Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salman Alfarisi
Abstrak :
Abstrak
Meramalkan produksi bordir untuk penjualan periode berikutnya merupakan hal yang selalu dilakukan oleh para produsen bordir Tasikmalaya. Biasanya para pengusaha bordir menggunakan intuisi diri sendiri berdasarkan data historis dan pengalaman mereka sendiri untuk menentukan jumlah produksi bordir mereka dan menulis sendiri di buku catatan penjualan bordir. Peramalan jumlah produksi merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan penjualan karena dengan nilai peramalan penjualan bisa dijadikan acuan untuk menentukan suatu penjualan produk dimasa yang akan datang. Dalam menentukan nilai peramalan dalam sistem aplikasi ini menggunakan tiga metode penghalusan eksponensial yakni metode penghalusan eksponensial tunggal untuk menentukan peramalan bulan berikutnya, metode penghalusan eksponensial ganda dua parameter dari Holt untuk menentukan nilai peramalan berdasarkan trend, dan metode penghalusan eksponensial tiga kali untuk menentukan nilai peramalan berdasarkan musiman. Selain berisi tentang penghitungan nilai peramalan untuk di masa mendatang, sistem aplikasi ini juga digunakan sebagai media penyimpanan data hasil peramalan dan penjualan bordir serta dapat mencetak data hasil peramalan dan data penjualan.
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya, Perangkat, dan Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2018
607 JPPI 8:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maillet, Dominique
Paris: Hachette, 1993
004.03 MAI l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Subagio
Abstrak :
ABSTRAK
PT Lintasarta merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi informatika, dengan tujuan mengimplementasikan teknologi informatika, yang merupakan

penggabungan antara teknologi komputer dan telekomunikasi, dalam ap¥Jcasi perbankan. Sebagai perusahaan yang dimiliki oleh yayasan dana pensiun dan koperasi pegawai dari Bank Indonesia, PT Indosat, Perumtel, bank-bank pemerintah dan swasta, PT Lintasarta mempunyai kekuatan dalam hubungan industri perbankan dan telekomunikasi, sehingga memudahkan perusahaan ini dalam mencapai tujuannya, yaitu mengembangkan sistem perbankan

elektronis di Indonesia. Salah satu aspek dalam sistem perbankan elektronis adalah penggunaan automatic teller machine (ATM) sebagai suatu jalur marketing elektronis bagi perbankan dalam menjangkau nasabahnya.

PT Lintasarta menawarkan layanan ATM Bersama sebagai salah satu produknya yang ditawarkan kepada perbankan, dimana dalam hal ini PT Lintasarta bertindak sebagai fasilitator dalam layanan ATM Bersama ini.

Berbagai tantangan yang dihadapi perbankan dalam mengembangkan layanan ATM ini, termasuk dalam penguasaan teknologi informatika, perilaku nasabah yang masih belum siap menerima layanan ATM dan lain-lain. Tantangan dan resiko ini memberikan peluang bagi PT Lintasarta untuk mengembangkan ATM Bersama, karena ATM Bersama ini merupakan alternatif bagi perbankan dalam memberikan layanan kepada nasabah. Manfaat dari ATM Bersama ini adalah untuk mengurangi resiko investasi, dapat segera meluncurkan layanan ATM (speed of entry), skala ekonomis karena nasabah dari bank peserta dapat langsung menikmati layanan A TM Bersama di beberapa tempat, memungkinkan memperoleh pendapatan dari transaksi bank lain pada mesin ATM 'milik bank peserta tersebut.

Dalam pengembangan strateji marketing dari A TM Bersama, maka dirumuskan bahwa PT Lintasarta menerapkan serangkaian strateji marketing dengan tahapan sebagai berikut: 1. Strateji pengembangan pasar dengan cara menarik permintaan (demand pull strategy), dengan tujuan mengembangkan pasar dimana layanan ATM merupakan layanan standar yang dituntut oleh nasabah perbankan retail. Strateji ini dapat dilaksanakan dengan iklan yang intensif, undian atau hadiah dan lain-lain. Tujuan strateji ini adalah meningkatkan pemakai (user) dan pemakaian (usage).

2. Strateji pengembangan pasar dengan cara mendorong penawaran (supply push strategy), dengan tujuan mengembangkan pasar melalui penyediaan mesin ATM sehingga tercapai skala ekonomi dan cakupan layanan yang luas. Strateji ini dapat dilaksanakan dengan memberikan insentif tambahan kepada perbankan yang memasang mesin ATM lebih banyak atau bahkan melibatkan PT Lintasarta dalam mengadakan mesin ATM.

3. Strateji penetrasi pasar, dengan tujuan meningkatkan skala ekonomi yangjauh lebih besar dan jangkauan a tau cakupan geografis yangjauh lebih luas, dengan melakukan integrasi dengan bank yang memilik jaringan ATM sendiri. Pada tahap ini jurnlah mesin ATM Bersama telah cukup banyak sehingga PT Lintasarta mempunyai bargaining position yang cukup baik dalam melakukan penetrasi pasar dengan cara melakukan integrasi jaringan yang lebih luas. Strateji penetrasi pasar ini perlu dibarengi dengan memberikan insentifharga dan tariff kepada bank yang telah memiliki jaringan yang luas.

4. Strateji manajemen market driven. Dengan bergabungnya bank yang memiliki jaringan ATM sendiri ke dalam ATM Bersama, maka konfigurasi ATM Bersama yang semula menggunakan konsep front end berubah menjadi konsep hybrid, dimana dalam konsep hybrid ini sebagian layanan ATM Bersama bersifat on-line. Situasi ini akan mendorong bank peserta yang cukup besar untuk menghubungkan jaringan ATM Bersama ini dengan komputer mainframe pendukung sehingga mampu memberikan layanan yang bersifat on-line.

Dilihat dari sudut perbankan, telah diadakan analisis perbandingan antara mendirikan jaringan ATM sendiri a tau bergabung dalam ATM Bersama dengan menggunakan net present value (NPV). Dalam analisis tersebut didapatkan bahwa pada dasarnya layanan ATM ini tidak menghasilkan pendapatan apapun, hanya diperoleh manfaat tidak langsung yaitu meningkatnya saldo rata-rata nasabah retail dan menarik nasabah retail. Sedangkan dengan menggunakan layanan ATM Bersama, maka bank peserta akan memperoleh tambahan pendapatan dari transaksi dan biaya tetap bulanan bank lain pada mesin ATM miliknya.

Meskipun pada akhirnya bank peserta ATM tersebut hams mengeluarkan investasi yang sama besarnya untuk komputer main frame pendukung, tetapi dengan me nunda investasi tersebut sambil melihat situasi perkembangan layanan ATM ini, maka bank peserta menghemat sekitar 78,45% dari total biaya dibandingkan dengan membangun jaringan ATM sendiri berpatokan pada net present value.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI-Press, 2009
610.28 INF
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Igif G. Prihanto
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini mengkaji kolaborasi peneliti bidang kedirgantaraan Indonesia pada periode tahun 1975-1994 di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengkaji tingkat kolaborasi peneliti bidang kedirgantaraan; (2) memahami tingkat produktivitas peneliti LAPAN yang ditinjau dari profil latar belakang pendidikan dan senioritas/kepangkatan; (3) mengetahui hubungan antara kolaborasi peneliti dengan produktivitasnya; (4) meneliti apakah peneliti yang sering berkolaborasi merupakan peneliti yang lebih produktif dan merupakan titik sintetis. Objek penelitian ini adalah (1) semua publikasi hasil penelitian peneliti bidang kedirgantaraan Indonesia pada periode tahun 1975-1994 di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.yang dimuat pada Majalah LAPAN, Warta LAPAN, KKIT LAPAN dan Prosiding LAPAN; (2) data biografi peneliti LAPAN yang berisi data latar belakang pendidikan dan kepangkatan peneliti. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Egghe (1991) dan Subramanyarn (1983). Di samping itu, data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan pengujian statistik Non-parametrik, dan penerapan graf komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa : (1) tingkat kolaborasi peneliti yang dihasilkan adalah rendah. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah karya tunggal yang dihasilkan oleh peneliti lebih besar dibanding dengan jumlah karya kolaborasinya, sehingga ada kecenderungan peneliti untuk melakukan penelitian secara individual; (2) tingkat produktivitas peneliti yang ditinjau berdasarkan latar belakang pendidikan menunjukkan bahwa peneliti yang berpendidikan lebih tinggi menghasilkan jumlah penelitian yang lebih banyak dibanding dengan peneliti yang berpendidikan lebih rendah, sehingga ada kecenderungan bahwa semakin tinggi pendidikan seorang peneliti akan semakin tinggi produktivitasnya; (3) tingkat produktivitas peneliti yang ditinjau berdasarkan senioritas/kepangkatan menunjukkan bahwa jumlah penelitian yang dihasilkan oleh peneliti senior ada yang lebih rendah dibanding dengan peneliti yuniornya, sehingga tidak ada kecenderungan bahwa peneliti senior atau peneliti dengan pangkat lebih tinggi selalu menghasilkan produktivitas penelitian yang lebih besar; (4) pengujian hipotesis pertama yang berbunyi "ada hubungan antara kolaborasi peneliti bidang kedirgantaraan dengan produktivitasnya" menghasilkan H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kolaborasi peneliti dengan produktivitasnya, sehingga ada kecenderungan bahwa semakin tinggi kolaborasi peneliti akan semakin tinggi produktivitasnya; (5) Pengujian hipotesis kedua yang berbunyi "peneliti yang sering berkolaborasi merupakan peneliti yang lebih produktif dan merupakan titik sintetis bila dibanding dengan peneliti yang jarang berkolaborasi" menghasilkan ada peneliti yang sering berkolaborasi tetapi produktivitasnya lebih rendah dan merupakan titik sintetis dibanding peneliti yang jarang berkolaborasi. Jadi dapat dikatakan bahwa tidak terdapat kecenderungan peneliti yang lebih kolaboratif selalu produktif dan merupakan titik sintetis.
ABSTRACT This research assesses researcher collaboration in Indonesian aeronautics and space field period 1975-1994 at The National Institute of Aeronautics and Space. This research objective are : (1) assesses researcher collaboration level; (2) to explore LAPAN's researcher productivity level which is seen from education background profile and seniority; (3) to study the relationship between researcher collaboration and their productivity; (4) The researcher who often collaborate is a more productive researcher and the synthetic point. This research objects are : (1) The entire publications which are given by researchers in Indonesian aeronautics and space field period 1975-1994 at The National Institute of Aeronautics and Space that are published in Majalah LAPAN, Warta LAPAN, KKIT LAPAN and Prosiding LAPAN. (2) Biography data of LAPAN's researcher which contains education background and seniority of that researcher. Data analysis is done by using Egghe method (1991) and Subramanyam (1983). On the other hand, data is analyzed descriptively by using statistic non-parametric test, and communication graph application. Results of that research show that : (1) Researcher collaboration level which we given is low. This result shows that the result of individual effort more than the result of their collaboration effort, so that they trend to do the research individually. (2) Productivity level of the researcher which is seen from education background shows that the researcher who has the higher education level gives more researcher output than the researcher who has the lower education level; so that they trend to say that the higher education level of the researcher the higher their productivity. (3) Productivity level of the researcher is seen using their seniority shows that some the senior researcher gives less result than their junior researcher. So that view about senior research or a research that the higher level always give more research productivity. (4) The hypothesis test which is stated as "there is relationship between researcher collaboration in aeronautics and space and their productivity" gives Ha is rejected and Hi is accepted. From that result, it can be said that there is positive relationship and significant between researcher collaboration and their productivity, so that there is a view that the higher the research collaboration the higher their productivity. (5) The second hypothesis test which is stated as "The researcher who often do collaboration is more productive researcher and do collaboration" tells that there are some researchers who often do collaboration but they give less production. So it is not true that the more collaboratitive a researcher always productive and the synthetic point.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Keluarga Jurusan Ilmu Perpustakaan FSUI
050 MIPI i (1981)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma, 2001
INKOM 8(1-3) 2003
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Cileungsi: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah, {s.a.}
600 TEKSAIN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This change in the communication paradigma has brought some consequences, e.g. the change of the communication pattern. The decision making process is in the bottom up pattern which pays attention to the people's voice as the basic of every policy. The establishment of a broadcasting agtency, especially community radio as an alternative, can increase the flow of information, as a means for social interactions and fulfilling the political aspiration. Radio Komunitas Angkringan in the villages of Timbulharjo, Sewon and Bantul which has been established for 6 years is interesting to study. The existence of the broadcasting agency is hoped to be able to enhance the development of democracy, strengthen the civil society and as a means for aspiration.
Jakarta Pusat: Badan Litbang SDM Kominfo, Departemen Komunikasi dan Informatika, 2018
354.75 JPPK
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Subirosa Sabarguna
Jakarta: UI-Press, 2010
610.28 BOY a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>