Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Erny Yoesry
"
AbstrakPotensi sumber daya alam Indonesia khususnya pada sektor pertambangan membuat Indonesia menjadi buruan para investor asing, salah satunya PT. Freeport Indonesia. Freeport beroperasi di Indonesia berdasarkan Kontrak Karya (KK) yang ditandatangani pada tahun 1967. Dalam KK, seluruh urusan manajemen dan operasional diserahkan kepada penambang. Negara tidak memiliki kontrol sama sekali atas kegiatan operasional perusahaan. Negara hanya memperoleh royalty yang besarnya ditentukan dalam KK tersebut. Perusahaan tambang pemegang KK yang ingin mengekspor mineral olahan (konsentrat) harus melepas status KK menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), dan membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (konsentrat). Pasal 97 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara beserta peraturan pelaksanaannya mengatur tentang hal-hal yang wajib dimuat dalam IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus), salah satunya adalah divestasi saham."
Depok: Badan Penerbit FHUI, 2019
340 JHP 49:1 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Farhan Azhar Junaedi
"Industri konstruksi merupakan salah satu industri yang memiliki tingkat resiko kecelakaan kerja yang tinggi dengan angka kecelakaan paling terbesar dibanding sektor industri lainnya yaitu mencapai angka 32%. Berdasarkan Permen PUPR No 10 Tahun 2021, sistem manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) harus diterapkan untuk menjamin terwujudnya keselamatan konstruksi. Salah satu elemen dalam mendukung pelaksanaan SMKK yaitu kompetensi Ahli Muda KK. Kompetensi Ahli Muda KK diatur dalam SKKNI No 350 Tahun 2014 dimana salah satu unit kompetensi dalam menjamin pelaksanaan SMKK secara efektif yaitu “Melakukan Inspeksi KK”. Namun dalam penyusunan SKKNI, masih belum lengkap karena tidak terdapat indikator unjuk kerja sebagai instrumen pengukuran kompetensi dan SKKNI masih mengacu pada standar dan peraturan yang lama. Oleh karena itu, Peneliti ingin mengembangkan SKKNI berupa indikator unjuk kerja untuk unit kompetensi “Melakukan Inspeksi KK” dengan metode survei kuesioner kepada para pakar dan responden. Hasil kuesioner nantinya dianalisis dengan metode Delphi dan uji statistic menggunakan SPSS. Didapatkan hasil penelitian berupa 2 item elemen kompetensi, 6 item kriteria unjuk kerja dan 48 item indikator unjuk kerja dimana pengembangan unit kompetensi “Melakukan Inspeksi KK” memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap kinerja KK. Jika indikator unjuk kerja tersebut diterapkan oleh Ahli Muda KK dalam menerapkan SMKK maka dapat meningkatkan kinerja Keselamatan Konstruksi. Kata Kunci : Kompetensi Ahli Muda KK, Unit Kompetensi “Melakukan Inspeksi KK”, Kinerja Keselamatan Konstruksi.
The construction industry is one of the industries that has a high level of work accident risk with the highest accident rate compared to other industrial sectors, reaching 32%. Based on Permen PUPR No 10 of 2021, a Construction Safety Management System (SMKK) must be implemented to ensure the realization of construction safety. One of the elements in supporting the implementation of SMKK is the competence of Construction Safety Young Experts. The competence of Construction Safety Young Experts is regulated in SKKNI No 350 of 2014 where one of the competency units in ensuring the effective implementation of SMKK is "Conducting Construction Safety Inspections". However, in the preparation of the SKKNI, it is still incomplete because there are no performance indicators as an instrument for measuring competence and the SKKNI still refers to the old standards and regulations. Therefore, the researcher wants to develop the SKKNI in the form of performance indicators for the competency unit "Conducting Construction Safety Inspections" by using a questionnaire survey method to experts and respondents. The results of the questionnaire will be analyzed using the Delphi method and statistical tests using SPSS. The results obtained in the form of 2 items of competency elements, 6 items of performance criteria and 48 items of performance indicators where the development of the competency unit "Conducting Construction Safety Inspections " has a very strong influence on construction safety performance. If the performance indicators are applied by the Construction Safety Young Experts in implementing the SMKK, it can improve the performance of Construction Safety."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Risa Rahmayati
"Beragam aktivitas yang menggunakan mikroba pada laboratorium mikrobiologi industri farmasi dapat memunculkan risiko terjadinya kontaminasi mikroba terhadap operator atau lingkungan sekitar. Salah satu upaya untuk pencegahan terjadinya kontaminasi dan kontaminasi silang adalah dengan menerapkan sistem tata udara yang baik, yang dapat memberikan perlindungan kepada operator serta menciptakan kondisi kerja yang nyaman. Sistem tata udara atau sistem HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning) yang baik perlu dilakukan kualifikasi agar memastikan sistem tata udara tetap memenuhi persyaratan untuk dilakukan aktivitas pada area atau ruangan tersebut (BPOM, 2018; World Health Organization, 2011). Salah satu kualifikasi yang dilakukan adalah Kualifikasi Kinerja atau Performance Qualification. Kualifikasi kinerja merupakan verifikasi terdokumentasi bahwa suatu sistem, fasilitas, atau peralatan yang terpasang dan difungsikan dapat bekerja secara efektif serta memberikan hasil yang dapat terulang berdasarkan metode dan spesifikasi yang telah disetujui (BPOM, 2018). Pada laporan tugas khusus ini, dilakukan dokumentasi kualifikasi kinerja sistem tata udara pada Laboratorium Mikrobiologi di PT Sydna Farma dan dilakukan analisis terhadap data-data yang didapatkan. Data yang didapatkan adalah data pemantauan jumlah partikel menggunakan particle counter; data pemantauan jumlah bakteri menggunakan metode Sedimentation Plate, RODAC Plate, dan MAS; data pemantauan aliran udara (air flow) dan pertukaran udara (air changes); serta data pemantauan suhu, kelembaban, dan tekanan dalam ruangan di area laboratorium mikrobiologi. Berdasarkan data dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kualifikasi kinerja sistem tata udara pada Laboratorium Mikrobiologi di PT Sydna Farma telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan CPOB tahun 2018.
Various activities that use microbes in the microbiology laboratory of the pharmaceutical industry can pose a risk of microbial contamination to the operator or the surrounding environment. One of the method to prevent contamination and cross-contamination is to implement a good air conditioning system, which can provide protection to operators and create comfortable working conditions. A good air conditioning system or HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning) system needs to be qualified to ensure that the air conditioning system still meets the requirements for activities in the area or room (BPOM, 2018; World Health Organization, 2011). One of the qualifications carried out is Performance Qualification. Performance qualification is a documented verification that a system, facility, or equipment installed and functioned can work effectively and provide repeatable results based on approved methods and specifications (BPOM, 2018). In this task report, documentation of air conditioning system performance qualifications was carried out at the Microbiology Laboratory at PT Sydna Farma and analysis was carried out on the data obtained. The data obtained are particle count monitoring data using particle counter; bacteria count monitoring data using Sedimentation Plate, RODAC Plate, and MAS methods; air flow and air changes monitoring data; as well as indoor temperature, humidity, and pressure monitoring data in the microbiology laboratory area. Based on the data and analysis conducted, it can be concluded that the performance qualification of the air conditioning system at the Microbiology Laboratory at PT Sydna Farma has met the specifications set based on CPOB in 2018."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Khalifah Rasyid Ghaniyya
"Konstruksi merupakan salah satu industri yang paling berbahaya karena sifat alaminya yang unik, dinamis, dan sementara. Di Indonesia, ada 20 kasus kecelakaan dialami para buruh dari setiap 100.000 tenaga kerja, dan 30 persennya terjadi di sektor konstruksi. Kompetensi Ahli KK Muda, salah satu jabatan yang berperan penting dalam Keselamatan Konstuksi (KK), diatur dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) No. 350 Tahun 2014, di mana salah satu unit kompetensinya yaitu “Mengukur Pencapaian Pelaksanaan Rencana KK”. Tetapi SKKNI masih kekurangan instrumen instruksional dan mengacu pada sistem manajemen lama. Oleh karena itu, penulis mengembangkan SKKNI melalui unit kompetensi terkait dengan metode survey kuesioner pada pakar serta survey responden, yang datanya kemudian dianalisis dengan metode
delphi serta SPSS
. Hasil penelitian yaitu elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, dan indikator unjuk kerja teridentifikasi yang sudah divalidasi oleh pakar dan memiliki hubungan kuat dengan peningkatan kinerja keselamatan konstruksi.
Construction is one of the most dangerous industries due to its unique, dynamic and transient nature. In Indonesia, there are 20 accidents experienced by workers out of every 100,000 workers, and 30 percent of them occur in the construction sector. The Competence of Young KK Experts, one of the most important person regarding Construction Safety Performance (CSP) is regulated in the Indonesian National Work Competency Standard (SKKNI) No. 350 of 2014, in which one of the competency units is “Measuring Achievement in the Implementation of the KK Plan”. However, SKKNI still lacks instructional instruments and refers to the old management system. Therefore, I wants to develop SKKNI through competency units related to the questionnaire survey method to experts and practitioners, which will be analyzed by the Delphi method and SPSS. The results are elements of competence, performance criteria, and identified performance indicators that have been validated by experts and correlate strongly with improvement of construction safety performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Feby Dita Aprilia
"Kualifikasi merupakan salah satu persyaratan dari Good Distribution Practice (GDP). Kualifikasi merupakan tindakan pembuktian dan pendokumentasian berdasarkan data yang menunjukan kelayakan peralatan, fasilitas, sarana penunjang atau sistem bekerja dengan benar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Kualifikasi terhadap fasilitas sangat penting dilakukan guna menjamin bahwa fasilitas yang digunakan dapat bekerja sebagaimana mestinya sehingga dapat mengurangi adanya biaya terkait kemungkinan kurang bermutunya obat yang dihasilkan. Pengerjaan Kualifikasi Kinerja (KK) dilakukan pada fasilitas Container Chiller 3 yang terdapat di PT Enseval Putera Megatrading Tbk Cabang Jakarta 1 guna memastikan kesesuaian kondisi fasilitas dengan protokol kualifikasi yang telah ditetapkan PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Container Chiller 3 digunakan untuk menyimpan produk rantai dingin atau Cold Chain Product (CCP). Pengerjaan Kualifikasi Kinerja (KK) mencakup pembuatan protokol, penyiapan thermometer data logger dan alat lainnya yang dibutuhkan, pembuatan label, serta pelaksanaan studi buka tutup pintu, holding time, recovery time, dan notifikasi alarm pada Container Chiller 3. Berdasarkan hasil Kualifikasi Kinerja (KK) pada fasilitas Container Chiller 3 yang terdapat di PT Enseval Putera Megatrading Tbk Cabang Jakarta 1 dapat disimpulkan fasilitas masih memenuhi syarat yang ditetapkan PT Enseval Putera Megatrading Tbk.
Qualification is one of the requirements of Good Distribution Practice (GDP). Qualification is a process of proof and appropriate documentation based on data that shows the suitability of equipments, facilities, supporting facilities or systems to work correctly according to predetermined specifications. Qualification of facilities is very important to ensure that the facilities used can work as it should so as to reduce costs related to the possibility of poor quality medicines being produced. Performance Qualification (PQ) work is carried out on the Container Chiller 3 facilities at PT Enseval Putera Megatrading Tbk Branch Jakarta 1 to ensure the suitability of the facilities condition with the qualification protocol established by PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Container Chiller 3 is used to store Cold Chain Products (CCP). Performance Qualification (PQ) work includes creating protocols, preparing data logger thermometers and other tools needed, making labels, and carrying out door opening and closing studies, holding time, recovery time, and alarm notifications on Container Chiller 3. Based on the Performance Qualification (PQ) results of the Container Chiller 3 facilities at PT Enseval Putera Megatrading Tbk Branch Jakarta 1, it can be concluded that the facilities still meets the requirements set by PT Enseval Putera Megatrading Tbk."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Feby Dita Aprilia
"Kualifikasi merupakan salah satu persyaratan dari Good Manufacturing Practice (GMP). Kualifikasi merupakan tindakan pembuktian dan pendokumentasian berdasarkan data yang menunjukan kelayakan peralatan, fasilitas, sarana penunjang atau sistem bekerja dengan benar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Kualifikasi terhadap peralatan sangat penting dilakukan guna menjamin bahwa peralatan yang digunakan dapat bekerja sebagaimana mestinya sehingga dapat mengurangi adanya biaya terkait kemungkinan kurang bermutunya obat yang dihasilkan. Pengerjaan rekualifikasi dilakukan pada instrumen High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Shimadzu LC-2010C HT yang terdapat pada laboratorium instrumen QC BA dan IPC PT Guardian Pharmatama guna memastikan kesesuaian kondisi peralatan dengan protokol kualifikasi yang telah ditetapkan PT Guardian Pharmatama. Pengerjaan rekualifikasi mencakup peninjauan pustaka, penyusunan protokol, dan melakukan rekualifikasi terkait Kualifikasi Instalasi (KI), Kualifikasi Operasional (KO), dan Kualifikasi Kinerja (KK) pada instrumen High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Berdasarkan hasil rekualifikasi pada instrumen High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Shimadzu LC-2010C HT yang terdapat pada laboratorium instrumen QC BA dan IPC PT Guardian Pharmatama dapat disimpulkan instrumen masih memenuhi syarat yang ditetapkan PT Guardian Pharmatama.
Qualification is one of the requirements of Good Manufacturing Practice (GMP). Qualification is a process of proof and appropriate documentation based on data that shows the suitability of equipments, facilities, supporting facilities or systems to work correctly according to predetermined specifications. Qualification of equipment is very important to ensure that the equipment used can work as it should so as to reduce costs related to the possibility of poor quality medicines being produced. Requalification work was carried out on the Shimadzu LC-2010C HT High Performance Liquid Chromatography (HPLC) instrument at PT Guardian Pharmatama's QC BA and IPC instrument laboratory to ensure the suitability of the equipment condition with the qualification protocol established by PT Guardian Pharmatama. Requalification work includes reviewing literature, preparing protocols, and carrying out requalification for Installation Qualification (IQ), Operational Qualification (OQ), and Performance Qualification (PQ) on the High Performance Liquid Chromatography (HPLC) instruments. Based on the requalification results of the Shimadzu LC-2010C HT High Performance Liquid Chromatography (HPLC) instrument at PT Guardian Pharmatama's QC BA and IPC instrument laboratory, it can be concluded that the instrument still meets the requirements set by PT Guardian Pharmatama."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library