Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Udvari-Solner, Alice
California: Corwin Press, 2008
371.904 6 UDV j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rendy Primrizqi
Abstrak :
Kehadiran beberapa ruang kota yang didesain eksklusif untuk sebagian kalangan telah menjadi hal yang sering terlihat di Jakarta. Hal ini membuat saya mempertanyakan tentang social equity yang diharapkan hadir di dalam kota oleh Hamid Shirvani 1985 . Social equity tidak tercermin dengan eksklusif-nya ruang-ruang kota. Idealnya, ruang-ruang kota lebih inklusif agar semua kalangan, termasuk yang berhubungan dengan informalitas, bisa menggunakannya. Informalitas, yang sudah memiliki perwujudan dalam ruang-ruang kota dan bahkan sudah dianggap sebagai gaya hidup berkota khususnya di kota-kota 'global south', belum bisa terakomodasi dengan eksklusivitas ruang-ruang kota tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa informalitas penting untuk dijadikan pertimbangan pada perancangan kota untuk menciptakan ruang-ruang kota yang lebih inklusif.Melihat pandangan Ananya Roy 2004, 2005 , Nezar AlSayyad 1981, 2004 , Loukaitou-Sideris dan Mukhija 2015 tentang informalitas bahwa negosiasi menjadi sesuatu yang penting dalam prosesnya, saya mendapati bahwa perlu untuk memartisipasikan informalitas dalam proses desain untuk menghasilkan sebuah desain yang inklusif. Untuk memartisipasikan informalitas, saya melakukan observasi langsung, wawancara, dan diskusi bersama pelaku informalitas untuk mengerti sejauh mana cakupan, kebutuhan, dan perwujudan dari informalitas dalam suatu ruang kota. Selain itu, analisis tentang letak kehadiran informalitas menunjukkan bahwa dibutuhkan intervensi 'penunjang' kebutuhan yang akan 'diisi' dan dipakai oleh pelaku informalitas untuk mengakomodasi informalitas di dalam suatu ruang kota. Tesis perancangan ini menawarkan alternatif lain bagi perancangan perkotaan untuk memeransertakan informalitas sebagai salah satu syarat proses desain yang harus diakomodasi dalam kebijakan kota. Dengan begitu, desain yang dihasilkan akan mampu mencakup lebih banyak pengguna kota terutama para pelaku informalitas sehingga lebih inklusif. ......The presence of public spaces that designed exclusively for some segment of city users only has become more common practices in Jakarta. This leads to the question of social equity in the city. With the exclusivity of urban spaces, social equity in the city is hardly attainable. Ideally, urban spaces in the city should be designed to be more inclusive so every segment of city users, including from informal sectors, can utilizes those spaces. While informality already has manifestations in city spaces and even has been considered as one of urban way of lifes notably in ldquo global south rdquo cities, its presence cannot be accomodated by the city rsquo s public spaces which designed for exclusivity. Therefore, there is a need to considerate informality in the designing of urban spaces to create more inclusive urban spaces.By reviewing Ananya Roy 2004, 2005 , Nezar AlSayyad 1981, 2004 , Loukaitou Sideris and Mukhija rsquo s 2015 notions on informality that negotiation is an essential feature of its process, I find that it is necessary to participate informality in the design process to create an inclusive design. In order to achieve that, I do direct observations, interviews, and discussions with the informality practicioners to determine the scope, needs, and manifestations of informality in urban spaces. Furthermore, analysis of the informality rsquo s presence location shows that it requires the need supporting intervention which will be ldquo filled rdquo and used by informality practicioners to accomodate informality in urban spaces. This design thesis offers an alternative design of urban space which considers the informality as one of the requirements in the design process that must be accommodated in urban policy. Therefore, the produced design will be able to accomodate more city users, informality practicioners in particular, making it more inclusive.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masitha Nisa Noorrahma
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi sikap terhadap pendidikan inklusif dan strategi pengajaran pada guru SD inklusif (n=70) dan SMA inklusif (n=70). Penelitian kuantitatif ini menggunakan MATIES (Mahat, 2008) untuk mengukur sikap guru dan BCSQ (Bender, 1992) untuk mengukur strategi pengajaran yang digunakan guru. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi positif yang signifikan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dan strategi pengajaran pada guru SD inklusif maupun SMA inklusif. Artinya, semakin positif sikap guru terhadap pendidikan inklusif, maka guru semakin banyak dan sering menggunakan strategi pengajaran. Selain itu, tidak ada perbedaan sikap yang signifikan antara guru SD inklusif dan SMA inklusif. Adapun guru SD inklusif diketahui lebih banyak menggunakan strategi pengajaran yang variatif dan diferensiasi strategi daripada guru SMA inklusif. Berdasarkan hasil tersebut, pemerintah dan sekolah inklusif disarankan mengadakan pelatihan bagi guru, terutama mengenai strategi pengajaran dalam pendidikan inklusif.
This study aimed to determine the correlation between teachers? attitudes towards inclusive education and teaching strategies in inclusive elementary school teachers (n=70) and high school teachers (n=70). This quantitative study uses MATIES (Mahat, 2008) to measure the attitudes and BCSQ (Bender, 1992) to measure the teaching strategies used by teachers. The results showed that there is a significant positive correlation between attitudes and teaching strategies in both groups. That is, the more positive the attitude of teachers towards inclusive education, the more frequent teaching strategies are used by teacher. In addition, there was no significant difference in attitude between inclusive elementary and high school teachers. However, the elementary school teachers are known to use more variative teaching and differentiation strategies that supports inclusive education rather than high school teachers. Based on these results, government and inclusive schools are suggested to held training for teachers, especially about teaching strategies in inclusive education.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahrizal Irvandi
Abstrak :
Universitas Indonesia memiliki tujuan untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2013 Tentang Statuta Universitas Indonesia. Akan tetapi pendidikan yang diselenggarakan belum inklusif bagi mahasiswa disabilitas terlihat dari keterbatasan fasilitas ramah disabilitas serta belum terdapatnya sistem pendataan serta pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa disabilitas. Kondisi tersebut memicu dilakukannya penelitian ini yang bertujuan untuk menjelaskan mengenai pendidikan inklusif bagi mahasiswa disabilitas yang terjadi di Universitas Indonesia dengan menggunakan konsep implementasi kebijakan menurut Brinkerhoff dan Crosby (2011). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi langsung, serta studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan inklusif bagi mahasiswa disabilitas di Universitas Indonesia belum berjalan dengan baik karena kurangnya komitmen dari pimpinan Universitas Indonesia dalam menjalankan pendidikan inklusif bagi mahasiswa disabilitas. Hal ini terlihat dari belum adanya kebijakan pada tingkat universitas yang mengatur tentang pendidikan inklusif bagi mahasiswa disabilitas yang mengakibatkan fakultas dan departemen menjalankan pendidikan inklusif tanpa arahan. Universitas Indonesia pun belum memiliki sumber daya yang cukup untuk menjalankan pendidikan inklusif bagi mahasiswa disabilitasserta tidak diperpanjangnya Unit Layanan Mahasiswa Disabilitas Universitas indonesia semenjak masa kerja nya habis pada desember 2019. ......Universitas Indonesia has a goal to implement inclusive education policy as stipulatedin Government Ordinance Number 68/2013 on Statuta Universitas Indonesia. The reality happening in Universitas Indonesia indicates that inclusive education has not implemented as it should, derived by inadequate disabled-friendly facilities and education system in Universitas Indonesia. Those conditions cause the conduct of this research in order to describe inclusive education for students with disability in Universitas Indonesia using policy implementation concept by Brinkerhoff and Crosby (2011). This research uses post-positivist approach with qualitative data collection techniques through in-depth interview, observation, and literature study. The result of this research shows that inclusive education for student with disability has not been properly implemented due to lack of commitment from rector of Universitas Indonesia, also there has not been any regulation regarding inclusive education. Therefore, faculties and departments autonomously implement inclusive education policy without higher regulation to refer to. Universitas Indonesia also has inadequate resources to properly implement inclusive education policy for students with disability that can be seen from lack of disabled- friendly facilities and the disability unit not being re-established after its contract ended
Depok: Fakultas Ilmu Adminstrasi Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
In a world plagued by wicked problems, escaping the win-lose dynamics of zero-sum game approaches is crucial for finding integrated, inclusive solutions to complex issues. In this book, the reader will uncover real-life examples of inclusive leaders that have broken the zero-sum game. From Ivy League colleges to African villages, from the very top of the Catholic Church to anarchist conferences and meetings, inclusive leadership can be applied and the protagonists will tell you how. As the examples in the book demonstrate, inclusive leadership is not the privilege of a few gifted individuals with extraordinary human qualities. Inclusive leaders are not necessarily charismatic (like Nelson Mandela, Gandhi, or Martin Luther King, Jr). The vast majority of inclusive leaders are just regular everyday people. They only differ and what a difference it makes! in being able to turn what seem to be zero-sum problems into opportunities for inclusiveness.
United Kingdom: Emerald, 2017
e20469451
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Nadila Zahara Faradysa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi Generasi Z terhadap strategi komunikasi pemasaran Dear Me Beauty yang melibatkan keragaman dan inklusi, khususnya pada dimensi ras dan etnis, gender, serta usia. Persepsi tersebut dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman, serta budaya. Sebagai generasi yang tumbuh di tengah lingkungan yang lebih beragam, membuat Generasi Z memiliki rasa toleransi yang tinggi dan vokal dalam memperjuangkan keragaman serta mengurangi praktik diskriminasi di lingkungannya. Penelitian ini ditelaah dengan menggunakan Teori Komunikasi Pemasaran yang inklusif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus, teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam serta observasi digital khususnya pada akun resmi @dearmebeauty. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Generasi Z memiliki persepsi positif terhadap strategi komunikasi pemasaran Dear Me Beauty yang melibatkan keragaman dan inklusi. Dimensi ras dan etnis menjadi perhatian pertama dan memiliki persepsi positif. Dimensi gender secara keseluruhan generasi Z persepsi positif namun sebagian di antaranya berpendapat bahwa penggunaan kosmetik pada pria masih dianggap tabu bagi masyarakat Indonesia.  Dimensi usia secara keseluruhan memiliki pandangan positif. Generasi Z memberikan dua sudut pandang dilihat dari kombinasi dimensi usia dan gender. Pada representasi wanita paruh baya yang menggunakan produk kecantikan mendapatkan persepsi positif dan dukungan penuh. Sedangkan pada representasi pria paruh baya yang menggunakan produk kecantikan memiliki dua pandangan yang berbeda. Sebagian besar memberikan persepsi positif, namun sebagian lainnya mengatakan bahwa pemilihan model pria paruh baya kurang tepat dalam memasarkan produk kecantikan, khususnya kosmetik. ......This study aims to determine Generation Z's perceptions of the Dear Me Beauty marketing communication strategy which involves diversity and inclusion, especially in the dimensions of race and ethnicity, gender, and age. These perceptions are influenced by background, experience, and culture. As a generation that grew up in a more diverse environment, Generation Z has a high sense of tolerance and is vocal in fighting for diversity and reducing discriminatory practices in their environment. This research is examined using inclusive Marketing Communication Theory. This study used a qualitative approach with a case study research met; data collection techniques were carried out through in-depth interviews and digital observation, especially on the official @dearmebeauty account. The results of the study show that Generation Z has a positive perception of the Dear Me Beauty marketing communication strategy, which involves diversity and inclusion. The dimensions of race and ethnicity are the first concern and have positive perceptions. The overall gender dimension of Generation Z is positive, but some of them argue that the use of cosmetics on men is still considered taboo in Indonesian society. The overall age dimension has a positive outlook. Generation Z provides two perspectives from a combination of age and gender dimensions. In the representation of middle-aged women who use beauty products, they get positive perceptions and full support. Meanwhile, the representation of middle-aged men who use beauty products has two different views. Most gave a positive perception but some others said that the selection of middle-aged male models was inappropriate in marketing beauty products, especially cosmetics.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayatullah
Abstrak :
Kehadiran anak berkebutuhan khusus di tengah-tengah keluarga, telah membawa dampak kepada perubahan sikap, karakter, dan kondisi didalam keluarga. Ada keluarga yang dapat menerima karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa, ada juga keluarga yang belum bisa menerima kehadiran mereka di tengah-tengah keluarga. Penelitian kualitatif ini mencoba untuk mengetahui bagaimana suatu keluarga dapat menerima kehadiran anak berkebutuhan khusus didalam keluarga, dan membangun ketahanan keluarga. Melalui observasi dan wawancara mendalam kepada informan kunci dan informan pendukung, diketahui bahwa keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus, dukungan ketahanan keluarga penting sebagai modal dasar anak memasuki interaksi sosial yang lebih majemuk dan dinamika yang lebih komplek dengan tingkat tantangan dan hambatan yang lebih luas. Peran orang tua terhadap anak baik di rumah, di masyarakat maupun di lingkungan sekolah dalam memotivasi, membimbing dan menguatkan mental dan emosional menjadi suatu hal yang mutlak dilakukan demi meraih masa depan yang lebih baik. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa kebersamaan/kebersatuan keluarga (suami, istri, dan anak) diperlukan dalam menghadapi permasalahan dan mencari penanggulangannya. Ketahanan keluarga yang ada pada keluarga-keluarga anak berkebutuhan khusus tersebut memang masing-masing memiliki tingkatan kemantapan yang berbeda. Semakin besarnya keluarga menjalankan fungsi, peran dan tugasnya dalam mendukung, memenuhi kebutuhan dasar anaknya (pendidikan inklusif), maka pencapaian keberhasilan akan mudah di raih. Selain itu peranan lingkungan sosial masyarakat dan lingkungan sekolah ternyata memberikan dukungan yang positif terhadap keragaman dan saling menghargai perbedaan. ...... The presence of children with special needs in the midst of the family, has an impact to change the attitude, character, and conditions within the family, there are families who can receive the gift given by God Almighty, there are also families who can not accept their presence in the middle family. Qualitative research is trying to determine how a family can accept the presence of children with special needs in the family, and build family resilience. Through observation and in-depth interviews with key informants and informant support, it is known that families who have children with special needs, build family resilience is the main factor to be prepared in the face of growth and development, social interaction, and to participate in inclusive education. Before, during follow and so on in the learning process, the support of family support is important as the capital of a child enters the social interaction that is more diverse and more complex dynamics at the level of the challenges and barriers to broader. Role of parents of children both at home, in the community and in the school environment to motivate, guide and strengthen the mental and emotional be an absolute thing done to achieve a better future. Conclusions from the study showed that togetherness / oneness family (husband, wife, and children) is required in dealing with problems and seek to overcome. Resilience families that exist in families of children with special needs are indeed each have different levels of stability. The growing family functioning, role and duties in favor, meet their basic needs (IE), the achievement of success will be easily in reach. Besides the role of the social environment and school environment turns giving positive support to diversity and mutual respect for differences.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khelmy Kalam Pribadi
Abstrak :
ABSTRAK
Relasi antara masyarakat, negara dan warga Ahmadiyah seringkali mdash;untuk tidak menyebut selalu mdash;berakhir dengan pengingkaran akan hak-hak dasar yang melekat pada tiap warga negara Indonesia, tak terkecuali warga Ahmadiyah. Namun demikian, fenomena menarik terjadi di kabupaten Wonosobo, yang mencoba mengurai persoalan keberagaman melalui sebuah kebijakan inklusi. Penelitian kualitatif ini akan membahas mengenai kebijakan atau politik inklusi yang dilakukan oleh kabupaten Wonosobo dalam merespon keberagaman masyarakat di wilayah tersebut. Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan penelitian seputar relasi internal dan relasi eksternal kepala daerah sebagai agensi dan struktur pemerintahan Wonosobo dengan kompleksitas politik lokal yang melingkupinya. Selain itu, penelitian ini berpamrih menemukan faktor-faktor apa yang memungkinkan keberlanjutan model kebijakan politik inklusif atau diskresi discretionary policy . Penelitian ini beragumentasi bahwa implementasi kebijakan inklusif yang terjadi di Wonosobo dipengaruhi oleh keberpihakan personal kepala daerah dalam mekanisme intervensi kedalam struktur pemerintahan berkenaan dengan implementasi model kebijakan politik inklusif atau kebijakan diskresi discretionary policy . Hal ini juga berlaku dalam konteks eksternal pemerintahan dimana kepala daerah memainkan peran sentral dalam hubungan antara kepala daerah dengan kelompok kepentingan lainnya dalam politik lokal di Wonosobo. Termasuk didalamnya adalah perubahan kepala daerah pasca Pilkada.
ABSTRACT
The relation between the society, the country and Ahmadiyya community often not to mention to always ended with the denial of basic rights inherent in every citizen of Indonesia, Ahmadiyya community shall be no exception. However, an interesting phenomenon occurred in Wonosobo district, which is trying to unravel the issue of diversity through a policy of inclusion. This qualitative research will discuss the policies or politics of inclusion that has been done by the Wonosobo district in responding to the diversity of the communities in the region. This research would like to response a research questions about the relation of internal and external relations from a regional head Wonosobo to become an agencies and government structures with the complexity of local politics that surrounded him. In addition, this research have the intention to found the factors that enable the sustainability model of inclusive political policy or discretion discretionary policy . This research argues that implementation of inclusive policies that occurred in Wonosobo has been influenced by personal bias in the mechanism of regional heads of government intervention into the structure with respect to the implementation of the policy model of inclusive political or policy discretion discretionary policy . This also applies in the context of external governance in which regional heads act a central role in the relationship between the head of the region with other interest groups in local politics in Wonosobo. Included the transition of the regional heads from the post elections.
2016
T47494
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komang Yogi Triana
Abstrak :
ABSTRAK
Kualitas hidup dari Anak Berkebutuhan Khusus ABK dipengaruhi oleh kemampuannya dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, khususnya dengan teman sebayanya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pengalaman teman sebaya berinteraksi dengan ABK yang menjalani pendidikan di sekolah inklusi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif fenomenologi melalui teknik wawancara mendalam secara semi terstruktur terhadap delapan partisipan yang berusia 10-13 tahun dari sekolah inklusi di kota Depok. Penelitian ini mengidentifikasi enam tema, yaitu dia berbeda, kekesalan terhadap ABK, misalnya aku jadi mereka, seru main sama dia, perlakuan guru pada ABK, dan ragam respon orangtua ABK. Kekesalan dan perasaan empati terhadap ABK menjadi pengalaman yang dominan dirasakan teman sebaya saat berinteraksi dengan ABK tergantung dari sikap dan perilaku yang ditunjukkan ABK. Selanjutnya, diharapkan adanya peran kolaboratif semua pihak, baik perawat maupun warga sekolah untuk menunjang keberlanjutan interaksi yang positif antar ABK dengan teman sebaya. Kata kunci: Anak berkebutuhan khusus, berinteraksi, sekolah inklusi, teman sebaya.
ABSTRACT
The quality of life of the Children with Special Needs CWSN is influenced by his ability to socialize, especially with their peers. The purpose of this study is to obtain an overview of peer experiences interacting with the CWSN in inclusive schools. This research used qualitative descriptive phenomenology method through semi structured in depth interview technique for eight participants age 10 13 years old from inclusive school. The results identified six themes including he she is different, resentment to the CWSN, if I were them, excited to play with him, teacher treatment to CWSN, and various responses of CWSN parents. Feeling of annoyance and empathy towards to the CWSN becomes the most experience felt by peers when interacting with the CWSN depending on their attitudes and behaviors. Furthermore, the collaborative role of all parties is needed, both nurse and school residents to support the sustainability of positive interactions between the CWSN with peers. Keywords Children with special needs, inclusive school, interaction, peers
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>