelayanan.
Pada penelitian ini peneliti melakukan analisis manajemen Klinik Edukasi DM RSUP Fatmawati sejak berdirinya yaitu Mei 1995 sampai dengan Juli 1998.
Penelitian ini menggunakan rancang penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi metoda dan sumber data. Analisis data dilakukan dengan teknik analisa isi, kemudian hasil yang didapat dibandingkan dengan teori.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek manajemen Klinik Edukasi DM RSUP Fatmawati belum dilaksanakan secara optimal. Antara lain, (1) sebagian SDM belum menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya, (2) tidak adanya dana operasional, (3) masih kurangnya peralatan yang dibutuhkan, (4) pelaksanaan SOP belum sesuai, (5) Uraian tugas belum dilakukan dengan baik, (6) Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara atasan dan bawahan, (7) Fungsi pengawasan dari pimpinan kurang. Hal ini semua mempengaruhi kinerja Klinik Edukasi.
Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan masukan bagi manajemen Klinik Edukasi DM, sehingga dapat meningkatkan kinerja. Dengan demikian fungsi Rumah Sakit dalam melayani masyarakat mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, khususnya bagi pasien DM.

ABSTRACT
Analysis Management of Diabetic Clinical Education Fatmawati Hospital Jakarta The prevalence of Diabetic disease is quite high (1,5 - 2,3 % ) and tend to increase in line with change of eating style and life style. Due to that diabetic disease needs to get serious attention, because it will stay long life with its various complications which could bring fatal impact.
Managing diabetic consist of 4 pillars, i.e ; meals planning, sports, medicine and education. The education for diabetic patient is executed by several disciplines involving physician, pharmacist, nutricist, nurses for serious handling.
Considering that only few hospitals conduct education for diabetic patient , Fatmawati Hospital as a teaching hospital hope could manage the Diabetic Educating Clinic profesionally.
In this research , I conduct a management analysis of the Education Diabetic Clinic at Fatmawati Hospital, since its established in May 1995 until July 1998.
This research is made by using Case Study design with a qualitative approach . Data validation was done using triangulation of method and data sources. The data analysis was done with Content Analysis techniques, and were compared by the theory afterwards.
The research shown that the management aspects was not conducted properly in the Diabetic Clinical Education of Fatmawati Hospital. For instance, (1) a few staff in the diabetic clinic were not doing their job very well, (2) there is no operational budget, (3) this clinic face a problem causing by needed equipment, (4) the standard operating procedure has not been followed properly , (5) the job description were not doing well yet, (6) the coordination and the communication between the manager and the staff were not doing well, (7) the manager has not been a function control yet. and lack of the controlling function manager. These were influenced the diabetic clinic performance.
Hopefully, this research could give a feedback to the management of the diabetic clinic, in order to increase their performance. So the hospital could fulfil its functions as a promotion, prevention, curative and rehabilitation facility, especially for the diabetic patients.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Budiluhur
"Memulai operasi elektif yang tepat waktu merupakan indikator dari mutu pelayanan di kamar bedah khususnya dalam efisiensi dan kerja.
Kamar bedah RS Islam Pusat mempunyai 8 kamar operasi. Dua kamar operasinya digunakan untuk operasi yang `bersih' atau non infeksi. Survei yang dilakukan bulan Januari - Maret 2003 terdapat 52,29% waktu dimulainya operasi elektif tidak tepat waktu di Kamar Bedah RS Islam Pusat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dari pelayanan tindakan bedah di Kamar Bedah RS Islam Pusat Jakarta dengan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu dimulainya operasi yang tidak tepat waktu tersebut, sehingga pihak manajemen kamar bedah dapat mengatasi akar masalah tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional karena tidak bersifat intervensi.
Hasil penelitian membuktikan sebanyak 87,5% operasi yang dimulai tidak tepat waktu, rata-rata lama waktu dimulainya operasi elektif setelah 44 menit dart jadwal yang telah ditentukan. Melalui buku register anestesi dan reanimasi, dapat diketahui rata-rata lama operasi besar 2 jam, sedang 1 jam dan kecil jam. Sebanyak 77,1% operator datang tidak tepat waktu. Kedatangan pasien dari ruang rawat inap ke kamar bedah yang tidak tepat waktu adalah 69,8%. Sedangkan factor-faktor yang berhubungan dengan tidak tepat waktu dimulainya operasi elektif adalah kedatangan dokter bedah dan kedatangan pasien ke kamar bedah. Walaupun ketidakcukupan jumlah perawat tidak berhubungan dengan waktu dimulainya operasi yang tidak tepat waktu, tetapi adanya ketidakcukupan perawat di 3 hari kerja dalam seminggu sebagai bukti bahwa pihak manajemen perlu menyiasati penjadwalan dan bantuan tenaga pada Hari Rabu, Kamis dan Sabtu.
Dengan diketahuinya faktor-faktor tersebut mempermudah pihak Manajemen Kamar Bedah untuk membuat kebijakan guna menghindari masalah-masalah tersebut terjadi kembali.
Daftar Bacaan : 16 (1971 - 2003)

Analysis the Delayed of an Elective Surgery in Islam Central Hospital Jakarta, 2004A service quality in efficiency and effectivity indicator for operating room in Hospital can be known by it's just in time elective surgery services.
Islam Central Hospital has 8 operating rooms. Two rooms are for a non infection operation. The study that had been done in January-Mares 2003 showed there were 52,29 % delayed of an elective surgery .
The purpose of this study was to described the delayed of an elective surgery service and had recognized what factors which associated in, so the manager can handle the root cause of the problems.
This study was a cross sectional study with a quantitative analysis using primary and secondary data.
The result of this study showed that the delayed of an elective surgery was about 87,5 %. The average of the delayed was about 44 minutes after the proper time. The study can recollect the classification of surgery from the registered and reanimation book. The average of major surgery was 2 hour, intermediate was 1 hour small operative was '/2 hour. The surgeons didn't come on time was about 77,1 %. The arrival of the patient at operating room's gate was about 69,8 % late. The factor which associated with the delayed of an elective surgery were the arrival of surgeon and patient came into operating room's gate.(p value 0,00 and 0,000). Although there weren't enough nurse surgeon and it didn't associated in delayed elective surgery, the manager should has the strategies to solve that problem.
Recognized these factors would be easier for the Operating room's manager to remake standard operational procedure to minimalized the delayed.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestin Kusmulyanti
"Rumah sakit merupakan bagian terpenting dalam pelayanan kesehatan sehingga memerlukan sumber daya manusia dengan kuantitas yang mencukupi dan berkualitas dalam memberikan pelayanan kesehatan secara holistik dengan optimal. Perawat merupakan bagian integral dari sumber daya rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan secara Iangsung maupun tidak langsung terhadap pasien. Untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap kuantitas dan kualitas tenaga perawat disetiap rumah sakit termasuk Rumah Sakit Husada. Adapun penelitian terhadap kuantitas dan kualitas di Rumah Sakit Husada dilaksanakan di ruang perawatan anak.
Penelitian ini mencoba untuk menjawab terhadap pemenuhan kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan anak Rumah Sakit Husada Jakarta. Ditinjau dari beban kerja perawat dalam melaksanakan kegiatan langsung, tidak langsung dan kegiatan lain. Selain itu untuk mengetahui sejauh mana kualitas tenaga perawat yang ada, dengan menggunakan metode pengamatan kerja (work study).
Hasil penelitian didapatkan bahwa kegiatan keperawatan langsung merupakan kegiatan paling banyak dilakukan, setelah diketahui jumlah waktu dari kegiatan keperawatan dihasilkan .kebutuhan tenaga sebanyak 29 orang perawat dengan BOR 45,60%, tenaga yang ada 25 orang sehingga kekurangan tenaga sebanyak 4 orang. Adapun untuk kualitas keterampilan tenaga perawat yang ada menunjukan kualitas baik, walaupun masih ada beberapa aspek kegiatan yaitu : aspek komunikasi, penyuluhan dan pemenuhan hygiene pasien masih perlu ditingkatkan, dan untuk kualitas kegiatan menurut kelulusan secara keseluruhan cukup baik terlihat adanya suatu kerjasama yang saling melengkapi dari team work.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kebutuhan tenaga akan berubah sejalan dengan peningkatan BOR. Dan untuk penelitian terhadap kualitas masih sederhana, karena keterbatasan ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kemampuan kognitif dan keterampilan tenaga perawat.
Daftar Pustaka : 22 (1980 - 2002)

Analysis of Nurse Quantity and Quality in the Pediatric Care Room at Husada Hospital JakartaHospital is the most important part in health care. So, that requires human resources with adequate quantity and quality in providing holistic health care optimally. Nurse is an integral part of human resources who provide the service directly and indirectly towards the patients. For that reason, it is need to be conducted the study of nurse quantity and quality in every hospital including Husada Hospital. The study that conducted was took place in pediatric room.
The study teed to assess the need of nurse in the pediatric room at Husada Hospital Jakarta that focused on nurse's workload in doing direct and indirect activities and other activities as well. Beside that, to assess the nurse quality was using the work-study method.
The study resulted that direct nursing activity was kind of activity that most conducted. Having counted from the time quantity of nursing activity, it was required 29 nurses with BOR 45.60%. However, the existing nurses in the room were 25. So, there was lack of nurse as many as 4 nurses. According to the quality of nurse's skill, it showed a good one although there were some aspects that need to be increased such as communication, education and hygiene fulfillment for patient. As a whole, the activity quality according to educational level showed good enough result. It was performed from the teamwork among the nurses that completed one another.
The result of this study showed that the need of nurse would change in line with the increase of BOR. In considering the study conducted was simple, it needs to be conducted further study about nurse's cognitive ability and skill.
References: 22 (1980-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Yamasari
"Fokus dari penelitian ini adalah untuk menguji penerapan TQM dan hubungannya dengan fleksibilitas operasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak signifikan dari TQM pada fleksibilitas operasional adalah positif. Nilai utama dari hasil penelitian dapat menunjukkan pengaruh TQM terhadap fleksibilitas operasional pada rumah sakit di Jakarta dalam rangka meningkatkan kinerja rumah sakit dan efisiensi Delapan dimensi TQM digunakan dalam penelitian ini yaitu Leadership Training Employee Management Information and Analysis Supplier Management Process Management Focus consumer dan Countinuos Improvement. Data dalam penelitian ini diperoleh dari 245 responden karyawan yang bekerja di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Delapan belas hipotesis yang diujikan diuji dengan Structural Equation Modelling SEM.

Focus of this study is to examine the implementation of TQM and its relationship to operational flexibility. The result show that the significant impact of TQM on operational flexibility has been argued to be positive. The value of the paper is that it points out the influence of TQM on operational flexibility at hospital in Jakarta in order to improve hospital performance and efficiency Eight dimension of TQM are used to this research which are Leadership Training Employee Management Information and Analysis Supplier Management Process Management Focus consumer and Countinuos Improvement. Data in this research is collected from 245 responden who work at RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta Sixteen hypoteses in this research are tested by Structrual Equation Modelling SEM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>