Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asminar
Jakarta: Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
600 PIN 10:19 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zahidah Raihanah
"Industri farmasi memerlukan izin dari Kementerian Kesehatan untuk memproduksi obat dan mendapatkan Nomor Izin Edar untuk menjual produknya di pasar lokal atau internasional. Proses registrasi produk melibatkan pengajuan dossier, seperti Common Technical Document (CTD), yang berisi data administratif, ringkasan umum, klinis dan non-klinis, serta mutu obat. Dossier ini disesuaikan dengan persyaratan negara yang berbeda dan menggunakan format CTD yang diakui secara internasional. Untuk modul mutu, dokumen Risk Assessment Elemental Impurities diperlukan untuk mengendalikan kontaminan logam dalam produk jadi. Proses Risk Assessment ini penting untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko dari Elemental Impurities. Apoteker memainkan peran kunci dalam menyusun dokumen ini untuk memastikan keamanan produk farmasi. Usulan prosedur pembuatan Risk Assessment Elemental Impurities dalam Industri Farmasi disusun berdasarkan penelusuran literatur tatalaksana internasional yang berlaku. Proses pembuatan Risk Assessment dilakukan dengan tahapan: identifikasi Elemental Impurities, evaluasi tingkat Elemental Impurities dan membuat kesimpulan penilaian keamanan Elemental Impurities tersebut.

The pharmaceutical industry requires permission from the Ministry of Health to produce medicines and obtain a Marketing Permit Number to sell its products on local or international markets. The product registration process involves submitting documents, such as the Common Technical Document (CTD), which contains administrative data, general, clinical and non-clinical summaries, and drug quality. This dossier is adapted to the requirements of different countries and uses the internationally recognized CTD format. For the quality module, a Risk Assessment Elemental Impurities document is required to control metal contaminants in finished products. This Risk Assessment process is important to identify and reduce the risk of Elemental Impurities. Pharmacists play a key role in preparing these documents to ensure the safety of pharmaceutical products. The proposed procedure for creating a Risk Assessment for Elemental Impurities in the Pharmaceutical Industry was prepared based on a search of applicable international management literature. The process of making a Risk Assessment is carried out in stages: identifying Elemental Impurities, evaluating the level of Elemental Impurities and making conclusions regarding the security assessment of the Elemental Impurities.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Hasna Chalid
"Industri farmasi bertanggung jawab untuk memastikan produksi obat yang aman, berkualitas, dan efektif. Salah satu tantangan utama adalah deteksi dan pengelolaan cemaran, termasuk cemaran besi, yang dapat memengaruhi keamanan dan kualitas produk farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kadar cemaran besi dalam asam amino tirosin dan lisin asetat yang digunakan dalam industri farmasi. Proses analisis melibatkan pengujian kekeruhan dan penentuan kadar besi sesuai standar farmakope. Hasil menunjukkan bahwa larutan uji tirosin dan lisin asetat tidak melebihi kekeruhan larutan pembanding. Selain itu, kadar besi pada kedua larutan memenuhi batas yang ditetapkan dalam monografi. Temuan ini menunjukkan bahwa tirosin dan lisin asetat yang diuji aman untuk digunakan dalam formulasi farmasi. Identifikasi cemaran secara rutin menjadi langkah penting untuk memastikan keamanan, efikasi, dan mutu produk farmasi.

The pharmaceutical industry is responsible for ensuring the production of safe, high-quality, and effective drugs. One of the primary challenges is the detection and management of impurities, including iron impurities, which can impact the safety and quality of pharmaceutical products. This study aims to identify the iron impurity levels in tyrosine and lysine acetate amino acids used in the pharmaceutical industry. The analysis process involved turbidity testing and iron content determination in accordance with pharmacopeial standards. The results indicated that the test solutions of tyrosine and lysine acetate did not exceed the turbidity of the reference solution. Furthermore, the iron levels in both solutions met the limits specified in the monograph. These findings demonstrate that the tested tyrosine and lysine acetate are safe for use in pharmaceutical formulations. Routine impurity identification is an essential step in ensuring the safety, efficacy, and quality of pharmaceutical products. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Hasna Chalid
"Industri farmasi bertanggung jawab untuk memastikan produksi obat yang aman, berkualitas, dan efektif. Salah satu tantangan utama adalah deteksi dan pengelolaan cemaran, termasuk cemaran besi, yang dapat memengaruhi keamanan dan kualitas produk farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kadar cemaran besi dalam asam amino tirosin dan lisin asetat yang digunakan dalam industri farmasi. Proses analisis melibatkan pengujian kekeruhan dan penentuan kadar besi sesuai standar farmakope. Hasil menunjukkan bahwa larutan uji tirosin dan lisin asetat tidak melebihi kekeruhan larutan pembanding. Selain itu, kadar besi pada kedua larutan memenuhi batas yang ditetapkan dalam monografi. Temuan ini menunjukkan bahwa tirosin dan lisin asetat yang diuji aman untuk digunakan dalam formulasi farmasi. Identifikasi cemaran secara rutin menjadi langkah penting untuk memastikan keamanan, efikasi, dan mutu produk farmasi.

The pharmaceutical industry is responsible for ensuring the production of safe, high-quality, and effective drugs. One of the primary challenges is the detection and management of impurities, including iron impurities, which can impact the safety and quality of pharmaceutical products. This study aims to identify the iron impurity levels in tyrosine and lysine acetate amino acids used in the pharmaceutical industry. The analysis process involved turbidity testing and iron content determination in accordance with pharmacopeial standards. The results indicated that the test solutions of tyrosine and lysine acetate did not exceed the turbidity of the reference solution. Furthermore, the iron levels in both solutions met the limits specified in the monograph. These findings demonstrate that the tested tyrosine and lysine acetate are safe for use in pharmaceutical formulations. Routine impurity identification is an essential step in ensuring the safety, efficacy, and quality of pharmaceutical products. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Hasna Chalid
"Industri farmasi bertanggung jawab untuk memastikan produksi obat yang aman, berkualitas, dan efektif. Salah satu tantangan utama adalah deteksi dan pengelolaan cemaran, termasuk cemaran besi, yang dapat memengaruhi keamanan dan kualitas produk farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kadar cemaran besi dalam asam amino tirosin dan lisin asetat yang digunakan dalam industri farmasi. Proses analisis melibatkan pengujian kekeruhan dan penentuan kadar besi sesuai standar farmakope. Hasil menunjukkan bahwa larutan uji tirosin dan lisin asetat tidak melebihi kekeruhan larutan pembanding. Selain itu, kadar besi pada kedua larutan memenuhi batas yang ditetapkan dalam monografi. Temuan ini menunjukkan bahwa tirosin dan lisin asetat yang diuji aman untuk digunakan dalam formulasi farmasi. Identifikasi cemaran secara rutin menjadi langkah penting untuk memastikan keamanan, efikasi, dan mutu produk farmasi.

The pharmaceutical industry is responsible for ensuring the production of safe, high-quality, and effective drugs. One of the primary challenges is the detection and management of impurities, including iron impurities, which can impact the safety and quality of pharmaceutical products. This study aims to identify the iron impurity levels in tyrosine and lysine acetate amino acids used in the pharmaceutical industry. The analysis process involved turbidity testing and iron content determination in accordance with pharmacopeial standards. The results indicated that the test solutions of tyrosine and lysine acetate did not exceed the turbidity of the reference solution. Furthermore, the iron levels in both solutions met the limits specified in the monograph. These findings demonstrate that the tested tyrosine and lysine acetate are safe for use in pharmaceutical formulations. Routine impurity identification is an essential step in ensuring the safety, efficacy, and quality of pharmaceutical products. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Effects of milling times of graphite powders against the imputities analyzed by neutron activation analysis. Research about the effects of milling times of graphite powders against the impurities analyzed by with neutron activation analysis (NAA) technique was carried out...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ruslan Jamaris Sasmita
"Permasalalran yang sering dialami oleh industri yang menggunalcan proses peleburan alumunium adalah sdat dart alumunium yang reaktyf sehingga pada tempera/ur tinggi cepar berealfsi dengan oksigen membentuk oksida. Afinitas gas hidrogen terhadap alumunium pada temperatur tinggi cukup tinggi, sehingga dapat mengakibatlcan timbulnya cacat porositas pada produk. Sedanglran pada ternperatur pénuangan yang rendah Iaju pembekuan alumunium menjadi tidalc seragarn dan mengakibatkan sifat mampu alirnya rnenjadi kurang baik, sehingga dapat menimbulkan cacat shrinkage pada produk.
Penelitian ini memfolcuskan pada pengaruh komposisi material umpan (l00% ingot : 0% scrap, 70% ingot : 30% scrap, 60% ingot : 40% scrap, 45%
ingot : 55% scrap) terhadap nilai fluiditas dengan menggunakan variasi temperatur wang (640°C, 65o"c. 66o"c_ 670”C, 630"c, 690°C, 7000C, 71000, 720"C, 7300C. 740p C) dari 4 ingot lokal alurnunium tuang ADC 12. Kemudian dilakukan pengujian SEM dan EDAX untttk melihat kadar dan jenis inklusi yang terdapat pada keempat ingot lokal yang digunalfan.
Dari hasil pengujian ini diperoleh data bahwa lcomposisi material umpan optimal adalah bervariasi untul: setiap ingot. Untuk ingot A dan C memiliki nilai jluiditas optimal pada komposisi 100% ingot. Untulc ingot B memiliki nilaifluiditas optimal pada komposisi 45% ingot, sedangkan ingot D memiliki nilai jluiditas optimal pada lcomposisi 60% ingot. Nilai fluditas yang dihasillcan tersebut berhubungan dengan kandungan inklusi yang terdapat di dalam ingot. Semakin baik lfadar kebersihan suatu ingot, malta nilai jluiditas optimal pada lcomposisi material umpan dengan kadar ingot yang tinggi. Dari pengujian SEM dan ED/IX diperoleh data bahwa inktusi yang sering nmncul untulc setiap ingot adalah oksida-olcsida seperti AL2O3, SiOg_ MgO, dan karbida AIJC3, serta terdetelcsijuga adanyafasa intermetalik AlFeSi yang terbentulc Kebersihan dart material umpan xanga! menentukan nilaifluiditas yang dihasilkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswardani
"Metamfetamin merupakan stimulan yang diproduksi secara sintesis dan
termasuk salah satu jenis narkotika yang sering disalahgunakan serta diedarkan
secara ilegal di Indonesia. Investigasi kasus peredaran ilegalnya di Indonesia
selama ini belum didukung pengotor dan karakteristik/profil metamfetamin
tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengotor dan membuat
karakterisasi/profil serta mengetahui rute sintesis metamfetamin yang beredar
ilegal. Penelitian dilakukan pada 20 sampel metamfetamin sitaan penyidik tahun
2011-2012 dengan menggunakan instrumen kromatografi gas spektroskopi massa,
kromatografi gas ionisasi nyala dan kromatografi cair kinerja tinggi. Ekstraksi
sampel dilakukan dengan dua cara yaitu ekstraksi dengan dapar fosfat pH 10,5
dan etil asetat, dan ekstraksi langsung dengan etil asetat. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengotor berupa 1-fenil-2-propanon, (pseudo)efedrin, Nformilmetametamin,
N-asetilmetamfetamin, 1-fenil-2-propanol, naftalen, aziridin,
dan oksazolidin. Kiralitas sampel menunjukkan adanya metamfetamin yang
berbentuk rasemat, levo dan dekstro. Berdasarkan data penelitian di atas dapat
disimpulkan 3 rute sintesis yang digunakan yaitu : reduksi aminasi, Emde dan
Nagai. Sebaran kemurnian sampel metamfetamin berkisar antara 10% hingga
71%.

Abstract
Methamphetamine is a stimulant that is produced in the synthesis and
include any type of drug that is often missused and illegally circulated in
Indonesia. Investigation of cases of illegal circulatian in Indonesia so far has not
been supported by impurities and characteristics/profile of methamphetamine. The
study was conducted to analyze impurities and make the characterization/profile
and find out an out standing synthesis route of illegal methamphetamine. The
study was conducted on 20 samples of seized methamphetamine investigation in
2011-2012 by using gas chromatography mass spectroscopy, gas chromatography
flame ionization detector, and high performance liquid chromatography.
Extraction of samples done in two ways: extraction with phosphate buffer pH 10.5
and ethyl acetate, and direct extraction with ethyl acetate. The results indicate the
presence of impurities in the form of 1-phenyl-2-propanone, (pseudo)ephedrine,
N-formylmethamphetamine, N-acetylmethamphetamine, 1-phenyl-2-propanol,
naphthalene, aziridine, and oxazolidine. Chirality of the sample indicate the
presence of racemic, levo and dextro. Based on research data can be concluded
that the synthesis of 3 routes used are: reductive amination, Emde and Nagai."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
T31035
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sanny Astari
"Pengeboran dua sumur produksi (Kln-14 dan Kln-15) akan diterapkan pada proyek pengembangan lapangan gas "A" yang berada di Papua. Gas ini akan digunakan untuk umpan LPG plant. Penambahan jumlah produksi gas akan mempengaruhi kapasitas maksimum separator dan daya kompresor yang ada saat ini sebelum masuk LPG plant. Permasalahan yang akan terjadi adalah tidak optimalnya kinerja separator yang digunakan saat ini. Oleh sebab itu perlu perubahan kapasitas (resizing) separator.
Dari hasil perhitungan didapat disain separator dengan kapasitas maksimum 43 MMSCFD dan daya kompresor sebesar 1115 HP. Dengan penambahan jumlah produksi gas ini, tingkat pengembalian investasi dari alat tersebut di tahun kedua. Analisis biaya juga dilakukan untuk menilai kelayakan dari pengembangan lapangan gas "A" ini terhadap pengaruh harga, jumlah produksi, biaya investasi dan biaya opera.

Two (Kln-14 and Kln-15) production wells will be drilled and applied to the gas field development project at gas field "A" in Papua. It will be used for LPG feed plant. Thus, the increasing of gas production will give affect maximum capacity of separator and horse power of compressor before distribute to LPG plant. The problem due to will be happen is separator performance unoptimal. Therefore, the changes of capacity maximum design (resizing) for a new separator needs to be done.
Based on calculation, the design of separator which capacity maximum is 43 MMSCFD and horsepower of compressor which power is 1115 HP. Due to increasing of total gas production, the payback period from it is at second year. Cost analysis was also performed to assess the feasibility of developing a gas field "A" to the price influence, the production, investment costs and operational costs."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T39089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>