Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Lucy Handayani
"ABSTRAK
Rimpang dari tanaman jahe (Zingiber officinale Koscoe) sering digunakan sebagal bahan obat-obatan tradisional atau pun pemberi aroma serta rasa pada makanan, minuman dan parfum. Perbanyakan tanaman ini pada umumnya menggunakan potongan rimpang, paling sedikit dengan 3 mata tunas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bibit rimpang bermata tunas 1, 2, dan 3 serta pengaruh pemberian IAA pada bibit rimpang dengan konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, dengan kontrol akuades, terhadap kecepatan tumbuh tanaman jahe.
Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penanaman jahe dengan bibit rimpang bermata tunas 1 dan 3 ternyata lebih baik daripada menggunakan bibit bermata tunas 2. Hal ini terlihat dari perlarabahan tinggi tanaman pada umur 3 bulan dan 4 bulan. Demikian pula dari berat basah tanaman pada
umur 5 bulan. Dari perlakuan IAA pada bibit rimpang didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap kecepatan tumbuh tanaman jahe dibandihgkan kontrol, untuk semua parameter pertumbuhan yang diamati.
Dari penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menanam jahe, bibit yang paling efektif adaiah bibit rimpang bermata tunas 1, dipandang dari pemakaian jumlah bibit dan produktivitas tanaman yang dihasilkan. Selain itu dapat diketahui bahwa perendaman bibit rimpang jahe di dalam larutan IAA tidak efektif dalam memacu kecepatan tumbuh tanaman jahe."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Abstract. Fathonah D, Sugiyarto. 2009. Effect of IAA and GA3 toward the growing and saponin content of purwaceng (Pimpinella alpina). Nusantara Bioscience 1: 17-22. The aims of this research are to examine (i) the effect of IAA and GA3 in different concentrations to the growth of the plants and (ii) the saponin contained inside the P. alpina, leaves. The research was done in Sikunang Village, Kejajar Subdistrict, Wonosobo District, Central Java from July to November 2007. The experiment methods were used the Completely Random Design with two factors were used to analyze this experiment. First treatment gives IAA and GA3, second was done by giving different IAA and GA3 concentration. These experiments were repeated three times. Variables measured in this research were the growth of plant which is consisted of the number of leaves, their height, width, wet weight as well as dry weight. The chemical compound of the secondary metabolite in the form of leave saponin was employed. The result was analyzed by Analysis of Variance (ANOVA), then continued to Duncan Multiple Range Test in 5% level to analyze the real difference between those treatments. The result showed that giving IAA and GA3 differently affect the growth P. alpina. In variable of the height, the optimal wet weight and dry weight of the plant in GA3 treatment was 50 ppm; optimum number of leaves in GA3 treatment was 50 ppm where as the leave width in IAA treatment was 200 ppm and GA3 treatment was 75 ppm and optimum saponin treatment was IAA 200 ppm and GA3 25 ppm."
570 NBS 1:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tetty Setiowati
"Eksplan tunas apikal kecambah terong KB (Solanum khasianum Clarke) dikultur pada medium Murashige dan Skoog (MS) 1962 modifikasi dengan pemberian variasi konsentrasi IAA 0 ; 0,25; 0,5; 0,75; dan 1 ppm serta kinetin 0; 1; 2; 3; dan 4 ppm selama 8 minggu. Tunas-tunas aksilar mulait erbentuk pada hari ke-5 sedangkan planlet pada hari ke-10. Jumlah tunas pada minggu ke-8 paling banyak terdapat pada medium yang hanya diberi kinetin 4 ppm, yaitu 10 tunas; sedangkan jumlah planlet paling banyak terdapat pada medium yang diberi kinetin 3 ppm, yaitu 5 planlet. Berat basah dan berat kering tertinggi pada minggu ke-8 terdapat pada medium yang hanya diberi kinetin 4 ppm, yaitu masing-masing 3401,9 mg dan 188,4 mg. Uji nonparametrik Friedman pada minggu ke-8 dengan taraf nyata α = 0,01 menunjukkan adanya pengaruh interaksi IAA dan kinetin terhadap jumlah tunas, jumlah planlet, berat basah dan berat kering. Hasil uji perbandingan berganda dengan taraf nyata α = 0,01 menunjukkan adanya perbedaan nyata antara pasangan perlakuan pada data jumlah tunas, berat basah, dan berat kering; sedangkan pada data jumlah planlet tidak terdapat perbedaan nyata antara pasangan perlakuan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyanti Oetari
"Jeruk nipis atau Citrus aurantifolia (Christm. & panz.) Swingle merupakan tanaman yang sangat bermanfaat baik sebagai bahan obat maupun sebagai bahan makanan. Pengadaannya di pasaran saat ini tidak sesuai dengan kebutuhan yang semakin meningkat. Oleh karena itu diperlukan pengadaan tanaman jeruk nipis dalam jumlah besar. Salah satu cara perbanyakan yang dapat dilakukan adalah dengan cara setek. Diketahui pula bahwa pemberian zat pengatur tumbuh IAA dapat merangsang pembentukan akar. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian terhadap pertumbuhan setek C. aurantifolia dengan pemberian berbagai konsentrasi IAA dengan kisaran 100 ppm - 600 ppm dan lama perendaman 12 jam. Pertumbuhan yang diukur adalah: jumlah dan panjang akar yang terbentuk serta pertambahan berat basah tanaman. Hasil uji peringkat Bertanda Wilcoxon pada taraf nyata a = 0,05 menunjukkan adanya pengaruh IAA pada konsentrasi 400 ppm dan 500 ppm terhadap jumlah akar; konsentrasi IAA 400 ppm, 500 ppm, dan 600 ppm terhadap panjang akar, serta berbagai konsentrasi IAA terhadap pertambahan berat basah. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa IAA dapat meningkatkan sistem perakaran pada setek pucuk C. aurantifolia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sugiyanto
"Pertanian merupakan salah satu sektor yang mendukung dalam pemenuhan kebutuhan
pangan di Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk yang ada di Indonesia setiap tahun
tidak sebanding dengan hasil panen pertanian yang semakin menurun. Pemilihan pupuk
kimia untuk meningkatkan hasil pertanian dinilai tidak efektif karena dinilai tidak ramah
lingkungan. Salah satu cara alternatif untuk meningkatkan hasil panen adalah dengan
memanfaatkan bakteri sebagai pendukung pertumbuhan tanaman atau Plant Growth
Promoting Bacteria (PGPB). Penelitian ini bertujuan mendapatkan bakteri yang
berpotensi sebagai pendukung pertumbuhan tanaman meliputi kemampuan dalam
produksi Indole Acetic Acid (IAA), pelarutan fosfat, kitinase, dan selulase. Larva lalat
tentara hitam dinilai dapat menjadi sumber bakteri karena kemampuan konversi biowaste
yang relatif cepat, sehingga diduga berkorelasi dengan bakteri yang terdapat di larva.
Isolasi bakteri dari larva lalat tentara hitam dilakukan pada fase larva instar I dan V
dengan 4 variasi medium isolasi (Casein Starch Agar, Carboxymethyl Cellulose agar,
Yeast Extract-suplemented Minimal agar, dan Skim Milk Agar). Setiap isolat yang telah
didapat telah berhasil dilakukan penapisan produksi IAA, aktivitas pelarutan fosfat,
aktivitas enzim selulolitik, dan aktivitas enzim kitinolitik. Selain itu, setiap isolat telah
dilakukan karakterisasi secara morfologi dan sifat biokimia. Sebanyak 22 isolat telah
didapatkan dengan kode B1-B22, 5 (B1, B11, B15, B16, dan B21) dari seluruh isolat
tersebut memiliki hasil positif pada dua penapisan uji aktivitas dan 9 isolat memiliki hasil
positif pada satu penapisan uji aktivitas. Isolat B21 merupakan isolat terbaik karena
memiliki hasil positif pada dua uji (uji aktivitas enzim selulolitik dan kitinolitik) dan
memiliki nilai tertinggi pada kedua uji tersebut. Isolat B21 diduga berasal dari dari genus
Gardnerella atau Haemophilus berdasarkan tabel identifikasi.

Agriculture is one of the sectors that support the fulfillment of food demand in Indonesia.
Increasing in the number of people in Indonesia every year is not proportional to the
decreasing agricultural yields. The use of chemical compounds to increase agricultural
yields is considered ineffective because it can damage the surrounding environment. One
alternative way to increase crop yields is to use bacteria as Plant Growth Promoting
Bacteria (PGPB). This study aims to obtain bacteria that have the potential to support
plant growth including the ability to produce Indole Acetic Acid (IAA), phosphate
solubilization, chitinase, and cellulase. Black soldier fly (BSF) larvae are considered a
source of bacteria because their role in bioconversion of organic waste are thought to be
correlated with bacteria in BSF larvae. Isolation of bacteria from BSF larvae was carried
out using larval stages instars I and V with 4 variations of isolation medium (Casein
Starch Agar, Carboxymethyl Cellulose agar, Yeast Extract-supplemented Minimal agar,
and Skim Milk Agar). Isolates have been successfully screened for IAA production,
phosphate solubilization activity, cellulolytic enzyme activity, and chitinolytic enzyme
activity. In addition, each isolate has been characterized by morphological
characterization and biochemical tests. A total of 22 isolates were obtained with codes
B1-B22, five isolates (B1, B11, B15, B16, and B21) of these isolates had positive results
in two activity tests and nine isolates had positive results in one activity test. Isolate B21
was the best isolate because the isolate showed positive results in two tests (cellulolytic
and chitinolytic enzyme activity tests) and had the highest score in both tests. The isolate
B21 is believed to be a member of the genus Gardnerella or Haemophilus based on the
identification table.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmy Tamrela
"Larva lalat tentara hitam (Hermetia illucens L.) atau BSF merupakan agen biologis yang umum digunakan dalam pengelolaan sampah organik. Kemampuan larva lalat tentara hitam dalam mencerna bahan organik didukung oleh berbagai aktivitas bakteri yang hidup di dalam saluran pencernaanya. Pencarian bakteri dengan berbagai aktivitas pendukung pertumbuhan dan proteksi tanaman berpotensi dalam mengurangi dampak akibat penggunaan pupuk dan pestisida sintetis. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi, menghitung jumlah populasi bakteri, mengetahui potensi aktivitas isolat, serta mengarakterisasi bakteri saluran pencernaan larva BSF. Pengisolasian bakteri dilakukan dengan metode filtrasi membran dengan pengenceran bertingkat dan uji aktivitas dilakukan pada beberapa medium. Berdasarkan morfologi, sebanyak 21 isolat berhasil terisolasi dan hasil perhitungan kepadatan populasi bakteri pada sampel saluran pencernaan BSF, yaitu 1,136 x 1010 CFU/gr. Berdasarkan uji aktivitas isolat, sebanyak dua isolat memiliki aktivitas selulolitik, yaitu isolat G18 dan G21; empat isolat yang dapat mendegradasi kitin, yaitu isolat G9, G16, G18, dan G21; empat isolat dengan kemampuan pelarutan fosfat dan memproduksi IAA, yaitu isolat G7, G10, G13, dan G19. Isolat G18 dan G10 merupakan isolat terunggul karena isolat G18 memiliki keunggulan dalam proteksi tanaman, sedangkan isolat G10 unggul dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Isolat G1 hingga G22 memiliki karakteristik yang beraneka ragam. Berdasarkan identifikasi bakteri secara biokimia, isolat G9, G10, G16, dan G18 memiliki karakteristik bakteri dari kelompok Bacillus.

Black soldier fly (Hermetia illucens L.) larvae are biological agent that commonly used in organic waste management. The ability to digest organic compounds was known to be supported by the diversity of bacterial activities inside their body. The exploration of certain bacterial activities in promoting plant growth and protection may be needed to reduce the impact of synthetic fertilizers and pesticides uses. This study aims to isolate, enumerate the bacterial population from BSF larval gut, screening for potential activities, and characterize isolates. Isolation of bacteria was carried out by membrane filtration method combined with serial dilutions and the bacterial activities carried out on various media. A total of 21 bacteria were isolated from BSF larval gut and the bacterial population density is 1.136 x 1010 CFU/gr. The isolate activity test showed that; two isolates G18 and G21 were positives for cellulolytic activity; four isolates G9, G16, G18, and G21 were able to degrade chitin; four isolates G7, G10, G13, and G19 have the ability to solubilize phosphate and produce IAA. Isolates G18 and G10 were the best isolates because G18 had the advantage in plant protection, while G10 excelled in supporting plant growth. Isolates G1 to G22 had various characteristics. Based on the biochemical identification, isolates G9, G10, G16, and G18 had the characteristics of bacteria from the Bacillus group."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaili
"Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW diisolasi dari tanah dan rizosfer tanaman dari perkebunan nanas dan pisang di Provinsi Lampung. Kedua bakteri tersebut diuji kemampuannya dalam melawan patogen Fusarium oxysporum Schlecht f. sp. cubense (Foc) secara in-vitro dan in-vivo. Aplikasi Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW sebagai isolat tunggal maupun kombinasinya secara in-vivo pada tanaman pisang var. Cavendish dilakukan dalam rumah kaca selama 30 hari.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi dan menguji potensi Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW sebagai agen biokontrol dalam menghambat patogen Foc dan mengkaji kemampuannya untuk menghasilkan enzim ketahanan tanaman pisang. Potensi Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW sebagai agen biokontrol ditunjukkan dengan kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan patogen Foc, sintesis enzim protease dan kitinase ekstraseluler, produksi hormon tumbuh Indole-Acetic Acid (IAA), dan produksi enzim ketahanan tanaman phenylalanine ammonia-lyase (PAL) and tyrosine ammonia lyase (TAL). Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW juga berperan sebagai plant growth-promoting rhizobacteia (PGPR), yang diindikasikan dengan peningkatan pertumbuhan tanaman pisang, di mana perlakuan Streptomyces L.3.1-DW memiliki rata-rata tinggi tanaman tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya, dengan atau tanpa infeksi Foc.
Hasil penelitian secara in-vitro dan in-vivo menunjukkan bahwa Streptomyces sp. L.3.1-DW memiliki kemampuan sebagai agen biokontrol yang lebih baik dibandingkan Bacillus sp. 140-B. Penelitian ini mengindikasikan bahwa Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengendalikan infeksi Foc.

Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW were isolated from soil and rhizosphere area of pineapple and banana plantation in Lampung Province. Those bacteria were evaluated in-vitro and in-vivo tests againts Fusarium oxysporum Schlecht f. sp. cubense (Foc). Application of Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW as single isolate or in combination in banana plant var. Cavendish were tested under greenhouse conditions for 30 days.
The aims of this study were to characterize and investigate the potentials of Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW as biocontrol agents to inhibit Foc pathogen and investigate their abilities to produce plant resistancy enzymes. The potentials of Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW as biocontrol agents were showed by their abilities to inhibit growth of Foc pathogen, synthesize extracellular protease and chitinase enzymes, produce growth hormone, such as Indole-Acetic Acid (IAA), and produce plant resistancy enzymes, such as phenylalanine ammonia-lyase (PAL) and tyrosine ammonia lyase (TAL). Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW also act as plant growth-promoting rhizobacteia (PGPR), that indicated by improvement of banana growth, in which Streptomyces L.3.1-DW caused the highest growth of banana either with or without Foc infection.
In-vitro and in-vivo tests was showed that Streptomyces sp. L.3.1-DW had better biocontrol activities compared to Bacillus sp. 140-B. This study indicated that Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW could be used as alternative solutions to control Foc pathogen.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30921
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khodijah Arifah Hannah
"ABSTRAK
Indole-3-acetic acid (IAA) merupakan fitohormon auksin yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dan dapat diproduksi oleh mikroorganisme seperti: bakteri. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan supernatan bakteri IAA diproduksi oleh Bacillus aryabhattai, Lysinibacillus boronitolerans, dan Pseudomonas putida pada pertumbuhan dan produktivitas Pleurotus ostreatus (Jacq.) P.Kumm) in vitro dan in vivo. Uji in vitro dilakukan dengan mengukur diameter (mm) miselia dalam cawan petri dan hasilnya menunjukkan ada perbedaan pertumbuhan nyata (p>0,05) antara perlakuan dengan penambahan supernatan bakteri bacterial
dengan kontrol pada waktu inkubasi hari ke 3 sampai 6. L. supernatan boronitolerans memberikan efek terbaik pada pertumbuhan miselia dengan laju pertumbuhan 14,14 mm/hari. Uji in vivo dilakukan dengan mengukur panjang miselia dalam baglog dengan penambahan supernatan bakteri 50% dan hasilnya menunjukkan ada perbedaan
pertumbuhan yang signifikan antara perawatan dan kontrol pada minggu 2 hingga 5 inkubasi. Supernatan P. putida memberikan pengaruh terbaik dalam meningkatkan produktivitas tubuh buah pada baglog dengan rata-rata jumlah tubuh buah 6,89±4,59, berat basah 116,33±22,58 g, diameter pileus 8,84±2,44 cm, dan panjang stipe 7,80±1,72 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supernatan bakteri meningkatkan pertumbuhan miselia sesuai dengan konsentrasi IAA yang dihasilkan pada fase vegetatif, sedangkan penambahan supernatan bakteri penghasil IAA tidak berpengaruh nyata terhadap pengaruh terhadap produktivitas P. ostreatus.
ABSTRACT
Indole-3-acetic acid (IAA) is an auxin phytohormone that plays a role in increasing plant growth and can be produced by microorganisms such as bacteria. This study was conducted to determine the effect of adding IAA bacterial supernatant produced by Bacillus aryabhattai, Lysinibacillus boronitolerans, and Pseudomonas putida on the growth and productivity of Pleurotus ostreatus (Jacq.) P.Kumm) in vitro and in vivo. In vitro test was carried out by measuring the diameter (mm) of mycelia in a petri dish and the results showed that there was a significant difference in growth (p>0.05) between treatments with the addition of bacterial supernatant.
with control on incubation days 3 to 6. L. boronitolerans supernatant gave the best effect on mycelia growth with a growth rate of 14.14 mm/day. In vivo test was carried out by measuring the length of mycelia in baglog with the addition of 50% bacterial supernatant and the results showed that there was a difference significant growth between treatments and controls at 2 to 5 weeks of incubation. P. putida supernatant gave the best effect in increasing fruiting body productivity in baglog with an average number of fruiting bodies 6.89±4.59, wet weight 116.33±22.58 g, pileus diameter 8.84±2.44 cm , and the length of the stipe is 7.80±1.72 cm. The results showed that the bacterial supernatant increased mycelial growth according to the concentration of IAA produced in the vegetative phase, while the addition of the IAA-producing bacterial supernatant had no significant effect on the productivity of P. ostreatus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library