Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Ldia Elizabeth
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubngan antara pelanggaran kontrak psikologis menurut perawat dengan intention to quit dan kepuasan kerja perawat rumah sakit x. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional dan melibatkan 61 perawat sebagai responden. Instrumen yang digunakan dalam pengmpulan data adalah kuesioner yang terdiri dari kuesioner pelanggaran kotrak psikologis, intention to quit dankepuasan kerja. Analisis data menggunakan uji chi-square dan hasil penelitian menunjukanbahwa kepuasan kerja dalam aspek pengawasan memiliki hubungan dengan intention to quit. Dari penelitian ini disarankan agar mengupayakan komunikasi lebih lanjut antara pihak Rumah Sakit X dan perawat mengenai aspek-aspek kontrak psikologis terutama yang dianggap masih kurang agar terbentuk kepuasan kerja dan menurunkan niat untuk berhenti perawat. ......This study aims to determine the relationship between psychological contract breach according to nurse, intention to quit and nurse; job satisfication in X Hospital 2011. This study uses a quantitative approach with cross sectional design and involved 61 nurses as respondents. Instrumens used in data collection is a questionnaire consisting of psychological contract breach, intention to quit and job satisfication in terms of rewards and promotional opportunities have a relationship with psychological contract breach. In addition, rewards and supervision aspects of job satisfication have a relationship with intention to quit. It is suggested to seek further communication between X Hospital and nurses about psychological contract aspects that are considered primarily is still lacking so that it can improve nurses' job satisfication and lower intentions to quit.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29506
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiana Noviani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan melihat gambaran orientasi karir dan hubungannya dengan komitmen organisasi, kepuasan kerja, dan intensi untuk keluar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif cross-sectional study dengan structural equation modelling (SEM), melibatkan 273 pegawai generasi Milenial (Y), dibagi berdasarkan kategori jalur pengangkatan pegawai HCMS dan non HCMS. Teknik penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan 5 variabel, yaitu Orientasi Karir Protean, Orientasi Karir Boundaryless, Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Intensi untuk Keluar. Wawancara juga dilakukan pada 2 pegawai untuk memperkuat hasil kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan Orientasi Protean, Orientasi Karir Boundaryless, Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Intensi untuk Keluar pada kedua kategori pegawai. Namun, variabel pengaruh berbeda antara pegawai HCMS, non-HCMS, dan total pegawai milenial tersebut. Pada pegawai HCMS, orientasi karir protean hanya mempengaruhi komitmen organisasi dan kepuasan kerja, dan orientasi boudaryless hanya mempengaruhi intensi untuk keluar, sedangkan pada pegawai non-HCMS, baik orientasi karir protean dan boundaryless sama-sama mempengaruhi komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Berbeda dengan pegawai HCMS, pada pegawai non-HCMS intensi untuk keluar dipengaruhi oleh komitmen organisasi. Secara total pegawai millenial, orientasi karir protean juga sama mempengaruhi kepuasan kerja dan komitmen organisasi, sedangkan orientasi karir boundaryless hanya mempengaruhi komitmen organisasi, dan komitmen organisasi menjadi pengaruh terhadap intensi untuk keluar. Untuk itu, dalam melakukan evaluasi terhadap sistem manajemen karir, PT XYZ (Persero) harus mempertimbangkan konsep protean dan boundaryless agar pegawai terutama milenial dapat berkembang secara optimal dan dapat meningkatkan value added untuk sustainability perusahaan.
This research was conducted to portray the relationship of protean and boundaryless career orientation and its correlation with organizational commitment, job satisfaction, and intention to quit from the job. The approach was done with quantitative approach with structural equation modelling (SEM), involved 273 millennial employees or Y generation that were divided based on the category of employment’s tracks which were HCMS and non HCMS). The research technique used was questioner with 5 variables, which were protean career orientation, boundaryless career orientation, organizational commitment, job satisfaction, and intention to quit the job. Interview was also performed to two employees to confirm the questioner’s result. The result of this study showed that there was no difference between protean career orientation, boundaryless career orientation, organizational commitment, job satisfaction and intention to quit the job in the two categories (HCMS and non HCMS). However, influence factor was found to be different between HCMS employee, non-HCMS employee, and total millennial employees. For HCMS employees, protean career orientation only influenced organizational commitment and job satisfaction, and boundaryless career orientation only influenced intention to quit the job, meanwhile for non-HCMS employees, both protean and boundaryless career orientation influenced organizational commitment and job satisfaction. Different from HCMS employees, for non-HCMS employees, intention to quit the job was influenced by organizational commitment. In the general aspect of total millennial employees, protean career orientation contributed influence toward job satisfaction and organizational commitment, while boundaryless career orientation only influenced organizational commitment, and organizational commitment became an influence for intention to quit the job. For that result, in order to evaluate career management system, PT XYZ (Persero) has to consider the concept of Protean and Boundaryless so that the employees especially millennial could develop optimally and increase the added value for corporate sustainability.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Bhaskara
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari dimensi employer branding terhadap intention to quit karyawan generasi Y dengan moderasi dari selfesteem. Penelitian ini menggunakan kuesioner employer branding milik Alniacik&Alniacik (2012), self-esteem milik Rosenberg (1965), dan intention to quit milik Hussain, Yunus, Ishak dan Daud (2013). Responden berasal dari karyawan full-time yang bekerja pada industri Jasa Keuangan dan Asuransi dan Informasi dan Komunikasi, data dianalisis lebih lanjut menggunakan moderated regression analysis (MRA). Hasil dari penelitian ini adalah employer brandingberpengaruh secara signifikan terhadap intention to quit dan interaksi antara employer branding dengan self-esteem memperkuat hubungan tersebut. Nilai sosial dan pasar dari employer branding merupakan dimensi yang signifikan mempengaruhi intention to quit, dan interaksi keduanya turut memperkuat dan memperlemah hubungan antara employer branding terhadap intention to quit generasi Y tersebut. ...... This study aims to examine the impact of the dimensions of employer branding to employee intention to quit for the Y generation with the moderation of self-esteem. This study uses employer branding belonging to Alniacik & Alniacik (2012), selfesteem, belonging to Rosenberg (1965), and intention to quit belongs to Hussain, Jonah, Isaac and David (2013). Measuring instruments used in this study was a questionnaire distributed to respondents from full-time employees who work in the Insurance and Financial Services and Information and Communication industries, the data were analyzed further using moderated regression analysis (MRA). The results of this study are employer branding proved significantly impact the intention to quit and the interaction between employer branding with self-esteem strengthen the relationship. sosial and market value of employer branding are the dimensions that significantly affect the intention to quit, and interactions between them both help strengthen and also weaken the relationship between employer branding to the intention to quit the Y generation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zanisa
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : ZanisaProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitFakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas IndonesiaJudul : Analisis Faktor ndash; faktor yang Berhubungan denganIntention to Quit tenaga kesehatan di Rumah Sakit BhaktiYudha Depok Tahun 2017Rumah Sakit Bhakti Yudha mengalami turnover tenaga kesehatan khususnnyaperawat dan dokter lebih dari 10 setiap tahunnya. Angka turnover yang tinggiakan berdampak buruk bagi rumah sakit. Tujuan dilakukannya analisa faktorfaktoryang berhubungan dengan intention to quit agar dapat memberikangambaran dan rekomendasi kepada rumah sakit untuk masalah ini. Sampelpenelitian sebanyak 100 perawat dan 25 dokter. Jenis penelitian adalah penelitiankuantitatif yang dilanjutkan dengan metode kualitatif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa34 tenaga kesehatan memiliki keinginan untuk keluar dariRumah Sakit. Dari analisis multivariat, terdapat empat variabel yang memilikipengaruh signifikan terhadap keinginan untuk berhenti kerja yaitu kepuasan kerja,usia, persepsi terhadap kompensasi dan manfaat serta gaji yang diperoleh. .Proporsi tenaga kesehatan dengan kepuasan kerja yang rendah memilikikecenderungan lebih besar untuk intention to quit. Proporsi tenaga kesehatan yangberusia muda, persepsi terhadap kompensasi dan manfaat yang kurang sesuai, gajidibawah UMRjuga memiliki kecenderungan untuk intention to quit. Kepuasankerja yang rendah terjadi terkait kepedulian manajemen terhadap karyawan dansistem jenjang karir yang kurang baik.Kata kunci :Intention to quit, turnover, kepuasan kerja, usia, kompensasi dan manfaat, gaji.
ABSTRACT
Name ZanisaStudy Program Hospital AdministrationPublic Health FacultyUniversity of IndonesiaTitle Analysis of Factors Related to Intention to Quit of health workersin Bhakti Yudha Hospital in 2017Bhakti Yudha Hospital has a turnover of health workers doctors and nurses morethan 10 per year. A high turnover rate will be bad for the hospital. The purposeof the analysis of factors related to intention to quit in order to provide a fact andrecommendation to the hospital for this problem.The sample was 100 nurses and25 doctors. The type of research is quantitative research followed by qualitativemethod. The results showed that 34 of health workers have a desire to get out ofthe hospital. From the multivariate analysis, there are four variables that have asignificant influence on the desire to quit the job is job satisfaction, age, theperception of compensation and benefits, and salary. The proportion of healthworkers with low job satisfaction has a greater tendency to intention to quit Theproportion of health workers who have a perception of compensation and benefitsthat are less appropriate, low salaryand the younger tend to quit the job.Jobunsatisfaction also caused by management of employees and career path system isless good.Keywords Intention to quit, turnover, job satisfaction, age, compensation and benefits, salary
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Istri Mas Indrawati
Abstrak :
Sumber daya manusia merupakan aspek kritikal dalam pelayanan di rumah sakit.Kinerja rumah sakit dapat menurun karena perilaku karyawan diantaranya adalahkeinginan pindah dari pekerjaan intention to quit . Angka turnover perawat diRumah Sakit BaliM d pada pertengahan tahun 2017 yaitu 13,9 . Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor apa saja yang berhubungan keinginan berpindah kerja intentions to quit tenaga perawat di RS BaliM d. Penelitian ini merupakan penelitian observasional menggunakan metode potong lintang melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Responden kuantitatif adalah perawat yang telah bekerja di rumah sakit minimal 6 bulan berjumlah 154 orang. Responden kualitatif yaitu perawat yang sudah berhenti kerja di tahun 2017 dan manajemen RS BaliM d. Hasil studi menunjukkan faktor yang berhubungan dengan keinginan berpindah kerja yaitu lama kerja, status kepegawaian dan pendidikan pelatihan. Manajemen RS diharapkan memberikan sosialisasi secara rutin terkait sistem jenjang karir, penggajian dan pendidikan-pelatihan kepada perawat dengan lama kerja < 1 tahun, memberikan kepastian terhadap status kepegawaian pada perawat kontrak dan merancang anggaran yang tepat sehingga seluruh perawat mendapatkan pendidikan-pelatihan. ......Human resources is a critical factor in providing hospital services. Performance ofhospital were decrease due to the behavior of their employees including intentionto quit. Nurse turnover number in BaliM d Hospital in 2017 is 13.9. This study is aiming at analyzing factors related to intention to quit of nurses in BaliMed hospital. This observational study was using cross sectional method throughquantitative and qualitative approachs. Respondents were nurses who have beenworking for 6 month or more 154 nurses. The qualitative data was accessedform who has resigned in 2017 and BaliMed management. Study revealed factorsrelated to intentions to quit were length of work, employee status and educationtraining.It is expected that hospital desiminatim program and provide adequateinformation on career path, salary and educational especially for nurses who workless than 1 year in hospital, a clear contract includes employement status of nursesand ensure finding to support training.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Meidina
Abstrak :
Prevalensi perokok yang berhasil berhenti merokok di Indonesia diketahui menunjukkan angka yang rendah. Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang mengonsumsi rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh smoking abstinence self-efficacy (SASE) dan frekuensi perilaku merokok terhadap perilaku sehat mahasiswa Universitas Indonesia yang memiliki keinginan berhenti merokok. Perilaku sehat yang diukur dalam penelitian ini meliputi sarapan, kudapan, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi rokok, dan menimbang berat badan. Penelitian korelasional ini melibatkan 153 partisipan yang terdiri dari 102 laki-laki, dan 51 perempuan dengan usia 18-25 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SASE adalah prediktor yang lebih kuat memengaruhi perilaku sehat dibandingkan dengan frekuensi perilaku merokok. Pengukuran yang lebih mendalam terkait faktor-faktor yang dapat memengaruhi perilaku sehat pada perokok yang ingin berhenti dapat dieksplor lebih jauh.
Prevalence of smokers who succeed in their quit attempt in Indonesia is decreasing. Undergraduate students are a group of people who consume cigarettes. This study aims to investigate the effect of smoking abstinence self-efficacy (SASE) and cigarette smoking frequency on health behavior among undergraduate students of Universitas Indonesia who willing to quit smoking. The aspect of health behavior that are measured in this study are breakfast, snacking, physical activity, consumption of alcohol, consumption of cigarettes, and keep in healthy weight. The correlational study took a participants totally 153 students, 102 male, and 51 female in 18-25 years old. Results indicated that SASE was the strongest predictor of health behavior rather than cigarette smoking frequency. Further measurements related to factors that can influence health behavior in smokers who willing to quit can be explored further.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawarwati Hariyono Putri
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh quality of work life, perceived organization culture, kepuasan kerja dan komitmen organisasional terhadap intention to quit di sepuluh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara-Kementrian Keuangan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain survey menggunakan instrumen kuesioner kepada seluruh pelaksana di 10 KPPN. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa kepuasan kerja, komitmen organisasional, dan salah satu dimensi quality of work life yaitu work life balance memiliki pengaruh negatif yang signifikan dengan intention to quit. Dengan R2 sebesar 34,1% menunjukkan sebanyak 34,1% intention to quit dapat dijelaskan oleh variabelvariabel tersebut diatas. Sehingga penelitian ini dapat menyarankan perlunya melakukan pembenahan kebijakan terkait aspek-aspek yang menjadi sumber kepuasan dan kenyamanan work life balance pegawai. Misalnya saja terkait kepastian pola dan lama penugasan di daerah. Selain itu perlu adanya programprogram yang dapat meningkatkan komitmen pada organisasi. ...... This thesis examines the effects of quality of work life, perceived organization culture, job satisfaction, and organizational commitment to intention to quit at big 10 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara - Kementerian Keuangan. This research is quantitative research design using questionnaire survey approach. The result of regression analysis find that job satisfaction, organizational commitment, and one dimension of the quality of work life, work life balance are negatively influence. R2 score, 34,1% means that 34,1% of intention to quit variability can be explained by those variables. Hence this research may suggest KPPN Management in particular and Ditjen Perbendaharaan in general to reform and develop the policies that support employee's work life balance and satisfaction. For example, management can set up the duration and the pattern of assignment. Moreover they can develop programs that can increase commitment to the organization.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Khristianto
Abstrak :
Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan di Kementerian Keuangan sejak tahun 2006 terdiri dari 3 aspek yaitu perbaikan di bidang Kelembagaan, Proses Bisnis, dan Sumber Daya Manusia. Setelah berjalannya Reformasi Birokrasi, berdasarkan data yang ditemukan pada Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan RI terjadi peningkatan tren pegawai Generasi X dan Y yang mengundurkan diri dari organisasi DJA dengan berbagai alasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan pegawai untuk keluar dari organisasi. Kepuasan kerja yang diukur berpedoman pada Two Factor Theory yang dikembangkan oleh Herzberg, Mausner, dan Snyderman (1959). Penelitian dilakukan dengan metode kombinasi kualitatif dan kuantitatif dengan cara melakukan wawancara, kuesioner, dan Focus Group Discussion (FGD) terhadap narasumber, responden, dan peserta diskusi yang telah ditentukan berdasarkan kriteria penelitian. Hasil triangulasi data dengan cara membandingkan indikator yang muncul dari ketiga metode pengumpulan data memberikan kesimpulan bahwa financial reward, gaya kepemimpinan, kebijakan organisasi, dan kesempatan promosi menjadi faktor yang mempengaruhi keinginan (intention) pegawai yang menjadi subyek penelitian untuk keluar dari DJA. Penelitian juga menghasilkan kesimpulan bahwa karakter generasi yang berbeda memberikan alasan yang berbeda terhadap munculnya indikator keinginan untuk keluar yang sama. ......Bureaucratic Reform held at the Ministry of Finance since 2006 consists of three aspects, namely improvements in Institutional, Business Processes, and Human Resources. Based on data found in the Directorate General of Budget, the trend shows increasing numbers of Generation X and Y employees who resigned from the organization. This study aims to determine the factors that influence the intention to quit from the organization. Job satisfaction is measured based on the Two Factor Theory developed by Herzberg, Mausner, and Snyderman (1959). The research was conducted with a combination of qualitative and quantitative methods by conducting interviews, questionnaires, and focus group discussion (FGD). Results of data triangulation by comparing indicators that appear on the methods of data collection gave conclusion that financial rewards, leadership styles, organizational policies, and promotional opportunities to be the factors that affect the intention to quit of employees who becomes the subject of research. The research also concluded that different generations give different reasons of the intention to quit.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Muntazirin. author
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh workplace spirituality yang terdiri dari tiga dimensi (meaningful work, sense of community, dan alignment with organization?s values) terhadap lima variabel employee work attitude (intention to quit, organizational commitment, intrinsic work satisfaction, job involvement, dan organizational-based self-esteem (OBSE). Penelitian ini melibatkan 115 sampel karyawan (guru dan non-guru) di Yayasan ABC dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel organizational commitment dipengaruhi oleh semua dimensi workplace spirituality, yang terdiri dari meaningful work, sense of community, dan alignment with organization?s values. Variabel intention to quit dipengaruhi oleh dua dimensi workplace spirituality, yakni sense of community dan alignment with organization?s values. Variabel intrinsic work satisfaction hanya dipengaruhi oleh satu dimensi workplace spirituality, yakni sense of community. Variabel job involvement hanya dipengaruhi oleh satu dimensi workplace spirituality, yakni meaningful work. Variabel organization-based self-esteem dipengaruhi oleh dua dimensi workplace spirituality, yakni meaningful work dan sense of community.
This study aimed to investigate the effect of workplace spirituality that consists of three dimensions (meaningful work, sense of community, and alignment with organization's values) t five variables of employee work attitude that consists of intention to quit, organizational commitment, intrinsic work satisfaction, job involvement, and organizational-based self-esteem. This study included 115 samples of employees (teachers and non-teachers) at ABC Foundation. Data were collected using questionnaire, and then analyzed using Partial Least Square (PLS). The result of this study indicated that organizational commitment was influenced by all dimensions of workplace spirituality, namely meaningful work, sense of community and alignment with organization's values. Intention to quit was influenced by sense of community and alignment with organization's values. Intrinsic work satisfaction was influenced by sense of community. Job involvement was influenced by meaningful work. Organization-based self-esteem was influenced by meaningful work and sense of community.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Riviyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Keinginan berhenti kerja (intention to quit) adalah keinginan karyawan untuk berhenti dari pekerjaan yang sekarang, hal tersebut bisa diakibatkan karena faktor pendorong (dari dalam organisasi) ataupun faktor penarik (dari luar organisasi). Apabila tidak terkelola dengan baik akan menyebabkan turnover secara nyata.Hal tersebut menjadi sangat penting karena tingginya angka turnover menunjukkan kurang stabilnya suatu organisasi. Mengingat banyaknya dampak yang akan terjadi yang berkaitan dengan turnover terutama terhadap pelayanan pasien, apabila banyak terjadi pada perawat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan berhenti kerja perawat RS An-Nisa Tangerang. Pengukuran dalam penelitian ini terdiri dari 12 faktor, antara lain : (1) Umur, (2) jenis kelamin (3) tingkat pendidikan, (4) lama kerja, (5) unit kerja, (6) status kepegawaian, (7) jenjang karir, (8) pendidikan-pelatihan, (9) kompensasi, (10) stressor kerja, (11) komunikasi dan (12) supervisi/kepemimpinan. Penelitian ini bersifat kuantitatif-kualitatif dengan menggunakan desain potong lintang. Sampel penelitian ini 89 perawat yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Data yang didapat menggunakan kuisioner.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RS An-Nisa Tangerang ditemukan bahwa perawat yang memiliki keinginan untuk berhenti kerja sebanyak 18%, angka ini apabila terjadi berarti angka turnover pada tahun 2017 sebesar 12,8% yang berarti menjadi lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya yang angkanya selalu mengalami kenaikan. Hasil analisa statistik ditemukan faktor-faktor yang berpengaruh adalah lama kerja, dan kepemimpinan. Sedangkan faktor yang paling dominan adalah Kepemimpinan.
ABSTRACT
The desire to stop working (intention to quit) is the desire of employees to quit their job now, this can be caused because the driving factor (from within the Organization) or towing factor (from outside the organization). If not managed properly will cause a turnover . It becomes very important because of the high turnover figures showed less relative of an organization. Given the large number of impacts that will occur with regard to turnover especially against patients, when a lot is happening on nurses.

This research aims to know the factors that affect the desire to stop working nurses at RS An-Nisa Tangerang. Measurements in this study consists of 12 factors, among others: (1) Age, (2) gender (3) level of education, (4) long work, a work unit (5), (6) the status of staffing, (7)succession, (8) educationtraining, (9)compensation, (10) a work stressor, (11) communication and (12) supervision/leadership. The study is quantitative-qualitative design using cross sectional. The sample of this research 88 nurses who meet the inclusion criteria and ekslusi. Data obtained using questionnaire.

Based on research conducted at RS An-Nisa Tangerang found that nurses who have a desire to stop working as much as 18%, this figure means in case of turnover in the year 2017 of 12.8% which means being better than the previous years that number is always rising. The results of the statistical analysis found factors that influential work is the length of work and leadership. While the most influential factor is work Leadership.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library