Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilih Kurniasih
"ABSTRAK
Skripsi ini disusun berdasarkan data yang diperoleh dari sumber-sumber kepustakaan seperti: buku-buku, surat kabar-surat kabar, artikel-artikel, arsip dan wawancara. Adapun fokus penelitian skripsi ini adalah untuk mengungkapkan sampai sejauh mama sikap mandiri diterapkan pada INS Kayutanam. Pengungkapan tema seperti itu menyebabkan penulis harus menelusuri INS Kayutanam sejak didirikan sampai mengalami kevakuman dengan datangnya pasukan Jepang pada tahun 1942.
Roeang Pendidik INS Kayutanam adalah salah satu sekolah swasta pada masa kolonial yang mempunyai corak khusus. Corak khusus tersebut terlihat dari pelajaran yang diberikan pada sekolah tersebut yang terdiri dari teori dan keterampilan. Di samping itu, sekolah ini bisa maju walaupun dengan usaha sendiri.
INS Kayutanam maju selangkah demi selangkah dan berusaha untuk mempertahankan kemandiriannya. Walaupun demikian, INS tidak menolak bantuan dari siapa saja asal tidak bersifat mengikat.
Dari hasil penelitian berhasil diungkapkan bahwa kemajuan INS diperoleh berkat ditanamkannya sikap mandiri oleh pendiri sekolah tersebut sejak awal. Sikap ini antara lain ditanamkan pada proses belajar. Sikap ini pula yang menjadi bekal bagi para tamatan untuk terjun dalam masyarakat.

"
1990
S12364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
W. Putri Mahardhikartini
"Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang melakukan ekstensifikasi atau perpanjangan produk dari film-film animasi yang disukai anak-anak. Perpanjangan produk itu mencakup berbagai jenis barang, mulai dari mainan untuk dikoleksi yang dipaketkan sebagai merchandise dari makanan kecil atau paket makanan dari restoran tertentu, pakaian, mainan, peralatan sekolah, peralatan makan, asesoris, kaset vcd, sampai kaset Play Statlon. Semua itu merupakan perpanjangan dari film-film animasi yang saat ini sedang disukai anak-anak seperti film Pokemon, Digimon, dan Digimon 2: Adventure.
Tugas karya akhir ini berusaha memberi gambaran bagaimana anak-anak dengan pemahaman mereka yang begitu terbatas tanpa disadari menjadi korban konsumtif dari para produsen yang melakukan perpanjangan produk tadi. Selain itu tugas karya akhir ini berusaha memberi gambaran tentang karakteristik anak seperti apa yang cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh budaya konsumtif, dan sebenarnya pengaruh apa yang lebih berperan dalam tindakan anak-anak yang mengkoleksi produk-produk tie-ins tersebut.
Penelitian ini menggunakan teknik penelitian observasi karena dianggap dapat memberi gambaran terlengkap tentang masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas. Ada tiga orang subyek penelitian yang berusia 6-8 tahun, dua orang laki-laki dan satu orang perempuan, ketigatiganya datang dari keluarga menengah ke atas. Namun waktu, tenaga, dan peralatan dalam proses observasi yang amat terbatas membuat hasil observasi belum maksimal.
Hasil pengamatan terhadap subyek penelitian dikaitkan dengan beberapa pemikiran seperti televisi sebagai sarana hiburan dan sarana komersial, hegemoni televisi, dan juga budaya konsumen. Hal ini karena film animasi yang diputar di televisi mempunyai hubungan yang erat dengan produk-produk tie-ins yang dibicarakan. Selain itu perilaku konsumtif anak dalam membeli produk tie-ins dikaitkan dengan budaya konsumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa televisi (film animasi) merupakan sarana hegemoni produsen terhadap anak-anak dalam mengkonsumsi produk tie-ins. Anak-anak bahkan keluarganya tanpa disadari ikut mengukuhkan dominasi produsen dengan membeli barang-barang dari film yang menjadi kesukaan anak-anak. Dilihat dari tingkah laku kosumtif anak-anak, dapat dikatakan bahwa tayangan televisi bukanlah hal utama yang mendorong perilaku konsumtif anak terhadap produk tie-ins, melainkan orang tua dan keluarga, serta keadaan keuangan keluarga. Kontrol terbesar ada di tangan orang tua, dan ini yang diharapkan mampu mengendalikan perilaku konsumtif anak-anak terhadap produk-produk tie-ins.
Dalam keluarga yang disiplin, dan pengawasan dilakukan oleh orang tua sendiri atau kakak yang sudah dewasa, maka perilaku konsumtif anak-anak cenderung lebih sedikit atau lebih dapat dikendalikan. Sedangkan dalam keluarga yang disiplinnya agak sedikit longgar, Han pengawasan lebih banyak dilakukan pembantu rumah tangga, maka perilaku konsumtif anak-anak cenderung lebih sulit untuk dikendalikan karena yang mengawasi bukan orang tua sendiri.
Anakanak kadang sulit untuk mematuhi pembantu rumah tangga karena merasa pembantu rumah tangga tidak berhak untuk mengatur atau memarahi mereka. Sifat anak itu sendiri juga mempengaruhi perilakunya dalam mengkoleksi produk tie-hu. Anak-anak yang tidak mau kalah, selalu ingin menang dari temannya, atau cenderung suka pamer, biasanya akan lebih banyak mengkoleksi produk tie-ins atau produk lain yang sedang dikoleksi oleh teman-temannya. Koleksi itu dilakukan bukan hanya karena ia menyukai produk itu, tapi juga karena ia tidak mau kalah dengan teman-teman lainnya yang sudah mempunyai produk tersebut, anak yang terbuka dan mudah beradaptasi juga cenderung lebih mudah menerima pengaruh dari teman atau lingkungan sekitarnya.
Selain itu, pengamatan juga menunjukkan bahwa pilihan anak-anak terhadap produk tieins yang mereka beli bukan didasarkan atas kesetiaan mereka terhadap tokoh atau film tertentu, melainkan terhadap kesukaan mereka terhadap film apapun yang sedang ramai dibicarakan teman-teman sebaya mereka saat itu yang selalu berganti. Dengan demikian pembelian terhadap produk tie-ins juga akan terus berlangsung tanpa henti."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S3746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Roland Febrian
"ABSTRAK
Meningkatnya penggunaan telepon pintar, layanan akses video dan dengan
ditetapkannya Rencana Pitalebar Indonesia yang salah satu sasarannya adalah
kecepatan akses minimum akan berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan
kapasitas total dari pelanggan. Untuk mengakomodasinya, para operator seluler
berupaya meningkatkan ketersediaan kapasitas total melalui peningkatan jumlah
site, penggunaan teknologi dengan efisiensi spektrum tinggi dan tambahan alokasi
spektrum frekuensi radio dari regulator. Namun demikian, adanya keterbatasan
spektrum frekuensi radio menjadi hambatan dalam meningkatkan ketersediaan
kapasitas tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya defisit spektrum yang
diderita oleh para operator seluler sehingga pada akhirnya akan memperburuk
kualitas layanan mobile broadband di Indonesia.
Permasalahan defisit spektrum tersebut dapat diatasi melalui konsolidasi
antar operator seluler. Namun demikian, praktik konsolidasi yang terjadi secara
alamiah selama ini hanya didasari untuk memperoleh tambahan alokasi spektrum
frekuensi radio dan kepentingan bisnis semata dengan mengabaikan norma akan
kelayakan layanan mobile broadband demi kepentingan pelanggan. Pelaksanaan
konsolidasi hendaknya didorong oleh adanya defisit spektrum namun tetap
memenuhi norma yang ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian model
dan desain konsolidasi operator seluler di Indonesia untuk memperoleh hasil yang
menjadi solusi terhadap permasalahan tersebut.
Pelaksanaan konsolidasi dalam penelitian terbatas dilakukan pada operator
seluler yang beroperasi pada pita frekuensi 900 MHz, 1800 MHz dan 2100 MHz
yang terdiri dari Telkomsel, XL, Indosat dan H3I yang diamati dalam enam regional
layanan yaitu Sumatera, Jawa, Bali Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan
Maluku Papua. Desain konsolidasi dilakukan dengan ketentuan yaitu tiap
konsolidasi maksimum terdiri dari dua operator, proses migrasi paling sedikit,
alokasi kanal berdampingan dan tidak ada divestasi spektrum frekuensi radio.
Melalui desain yang telah ditentukan, diperoleh tiga skenario konsolidasi yaitu
skenario konsolidasi I terdiri dari konsolidasi H3I dengan Indosat, XL dan
Telkomsel, skenario konsolidasi II terdiri dari konsolidasi H3I dengan XL dan
konsolidasi Indosat dengan Telkomsel, dan skenario konsolidasi III terdiri dari
konsolidasi Indosat dengan XL dan konsolidasi H3I dengan Telkomsel. Adapun
untuk perhitungan dan analisis dilakukan dengan menggunakan metode
perhitungan INS melalui pengamatan hasil perhitungan spektrum rata-rata tiap
operator seluler pada regional bersangkutan saat sebelum dan sesudah konsolidasi
dilakukan sehingga dapat diperoleh adanya profil surplus atau defisit spektrum.
Sesuai tujuan penelitian, hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan adanya
konsolidasi dapat menurunkan defisit spektrum secara signifikan dan skenario
konsolidasi II memberikan hasil perhitungan defisit spektrum yang paling kecil.

ABSTRACT
The increasing use of smartphones, video access and the stipulated
Indonesia Broadband Plan whose target for the minimum access speed, will have
implications for the increase of total capacity requirement of subscribers. To
accommodate the requirement, the mobile operators attempt to increase total
available capacity by increasing in the number of sites, the implementation of
advanced technology offering high spectrum efficiency and acquiring an additional
allocation of radio frequency spectrum from regulator. Whereas, there is a
constraint of the radio frequency spectrum limitation for adequate allocation of
radio frequency spectrum requirement for the mobile operators. This will result in
spectrum deficit suffered by mobile operators which in turn will worsen the quality
of mobile broadband services in Indonesia.
The spectrum deficit problem can be solved through the consolidation
among mobile operators. However, today?s consolidation practice that occured
naturally by far is constituted to acquire additional allocation of radio frequency
spectrum and business interests simply by ignoring the norms of mobile broadband
services feasibility for the subscribers. Implementation of the consolidation should
be encouraged by the spectrum deficit but still fulfilling the stipulated norms. It is
therefore required in-depth research of consolidation models and designs among
mobile operators in Indonesia to obtain proper results as a solution to combat those
problems.
The implementation of consolidation in research is conducted on mobile
operators, whose operation at the frequency band of 900 MHz, 1800 MHz and 2100
MHz, comprising of Telkomsel, XL, Indosat and H3I by which observed in six
regional services of Sumatera, Jawa, Bali Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
and Maluku Papua. The consolidation design is done by the pre-determined
encompassing as follows each consolidation consists of two operators at the most,
the least migration process, the contiguous bandwidth allocation and no radio
frequency spectrum divest. Through the pre-determined, it can be obtained three
consolidation scenarios i.e the consolidation scenario I comprises of consolidation
among H3I with Indosat, XL and Telkomsel, consolidation scenario II comprises of
consolidation among H3I with XL and consolidation among Indosat with
Telkomsel, and consolidation scenario III comprises of consolidation among
Indosat with XL and consolidation among H3I with Telkomsel. As for the estimation
and analysis are conducted by using the INS estimation method by observation of
average spectrum results on each mobile operator throughout the relevant regional
services at the moment before and after the consolidation process to obtain its
surplus or deficit spectrum profile. By the research perimeter accordingly, the
results of those estimations yield that the consolidation can reduce the deficit
spectrum significantly less than that of without consolidation, whereas the
consolidation scenario II obtains the least spectrum deficit."
2016
T46280
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazuardi Naufal
"Sistem navigasi memegang peranan penting dalam proses pelacakan posisi suatu objek,
khususnya objek bergerak seperti kendaraan, pesawat, rudal, kapal, dan lainnya.
Beberapa jenis sistem navigasi yang umumnya digunakan saat ini adalah sistem
pemosisian global (GPS) dan sistem navigasi inersia (INS). GPS bergantung pada satelit
agar dapat menentukan posisi suatu objek secara konstan. Berbeda dengan GPS, INS
bekerja secara independen dengan memanfaatkan seperangkat sensor inersia
(akselerometer dan giroskop) dan perangkat pemrosesan untuk mencari posisi, kecepatan,
orientasi, dan besaran navigasi penting lainnya. Skripsi ini menyelidiki kinerja dari
integrasi penggunaan GPS dan INS secara bersamaan dalam pelacakan posisi objek
bergerak dan pencarian besaran navigasi penting lainnya. Proses filtering juga akan
dilakukan untuk memberikan estimasi posisi yang lebih akurat dan meredamkan noise.
Pengujian akan dilakukan pada mobil dengan lintasan yang cukup mendukung dalam
pengambilan data agar dapat dianalisis. Analisis data hasil pengujian tersebut akan
menentukan seberapa baik rancangan sistem ini dalam pelacakan posisi objek bergerak.
......The navigation system plays an important role in the process of tracking the position of
an object, especially the moving objects such as vehicles, aircraft, missiles, ships, etc.
Some types of navigation systems that are generally used today are global positioning
system (GPS) and inertial navigation system (INS). GPS relies on satellites to constantly
determine the position of an object. Unlike GPS, INS work independently by utilizing a
set of inertial sensors (accelerometers and gyroscopes) and processing devices to find the
position, velocity, orientation, and other important navigation quantities. This thesis
investigates the performance of the integration of GPS and INS simultaneously in
tracking the position of moving object and searching for other important navigation
quantities. The filtering process will also be carried out to provide a more accurate
estimated position and reduce noise. The test will be carried out on a car with a track that
is sufficiently supportive of data collection so that it can be analyzed. Analysis of the test
results data will determine how well the design of this system is in tracking the position
of moving objects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Ari Wicaksono
"Rancang bangun sistem navigasi GPS/INS dan kompas digital dengan Kalman Filter pada mikrokontroler akan mencoba memberikan keunggulan GPS yang mampu memberikan data posisi dan waktu di seluruh permukaan bumi dengan keunggulan INS yang memiliki keakurasian tinggi. Kalman Filter akan menggabungkan data GPS dan data accelerometer untuk mendapatkan data posisi, sedangkan untuk mendapatkan data sudut digunakan masukan dari accelerometer dan kecepatan putar rate-gyroscope. Kompas digital akan menyediakan data yaw/ heading. Kalman Filter akan memberikan estimasi data posisi dan sudut yang akurat dengan mengeliminasi derau. Rancangan sistem navigasi yang diajukan mampu memberikan akurasi kurang dari 10 untuk penghitungan sudut dan 2 meter untuk penghitungan posisi.

GPS/INS and Digital Compass Navigation System Design with Kalman Filter by using AVR Microcontroller would try to combine the advantage of GPS that could give time and position data anywhere on the earth with INS that have high accuracy in measurement. Kalman Filter will combine GPS data with accelerometer data to obtain position. Accelerometer data and angular speed from rate-gyroscope will be used to calculate tilt angle. Digital compass will provide yaw / heading data. Kalman Filter will provide estimation of position and tilt angle while eliminating noise. The navigation system could gave tilt angle accuracy less than 10 and less than 2 meters for position calculation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51382
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library