Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosalina Kusumawati
"Tenaga perawat dalam rumah sakit memiliki populasi terbesar dari seluruh populasi sumber daya manusia di rumah sakit. Karena jumlahnya yang begitu besar perawat merupakan asset yang berharga bagi rumah sakit. Untuk dapat mempertahankannya, tentu rumah sakit hares memperhatikan kepuasan kerja mereka sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien. Angka turn-over yang cukup tinggi menyebabkan rumah sakit perlu untuk mengkaji apa yang menjadi penyebabnya. Karena akibat dari angka turn-over yang cukup tinggi tersebut dapat menyebabkan rumah sakit mengeluarkan dana tambahan untuk melakukan perekrutan dan training bagi karyawan baru. Tentunya hal ini merupakan kerugian finansial yang sangat besar bagi rumah sakit.
Penelitian ini dilakukan terhadap perawat di rawat inap dengan jumlah 89 orang. Dalam penelitian ini akan dilihat gambaran kepuasan kerja perawat. Variabel babas terdiri dari faktor individu perawat yaitu umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, lama kerja, dan pengalaman kerja. Sementara itu variable terikat terhadap kepuasan kerja terdiri dari upah, wewenang. kebijakan organisasi, interaksi, status professional, dan tuntutan tugas. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat cross-sectional survey dengan menggunakan instrument penelitian yang dimodifikasi Bari Paula L. Stamps (1997) rujukan dari Paramita (2003).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa upah dipersepsikan paling penting tetapi dari tingkat kepuasan dipersepsikan paling tidak mernuaskan. Total reponden yang menyatakan tidak puas sebanyak 50,6 %. Gambaran faktor individu terhadap upah, wewenang, kebijakan organisasi, interaksi, status professional, dan tuntutan tugas menunjukkan tingkat ketidakpuasan yang cukup tinggi. Karena itu rumah sakit perlu menetapkan jenjang karir professional sebagai sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme dan akhirnya memenuhi kepuasan kerja. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wachyu Sulistiadi
"Berbagai pengaruh dan perubahan yang terjadi dalam dunia perumahsakitan mengakibatkan industri jasa rumah sakit sudah mulai memperhatikan manajemen keuangan agar tetap bertahan, berlangsung terus dan terjadi peningkatan pelayanan. Salah satu upayanya adalah analisis biaya satuan yang kemudian dijadikan faktor utama dalam penetapan tarif yang wajar dan rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mengembangkan faktor-faktor yang terkait dalam penetapan tarif dan memilih model penentuan tarif rawat inap yang optimum di Rumah Sakit ABC. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis dengan metoda analisis biaya dan analisis penetapan tarif terhadap unit rawat inap. Data yang digunakan adalah data isian sekunder semua cost centers dan data primer diperoleh dengan wawancara terpimpin. Perhitungan biaya satuan didapatkan dari analisis biaya dengan metode double distribution. sedangkan analisis penetapan tarifnya dikembangkan dari beberapa model pentarifan yang dilakukan secara simulasi dan berulang-ulang. Penetapan tarif dilakukan dengan berbagai faktor yang tersedia di RS ABC baik internal maupun eksternal untuk disimulasikan pada beberapa model pentarifan rawat inap. Dari 4 model yang diujicobakan, diperoleh model penetapan tarif rawat inap optimum yang selanjutnya dikembangkan dengan berupaya mendapatkan kondisi surplus tanpa meninggalkan fungsi sosialnya. Tarif akomodasi rawat inap yang diterapkan periode tersebut sudah tidak layak dan sesuai untuk mengimbangi biaya yang dikeluarkan, akibatnya perlu diperbaharui dengan penyesuaian tarif.

The various influence and changes occurring in hospital world lead hospital service industry to start taking a care for financial management in order to survive and to improve service. One of the efforts is the unit cost analysis which is then considered as the principal factor in pricing properly and rationally. This research aims to identify and to develop factors involved in pricing policy and in choosing the model of inpatient pricing policy which is optimal in ABC Hospital. This research makes up analysis descriptive research with cost analysis method and analysis pricing policy of inpatient. The data used are secondary questionnaire data of all cost centers and the primary data can be reached by guided interview. The calculation of unit cost can be reached from cost analysis with double distribution method, while analysis of its pricing policy is derived from several pricing models which is done repeatedly and in simulation method. The pricing policy is carried out with several factors available in ABC Hospital from internal and external factors to be simulated at several models of inpatient pricing policy. From four models which are done experimentally, model of optimal inpatient pricing policy can be reached and then it is developed to get surplus condition without ignoring its social function. The inpatient accommodation price applied at the period is not feasible and suitable to equalize the expense, consequently, it must be improved with price adjustment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masitoh
"Kinerja perawat sangat penting untuk dikaji karena jumlah tenaga keperawatan pada umumnya merupakan jumlah tenaga terbesar di setiap rumah sakit. Menurut model teori perilaku dan kinerja oleh Gibson (1987 dalam Ilyas, 1999) bahwa ada tiga variabel yang mempengaruhi kinerja seseorang antara lain variabel individu diantaranya faktor demografis dan variabel organisasi. RSAB Harapan Kita Jakarta sebagai rumah sakit rujukan nasional khusus kasus anak dan ibu hamil/bersalin perlu mengetahui bagaimana kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap dan hubungannya dengan karakteristik demografis dan karakteristik organisasi.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel 156 responden. Variabel independen yang diteliti adalah karakteristik demografis perawat meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan dan masa kerja. Karakterisatik organisasi mencakup kepemimpinan, struktur organisasi, imbalan dan desain pekerjaan. Variabel dependen yaitu kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel dari karakteristik demografis tidak ada hubungan dengan kinerja perawat, sedangkan ada dua variabel dari karakteristik organisasi yaitu kepemimpinan kepala ruangan (p = 0,023) dan struktur organisasi (p = 0,0001) berarti ada hubungan signifikan dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap berdasarkan analisis bivariat dengan uji kai-kuadrat. Pada analisis multivariat dari dua variabel tersebut menunjukkan bahwa struktur organisasi merupakan variabel yang mempunyai hubungan paling bermakna dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap dengan nilai p = 0,0021 dan odds rasio sebesar 3,15 dengan menggunakan uji regresi logistik.
Mempertimbangkan hasil penelitian bahwa variabel struktur organisasi yang mempunyai hubungan paling signifikan dengan kinerja perawat, maka upaya peningkatan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap tidak terlepas dari sosialisasi struktur organisasi yang ada disamping pengaruh berbagai faktor lainnya baik karakteristik demografis maupun karakteristik organisasi.

An Analysis on Executing Nurse's Work and Its Correlation with Demographic Characteristic and Organizational Characteristic at Inpatient Unit of Harapan Kita Maternal Hospital RSAB JakartaTo study executing nurse's work is very important because they commonly constitute the biggest personnel in number in every hospital. According to Gibson's behavior and work theory (1987 in Ilyas, 1999), there are three variables that influence someone's work. Among of them is individual variable that consists of demography and organizational variable. Harapan Kita Maternal Hospital RSAB Jakarta as national reference maternal hospital should understand executing nurse's work at inpatient unit and its relation with demography and organizational characteristic.
This research used cross sectional design with 156 samples of respondents. The researched independent variable was demography characteristics of nurses covering age, sex, marital status, education and tenure. Organizational characteristic involved leadership, structure of organization, rewards and work design. And the dependent variable was executing nurses' work at inpatient unit of the hospital.
The findings indicated that there was no relation between the entire variables of demography characteristics with nurses' work. Meanwhile there were two variables of organizational characteristic, that were unit manager's leadership (p = 0.023) and structure of organization (p 0.0001), indicated a significant relation with executing nurses' work at inpatient unit based on bivariat analysis with chi-square test. The multivariat analysis of the two variables implied that the structure of organization was the variable that had the most significant relation with their work at inpatient unit with p = 0.0021 and odds ratio as much 3,15 with logistic regression test.
Considering the findings that structure of organization had the most significant relation with nurses' work, so the improvement of their work at inpatient unit could not be separated with socialization of organization structure and some influences of other factors either demography characteristic or organizational one.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T4742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Werna Nontji
"Beban kerja adalah upaya merinci komponen dan target volume pekerjaan dalam satuan waktu dan satuan hasil tertentu. Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik secara kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personal yang memangku jabatan fungsional maupun struktural tetapi juga pada seluruh jajaran personal didalam organisasi. Keduanya ini perlu diseimbangkan dalam pelayanan asuhan keperawatan.
Kinerja perawat pelaksana merupakan masalah selama mereka belum menyadari tentang beban kerja yang meliputi jumlah pasien, tingkat ketergantungan pasien, jenis kegiatan yang akan dilakukan, rata-rata waktu tindakan keperawatan, sistem penugasan dan fasilitas yang merupakan tanggung jawabnya untuk dilaksanakan dengan baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi hubungan beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap medika bedah RSU Labuang Baji Makassar. Penelitian merupakan penelitian deskriptif analitikal dengan desain cross sectional. Sampel berjumlah 104 orang perawat yaitu total populasi. Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di ruang rawat inap penyakit bedah, ruang penyakit dalam, dan ruang gabungan penyakit bedah dan dalam RSU Labuang baji Makassar.
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dengan uji statistik chi square dan tingkat kemaknaan a = 0,05. Tampilan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel dan hasilnya menunjukkan antara lain beban kerja tinggi, sedangkan kinerja perawat pelaksana menunjukkan hasil yang seimbang antara yang baik dan buruk. Hubungan beban kerja dengan kinerja perawat menggambarkan bahwa semua variabel beban kerja ada hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana. Selanjutnya analisis multivariat, variabel beban kerja yang paling berhubungan dengan kinerja adalah tingkat ketergantungan pasien, hal ini disebabkan karena variabel ini termasuk salah satu yang erat kaitannya dalam produktifitas seseorang dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Sedangkan variabel confounding menggambarkan bahwa umur, tingkat pendidikan, dan masa kerja ada hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana. Untuk jenis kelamin dan status perkawinan tidak ada hubungan bermakna dengan kinerja perawat. Variabel confounding yang paling berhubungan dengan kinerja perawat adalah masa kerja, oleh karena masa kerja yang lama seseorang dalam suatu tempat / bagian semakin tinggi produktifitasnya, karena semakin berpengalaman dan memiliki keterampilan tinggi dalam menyelesaikan tugas.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada penentu kebijakan di RSU Labuang Baji Makassar untuk lebih meningkatkan kinerja perawat yaitu meninjau kembali keseimbangan antara beban kerja, jumlah pasien, dan jumlah tenaga dengan mengacu pada SK Menkes NO.262 tahun 1979, atau mendekati, penambahan fasilitas baik jumlah dan jenisnya. Untuk kepala bidang perawatan, supaya menerapkan metoda penugasan tim dengan membuat model praktek keperawatan professional di ruang rawat inap medikal bedah. Untuk kepala ruangan, supaya menfasilitasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan membagi habis tugas sesuai jumlah tenaga. Dan untuk perawat pelaksana agar melaksanakan tugas sesuai beban yang diberikan. Untuk penelitian selanjutnya menggunakan metoda deskriptif analitikal dengan pendekatan observasional, dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk seluruh ruang rawat inap.

Relation between Workload and Work of Patience-Faced Nurse at the Inpatient Unit of Medical-Surgical Operation of Labuang Baji Public Hospital MakassarWorkload constitutes an effort to break down component and target of work volume into certain squads of time and out puts. Work is performance of personnel's out come in form of either quality or quantity in an organization. Work could form performance of individual or group of working personnel. Work performance is not merely limited to personnel who have functional or structural position but also to entire staffs of an organization. The both two groups should be balanced in carrying out nursing care service.
The work of patient-faced nurse could be a problem if they are not aware of workloads that cover a number of patients, patient?s independence level, and sort of work they should handle, the average of nursing action time, and assignment system, as well as facilities. They should carry out these responsibilities well.
This research is to gain information on relation between workload and work of patient-faced nurse at the inpatient unit of medical-surgical nursing of Labuang Baji Public Hospital Makassar. This is an analytical-descriptive research designed with cross sectional. The number of total population was 104 nurses. The location of this research was at inpatient unit of surgical disease, unit of inner disease, and joining unit of surgical disease and inner disease of Labuang Baji Public Hospital Makassar.
The obtained data was processed with univariat and bivariat analysis through statistic chi-square test and significant level a = 0.05. The feature of frequency distribution and presentation of each variable as well as its results indicated that the workload was high meanwhile the work of patient-faced nurse showed the balance out come between good and bad. The relation between workload and the nurses' work described that there was a significant correlation between the whole variables of workload and the work of the patient-faced nurses. And multivariate analysis pointed out that the most related variable with their work was the patient's independence because this variable was included one of the very close connections to one's productivity in running nursing care. In the same time, variable confounding described that there was a significant relation between age, education level, and year of work in one group and work of patient-faced nurse in the other group. And there was no significant correlation between gender, marital status in one side and nurse work in the other side. The most connected variable with nurse work was year of work due to the rationale that the longer year of work one possesses in a post or section, the higher productivity he/she owns. And moreover she/he must have got deeper experience and greater skill in executing a duty.
Based on the research, it is recommended that the policy maker of Labuang Baji Public Hospital Makassar should improve nurse work more by reviewing the balance of workload, number of patient and personnel. And it should refer to minister of health's decree No. 262, 1979, or in another word, approximately should add both quantity and kind of facilities. The head of caring department should implement team assignment method by creating professional nursing practice in the inpatient unit of the medical-surgical operation. For the head of unit, he/she should facilitate nurses in handling nursing care and share up the jobs in line with the number of the nurses. And the patient-faced nurses should execute the assignment in connection with their workload given. The following up research conductor is advised to utilize analytical descriptive method combined with observational approach, and greater in number of samples of the whole inpatient unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T5263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Sumarni
"Kepala ruangan sebagai penanggung jawab ruang rawat inap mempunyai peranan yang sangat menentukan di dalam menciptakan pelayanan keperawatan yang profesional, dengan mengarahkan, menggerakkan, memberi kemudahan dan memberi teladan yang baik bagi perawat pelaksana agar mempunyai motivasi yang tinggi untuk bekerja secara produktif.
RSUD Kabupaten Tasikmalaya merupakan rumah sakit umum kelas B yang mempunyai tenaga perawat mayoritas lulusan SPK (66,22%), sehingga memerlukan kepala ruangan yang mempunyai kemampuan, baik asuhan keperawatan maupun manajemen keperawatan, agar perawat pelaksana dapat melaksanakan tugasnya secara produktif. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan diketahuinya hubungan antara efektivitas kepemimpinan kepala ruangan dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Tasikmalaya.
Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebagai unit analisis adalah 142 orang. Analisis terdiri dari: Analisis univariat untuk deskripsi setiap variabel; analisis bivariat menggunakan uji Chi Square untuk mencari hubungan antar variabel, dan regresi linier sederhana untuk mencari hubungan sub variabel independen dengan variabel dependen; analisis multi variat menggunakan regresi linier ganda untuk melihat sub variabel independen yang paling berhubungan dengan variabel dependen.
Hasil penelitian menggambarkan adanya hubungan yang bermakna baik antara efektivitas kepemimpinan dengan produktivitas kerja maupun antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja. Dari enam komponen efektivitas kepemimpinan masing-masing komponen mempunyai hubungan yang bermakna dengan produktivitas kerja, dan komponen yang paling berhubungan yaitu komunikasi. Begitu juga dan tiga komponen motivasi kerja masing-masing komponen berhubungan secara bermakna dengan produktivitas kerja dan yang paling berhubungan adalah kebutuhan akan otonomi dan kebutuhan akan afiliasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu bahwa para pengelola di RSUD Tasikmalaya, terutama kepala bidang keperawatan perlu berupaya untuk meningkatkan kepemimpinan kepala ruangan melalui pendidikan berkelanjutan dan pelatihan manajemen keperawatan serta menyusun standar asuhan keperawatan di setiap unit. Bagi kepala ruangan diharapkan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan menetapkan tujuan dalam mengarahkan kegiatan asuhan keperawatan. Untuk meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana diupayakan agar tercipta lingkungan yang kondusif, kerjasama yang kohesif, peningkatan kemandirian serta suasana kompetitif yang sehat diantara semua tenaga perawat.

The Correlation between Both Affectivity of Nurse Manager Leadership and Work Motivation with Productivity of Executing Nurses at Inpatient Unit of Regional Public Hospital Tasikmalaya Nurse Manager as in charge at inpatient unit has not determining role in creating professional care service, directing, activating, facilitating and giving good example to executing nurses in order that they have high motivation to work productively.
Regional public hospital (RSUD) Tasikmalaya, B-classed hospital, has most of them graduated form nursing school (66,22 %), and they need nursing manager who has capability either nursing care or care management, so that the executing nurses could run their duty productively. Base of those cases above, the purpose of this research was to think correlation between both of unit manager's leadership and work motivation with productivity of executing nurses at inpatient unit in regional public hospital Tasikmalaya.
The method of this research was quantitative with descriptive correlation and cross sectional approach. The number of the respondent was 142 people. Analysis were consist: univariate analysis was run to describe each variable; bivariate analysis used chi square test to look for some relations among variables and the simple liner regression was utilized to search relation of independent sub variable and dependent variable; the multivariate analysis used double liner-regression to seek independent sub variable and the most related with the dependent variable.
The results indicated that there was significant relation either between affectivity of leadership with work productivity, or between work motivations with work productivity. Of the six components of leadership affectivity, each has relation with work productivity, and the most related were communication. And of the three work motivation components, each was significant connected with work productivity, and the most related were need of power and need affiliation. Based on the research, the research conductor deliver some advise: The management of the regional public hospital Tasikmalaya especially the head of care unit division should improve leadership of unit manager through continuing education and nursing management training as well as compose standard of nursing care at every unit. And the unit manager should improve his/her communication competence and decided the aim in directing the nursing care activities. To enhance work motivation, cohesive cooperation, independence improvement, the executing nurses should create conducive environment as well as healthy competitive situation among them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T7093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jusuf Rintowahjudi Sofjan
"Dari hasil residensi ditemukan adanya faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja di kalangan tenaga perawat ruang rawat inap utama Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, disisi lain Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati akan menghadapi penilaian akreditasi rumah sakit dengan kendala belum menggembirakannya kualitas tenaga perawatnya dan dalam penilaian akreditasi tersebut, salah satu yang dinilai adalah pelayanan keperawatan.
Dengan adanya kendala tersebut, pengelola rumah sakit harus mengambil kebijakan tertentu dan bila melihat rancang model suasana kerja dari Richard Steers, maka kebijakan yang diambil oleh pengelola rumah sakit akan berdampak terhadap suasana kerja yang pada akhirnya mempengaruhi kepuasan kerja dikalangan perawatnya. Oleh karena itu secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak terhadap suasana kerja di ruang rawat inap utama sebagai akibat kebijakan manajerial Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran suasana kerja dan tingkat kepuasan kerja serta ada tidaknya korelasi komponen suasana kerja terhadap kepuasan perawat di ruang rawat inap utama. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dan bersifat cross sectional. Pengambilan.data primer dilakukan dengan mempergunakan kuesioner suasana kerja yang dirasakan dan yang diharapkan dari Litwin Meyer serta kuesioner kepuasan kerja dari De Attitude School Vor industriale Arbeiden dan data sekunder di dapatkan dari pengumpulan dokumen-dokumen yang terkait. Responden dalam penelitian ini sebanyak 42 orang tenaga perawat ( total populasi ) ruang rawat inap utama Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati.
Hasil penelitian menunjukkan:
1. Berdasarkan teori Litwin Meyer yang mengelompokkan faktor suasana kerja dalam faktor "punishme" dan meliputi komponen : "conformity, responsibility, dan standard" ; serta faktor "rewarding" yang meliputi komponen : "reward, clarity, dan team spirit" , terlihat gambaran suasana kerja di ruang rawat inap utama Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati yang ditandai dengan lebih menonjolnya faktor "punishment" dibandingkan dengan faktor "rewarding".
2. Terdapat korelasi kesenjangan faktor suasana kerja terhadap kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap utama Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati.
3. Secara berurut, kesenjangan faktor suasana kerja yang mempunyai korelasi besar terhadap kepuasan kerja adalah : "reward, team spirit, clarity, responsi bility dan standard".
4. Terdapat satu komponen dari faktor suasana kerja yaitu "conformity" yang mempunyai korelasi terhadap kepuasan kerja tetapi secara statistik tidak bermakna.
Saran penelitian ini adalah perlunya dilakukan usaha-usaha untuk memperkecil faktor "punishme " dan memperbesar faktor "rewarding" sehingga dapat memperbesar tingkat kepuasan kerja tenaga perawat di ruang rawat inap utama Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Selanjutnya perlu diteliti korelasi kesenjangan komponen suasana kerja terhadap ke puasan kerja di ruang-ruang perawatan lainnya sehingga diperoleh gambaran suasana kerja di masing-masing ruang perawatan Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hieronymus Djuha
"Menjelang AFTA tahun 2003 dan globalisasi 2020 dengan masuknya tenaga asing , mempengaruhi bisnis perumahsakitan, sehingga diperlukan manajemen sumber daya manusia profesional termasuk tenaga perawat profesional dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang profesional.
Pemenuhan kebutuhan kuantitas dan kualitas perawat yang ideal untak bagian rawat inap, dapat menggunakan formula jam efektif. Untuk mendukung penggunaan formula tersebut perlu diperhatikan: jumlah pasien yang masuk dan sedang dirawat per hari dengan tingkat ketergantungannya yang dibagi dalam lima kategori yaitu kategori mandiri yang membutuhkan 2 jam, minimal2.5 jam, moderat 3.5 jam, semi total 6 jam dan kategori total 7 jam, juga kebijakan rumah sakit dalam menentukan jumlah jam perawatan efektif per tahun, jumlah hari kerja efektif jumlah hari libur nasional dan cuti tahunan, perbandingan tenaga profesional non profesional, serta sistera penugasan di bagian rawat inap. Perolehan tenaga perawat profesional melalui pendidikan formal akademik.
Penelitian ini merupakan penelitian terapan yang bertujuan untuk menghitung kebutuhan kuantitas dan kualitas tenaga keperawatan bagian rawat inap melalui pendidikan keperawatan berlanjut strata satu, diploma tiga sampai terpenuhi kebutuhan minimal pada tahun 2004.
Kesimpulan penelitian ini yaitu jumlah kebutuhan tenaga keperawatan bagian rawat inap minus ICCU, ICU, PICU, NICU, adalah: 253 orang dengan ratio profesional non profesional 63.64 % (152 orang) : 36.36 % (92 orang), melalui program pendidikan formal rata-rata 14 % / tahun, meliputi 1-2 untuk strata satu, dan 19-20 orang untuk diploma tiga.
Saran penelitian adalah kelanjutan program pendidikan keperawatan berlanjut S1 dan D III sampai terpenuhi kebutuhan, pendidikan S2 manajemen keperawatan, penerapan sistem skoring untuk menseleksi peserta program pendidikan, pengembangan internal yang menyeluruh melalui `DJKLAT' yang dikelola secara profesional oleh tenaga profesional.
Daftar bacaan: 47 (1968 - 1996)

In the era of globalization in line with the agreement of AFTA in the year of 2003 and APEC in the year of 2020, the' foreign labor will influence the health manpower workforce and consequently will have an impact on -the hospital business in Indonesia. Therefore, it is crucial to have a better human resources management with professional competencies in providing a high quality nursing care.
In meeting the needs of nurses in term of the ideal quantity and quality in inpatient units, the formula of effective hours was applied. To support the utilization of that formula one should consider: the number of patient admitted and being taken care per day with the levels of patient dependencies which are classified into five categories as the following: self-care needs 2 hours, minimal care needs 2.5 hours, moderate care needs 3.5 hours, extensive care needs 6 hours, and total care needs 7 hours. The hospital policies in determining the number of effective nursing care hours per annum, number of effective working days, number of national holiday and yearly leave, ratio of professional and non professional manpower, and the assignment system of inpatient unit.
This study was an applied research aiming to come up with the projected quantity and quality of nursing manpowers minimally needed by the selected inpatient units through advanced nursing education at S 1 and D III degree up to the year of 2004.
The conclusion of the study was 253 nursing manpowers were needed by inpatient units excluding ICU, ICCU, PICU, NICU, with a ratio between 63.64 % : 36.36 for the professional and non professional nurses to be developed through formal education program with the average of 14 % per year producing for 1 - 2 nurses with S I and 19 - 20 nurses for D III.
This study suggested that the advanced continuing education program for S 1 and D III, S 2 (post-graduate) program of nursing management, the application of scoring system for the recruitment of the student candidates, the total internal development through the center of manpower education and training managed professionally by professional nurses were absolutely necessary.
Bibliography: 47 (1968 - 1996)
"
1996
T 2346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library