Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rifqi
"Masyarakat Huaulu tinggal di daerah Seram Utara, Maluku. Hingga sekarang mereka masih menjalankan sebagian dari praktik-praktik kebudayaan tradisional mereka. Salah satunya adalah budaya membangun yang terejawantahkan dalam bentuk rumah tradisional Huaulu serta tata ruang desa mereka. Memanfaatkan pemikiran Henri Lefebvre tentang produksi ruang sebagai kerangka teoretis dalam menganalisis budaya membangun tersebut, tesis ini berusaha menyusun penjelasan emik yang memadai dan komprehensif tentang pola keruangan yang diproduksi di Huaulu. Penelitian lapangannya dilakukan dengan etnografi. Temuan utamanya berupa pola keruangan yang diorganisasi berdasarkan kategori luar-dalam, bawah-atas, dan disertai vektor yang sifatnya sentripetal. Pola keruangan yang demikian juga mengejawantahkan konsepsi Huaulu mengenai diri dan relasi antara yang natural dengan yang kultural.
Pada aras teoretis, tesis ini mengkritisi pendekatan strukturalis dalam antropologi yang menganalisis konsepsi ruang suatu masyarakat dengan mengimplikasikan pemisahan antara ruang mental dan ruang fisikal. Di dalam disiplin antropologi, tesis ini berargumen, kecenderungan tersebut menjadi kendala dalam upaya memperoleh pemahaman emik tentang konsepsi ruang pada masyarakat tradisional, karena selalu dibayang-bayangi oleh bias teoretis yang bersumber dari dualisme Cartesian. Dengan mengelaborasi kerangka teoretis yang disediakan oleh pemikiran Lefebvre, tesis ini menawarkan alternatif untuk mengkaji ruang secara antropologis guna mendapatkan penjelasan yang emik dan konseptualisasi ruang yang padu.

Huaulu Society lives in North Seram, Moluccas. Nowadays they still do some of their traditional cultural practices. One of them is Huaulu`s building culture which is manifested in their traditional house and spatial organization of their village. This thesis uses Henri Lefebvre`s thought on production of space as theoretical framework. With this framework, this thesis analyses Huaulu`s building culture to develop an adequate and comprehensive emic account about spatial pattern that is produced in Huaulu. Its research was done with ethnography. Its main finding is the spatial pattern organized in accordance with some categories: outside-inside, below-above, and complemented by centripetal vector. This spatial pattern also manifests Huaulu`s conception of self and relation between nature and culture.
At theoretical level, this thesis criticizes structuralist approach in anthropology that analyses traditional society`s conception of space by implicating separation of mental space and physical space. This thesis argues that, in anthropology, structuralist tendency obstructs anthropologist`s effort to gain emic understanding about research subject`s conception of space. It is because of theoretical bias that is rooted deep in Cartesian dualism. This thesis elaborates theoretical framework provided by Lefebvre to offer an alternative to study space anthropolo."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T45083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Eka Setiawan
"Masyarakat Huaulu dikenal dengan keunikan bentuk rumah adat, ritual dan aturan tabu di masyarakat yang dipengaruhi oleh adat istiadat dari leluhur. Sebagai sebuah suku yang terletak di daerah pegunungan, situasi ini tidak menjadikan Huaulu tertutup dari dunia luar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui observasi partisipan dan wawancara mendalam ke tokoh adat masyarakat Huaulu. Dunia modern yang mulai mempengaruhi dan mengubah Pulau Seram menjadi salah satu faktor yang dapat menghilangkan tradisi lokal khususnya ritual inisiasi atau cidaku di Huaulu. Skripsi ini membahas mengenai ritual cidaku sebagai bagian dari modal budaya yang masyarakat Huaulu gunakan untuk mempertegas identitas tradisional mereka dan membahas mengenai perubahan serta dampak dari adanya modernisasi yang mempengaruhi Desa Huaulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ambivalensi logika budaya terjadi ketika masyarakat Huaulu mempertahankan tradisi lokal yang mereka miliki dengan terus menyelenggarakan ritual dan menerapkan prinsip tabu dari leluhur, akan tetapi di satu sisi mempertimbangkan kembali prinsip tersebut karena sudah menerima modernitas yang ditunjukkan dengan penggunaan teknologi serta pembangunan desa yang lebih modern. Logika budaya yang saling tumpang tindih ini menimbulkan fenomena cultural debasement, sebuah situasi yang membuat prinsip dan nilai tradisional di masyarakat menjadi berkurang mengikuti perkembangan desa ke situasi yang lebih modern demi memenuhi kebutuhan masyarakat Huaulu yang menjadi lebih kompleks.
......The Huaulu community is known for its unique traditional house shapes, rituals and taboo rules in the community which are influenced by the customs from their ancestors. As a tribe located in a mountainous area, this situation did not make Huaulu sealed off from the outside world. The research was conducted using qualitative methods through participant observation and in-depth interviews with traditional leaders of the Huaulu community. The modern world that began to start influencing and change Seram Island became one of the factors that can eliminate local traditions, especially initiation rituals or cidaku in Huaulu. This thesis discusses the cidaku ritual as part of the cultural capital that Huaulu community uses to emphasizes their traditional identity and discusses the changes and impacts of modernization that affect Huaulu Village. The results show that the ambivalence of cultural logic occurs when the Huaulu community maintains their local traditions by continuing to perform rituals and applying the taboo principle of their ancestors, but on the other hand they reconsider these principles because they have accepted modernity as shown by the use of technology and more modern village development. These overlapping cultural logics give rise to the phenomenon of cultural debasement, a situation where traditional principles and values in society start to diminish following the development of the village to a more modern situation in order to fulfill the needs of the Huaulu community that become more complex."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library