Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nukman
Abstrak :
Tale keberangkatan haji merupakan tradisi lisan masyarakat Kabupaten Kerinci yang dipertunjukkan menjelang keberangkatan haji dan perwujudan kebersamaan warga masyarakat. Tale menjadi identitas Kerinci di Provinsi Jambi, kehadiran dan perkembangan tradisi ini ikut dipengaruhi oleh masuknya Islam di Kerinci. Tale berfungsi hiburan dan juga berfungsi ritual, keberadaan tradisi ini tidak bisa dilepaskan dengan konteks sosial masyarakatnya. Petale yang terdiri dari laki-laki dan perempuan menampilkan tale mereka dengan menyenandungkan pesan untuk para jamaah haji agar menlajankan rukun-rukun haji. selain itu tale juga berisikan pujian kepada Illahirabbi dan kota suci Mekah Pewarisan tale keberangkatan haji dilakukan secara formal dan nonformal(alamiah). Secara formal ditunjukkan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci dalam bentuk memasukkan tale sebagai salah muatan lokal, sementara secara alamiah petale senior berusaha mewarisi tradisi ini dengan memberi peluang kepada petale muda untuk ikut bertale. ......Tale for the departure of pilgrimage denotes an oral tradition of the community of Kerinci Regency that is performed by the departure of pilgrimage and becomes a realization of togetherness for the community. Tale is an identity of Kerinci society in Jambi Province. The presence and development of this tradition is also influenced by the coming of Islam religion in Kerinci. Tale functions not only as an entertainment but also as a ritual. The existence of this tradition can?t be dispensed with the social context of its community. The persons who perform tale that consists of men and women perform their tale by singing the messages for the pilgrimage participants in order to do the principles of pilgrimage. Besides, it contains the praise to the God and Prophet and the Holy Town of Mecca. The inheritance of tale for the departure of pilgrimage is conducted both formally and non formally (naturally). Formally, it is performed by the Government of Kerinci Regency in the form of entering tale as one of the local loads, whereas naturally, the old persons who perform tale strive to inherit this tradition by giving a chance to the young generations who perform tale to join in performing tale.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Kuntari Kosasih Adimanggala
Abstrak :
Berdasarkan analisis yang sudah dibuat maka kelihatan bahwa Eliza adalah tokoh utama. Dalam novel ini (Keberangkatan) si aku (tokoh utaa) memang mengalami perkembangan kejiwaan, dan perkembangan kejiwaan itu terutama ditunjukkan lewat hubungan tokoh utama dencan tokoh bawahan yang banyak jumlahnya. Bahkan latar belakang kehidupan tokoh utama itu pun kita ketahui dari tokoh-to-koh bawahan, dan pikiran Elisa merangkaian keterangan dari tokoh-tokoh bawahan tersebut menjadi satu. Tokoh bawahan banyak jumlahnya, karena rupanya novelis ingin menggambarkan banyak hal tentang tokoh utama. Untuk menampilkan latar belakang tokoh utama, novelis menapilkan Rama Seick, kakak Elisa, dan Talib. Sedangkan untuk menampilkan pergaulan dan lingkungannya novelis mcnampilkan Frieda, Riege, Isye, Baby, Rudi Luis, Peter, ibu Elisa, Fred Frissart, adik Fred Frissart, Silvi, Leo, Dowes, Hway-Liem, Waworuntu, Samekto, Sayogo, Kumyas, Partomo, Bernrad Kelb, Gail, Sayekti, Rukmana, Karjono, dan Sukarna. Tokoh utama merupakan tokoh bulat yang tampil dalam berbagai segi melalui tokoh-tokoh bawahan, kadang-kadang memiliki sikap memberontah, tapi sikap memberontak Ini sulit diwujudkan dalam tindakan dan hanya satu kali saja terungkapkan, yaitu ketika tokoh utama berusia 17 tahuh. wataknya yang goyah dapat terli hat melalui hubungannya dengan Lansih. Pengaruh pergaulannya dengan...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S10898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zolaiha
Abstrak :
Latar belakang: Pada pelaksanaan ibadah haji ada ketentuan yang harus dipenuhi oleh setiap jemaah agar pelaksanaan ibadah haji dilaksanakan secara dan sempurna memenuhi syarat, rukun, dan wajib haji. Kebugaran fisik untuk meningkatkan kapasitas pelaksanaan ibadah pada jemaah haji Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh tingkat kebugaran fisik (VO2maks) terhadap ketidaklengkapan pelaksanaan ibadah haji pada jemaah Indonesia tahun 2016 / 1437 H. Metode: Desain penelitian adalah kohort retrospektif, menggunakan cox regression, STATA versi 13.00, untuk menganalisa pengaruh kebugaran terhadap ketidaklengkapan pelaksanaan ibadah haji setelah mengendalikan variabel kovariat, dan mengukur insiden masalah kesehatan. Variabel independen adalah tingkat kebugaran fisik (prediksi VO2maks), variable dependen adalah ketidaklengkapan pelaksanaan ibadah haji, variabel kovariat adalah: karakteristik individu; status Risti, status Istithaah, gelombang keberangkatan, perilaku merokok, pre-existing diseases. Penelitian ini menggunakan data sekunder Siskohatkes Kementerian Kesehatan 2016. Data meliputi data awal hasil pemeriksaan jemaah haji tahap 1 di Puskesmas dalam bentuk Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) dan data rawat inap jemaah di Saudi Arabia. Hasil: Hasil analisis multivariat memperlihatkan interaksi antara kebugaran fisik dengan gelombang keberangkatan terhadap ketidaklengkapan ibadah haji. Interaksi Kebugaran cukup dengan gelombang keberangkatan II terhadap ketidaklengkapan ibadah haji berisiko sebesar 3,17 (CI-95% = 1,68-5,97). Interaksi kebugaran kurang dengan gelombang keberangkatan II terhadap ketidaklengkapan ibadah haji berisiko sebesar 7,15 (CI-95% = 3,66-13,96). Kesimpulan: Tingkat kebugaran fisik berpengaruh terhadap ketidaklengkapan pelaksanaan ibadah haji jemaah Indonesia tahun 2016/ 1437 H setelah mengendalikan variabel umur, jenis kelamin, faktor risiko, merokok, gelombang keberangkatan, dan penyakit yang ada sebelumnya ......Background: To complete the Hajj pilgrimage and fulfill the religious obligations, there are conditions which must be met by every hajj pilgrim. Physical fitness is one of the important factors that influence the capacity of Hajj pilgrims to complete the Hajj. The aim of this study is to determine the relationship of physical fitness level based on maximal oxygen consumption VO2max associated with incompleteness pilgrimage amongs Indonesian Hajj pilgrims. Methods: A retrospective cohort design study was designed on it. Descriptive statistics were performed on health incidents issues related with sirculatory, respiratory, syndrom metabolic, mental illness, neoplasm, musculoskletal and infectious diseases. Secondary statistical data were gathered from Siskohatkes (the Ministry Of Health’s Hajj surveillance database). The Hajj surveillance database contained data on the preliminary stage of Hajj health assessments from the community health center. Cox regression was used to study the physical fitness effects on the Hajj incompletion. The analysis was done in STATA version 13.00 after all covariate variables were adjusted. The physical fitness levels to be independent variable and incompleteness of hajj pilgrimage to be dependent variable. Covariates include demographic characteristics, refer to such variables as smoking behaviours, pre-existing co-morbidities, inpatients were hospitalized with a focus on the high risk status group. Result: Results from the multi-variable analysis shown an interaction between physical fitness, routes 2 covariate with incompleteness to hajj pilgrimage. The risk of average physical fitness status influences to incompleteness to hajj pilgrimage shown with RR 3.17 (CI-95%: 1.68-5.97). while the risk of less physical fitness status on the outcome was RR 7.15 (CI-95%: 3.66-13.96). Conclusion: The physical fitness levels influence on incompleteness of hajj pilgrimage amongs Indonesia hajj pilgrims.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tabah Budi Margono
Abstrak :
Salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam penyiapan kondisi kesehatan jemaah haji adalah kegiatan pembinaan, khususnya pada masa keberangkatan. Saat ini kegiatan pembinaan kesehatan telah berjalan dengan baik, namun saran pembinaan yang diberikan kepada jemaah haji belum terstandarisasi karena petugas pelaksana pembinaan harus menghafal berbagai saran pembinaan dari berbagai sumberyang terpisah. Hal ini menyebabkan petugas pembina baru harus membuka berbagai sumber/literatur untuk dapat memberikan saran pembinaan kesehatan yang tepat. Penelitian ini bermaksud untuk membangun sistem untuk dapat memberikan saran pembinaan kesehatan pada masa keberangkatan yang terstandarisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh gambaran sistem informasi pembinaan yang berjalan saat ini. Pengumpulan data penelitian menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Informasi yang diperoleh dijadikan dasar untuk pembuatan rancangan sistem dengan menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) dengan metode prototipe. Penelitian menghasilan prototype sistem pemberian saran pembinaaan kesehatan dalam bentuk aplikasi web. Sistem ini akan mempermudah petugas pelaksana kegiatan pembinaan kesehatan pada jemaaah haji pada masa keberangkatan untuk memberikan saran pembinaan kesehatan, karena petugas tidak perlu mencari atau menghafal saran pembinaan dari berbagai sumber. Saran pembinaan didasarkan pada hasil pemeriksaan kesehatan tahap kedua dan pengukuran kebugaran fisik. Data pemeriksaan kesehatan, pengukuran kebugaran dan saran pembinaan kesehatan disimpan pada basis data online, sehingga memudahkan penelusuran dan pemanggilan data.
One of the components that plays an important role in preparing the health condition of pilgrims is the promotion activities, especially during the departure period. Currently health promotion activities have been running well, but promotion advice given to Haj pilgrims has not been standardized because the promotion officer must memorize various coaching suggestions from various sources. This leads to new guidance officers having to search at various sources/literatures to be able to provide appropriate health promotion advice. This research intends to build a system to provide advice on health promotion on standardized departure times. This study uses a qualitative approach to obtain a picture of current coaching information system. The research data was collected using in-depth interview and document review. The information obtained is used as the basis for the design of the system using System Development Life Cycle (SDLC) with prototype method. This study produced a prototype system of health promotion advice in the form of web applications. This system will facilitate the officer of health promotion activity on hajj during the departure period to provide health promotion advice, because officers do not need to seek or memorize promotion advice from various sources. The promotion advice is based on the results of a second stage medical examination and measurement of physical fitness. Health examination data, fitness measurements and health coaching advice are stored in an online database, making it easier for search and data calling.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library