Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Anisa Maisyarah
"Puluhan tahun Palestina hidup di bawah penjajahan sejak tragedi Nakba 1948, dan selama itu pula masyarakat Indonesia terus aktif mendukung dengan berbagai bentuk, salah satunya melalui berdonasi amal. Penelitian ini mengidentifikasi motivasi dan faktor rasional yang memengaruhi generasi Z dalam berdonasi amal untuk Palestina, menginterpretasi pandangan mereka terhadap donasi, dan menganalisis pengaruh aktivitas berdonasi terhadap kehidupan mereka. Pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) digunakan untuk memfasilitasi penelitian ini. Wawancara semi-terstruktur dilakukan kepada enam orang yang mewakili generasi Z dengan karakter yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan motif dan faktor yang mendorong generasi Z dalam donasi amal untuk Palestina meliputi pengaruh pengalaman dan lingkungan sekitar, peran media sosial dan penyebaran informasi, peran lembaga amal dan sosial, tragedi agresi, keistimewaan Palestina, serta kesadaran nilai religiusitas dan kemanusiaan. Generasi Z memandang donasi amal untuk Palestina sebagai tanggung jawab sosial dan bentuk perjuangan. Pengaruh aktivitas berdonasi amal terhadap kehidupan generasi Z mencakup kesadaran diri untuk belajar dan berkontribusi, dampak psikologis dan efek berdonasi, dampak sosial, serta dinamika finansial. Penelitian ini memberikan pemahaman serta sudut pandang unik dari generasi Z, memperkaya kajian perilaku ekonomi dengan mengelaborasi pendekatan psikologis, teori ekonomi, dan isu kemanusiaan dalam perspektif Islam. Para peneliti kuantitatif dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam menentukan variabel baru untuk memahami kebiasaan anak muda dalam berdonasi amal untuk Palestina.
For decades Palestinians have lived under colonization since the Nakba tragedy of 1948, and throughout that time the Indonesian people have been actively supporting them in various forms, including through charitable donations. The research identified motivations and rational factors that influenced Generation Z in donating charities to Palestine, interpreted their views on donations, and analyzed the impact of donated activities on their lives. The Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) approach is used to facilitate this research. Semi-structured interviews were conducted with six people representing the Z generation with a defined character. Based on the results of the analysis, the motives and factors that motivated Generation Z to donate charities to Palestine included the influence of experience and environment, the role of social media and dissemination of information, the roles of charities and social institutions, the tragedy of aggression, the privilege of Palestine, and the awareness of the values of religiousness and humanity. Generation Z sees charitable donations to Palestine as social responsibility and a form of struggle. The impact of donated charity activities Generation Z includes self-awareness to learn and contribute, psychological impact and effects of donation, social impact, and financial dynamics. This research provides a unique understanding and perspective of the Z generation, enriching the study of economic behavior by elaborating psychological approaches, economic theory, and humanitarian issues in an Islamic perspective. Quantitative researchers can use this research as a benchmark in identifying new variables for understanding the habits of young people in donating charities to Palestine."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sarah Fauziyyah Hana
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami habitus individu anggota Rekanita di arena media sosial. Data yang ditampilkan merupakan hasil dari wawancara mendalam berdurasi 1,5 jam dengan T, perempuan Bali berusia 25 tahun yang kini berdomisili di Jakarta. Dengan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) sebagai pendekatan dan metode analisisnya, penelitian ini menganalisis kapital, habitus, dan pergerakan partisipan melalui berbagai arena sosial dalam hidupnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, meski T menjadi sasaran kekerasan simbolik, ia mampu bergerak dalam arena secara efektif dan mengerahkan agensinya lewat pembentukan sosok Rekanita ideal di media sosial.
This research aims to understand the habitus of a member of the Rekanita community on social media as the arena. The data presented here is collected from a total of 1,5 hours of in-depth interview with T, a 25-year-old Balinese woman who currently resides in Jakarta. Using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) as the approach and analysis tool, this research analyzed the participant’s capital, habitus, as well as her mobility through different social fields. The result shows that while T is subjected to various forms of symbolic violence, she manages to feel the game within the field and exercise her agency by portraying herself as the ideal Rekanita figure on social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Uus Faizal Firdaussy
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman diplomasi sains peneliti dalam suatu kolaborasi riset internasional dan bagaimana pengalaman tersebut terkait dengan model kecerdasan kultural dari Thomas 2006 dan tiga kualitas Mindfulness dari Kaufman dan Hwang 2015 . Studi Analisis Fenomenologi Interpretatif dilakukan dengan wawancara mendalam dengan empat informan yang terlibat dalam sebuah kolaborasi penelitian internasional yang disebut Innovative Bio-Production Indonesia atau iBioI . Data penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan kerja sama riset internasional informan menghadapi tantangan dan hambatan komunikasi yang disebabkan oleh perbedaan budaya. Studi ini menunjukkan bahwa terdapat manifestasi kecerdasan kultural pada diri informan, walau dalam taraf yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat ditelusuri dari perbedaan manifestasi komponen kualitas kecerdasan kultural, yaitu pengetahuan antarbudaya, perhatian, dan keterampilan antarbudaya pada diri informan. Studi ini juga menjelaskan pola dalam suatu kolaborasi riset yang mindful dan empat fungsi kecerdasan kultural dalam komunikasi antarbudaya dalam konteks diplomasi sains. Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini hanya mengambil data dari peneliti Indonesia dan hanya meneliti kolaborasi di bidang ilmu hayati saja. Penelitian ini telah mampu menunjukkan bukti empiris bahwa kecerdasan kultural juga dapat membantu peneliti dalam situasi antar budaya. Selain itu, penelitian ini mendukung pernyataan penelitian sebelumnya mengenai peran penting mindfulness dalam menerjemahkan pengetahuan budaya ke dalam keterampilan antarbudaya. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi kolaborasi penelitian internasional lainnya. Pengembangan kecerdasan kultural pada peneliti diharapkan bisa mewujudkan tujuan diplomasi sains yang membantu memperkuat hubungan antar negara.
The purpose of this article is to find out how the researcher experience science diplomacy in an international research collaboration and how the experience is linked to the cultural intelligence model from Thomas 2006 and three qualities of Mindfulness from Kaufman and Hwang 2015 . An Interpretative Phenomenological Analysis study conducted with in depth interviews with four informants involved in an international research collaboration called Innovative Bio Production Indonesia or iBioI . Research data shows that in carrying out an international research collaboration informants face the challenges and communication barriers caused by cultural differences. This study shows that there are manifestations of cultural intelligence in informants, even at various levels. This distinction can be traced from the components of cultural intelligence, i.e. Intercultural knowledge, mindfulness, and intercultural skills. This study also explains the mindful collaborative research patterns and the four functions of cultural intelligence in intercultural communication in the context of science diplomacy. The limitation of this study is to only take data from the Indonesian researchers and examine only collaboration in the field of natural science. This research has been able to show empirical evidence that cultural intelligence can also help researchers in an intercultural situation. In addition, this study supports the previous research statement on the critical role of mindfulness in translating cultural knowledge into intercultural skills. This research is also able to show the pattern of mindful collaborative research and the function of mindfulness in an international research collaboration. This research is expected to be a guide for another international research collaborations. The development of cultural intelligence on a researcher is expected to realize the goal of science diplomacy that helps strengthen the relationship between countries."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T47617
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Kurnia Latif Maulani
"Fenomena detoksifikasi Instagram merupakan fenomena kontemporer dimana pengguna menjauhi Instagram selama kurun waktu tertentu karena penggunaannya telah menjadi negatif bagi dirinya baik secara fisik maupun mental. Penelitian ini mencoba mengeksplorasi motivasi, refleksivitas pengalaman, dan pengaruh dari detoksifikasi Instagram terhadap konsumsi media sosial individu di masa depan. Menggunakan pendekatan analisis fenomenologi interpretatif (IPA) melalui wawancara mendalam dengan 3 individu yang mewakili generasi digital, peneliti menemukan bahwa partisipan memutuskan untuk melakukan detoksifikasi Instagram karena adanya paparan yang tinggi akan hidup orang lain melalui Instagram, adanya persepsi bahwa Instagram bukanlah ruang aman bagi partisipan, serta munculnya perasaan beban saat Instagram menjadi sebuah kewajiban. Selama proses refleksi pengalaman detoksifikasi Instagram, partisipan juga menemukan bahwa mereka tetap dapat menjalani hidupnya dengan baik tanpa Instagram, berhenti membandingkan hal yang sedang mereka sedang jalani, dan menyadari tidak ada hal-hal yang benar-benar mereka lewatkan. Partisipan juga mengembangkan pemaknaan yang lebih baik akan waktu, ruang, dan diri setelah selesainya periode detoksifikasi Instagram, sehingga dapat mengendalikan perilaku media sosialnya secara lebih sehat di masa depan
Instagram detox is a relatively new phenomenon where Instagram users refrains from using Instagram for a certain period of time because it has negative effects on their mental and physical state. This thesis attempts to explore the motivation, reflective experience, and impact of Instagram detox to the participant’s future social media consumption. Using Interpretative Phenomenology Analysis approach through in-depth interviews with 3 participants who are part of digital natives, it was found that participants decide to do Instagram detox because there’s a high exposure to other people’s life through Instagram, a perception that Instagram is not their safe place, as well as a heavy feeling that comes when Instagram becomes an obligation. When reflecting about their Instagram detox experience, participants also found that they still live well without Instagram, stop comparing the things that they were experiencing, and realize that they did not really miss out on anything. Participants also develop a better sense of time, space, and self after Instagram detox period, thus they can control their future social media behavior in a healthier way."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library