Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daum, P.A.
Amsterdam: Querido, 1963
BLD 839.36 DAU i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Berg, Albert Jan van den
Den Haag: BBZTOH 's-Gravenhage, 1991
BLD 439.312 BER s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Birney, Alfred
Haarlem: In de Knipscheer, 2001
BLD 839.314 BIR y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Knaap, G.J.
Dordrecht: Foris Publications, 1987
BLD 959.8 KNA k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beby Prilia
"Penelitian ini membahas karakteristik gaya Indische Empire pada bangunan Stasiun Bogor. Penulis ingin menyoroti eksterior bangunan lama Stasiun Bogor dan upaya pelestariannya yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia Persero . Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Dari penelitian ini terlihat bahwa eksterior bangunan tersebut memiliki karakteristik gaya Indische Empire yang dipadukan dengan unsur modern dan renovasi berkala diupayakan untuk melindungi dan mempertahankan gaya bangunan lama tersebut yang kini menjadi cagar budaya di Kota Bogor.

This research gives an elaboration about Indische Empire style characteristic of Bogor Station building. The writer wants to highlight the exterior of the old building of Bogor Station and conservation efforts undertaken by PT Kereta Api Indonesia Persero . The methods which is used in this research is descriptive qualitative. From this reasearch, it can be seen that the building rsquo s exterior has the characteristic of Indische Empire style combined with modern elements and renovation gradually attempted to maintain and protect the style of the old building which is now a cultural heritage in Bogor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Permatasari
"Buitenzorg atau sekarang disebut Bogor merupakan salah satu kota penting pada masa kolonial. Oleh karena itu, banyak peninggalan berupa bangunan yang sampai saat ini masih tetap berdiri. Pada bangunan-bangunan tersebut dapat terlihat adanya percampuran kebudayaan Barat dan lokal. Bangunan dengan ciri itu disebut memiliki gaya Indis. Skripsi ini membahas tentang percampuran kebudayaan yang terdapat pada bangunan Middelbare Landbouwschool (MLS). Percampuran kebudayaan tersebut dapat terlihat dari gaya-gaya yang digunakan pada komponen-komponen bangunan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat beberapa gaya yang terdapat di MLS, mulai dari klasik, modern, lokal, dan indis. Berdasarkan hal tersebut, bangunan MLS juga dapat dikatakan sebagai bangunan bergaya Indis.

In a colonial period, Buitenzorg or also known as Bogor is one of important city, because of that there are so many inheritance in form of building which still exist until now. In that buildings can show a culture mixed between local and an occident culture. The building with that appearance have an Indis style. A culture mixed in a building of Middelbare Landbouw School (MLS) revealed in this research. A culture mixed can be shown on the building's interior. Some style in the MLS building, starting from classic, modern, local, and indis style has been found as a result of the research. Inother words, MLS is a building with the Indis style according to the research."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Albertus
"Skripsi ini membahas mengenai bentuk dan gaya bangunan pada masa kolonial Belanda. Obyek penelitian ini adalah Gereja GPIB Bethel yang terletak di jalan Wastukencana No.1, Bandung. Metode penelitian dilakukan dengan cara membandingkan komponen struktural dan ornamental yang ada pada Gereja Bethel dengan bangunan yang ada di Eropa dan Nusantara. Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa macam gaya yang dipadukan pada bangunan ini. Perpaduan antara gaya Eropa dan Nusantara dikenal juga pada masa itu sebagai arsitektur Indis. Maka sebagai hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa Gereja Bethel merupakan salah satu bangunan bergaya Indis.

Focus of this undergraduate thesis is about form and style of building from the Dutch colonial period. Object of this research is the GPIB Bethel Church which located at Jalan Wastukencana No.1, Bandung. Method used in this research is component comparison, such as structural and ornament components, of the GPIB Bethel Church with buildings of similar period in Nusantara and Europe as well. Analysis result indicated that some different style are being applied on the GPIB Bethel Church. In architecture, this kind of unification style between European building and traditional or vernacular building is known as Indische-stijl architecture. This reseach concluded that the GPIB Bethel Church is indicated as one of Indische-stijl building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11960
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Laksmi Larasati
"Penelitian ini adalah penelitian arsitektur dengan pendekatan sejarah terhadap Rumah Mayor Cina Muntok. Rumah ini menghadirkan perpaduan arsitektur kolonial Indische Empire dan tradisional Cina, siheyuan; yang masing-masing memiliki dasar pemikiran berbeda terkait kebudayaan yang dimiliki. Penelitian ini mendokumentasikan arsitektur dan ornamen rumah, kemudian menganalisisnya dengan bantuan literatur dan teori terkait. Penelitian terhadap Tjoeng A Tiam yang diatribusikan sebagai pendiri dilakukan atas dasar karya seni dan ornamen yang terpajang dalam dekorasi rumah. Hasil penelitian menunjukkan beberapa aspek dalam arsitektur dapat menampilkan bagaimana kedua kebudayaan tersebut bersanding sekaligus menyesuaikan dengan kondisi alam setempat. Pengetahuan yang tergali dari objek diharapkan dapat turut membantu sebagai referensi dalam proses pelestarian objek di masa depan

This is an architectural research with historical approach on the Chinese Mayor Mansion in Muntok. The mansion's architecture is a combination of Colonial Indische Empire, and Chinese traditional siheyuan each with their own background culture. This research documented the mansion's architecture and decorations, which are then analysed using architectural and cultural literatures. Research on Tjoeng A Tiam, the name attributed as owner, is done through arts and ornaments available in the mansion. The result is the identification of the object's architecture that portrays the combination of both architecture style as well as their adjustments to the local environment. The information is expected to be used as reference for future conservation project of this object."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fritz Hendrik Nino
"ABSTRAK
Kehidupan orang Indo di masa kolonial, adalah berbeda dengan orang Indo di masa sekarang. Kalau kini situasi yang dialami golongan Indo adalah relative menyenangkan maka dahulu tidaklah demikian.
Pada masa colonial orang-orang Indo berada dalam situasi terjepit. Mereka tidak bisa diterima oleh pihak Eropa (Belanda) maupun pribumi. Oleh pihak Eropa mereka dianggap remeh karena bukan orang-orang kulit putih asli. Sementara orang-orang pribumi mencurigai golongan Indo ini dan rnenganggapnya sebagai setengah Belanda saja.
Dalam situasi seperti ini orang-orang Indo telah menentukan beberapa macam sikap. Ada dari mereka yang memilih untuk lebih mendekatkan diri pada pihak Eropa (memihak Eropa), lalu ada pula yang memihak pribumi. Sementara itu tidak sedikit pula yang cenderung untuk berdiri sendiri, dalam arti tidak memihak Eropa ataupun pribumi.
Selama periode 1898 hingga 1922 akan terlihat bagaimana kompleksnya permasalahan orang Indo ini, yang antara lain tidak hanya ditunjuk:kan lewat faktor-faktor eskternal seperti adanya diskriminasi rasial oleh kaum totok (kulit putih asli), nasionalisme pribumi dan lain-lain, tapi juga faktor-faktor internal, yakni dari segi orang Indo itu sendiri, seperti suasana psikis mereka, perilaku mereka, dan sebagainya. Belum lagi tentang indikasi adanya semangat kebangsaan di kalangan orang Indo. Mereka ini mau bergabung dengan pihak pribumi dan berjuang untuk Hindia.
Semangat kebangsaan tersebut memanq masih perlu dipertanyakan, apakah murni atau tidak. Setelah banyak dari orang Indo itu berubah sikap semenjak tahun 1913, yakni tidak lagi menentang golongan totok maka pertanyaan tadi sedikit demi sedikit mulai terjawab.
Jadi selain menyorot kehidupan orang Indo dari tahun 1598 hingga 1922, maka tulisan ini melihat pula secara khusus semangat kebangsaan dari orang-orang Indo.

"
1990
S12348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalanlangi, J. L. Pakan
"ABSTRAK
Kertas kerja ini berusaha mengangkat ke permukaan kembali wawasan kebangsaan Dr. Setiabudi Douwes Dekker yang dalam Sejarah Politik Indonesia lebih dikenal sebagai Indisch Nationalisme setelah wawasan kebangsaan tersebut diterima secara aklamasi menjadi asas, tujuan dan program politik Indische Partij pada tanggal 26 Desember 1912 dalam sebuah Rapat Nasional Indische Partij di Bandung. Indisch Nationalisme ini dapat disebut sebagai perintis Nasionalisme Indonesia sebagaimana menjadi pendapat para sejarahwan Indonesia seperti Prof, Sartono Kartodirdjo, bahkan Dr Ir Soekarno Presiden Pertama Republik Indonesia yang dikenal pula sebagai penggali Pancasila menyebut Setiabudi Douwes Dekker sebagai Bapak Nasionalisme Indonesia. Ada tiga buah faktor yang bertemu dan berpadu dalam kesadaran Setiabudi. Douwes Dekker yang menjadi penyebab lahirnya wawasan kebangsaannya itu yang kemudian dikenal sebagai Indisch Nationalisme, yaitu: Pertama, realitas struktur politik kolonial Nederlandsch India kurun waktu paruh akhir abad ke-19 hingga tahun2 pertama awal abad 20, sebagaimana yang dihadapi Berta digumuli oleh Setiabudi Douwes Dekker Dan kemudian lebih diperkuat oleh pengetahuan Setiabudi Douwes Dekker tentang sejarah dan budaya Indonesia."
1989
S16156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>