Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asmayuni
Abstrak :
Kejadian kegemukan pada perempuan lebih sering dibandingkan pada laki-laki, sehingga menjadi permasalahan yang panting untuk dipertimbangkan. Dampak ditimbulkan akibat kegemukan terutama pada perempuan adalah risiko penyakit degeneratif seperti diabetes melilus, hypertensi, cardiovasculer, osteoartritis dan lain sebagainya. Status kegemukan dapat dikctahui dengan Indcks Massa Tubuh (IMT) aimzung dad pcfbfmdingan berat badan aengan tinggi baaan dam kg/mz, indikasi ina menggunakan indikator IMT dengan nilai ambarlg batas > 25,0 kg/m2. Prevalensi perempuan yang gcmuk (IMT >25.0) terdapat pada golongan umur 30-49 tahun. Data Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat tahun 2004 melaporkan kegcmukan (IMT >25) pada perempuan di Kota Padang Panjang adalah 53,3 %, angka ini adalah angka tertinggi diantara kabupaten/kota di Swnbar, dengan status kegemukan pada perempuan 33,5%.

Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kegemukan pada perempuan umur 25 - S0 tahun di Kota Padang Panjang tahun 2007, yang diukur dengan Indcks Massa Tubuh (IMT). Data yang digunakan adalah data primer dengan pendekatan kuantitatif observasional, dengan rancangan potong lintang (cross sectional). Pcnelitian dilaksanakan pada Bulan April-Mei 2007. Rcsponden dalam penelitian ini dipilih dengan acak sederhana dari tiap-tiap kelurahan, dan jumlah responden masing-masing kelurahan ditetapkan secara proporsi dari jumlah populasi per kehuahan. Jumlah sampel minimum ditempkan sebanyak 192 ormg, dan disebar kc 16 kelurahan di Kota Padang Panjang. Variabcl dcpcndcn adalah kegemukan (IMT), dan varibcl indcpcndcn adajah umur, riwayat kegemukan dari orang tua, paritas, konsumsi makanan, alctiiitas iisik, pola makan, status ekonomi, status perkawinan, dan pengetahuan gizi. Analisis data dilakukan sccara bcrtahap dimulai dengan univariat, bivariat (chi square) dan multivariat (multiple logistic regression).

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata IMT pada perempuan umm' 25-50 tahun adalah 26,60 i 6,03 kg/mz, perempuan gemuk IMT >25 adalah 54,2%. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan bennakna antara konsumsi karbohidrat, riwayat kegemukan dari orang tua, dan status ckonomi dengan kegemukan pada perempuan umur 25 - 50 tahun di Kota Padang Paniang (p<0,05). Faktor yang dominan berhubungan dcngan kegemukan adalah status ckonomi (OR 2,2), riwayat kegemukan dari orang tua (OR 2,0) dan konsumsi karbohidrat (OR 0,4).

Kesimpulan dari penelitian ini, antara lain adalah perempuan yang keluarganya pada tingkat status ekonomi tinggi berisiko 2,2 kali menjadi kegemukan tiibandingkan perempuan dengan status ckonomi rendah. Dcmikian pula halnya dengan perempuan yang ada ketunman gemuk dari orang tua 2 kali akan menjadi gemuk dari pada perempuan yang tidak ada riwayat gemuk dad orang tua. Disamping itu pcrempuan dengan konsumsi karbohidrat tinggi berisiko gemuk 0,4 kali dari pada perempuan yang konsumsi karbohidrat rendah. Keadaan ini disebabkan dengan mempertimbangkan indeks glikemik pangan yang dikonsumsi, karena konsumsi rendah karhohidrat tapi indeks glikemik pangannya tinggi, akan berisiko kegemukan dibandingkan dengan konsumsi karbohidrat tinggi dengan indeks glikemik pangannya rendah.

Disarankan agar institusi kesehatan bersama dinas instansi terkait seperti Dinas Sosial, Keluarga Berencana, dan Tenaga Katja, BAPPEDA, Dinas Penanian, dan Pcndidikan tergabung pada kelompok ketja (pokja) Perbaikan Gizi masyarakat, mcrencanakan program pengendalian kegemukan terhadap masyarakat Kota Padang Panjang dengan selalu mclakukan pemantauan status gizi (kegemukan) sebulan sekali bempa kelompok posyandu atau sanggar senam aerobik dan timess, untuk mencegah timbulnya penyakit degeneratif.
i>Obesity is more often experienced by women than men. This is very important to be analyzed. The effects of obesity, especially for women, is degenerative illness such as diabetes, hypertension, cardiovascular, osteoarthritis, etc. Obesity status can be known through Body Mass Index (BMI) by comparing body weight with body height in kg/mz. This indication is using BMI indicator with > 25,0 kg/m2 limits. Prevalence of obesity women (BMI > 25,0) experienced by the women group of 30 - 49 years old. The data of Health Department of West Sumatera Province in 2004 show that obesity (BMI > 25) experienced by the women in Padang Panjang city is 53.3%. This is the highest figure throughout the regions in West Sumatera, where obesity status for the women is 33.5%.

The objective of this research is to fmd description of obesity of 25 - 50 year old women in Padang Panjang City In 2007 through Body Mass hidex (BMI) and other related factors. This research uses primary data with observational quantitative approach and cross sectional method. This research was done in April- May 2007. Respondents for this research is selected based on simple random technique from each village. The numbers of respondents fiom each village is proportional of the population. The minimum sample in this research is 192 women in 16 villages in Padang Panjang City. Independent variable is obesity (BMI) and independent variables are age, descent obesity, parity, food consumption, physical activities, eating habits, economic status, marriage status, and knowledge of nutrition. Data analysis is done in stages begins from partial regression, chi square and then multiple logistic regression.

The result of this research shows that the average of Body Mass Index (BMI) for 25 - 50 years old women is 26.60 :t 6.03 kg/1112, respondents of obesity BMI > 25 is 54.2%. This analysis shows that there is a significant correlation between carbohydrate consumption, descent obesity and economic status with obesity for 25 - 50 years old women in Padang Panjang City ( p > 0.05). Dominant related factor with obesity is economic status with OR 2.2, for descent obesity with OR 2.0 and OR 0.4 for carbohydrate consumption. The conclusion of this research is the women of high economic status have 2.2 times risk of experiencing obesity compared to the women of low economic status. The women with descent obesity also have 2.2 times risk of experiencing obesity compared to the women with no descent obesity. ln addition, the women with high carbohydrate consumption have 0.4 times of experiencing obesity compared to the women with low carbohydrate consumption. Although the women with low carbohydrate consumption but high glikemik index will have risk of experiencing obesity compared to low glikemik indeks.

The results of this research recommends to health department with other related departments such as social department, family planning, manpower department, Regional Development Board, agricultural department and education department cooperate to deal with public health, obesity restraint planning, in Padang Panjang City by controlling nutrition status once in a month in small social units like aerobic, fitness to prevent degenerative illness.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhian Amandito
Abstrak :
Indeks massa tubuh yang tinggi berkaitan dengan banyak risiko penyakit, terutama penyakit pada sistem kardiovaskuler, serta diduga menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya keluhan muskuloskeletal pada pekerja kantor. Selain itu pekerja yang mengalami keluhan tersebut memiliki fleksibilitas yang buruk. Akibat keluhan tersebut kualitas kerja para penderita menurun sehingga terjadi penurunan gaji atau kehilangan waktu kerja. Peneliti menduga bahwa keluhan yang serupa juga terdapat pada mahasiswa, terutama mahasiswa kedokteran. Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh dengan fleksibilitas. Pada penelitian ini digunakan studi cross sectional mahasiswa fakultas kedokteran angkatan 2011 yang mengikuti praktikum uji fleksibilitas tubuh. Data didapatkan dari hasil praktikum mahasiswa di fakultas kedokteran pada bulan Juni 2013 dan didapatkan jumlah sampel 149. Data dianalisis dengan menggunakan uji cross tabulation dan uji chi square dengan menggunakan program SPSS Ver 21 for mac. Tingkat fleksibilitas excellent adalah 45%, terbanyak ditemukan pada mahasiswa dengan IMT rendah sedangkan yang ditemukan pada mahasiswa dengan IMT tinggi adalah 41% yang excellent. Berdasarkan uji chi square tidak menunjukkan ada perbedaan bermakna antara skor IMT dan fleksibilitas mahasiswa. Dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara IMT dengan fleksibilitas pada mahasiswa kedokteran angkatan 2011. ......High Body Mass Index is related with a lot of diseases? risk factor, especially diseases of the cardiovascular system, and also is thought to be one of the causes of musculoskeletal pain in office workers. Also, workers who experience such pain have bad flexibility. The musculoskeletal pain has a negative impact on the work quality of workers, causing a decrease in salary or decrease in work duration. It is suspected that a similar problem is happening in students, especially medical students. The goal of this research is to know the Body Mass Index and flexibility. This research is a cross sectional study with medical students of batch 2011 who underwent flexibility test practical session. Data is gained from the practical assignment of medical students on June 2013 and a total of 149 samples was received. SPSS ver. 21 for Mac is the program used to analyze the data and descriptive test cross tabulation and chi square test was done. We found that 45% of the flexibility score is excellent and mostly found in students with low BMI, whereas in students with high BMI there is 41% of excellent flexibility score. Based on chi square test there is no significancy between BMI and flexibility score of the students. It can be concluded that there is no association between BMI and flexibility in medical students batch 2011.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2003
612.3 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kenti Friskarini
Abstrak :
Daiam pencapaian status gizi yang dapat mcningkatkan kualitas SDM sering ditemui berbagai masalah. Masalah gizi di Indonesia dan di negara beikembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Bnergi Protein (KEP), Anemia besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan rnasalah obesitas terutama di kota-kota besar Dalam masyarakat, terdapat kelompok rentan gizi. Remaja merupakan salah satu bagian dalam kelompok ini Masa dewasa muda juga mcrupakan masa yang penting. Kebiasaan dalam pemenuhan gizi pada kedua masa ini merupakan investasi yang panting untuk masa depan karena merupakan usia yang produktif. Melihat kenyataan di atas, maka penulis ingin melihat gambaran tentang status gizi dengan menggunakan IMT pada remaja (15 - 18 tahun)dan dcwasa muda (19 - 24 tahun) di Indonesia serta faktor-faktor apa saja yang berhubungan, dengan rnenggunakan data Survei Kesehatan Rumah Tangga di Indonesia tahun 2004 serta data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2004. Tujuan umum penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan [MT pada remaja dan dewasa muda di Indonesia tahun 2004. Sedangkan tujuan khususnya adalah diperolehnya gambaran mengenai IMT pada remaja dan dewasa muda, diperolehnya faktor-faktor yang berhubungan dengan [MT pada remaja dan dewasa muda, serta diperolehnya model untuk memprediksi faktor-faktor yang berperan terhadap kejadian IMT pada remaj a dan dewasa muda di Indonesia pada tahun 2004. Rancangan penelitian adalah potong lintang dengan populasi adalah rcmaja berusia 15 - 18 tahun dan dewasa muda usia 19 - 24 tahun di Indonesia pada tahun 2004. Menggunakan data Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004 sorta data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2004. Sampel diambil dengan menggunakan rumus uji hipotesis dua proporsi. Analisis data dengan analisis regresi logistik multinomial. Hasil dari penelilian ini adalah proporsi responden yang memiliki gizi baik (75,4%) jauh lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki gizi lebih (6,0%) dan gizi kurang (18,6%). Berdasarkan seluruh proses analisis multivariabcl didapatkan basil bahwa ada 3 vanabel yang sccara signifikan berhubungan, yaitu jumlah anggota rumah tangga, daerah tempat tinggal dan aktifitas fisik. Faktor yang dominan berhubungan dengan IMT remaja dan dewasa muda dalam penelitian dcngan OR terbesar adalah aktititas fisik. Berdasarkan penelitian ini maka perlu dilakukan pemantauan IMT secara berkala di masyarakat dengan tujuan untuk mengetahui besaran masalah gizi yang texjadi schingga dapat dilakukan pencegahan secara tepat. Selain itu lebih memasyarakatkan Pedoman Umum Gizi Seimbang kepada remaja dan dewasa muda schingga meningkatkan pengetahuan rentang gizi yang baik.
Attainment of nutrition status that could increase SDM quality otten met various problems. Nutrition problems in Indonesia and developing country generally dominated by Protein Energy Deficiency, iron anemia, disturbance caused by Iodine Deficiency (GAKY), vitamin A deficiency and obesity especially in big cities. In public, acquire malnutrition groups. Teenagers are one ofthe parts in these groups. Young adult was also an important period. Nutrition fulfillment habit in these both periods was an important infestation for future because represent productive ages. Seeing above facts, writer desire to see nutrition status description by using teenagers BMI (15 - 18 years old) and young adults (19 - 24 years old) in Indonesia and related factors, by using Household Health Survey data in Indonesia at 2004 also National Social Economy Survey data at 2004. These research general purposes were information toward factors related to BMI on teenagers and young adults in Indonesia at- 2004. While particular purposes were obtaining description toward BMI on teenagers and young-adults, obtaining factors related to BMI on teenagers and young adults, also obtaining model to predict distribution factors toward BMI cases on teenagers and young adults in Indonesia at Research design is cross sectional with population of teenager ages of 15 - 18 years old and young adult ages of 19 - 24 years old in Indonesia at 2004. It was uses Household Health Survey at 2004 and National Social Economy Stuvey data at 2004. Sample collected by using formula of double proportion hypothesis test. Data analysis was using multinornial logistic regression analysis. This research result is respondent proportion that has good nutrition (75.4%) higher than respondent with exceeded nutrition (6.0%) and malnutrition (18.6%). Based on entire multivariable analysis process obtained 3 significantly related variables, which are total of household member, residence and physical activity. Dominant factor that related with teenagers BMI and young adults in research, which with highest OR, is physical activity. Based on this research require BMI monitoring as continually in public to identify occurred nutrition problems coverage so that able to perform exact prevention. Besides, it was socializing General Guidance of Balanced Nutrition to teenagers and young adults so that increasing knowledge toward good nutrition.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezka Arsy Effrin
Abstrak :
Prahipertensi pada remaja diketahui dapat menyebabkan kejadian hipertensi di masa dewasa, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor dominan kejadian prahipertensi pada remaja di SMA Budi Mulia Kota Bogor tahun 2016. Penelitian yang bersifat kuantitatif dengan desain crosssectional ini dilakukan pada April?Mei 2016 pada 130 siswa berusia 14-18 tahun. Data tekanan darah didapatkan melalui pengukuran menggunakan sfigmomanometer merkuri Riester tipe novapresameter dan stetoskop Littmann. Indeks Massa Tubuh (IMT) dikalkukasi dari hasil pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan. Physical Activity Questionnaire for Adolescence digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas fisik. Data asupan natrium didapatkan dari wawancara 24 hour food recall. Sedangkan data berat lahir, waktu tidur, riwayat hipertensi keluarga, dan jenis kelamin didapatkan dari pengisian angket. Prevalensi prahipertensi pada penelitian ini adalah 21,5% serta ditemukan perbedaan yang bermakna antara tekanan darah dengan indeks massa tubuh, berat lahir, dan riwayat hipertensi keluarga.Indeks massa tubuh merupakan faktor dominan kejadian prahipertensi dengan odds ratio sebesar 7,664. Responden disarankan untuk menjaga IMT kurang dari 1 standar deviasi menurut standar WHO serta menghindari faktor risiko lain jika memiliki riwayat hipertensi pada keluarga untuk mengurangi risiko kejadian prahipertensi.
Prehypertension in adolescents known as a risk factor of developing hypertension later in life. The objective of this study is to identify the dominant factor determining the prevalence of prehypertension among adolescents in SMA Budi Mulia Kota Bogor 2016. Cross-Sectional Study was conducted from April until May 2016 involving 130 students aged 14?18. Blood Pressure measurement obtained using Riester Novapresameter Mercury Sfigmomanometer and Littman Stethoscope. Body Mass Index data was calculated from weight and height measurements. Physical Activity Questionnaire for Adolesent was used to obtain Physical Activity Data. Sodium Intake was calculated by conducting twice 24-hour food recall. Self Administered Questionnaire was used to collect remaining data such as Birth Weight, Sleep Duration, Family History of Hypertension, and Sex. The prevalence of prehypertension is 21,5%. Chi-Square analysis found no association between blood pressure and physical activity, and also with sleep duration. Associations adjusted for Sodium Intake, Birth Weight and Sex showed independent relationship with BMI (OR=7,664) and Family History of Hypertension(OR=4,007) Respondents are advised to maintain BMI below 1 standard deviation according to WHO standards and avoid other risk factors if happen to have hypertension history in the family to reduce the risk of prehypertension.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinah
Abstrak :
Kemajuan di bidang ekonomi dan teknologi di negara maju maupun negara berkembang menyebabkan terjadinya transisi pola gaya hidup termasuk pola makan. Hal ini juga berdampak pada meningkatnya masalah gizi lebih yang pada akhimya akan semakin meningkatkan kejadian penyakit degeneratif. Penelitian yang dilakukan oleh Riana (2004) pada- siswi Jakarta memperlihatkan bahwa prevalensi gizi lebih sebesar 25,3%. Hasil yang harnpir sama juga diperoleh oleh Arnaliah (2005) pada siswa SMA di Jakarta yang rnenunjukkan angka prevalensi gizi lebih sebesar 25,5%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran IMT (Indeks Massa Tubuh/Body Mass Index) pada remaja SMA sebagai variabel dependen _dan variabel independen seperti jenis kelamin, frekuensi konsumsi fast food, banyalawa jenis konsumsi fast food, konsumsi sayur, konsumsi energi dan lemak, dan aktifitas fisik. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat bagaimana hubungan antara IMT dengan variabel-variabel independen tersebut dan mencari variabel yang paling dominan berhubungan dengan INTT menurut umur. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Labschool Rawamangun Jakarta Tirnur dengan sampel sebesar 204 responden. pengambilan data dilakukan pada akhir bulan Mei 2007. Analisis yang digunakan yaitu analisis uvariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi gizi lebih (overweight) di SMA Labschool Rawarnangun Jakarta Timur sebesar 27.9%. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsumsi fast food, konsumsi energi dan lemak dengan 11VIT menurut umur. Setelah dilakukan analisis multivariat, diperoleh hasil bahwa konsumsi energi merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan 1MT menurut umur. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, disarankan untuk dilakukan pencegahan sercara dini dalam mengendalikan kecenderungan peningkatan kejadian gizi lebih pada remaja. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya penilaian status gizi dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara rutin sebulan sekali. Selain itu, pemberian pengetahuan gizi kepada siswa dan orang tua siswa mengenai konsumsi energi dan hubungannya dengan gizi lebih menjadi salah satu bentuk upaya pencegahan terjadinya gizi lebih. ......The advancement of economy and technology within both developed and developing countries is resulting in life style alteration, which include meal pattern. This alteration also influences the escalation of malnutrition which finally lead to degenerative diseases. Riana's study (2004) shows 25% high school students are overweight. Similar result are shown by AmaIiah (2005) which prevaiens of overweight is 25.3%. This research aimed to capture the outline of IIVIT as dependent variable compare to independent variables; namely sex, fast food consumption, vegetables intake, fat intake, and physical activity. Besides that, we also want to observe the relation between [MT and all the independent variables and to find the most dominant independent variable to DAT according age group. This is a quantitative research in which using cross sectional design study. The research, which was conducted in Labschool Senior High School Jakarta, is followed by 204 respondents. Data collection occurred in May 2007. As for data analysis, we employ univariate, bivariate, and multivariate. This research documented that the prevalence of overweight amongst students of Labschool Senior High School is 27.9%. To be notice, most of our respondents are female students. Bivariate analysis showed that there is a significant relation between fast food intake, many of fast food, energy, and fat intake with IMT according age group. Afterward, multivariate analysis took place. It showed that energy intake is the most dominant factor that influences IMT. Based on the result of this research, it is necessary to perform an early prevention from overweight status in order to reduce the event amongst young people. Nutritional assessment using MIT indicator can be taken as a committed routine action by school providers. Besides, nutritional education to students and their parents considers as mutual step of prevention deed of the event. We can provide information of the importance of controlling dietary intake on young people, notably energy intake to them. It is not the only responsibility of school providers to prevent the event from emerging, but it is our responsibility as parents and as part of education system also. Together we can help our young generation from outrageous nutritional status.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Jimmy Toga
Abstrak :
ABSTRAK Latar belakang: Implan merupakan metoda kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi. Namun salah satu efek samping yang sering dikeluhkan sehingga menjadi alasan tidak melanjutkan atau tidak memilih kontrasepsi implan adalah peningkatan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan berat badan (BB) dan indeks massa tubuh (IMT) akseptor implan satu batang (Monoplant®). Metode: Penelitian ini merupakan bagian dari suatu penelitian uji klinis fase 2 yang lebih besar. Data perubahan BB dan IMT diperoleh dari pengukuran serial yang tercatat dalam rekam medis pasien selama tiga tahun pemasangan Monoplant® di Klinik Raden Saleh, Jakarta. Hasil: Dari 21 subjek penelitian ini, didapatkan rerata BB dan IMT sebelum dan setelah 3 tahun pemasangan Monoplant® yakni 53,1 (SB 11,0) kg dan 22,4 (SB 4,5) kg/m2, serta 54,8 (SB 9,4) kg dan 23,1 (SB 3,9) kg/m2 . Meskipun ada kecenderungan naik, tetapi secara statistik kenaikan BB dan IMT tersebut tidak bermakna (p=0,09) dan (p=0,08). Terdapat perbedaan berat badan dalam pengukuran serial, terutama setelah bulan ke-12 (Uji repeated ANOVA p=0,024). Walaupun tidak terdapat perbedaan rerata IMT, terdapat perbedaan proporsi subjek berdasarkan kategori IMT sebelum dan setelah pemasangan Monoplant® (Uji Marginal homogeinity p=0,046). Peningkatan kadar levonorgestrel terjadi pada bulan ke-6 yang kemudian diikuti oleh kenaikan IMT pada bulan ke-12. Kesimpulan: Terdapat kecenderungan peningkatan BB dan IMT pengguna Monoplant®, khususnya setelah satu tahun meskipun secara statistik tidak bermakna.
ABSTRACT Background: Implant is contraception method which has high effectiveness. However, one of the side effects which is mostly experienced that becomes the reason of not continuing or not choosing implant contraception is the increasing of weight. This research is aimed at finding out the change of weight and body mass index (BMI) of single rod implant acceptor (Monoplant®). Method: This method is the part of a research of a bigger phase two in clinical test. Data changes of weight and BMI is obtained from series of measurement which is recorded in patients? medical record in three years of Monoplant® placement in Raden Saleh Clinic, Jakarta. Result: From 21 subjects of this research, the average weight and BMI before and after 3 years of Monoplant® placement is gained, i.e. 53.1 (SD 11,0) kg and 22.4 (SD 4.5) kg/m2, and 54.8 (SD 9.4) kg and 23.1 (SD 3.9) kg/m2. Despite the tendency of increasing, statistically the increasing of weight and BMI, however, is meaningless (p=0.09) and (p=0.08). There is a difference of weight in series of measurement, particularly after the 12th month (Repeated test ANOVA p=0.024). Even thought there is no difference of BMI average, there is a difference of subject?s proportion based on BMI categories before and after Monoplant® placement (Marginal homogeneity test p=0.046). The increasing of levonorgestrel level occurs in the 6th month and subsequently followed by the increasing of BMI in the 12th month. Conclusion: There is a tendency of increasing weight and BMI in Monoplant® users, specifically after one year despite the fact that it is statistically meaningless.
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh IMT terhadap kejadian hiperglikemia pada PNS di lingkungan pemerintah daerah Kota Depok yang berusia < 40 tahun di Kota Depok tahun 2009. Penelitian dilakukan dengan disain studi kasus kontrol, dilaksanakan pada bulan Maret - Mei rabun 2009. Populasi kasus adalah PNS di lingkungan pemerintah daerah Kota Depok tahun 2009 usia <40 tahun yang berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah menderita hiperglikernia dimana kadar gula darah > !26 mg/dl. Populasi kontrol adalah PNS di lingkungan pamerintah daerah Kola Depok tahun 2009 yang berusia <40 tahun yang berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah tidak menderita hiperglikemia dimana kadar gula darah S 126 mg/dl. Data yang dikumpulkan adalah data kadar gula darah yang merupakan data sekunder basil pemeriksaan PT Askes dengan metode GO D-PAP (Glukosa Dehydrogenase Oxidize Phosphate); tinggi hadan diukur dengan menggunakan microtoice ketelitian 0,1 em; berat badan dengan timbangan digital SECA ketelitian 0,1 kg; karakteristik responden diketahui melalui wawancara menggunakan kuesioner; Pola konsumsi diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner FFQ; tekanan darah diukur dengan tensi meter jenis air raksa dengan merk Nova Presameter. Data dlanalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan program perangkat Iunak komputer. Jenis uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square (Kai Kuadrat) dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda model faktor risiko. Hasil pengolahan dan analisis data membuktikan bahwa lndeks Massa Tubuh (IMT) berpengaruh terhadap kejadian hiperglikernia pada PNS usia <= 40 tahun.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32438
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Yanci
Abstrak :
Obesitas adalah faktor risiko penyakit kardiovaskular. Skripsi ini merupakan penelitian dengan desain studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kejadian obesitas berdasarkan asupan gizi, aktivitas fisik, dan faktor lainnya. Penelitian ini melibatkan 104 responden yang merupakan PNS di Kantor Dinas Kesehatan kota Depok. Obesitas diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh. Sebanyak 50% PNS mengalami obesitas (IMT > 25 kg/m2). Dari beberapa variabel yang diuji, terdapat perbedaan bermakna kejadian obesitas berdasarkan asupan energi, karbohidrat, dan lemak, serta kebiasaan makan di luar rumah baik pada pria maupun wanita. Setelah dikontrol oleh jenis kelamin, perbedaan tersebut hanya bermakna pada wanita. Berdasarkan hasil penelitian, PNS disarankan untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak yang berlebihan, serta mengurangi frekuensi makan di luar rumah untuk mencegah obesitas. ......Obesity is an independent risk factor for cardiovarcular disease. The purpose of this cross-sectional study is to identify the difference in the incidence of obesity based on dietary intake, physical activity, and some other factors. A total of 104 civil servants of Depok Health Department were included in this study. Obesity was measured using Body Mass Index. The prevalence of obesity (BMI > 25 kg/m2) was 50%. From the tested variables, there were significant differences in proportion of energy, carbohydrate, and protein intake, as well as eating out of home on the prevalence of obesity in both men and women. After controlled by sex, the differences were only significant in women, but not in men. The results suggest that civil servants to reduce energy, carbohydrate, and fat intake, as well as the frequency of eating out of home.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Barokah
Abstrak :
ABSTRAK Masalah berat badan menjadi epidemi kesehatan terbesar di dunia karena hampir 30% dari seluruh populasi kini mengalami obesitas (JPNN, 2014). Obesitas dapat diukur berdasarkan nilai indeks massa tubuh yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya latihan fisik. Skripsi ini merupakan penelitian dengan desain studi cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan latihan fisik dengan indeks massa tubuh pada usia dewasa awal. Sejumlah 100 orang responden pada penelitian ini adalah anggota kelompok Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga Universitas Indonesia yang aktif melakukan latihan fisik minimal 2 kali dalam seminggu selama 6 bulan terakhir. Latihan fisik diukur dengan kuesioner Godin yang dimodifikasi. Pada penelitian ini didapatkan hasil 86% responden memiliki indeks massa tubuh normal dengan latihan fisik tingkat rendah atau latihan fisik tingkat berat yang dilakukan. Hasil penelitian bivariat dengan uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara latihan fisik dengan indeks massa tubuh pada kelompok ini (p = 0,972, α= 0,05). Kelompok disarankan untuk mempertahankan latihan fisik yang telah dilakukan untuk menjaga indeks massa tubuh tetap normal.
ABSTRACT Nowadays weight problems have become world health epidemic because nearly 30% of the population is obese (JPNN, 2014). Obesity which is measured by body mass index values are influenced by several factors such as physical exercise. This study uses cross sectional design that determines the relationship of physical exercise and body mass index in early adulthood. A number of 100 respondents in this study were members in Sports Groups of the Student Activity Unit (UKM) Universitas Indonesia that exercised regularly at least 2 times a week in the last 6 months. Physical exercise is measured by Godin questionnaire that have been modified. This study showed that 86% of respondents had a normal body mass index with low or strenuous level of physical exercise. The result of bivariate study with chi square test showed that there was no correlation between physical exercise and body mass index in this group (p = 0.972, α = 0.05). Groups are advised to maintain physical exercise that has been done to maintain normal body mass index.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>