Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Fully revised second edition providing providing trainees with the most recent advances in infertility. Includes two CD ROMs. Previous edition published in 2007.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical, 2014
616.692 INF
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Patton, Kistner
Boston: Little, Brown and Company, 1984
R 617 PAT a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Ani Purnamawati
Abstrak :
Infertilitas merupakan masalah yang cukup berat bagi pasangan suami istri karena mempunyai keturunan merupakan harapan yang paling mendasar ketika mereka memutuskan untuk melangsungkan pernikahan. Berbagai respons psikologis akan dialami oleh pasangan suami istri ketika menghadapi masalah infertilitas, seperti rasa kecewa, camas, sedih, perasaan iri melihat pasangan lain mempunyai anak, marah dan depresi. Ketika mereka rnemutuskan mencari pertolongan medis, sering kali mereka akan nengalami kegagalan terapi yang berulang. Hal-hal tersebut mengakibatkan pasangan suami istri dengan masalah infertilitas mempunyai risiko yang tinggi mengalami gangguan depresi dan diduga istri akan mengalami gangguan depresi lebih berat dibandingkan suami. Tujuan penelitian ini ingin membuktikan bahwa derajat depresi pada istri lebih tinggi bila dibandingkan dengan suami pada pasutri dengan masalah infertilitas, mencari proporsi depresi, serta faktor-faktor risiko yang mungkin berperan terhadap terjadinya gangguan depresi pada pasutri dengan masalah infertilitas. Jumlah subyek penelitian sebanyak 46 pasang suami istri.diambil di Poliklinik Kebidanan Departemen Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Instrumen yang digunakan SCID-I, HRS-D, kuesioner stresor psikososial dari Holmes and Rache. Hasil analisis data mendapatkan derajat depresi pada istri lebih tinggi secara bemakna dibandingkan dengan suami, jadi hipotesis penelitian ini diterima. Proporsi depresi pada suami 15,2% dan pada istri 43,5%. Diagnosis gangguan depresi yang dialami oleh suami: episode gangguan depresi berat saat uti 8,7%, gangguan depresi minor 6,5% dan pada istri episode gangguan depresi berat saat ini 32,6% gangguan depresi minor 10,9%. Faktor risiko gangguan depresi yang bermakna secara statistik pada suami adalah stresor psikososial, sedangkan pada istri adalah lama menikah (lama infertilitas) dan lama terapi infertilitas. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan kondisi emosi pasutri dengan masalah infertilitas, hendaknya ditatalaksana sejak dini, tanpa menunggu munculnya gangguan mental yang memenuhi kriteria diagnosis.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Raven Press, 1985
618.178 MAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rosenthal, M. Sara
Abstrak :
At last! This hard-to-find information presented sensitively and accurately One out of every five North American couples experiences difficulty in conceiving, and finding the source of infertility can be a frustrating and time-consuming process. If you are grappling with the complexity of this situation, "The Fertility Sourcebook" will be a welcome source of information and comfort. This thoroughly updated edition includes hard-to-find information on fertility planning for same-sex couples and a foreword by Masood A. Khatamee, M.D., F.A.C.O.G.
Chicago: Contemporary Books, 2001
616.692 ROS f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Essy Octavia
Abstrak :
Latar Belakang: Kejadian infertilitas di Indonesia 10-15 dari 39,8 juta wanita usia subur. Infertilitas dapat memberi masalah fisik, mental, sosial hingga perceraian. Sekitar 25 -50 perempuan infertil disertai endometriosis dan laparoskopi telah menjadi salah satu pilihan tatalaksananya. Dalam menjalani suatu metode, ahli bedah dan pasangan selalu ingin mengetahui peluang keberhasilan mereka baik dari data praoperasi ataupun intraoperasi. Lee dkk menyatakan keberhasilan kehamilan alamiah pasca laparoskopi secara keseluruhan adalah 41,9 dan tidak berhubungan dengan derajat endometriosis atau temuan laparoskopi atau jenis operasi. Di Indonesia, belum ada studi yang membahas faktor yang paling mempengaruhi keberhasilan kehamilan alamiah pada perempuan yang menjalani metode laparoskopi operatif.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan kehamilan alamiah pasca laparoskopi operatif.Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif. Dengan total sampling, data diambil dari catatan pasien yang menjalani operasi laparoskopi karena infertilitas dengan endometriosis di RS Cipto Mangunkusumo dan RS Yayasan Pemeliharaan Kesehatan YPK di Jakarta, Indonesia. Analisis data dilakukan dengan perangkat lunak SPSS 20 untuk mengetahui hubungan antara usia, durasi infertilitas, jenis infertilitas, kadar CA-125, ukuran dan bilateralitas endometrioma, perlekatan organ genitalia interna, nodul endometriosis dan patologi tuba dengan keberhasilan kehamilan alamiah dalam 1 tahun pasca laparoskopi operatif.Hasil: Terdapat 70 subjek yang dianalisis. Sebanyak 32 subjek 45,7 hamil dalam satu tahun pasca laparoskopi. Lama infertilitas menggunakan titik potong ......Background and aims The incidence of infertility in Indonesia is 10 15 of the 39.8 million women of childbearing age. It can give physical, mental, social and divorce problems. Approximately 25 50 of infertile women cause by endometriosis. Laparoscopy operative LO has become one of its treatments. In choosing a method, surgeon and couples always want to know the chances of their success either from preoperative or intraoperative data. In Indonesia, there are no studies that address the factors influence the success of natural pregnancy in women undergoing LO methods. This study aims to determine what factors affect the success of natural pregnancy postoperative laparoscopy.Methods This study used a retrospective cohort design. With total sampling, the data were taken from the patient records who underwent laparoscopic operative due to infertility with endometriosis at RS Cipto Mangunkusumo and the Health Care Foundation Foundation YPK in Jakarta, Indonesia. Data analysis was performed with SPSS 20 software to determine the relationship between age, duration of infertility, type of infertility, ca 125 levels, size and bilaterality of endometrioma, internal genital adhesion, endometriosis nodules and tubal pathology with successful natural pregnancy in 1 year after laparoscopic operative.Result There were 70 subjects analyzed. A total of 32 subjects 45.7 were pregnant within one year after laparoscopy. The length of infertility using a
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hardi Darmawan
Abstrak :
Selama beberapa puluh tahun terakhir, banyak peneliti mempelajari penyebab-penyebab infertilitas pria, yang difokuskan pada peranan spesies oksigen reaktif (SOR). Spesies oksigen reaktif adalah suatu zat pengoksidasi yang sangat reaktif dan tergolong dalam kelompok radikal bebas. Bila kadar SOR meningkat, maka terjadi stres oksidatif yang menghasilkan oksigen dan oksidan derivat oksigen, yang pada gilirannya meningkatkan kerusakan sel. Pada manusia, SOR diproduksi oleh beberapa komponen semen, dan antioksidan pada cairan seminalis akan menjaga keseimbangan kadar SOR tersebut. Fungsi SOR dalam jumlah sedikit akan membantu kemampuan fertilisasi spermatozoa. Banyak penelitian menunjukkan bahwa SOR menyerang integritas DNA pada nukleus sperma dengan cara modifikasi basa, memutuskan untai DNA, dan menyebabkan ?chromatin cross linking?. Kerusakan DNA meningkatkan kadar SOR dan dapat mempercepat proses apoptosis sel germinal yang berakibat menurunnya jumlah sperma yang berkaitan dengan kasus infertilitas pria. Makalah ini menelaah asal molekular/selular SOR pada semen, bagaimana SOR merusak DNA nukleus sperma, dan bagaimana kerusakan DNA berperanan dalam infertilitas pria. Peningkatan produksi SOR oleh spermatozoa berkaitan dengan penurunan potensial membran mitokondria (PMM), yang merupakan indikator penting untuk integritas fungsional spermatozoa. Apoptosis sel germinal penting untuk fungsi spermatogenesis normal dan gangguan regulasinya akan mengakibatkan infertilitas pria. Pemahaman penyebab dan mekanisme apoptosis sel germinal merupakan hal penting dalam mencegah masalah reproduksi pria. Tingkat apoptosis pada spermatozoa matang yang berkorelasi secara signifikan dengan kadar SOR cairan seminalis yang ditentukan oleh pemeriksaan kemiluminesens menunjukkan adanya hubungan antara SOR dan masalah fertilitas. (Med J Indones 2007; 16:127-33).
Over the past few decades many researchers studying the causes of male infertility have recently focused on the role played by reactive oxygen species (ROS) ? highly reactive oxidizing agents belonging to the class of free radicals. If ROS levels rise, oxidative stress (OS) occurs, which results in oxygen and oxygen derived oxidants, and in turn increases the rates of cellular damage. In human, ROS are produced by a variety of semen components, and antioxidants in the seminal fluid keep their level balance. Small amounts of ROS help spermatozoa acquire their necessary fertilizing capabilities. Many researches showed that ROS attack DNA integrity in the sperm nucleus by causing base modification, DNA strand breaks, and chromatin cross linking. The DNA damage induced excessive levels of ROS and might accelerate the process of germ cell apoptosis leading to a decline in sperm counts associated with male infertility. This paper will review the molecular (cellular) origins of ROS in human semen, how ROS damage sperm nuclear DNA, and how such DNA damage contributes to male infertility. Increased ROS production by spermatozoa is associated with a decreased mitochondrial membrane potential (MMP), which is an important indicator of functional integrity of the spermatozoa. Germ cell apoptosis is essential for normal spermatogenesis and its dysregulation may lead to male infertility. Thus, understanding the causes and mechanisms of germ cell apoptosis is of major importance in preventing male reproductive problems. Levels of apoptosis in mature spermatozoa that were significantly correlated with levels of seminal ROS determined by chemiluminescence assay indicate the linkage between ROS and male fertility problems. (Med J Indones 2007; 16:127-33).
Medical Journal of Indonesia, 2007
MJIN-16-2-AprJun2007-127
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Nadira
Abstrak :
ABSTRAK

Infertilitas merupakan kondisi yang dapat menyebabkan permasalahan psikologis. Pada pasangan yang mengalami infertilitas, kecemasan dan distres (infertility-related stress) menjadi masalah psikologis yang sering dialami. Meski infertilitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, perempuan menjadi pihak yang lebih terbebani dalam menghadapi infertilitas. Untuk membantu menurunkan kecemasan dan infertility-related stress perempuan yang mengalami infertilitas, peneliti menggunakan intervensi Acceptance and Commitment Therapy (ACT). Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian quasi experiment dengan metode pretest-posttest nonequivalent control group. Sebanyak lima orang partisipan terlibat dalam penelitian dengan dua orang partisipan kelompok eksperimen dan tiga orang partisipan kelompok kontrol. Pengukuran efektivitas intervensi dilakukan menggunakan State-Trait Anxiety Inventory (STAI) dan The Fertility Problem Inventory (FPI). Peneliti juga menggunakan alat ukur The Positive Negative Affective Scale (PANAS) untuk mengukur afek positif dan afek negatif partisipan kelompok eksperimen selama mengikuti sesi intervensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan kelompok eksperimen yang mendapat intervensi ACT selama lima sesi mengalami penurunan kecemasan dan infertility-related stress. Pada partisipan kelompok eksperimen juga ditemukan bahwa ACT dapat menurunkan afek negatif dan meningkatkan atau menstabilkan afek positif partisipan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intervensi ACT efektif dalam menurunkan kecemasan dan infertility-related stress pada perempuan yang mengalami infertilitas.


ABSTRACT

Infertility is a condition that could create psychological problem. To couples who experience infertility, anxiety and stress become psychological problems that are often experienced. Although infertility can be caused by various factors, women are more burdened in dealing with infertility. To help reduce the anxiety and infertility-related stress of women who experience infertility, the researcher use the intervention of Acceptance and Commitment Therapy (ACT). This study was conducted with a quasi-experimental research design using the pretest-posttest nonequivalent control group method. A total of five participants were involved in the study with two participants in the experimental group and three participants in the control group. Measurements of the effectiveness of the intervention were carried out using the State-Trait Anxiety Inventory (STAI) and The Fertility Problem Inventory (FPI). The researcher also used the The Positive Negative Affective Scale (PANAS) to measure the positive affect and negative affect of the experimental group participants during the intervention session. The results of this study indicate that the experimental group participants who received ACT intervention experienced decreased anxiety and infertility-related stress. The participants of the experimental group it was also found that ACT could reduce the negative affect of participants and increase or stabilize the positive affect of participants. Thus, it can be concluded that ACT intervention is effective in reducing anxiety and infertility-related stress in women who experience infertility.

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia W. Lestari,1 Meidika D. Rizki2
Abstrak :
Infertilitas merupakan penyakit yang kompleks dan dapat disebabkan oleh faktor laki-laki dan perempuan. Etiologi dari kedua faktor infertilitas tersebut perlu ditelusuri lebih lanjut. Terdapat beberapa pendekatan untuk memahami infertilitas, salah satunya adalah epigenetik. Modifikasi epigenetik terdiri dari metilasi DNA, modifikasi histon, dan pembentukan kromatin. Sel germinal laki-laki dan perempuan mengalami modifikasi epigenetik secara dinamis dan membentuk sel sperma dan oosit yang matang. Pada laki-laki, perubahan metilasi DNA pada spermatogenesis dapat menyebabkan kelainan berupa oligo/astenozoospermia. Selain itu, metilasi dan asetilasi histon serta modifikasi histon lainnya dapat menyebabkan sperma tidak mampu untuk membuahi oosit. Serupa dengan laki-laki, pada perempuan pun dapat terjadi perubahan metilasi DNA dan modifikasi histon yang dapat mempengaruhi oogenesis, menciptakan anueploidi pada oosit yang terbuahi, dan mengakibatkan kematian janin di uterus. Perubahan pada pola modifikasi epigenetik dapat mengakibatkan infertilitas, baik pada laki-laki maupun perempuan.
2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Citrawati
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Kasus infertilitas dijumpai pada l0%-l5% pasangan suami istri dan 50% kasus disebabkan oleh faktor pria. Salah satu penyebab infertilitas pria adalah faktor genetis yang menimbulkan gangguan kualitatif maupun kuantitatif produksi sperma. Kemajuan biologi molekuler mengungkap adanya gen Azaospermic Factor (AZF) pada lengan panjang kromosom Y dengan tiga subregio yaitu AZFa, AZFb, dan AZFc yang diduga berperan pada proses spermatogenesis. Masingmasing subregio memiliki gen kandidat diantaranya adalah RBMY 1 dan DAZ. Frekuensi mikrodelesi lengan panjang kromosom Y berkisar 1%-55%, paling sering ditemukan pada pria azoospermia. Penelitian mengenai mikrodelesi kromosom Y ini semakin pesat bersamaan dengan kemajuan teknologi reproduksi berbantuan yang memungkinkan beberapa pria infertil memiliki keturunan dengan metode Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI). Teknik ICSI memungkinkan adanya transmisi kelainan genetis pada keturunan laki-laki. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan mikrodelesi kromosom Y untuk menghindarkan terjadinya transmisi tersebut. Pemeriksaan mikrodelesi kromosom Y dilakukan dengan metode PCR menggunakan enam Sequence Tagged Sites (STS) pada 35 pria azoospermia, dan kelompok kontrol yang terdiri dari 10 pria normozoospermia sebagai kontrol positif dan delapan wanita fertil sebagai kontrol negatif. Hasil PCR dielektroforesis pada gel agarosa 2% untuk melihat ada tidaknya pita spesifik untuk mendeteksi mikrodelesi pada sekuen tertentu. Hasil dan Kesimpulan : Pada penelitian ini ditemukan dua dari 35 pria azoosperrnia yang mengalami mikrodelesi pada kromosom Y. Hasil pengujian dengan menggunakan enam STS menunjukkan delesi pada STS sY84 (subregio AZFa), RBMY1 (subregio AZFb), dan sY254 serta sY255 (subregio AZFc). Frekuensi delesi pada penelitian ini adalah 5,7% dan masih dalam kisaran 1%-55% dengan lokasi delesi pada 3 subregio (2,8% pada AZFa+AZFb, dan 2,8% pada AZFc).
Background : Infertility affects 10% - 15% couples attempting pregnancy and 50% of these cases are caused by male factor. Male infertility factors involve qualitative and quantitative defect of sperm production., which some of them can be ascribed a genetic aetiology. Recent molecular biology studies found Azoospermic Factor (AZF) genes on long arm of Y chromosome which divided into three subregions : AZFa, AZFb, and AZFc which seem required for physiologic spermatogenesis. Each subregion has candidate genes, among them are: RBMYI and DAZ. Incidence of , Y chromosome microdeletion varies from 1% to 55% and most of them related to azoospermia. Studies of Y chromosome microdeletion develop as the assisted reproduction technology does, which possible several infertile male to have offspring by Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) method. This technique could transmit the genetic defect to male offsprings. Screening for Y chromosome microdeletion is important to avoid this kind of transmission. The study uses PCR method with six Sequence Tagged Sites (STS) on DNA of 35 azoospermic men, and as control groups: 10 normozoospermic men, and eight fertile women and then continue by 2% agarose electrophoresis to find out the presence of microdeletion at certain sequence. Results and conclusions : This study found two of 35 azoospermic men with Y chromosome microdeletion. By using six STS, deletions were found in STS sY84 (AZFa subregion), RBMY1 (AZFb subregion), and sY254-sY255 (AZFc subregion). Microdeletion incidence (5,7%) is stilt in avarage range of 1'Y13-55% and located in three different subregions (2,8% in AZFa+AZFb subregions, and 2,8% in AZFc subregion).
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>